Anda di halaman 1dari 18

LATAR BELAKANG LAHIRNYA KHAWARIJ

(Khawarij, Aliran Dan Pemikirannya)

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah


Sejarah Pemikiran Islam

Dosen Pengampu:
Dr. M. Suaib Tahir

Disusun Oleh:
Izza Faizah Khaizarony
Izzafaizah04@gmail.com
Fadhel Latuapo
Fadhellatuapo7@gmail.com

MAGISTER ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


PASCASARJANA INSTITUT PTIQ JAKARTA
2022
Abstrak
Khawarij adalah salah satu sekte atau kelompok yang mengaku dirinya sebagai
kelompok Islam, awal benihnya telah ada pada masa Rasulullah Shallallhu ‘alaihi wa
sallam tetapi tidak berkembang begitu pesat sampai pada saat pemerintahan khalifah
Ali bin Abi Thalib mereka menemukan sebuah momentum untuk berani menunjukan
jati diri mereka pada saat perang siffin dengan terjadinya takqim (perundingan) yang
dilakukan oleh Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah pada saat itu. Khawarij kecewa
dengan hasil tahqim sehingga membuat mereka keluar dari barisan Ali dan kelompok
khawarij terpecah menjadi 8 kelompok besar dan memiliki subsekte dari setiap
kelompok tersebut. Penelitian bertujuan untuk mengungkap asal-usul khawarij,
pemikiran dan tokoh-tokoh mereka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Metode dalam penulisan ini menggunakan metode deskiptif yang mana cara
kerja metode ini dengan mengunpulkan data dalam bentuk kata-kata, tulisan atau
gambar sehingga tidak menekan pada angka.

Kata Kunci: Khawarij, Aliran, Pemikiran

Khawarij is one of the sects or groups which confessed themselves as a group of


Islam. The beginning of seeds existed at the time of the Prophet Muhammad
Sallallahu 'alaihi wa Sallam but did not develop so rapidly until the reign of Khalif
Ali bin Abi Talib. They found the momentum to dare to show their identity during the
shiffin War with the tahqim (negotiations) carried out by Ali bin Abi Talib and
Muawiyah at that time. The Khawarij were disappointed with the results of the
tahqim, so they left Ali's ranks and the Khawarij group split into 8 major groups and
had sub-sects from each of these groups. The research aims to reveal the origin of the
Khawarij, their thoughts, and their characters. The method used in this research is a
method that in this writing uses a descriptive method, which means this method
works by collecting data in the form of words, writing, or pictures so that it does not
press on numbers.

Keywords: Khawarij, Flow, Idea

PENDAHULUAN
Banyaknya aliran-aliran yang berpaham sesat setelah wafatnya Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi ancaman bagi agama Islam itu sendiri.
Pemberontakan, permusuhan, penindasan sampai peperangan sering terjadi sehingga
membuat perpecahan antara umat Islam menjadi sangat luas. Dari peperangan yang di
mulai oleh Khalifah Umar bin Khattab kepada kaum yang tadinya Islam sampai
mereka keluar dari Islam karena tidak ingin membayar zakat sampai peperangan
saudara antara umat Islam terbesar yaitu perang siffin antara kelompok Ali bin Abi
Thalib dan Muawiyah.
Terjadinya perang siffin telah melahirkan perpecahan antara umat Islam dan
juga awal munculnya satu sekte yang sangat besar dan bahaya bagi kaum muslimin
yang mereka mengatas namakan kelompoknya dengan sebutan khawarij orang yang
keluar dari barisan pengikut khalifah Ali bin Abi Thalib karena ketidak setujuan
mereka terhadap hasil tahkim (perundingan) yang dibuat oleh Ali dan muawiyah yang
mana hasil dari tahkim itu berisi diturunkannya Ali sebagai khalifah dan diangkatnya
khalifah baru yaitu Muawiyah.
Atas hasil tahkim tersebut membuat pengikut Ali terpecah menjadi dua
golongan, golongan yang pertama adalah golongan yang setia terhadap Ali dan
golongan yang kedua adalah golongan yang keluar dari barisan pengikut Ali sehingga
mereka dinamakan sebagai kelompok khawarij. Mereka akhirnya pergi ke sebuah
tempat yang bernama Hurura dan ditempat itulah mereka mulai mengembangkan
pemikiran serta mengatur strategi untuk melawan Ali dan Muawiyah.
Bukan hanya keluar dari golongan Ali akan tetapi mereka khawarij juga
mengkafirkan dan mengangkat pedang untuk selalu siap memerangi Ali dan
Muawiyah karena mereka berpendapat bahwa Ali dan Muawiyah tidak berhukum
dengan hukum Allah sebagaimana semboyan mereka yang selalu di ucapkan “La
Hukma Illa Lillah” dengan semboyan inilah mereka mengkafirkan golongan diluar
mereka dan memeranginya. Kelompok khawarij merupakan salah satu kelompok
pertama yang memisahkan diri dari Islam. Mereka keluar dan mengangkat imam
(pemimpin) baru dalam kelompoknya.

METODE
Metode dalam penulisan ini menggunakan metode deskiptif yang mana cara
kerja metode ini dengan mengunpulkan data dalam bentuk kata-kata, tulisan atau
gambar sehingga tidak menekan pada angka. 1 Dalam artian peneliti mengumpulkan
data-data kajian melalui beberapa literatur buku, majalah yang membahas tentang
kaum kahwarij ini.

