Anda di halaman 1dari 3

Denie Ekaputra 222510037

Mitos-mitos
Mitos merupakan salah satu cara beradanya manusia di dunia. Ungkapan tersebut
berasal dari Mircea Eliade, seorang ahli sejarah agama-agama primitif. 1 Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, arti mitos adalah cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman
dahulu yang mengandung penafsiran tentang asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa itu
sendiri, yang mengandung arti mendalam, yang diungkapkan dengan cara gaib.2 Sedangkan
dalam Kamus Ilmiah Populer, mitos adalah sesuau yang berhubungan dengan kepercayaan
primitif tentang kehidupan alam gaib, yang timbul dari usaha manusia yang tidak ilmiah dan
tidak berdasarkan pada pengalaman yang nyata untuk menjelaskan dunia atau alam di
sekitarnya.3
Menurut Prof. Dr. C. A. Van Peursen, mitos ialah sebuah cerita yang memberikan
pedoman dan arah tertentu kepada sekelompok orang. Cerita itu dapat dituturkan, tetapi juga
dapat diungkapkan lewat tari-tarian atau pementasan. Misalnya, inti-inti cerita itu ialah
lambang- lambang yang mencetuskan pengalaman manusia purba, lambang-lambang kebaikan
dan kejahatan, hidup dan kematian, dosa dan penyucian, perkawinan dan kesuburan, firdaus
dan akhirat.
Mitos sendiri berisi dari pada semacam rangkaian peristiwa-peristiwa yang
menggetarkan atau yang menghibur saja. Mitos juga tidak hanya terbatas pada semacam
reportase mengenai peristiwa-peristiwa yang dulu terjadi, atau sebuah kisah mengenai dewa-
dewa dan dunia-dunia ajaib. Akan tetapi, mitos itu memberikan arah kepada kelakuan
manusia, dan merupakan semacam pedoman untuk kebijaksanaan manusia. Lewat mitos itu
manusia dapat turut serta mengambil bagian dalam kejadian-kejadian sekitarnya, dan juga dapat
menanggapi daya-daya kekuatan alam.4
Berbagai pendeskripsian terhadap mitos tersebut akhirnya memberikan para ahli untuk
menarik definisi secara tegas. Definisi yang bisa diterima, baik oleh ahlinya maupun bukan.
Yakni mengartikan mitos sebagai sebuah kenyataan kultural yang luar biasa kompleks, yang
bisa di lakukan pendekatan dan di intrepretasikan dari berbagai variasi dan sudut pandang yang

1
Fajar W. Hermawan, “Mitos dan Relasi Ketidaksadaran Masyarakat Telaah atas Pembentukan Mitos Borjuasi
Perancis Modern dalam Perpektif Roland Barthes”, dalam Dharmasmrti, Vol. 17, No. 28 Tahun 2018. Hal. 91.
2
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka, 1999), Hal. 660.
3
Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 2001), Hal. 475.
4
C.A. van Peursen, Cultuur in Stroomversnelling - een geheel bewerkte uitgave van Strategie Van De
Cultuur, diterjemahkan Dick Hartoko, Strategi Kebudayaan (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1993), Hal. 37.
Denie Ekaputra 222510037

lengkap.5
Fungsi Mitos
Mitos mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Sebagaimana Fansiskus Simon dalam bukunya
mengemukakan. Bahwasannya fungsi mitos dalam kebudayaan primitive ada Tiga diantaranya:
1 . Proses penyadaran akan kekuatan ghaib. Maksudnya, mitos bukanlah sekedar informasi
tentang kekuatan ghaib, akan tetapi juga bagaimana cara mengantisipasi, mempelajari, dan
berelasi dengannya.
2. Memberi jaminan bagi kekinian. Mitos mempresentasikan pelbagai peristiwa yang pernah
ada, dan mengandung saran serta antisipasi bagi kekinian.
3. Mitos merentangkan cakrawala epistemologis dan ontologis tentang realitas. Maksudnya,
mitos memberikan penggambaran tentang dunia, tentang asal-mulanya, tetapi bukan
seperti ilmu sejarah modern. Seperti ruang dan waktu mitologis hanyalah konteks untuk
berbicara tentang awal dan akhir, atau asal-muasal dan tujuan kehidupan, akan tetapi tidak
berbicara tentang ruang dan waktu yang faktual.6
Dari paparan deskripsi dan fungsional mitos ada gagasan dalam fungsi mitos itu sendiri,
yang dapat kita lihat khususnya bagi kebudayaan primitif yakni mengungkapkan, mengangkat,
dan merumuskan kepercayaan, melindungi dan memperkuat moralitas, menjamin efisiensi ritus,
serta memberikan peraturan-peraturan praktis untuk menuntun manusia.7

Daftar Pustaka

Hartoko, Dick. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius, 1993.


Hermawan, Fajar W. “Mitos dan Relasi Ketidaksadaran Masyarakat Telaah atas Pembentukan
Mitos Borjuasi Perancis Modern dalam Perpektif Roland Barthes”, dalam Dharmasmrti,
Vol. 17 No. 28, (2018). 1-138.
Partanto, Pius A., dan M. Dahlan Al Barry. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola, 2001.
Roibin. ”Agama dan Mitos: Dari Imajinasi Kreatif Menuju Realitas Yang Dinamis”, dalam, El-
Harakah, Vol. 9, No. 3, (2007).
Simon, Fransiskus. Kebudayaan dan Waktu Senggang. Yogyakarta: Jalasutra, 2006.

5
Fajar W. Hermawan, “Mitos dan Relasi Ketidaksadaran Masyarakat Telaah atas Pembentukan Mitos Borjuasi
Perancis Modern dalam Perpektif Roland Barthes”, Hal. 93.
6
Fransiskus Simon, Kebudayaan dan Waktu Senggang, (Yogyakarta: Jalasutra, 2006). Hal. 45.
7
Roibin, “Agama dan Mitos: Dari Imajinasi Kreatif Menuju Realitas Yang Dinamis”, dalam El- Harakah
Vol. 9, No. 3 Tahun 2007, Hal. 194.
Denie Ekaputra 222510037

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1999.

Anda mungkin juga menyukai