1
Rifa’I Abubakar, Pengantar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga,
2021), 11
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Mengenal Asal Usul Penamaan Khawarij
Kata khawarij secara etimologis berasal dari bahasa Arab kharaja yang berarti
keluar, muncul, timbul, atau memberontak.2 Nama tersebut diberikan kepada mereka
karena mereka menyatakan diri keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib dalam
persengketaannya dengan Muawiyyah.3 Ibnu Manzhur mengatakan mereka telah
keluar dari kumpulan manusia. 4 Dan mereka disebut juga kaum Ahl Al-Ahwa
(pengasung hawa nafsu) yang memiliki pendapat-pendapat khusus.5
Kaum khawarij juga memiliki banyak julukan nama diantaranya Al-Khuruj
(keluar) dengan arti keluarnya mereka dari tempat kediamannya untuk berjihad di
jalan Allah didasarkan pada ayat 100 dari surat An-Nisaa, yang berbunyi:
‫اج ًرا‬ ۢ ۡ‫سعَ ٗۚٗة َو َمن يَ ۡخ ُرج‬
ِ ‫مِن بَ ۡيتِهِۦ ُم َه‬ ِ ‫ٱَّلل يَ ِج ۡد فِي ۡٱۡلَ ۡر‬
َ ‫ض ُم َٰ َرغ َٗما َكث ِٗيرا َو‬ ِ ‫سبِي ِل ه‬َ ‫اج ۡر فِي‬
ِ ‫۞و َمن يُ َه‬
َ
١٠٠ ‫ورا هرحِ ٗيما‬ ُ
ٗ ‫غف‬ ُ ‫ٱَّلل َو َكانَ ه‬
َ ‫ٱَّلل‬ َ
ِ ِۗ ‫على ه‬ َ ۡ ۡ ۡ ۡ ُ ِ ‫إِلَى ه‬
َ ‫ٱَّلل َو َرسُو ِلهِۦ ث هم يُد ِركهُ ٱل َم ۡوتُ فَقَد َوقَ َع أجۡ ُرهُۥ‬
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi
ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari
rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian
kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah
tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Al‐Shurah dari kata dasar shara, yashri, shira’an atau ishtara, yashtari,
ishtira’an dan shurah yang artinya menjual atau membeli. Dalam kaitan dengan nama
ini, mereka mengklaim diri mereka sebagai orang yang telah membeli atau menjual
diri dengan ketaatan kepada Allah yang artinya mereka telah menukar diri dengan
surga,6 demikian Penyebutan nama tersebut didasarkan kepada ayat 207 dari surat Al-
Baqarah.
‫وف ِب ۡٱل ِع َبا ِد‬
ُ ۢ ‫ٱَّلل َر ُء‬ ِ ٗۚ ‫ت ه‬
ُ ‫ٱَّلل َو ه‬ ِ ‫ضا‬ َ ‫اس َمن َي ۡش ِري ن َۡف‬
َ ‫سهُ ۡٱبتِغَا ٓ َء َم ۡر‬ ِ ‫َومِنَ ٱلنه‬
Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena
mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.
Mereka sering disebut juga haruriyah, yang berasal dari harura, yaitu nama
sebuah desa di dekat kota Kufah Irak. Ditempat inilah mereka yang ada pada waktu
itu kurang lebih berjumlah dua belas ribu orang.7 Al-Muhakkimah mereka diberi

2
Abdul Al-Qahir bin Thahir bin Muhammad Al-Bagdadi. Al-Farq bain Al-Firaq, Al-Azhar, Mesir
1037,75.
3
Hasan Basri, Murif Yahya, dan Tedi Priatna. Ilmu Kalam Sejarah dan Pokok Aliran-Aliran
(Bandung: Azkia Pustaka Utama 2006), 10.
4
Ibnu Manzhur, Lisan Al-Arab, 2/1126, entri kata kharaja, Dar Al-Ma’arif,kairo
5
Ibid,
6
Ali Mustafa al-Ghurabi, Tarikh al-Firaq al-Islamiyah wa Nash’at’ Ilm al-Kalam ‘inda al-
Muslimin,(Kairo: Maktabah wa Mat}ba’ah Muhammad ‘Ali Sabih wa Awladih, tth.), 264
7
Hasan Basri, Murif Yahya, dan Tedi Priatna. Ilmu Kalam Sejarah dan Pokok Aliran-Aliran. 11.
nama ini sebab semboyan mereka adalah “La Hukma Illa Lillah” tiada hukum selain
hukum Allah.8 Sebab menurut mereka tahkim yang dilakukan Ali dan Muawiyah
adalah pengadilan manusia bukanpengadilan Tuhan. Nama julukan yang lainnya
adalah al-Mariqah dari asal kata maraqa, yamruqu, artinya adalah melesat. Penamaan
ini bersumber dari orang yang tidak suka dengan kelompok khawarij. Yang berarti
bahwa mereka melesat dari agama Islam seperti melasatnya busur dari panah.
Penamaan ini mengacu pada hadits Nabi yang berbunyi:
......ِ‫س ْه ُم مِنَ الَّمِ يَة‬ ِ َ‫يَ ْم ُرقُ ْونَ مِن‬
َّ ‫االس ََْل ِم ك ََم يَ ُم ُرقُ ال‬
Mereka lepas dari Islam seperti panah lepas dari busurnya.
Al-Nawasib merupakan nama julukan kepada kaum khawarij, akar katanya dari
nasaba, yansibu, nasaban,nasibiyan wa nasibiyun dan jamaknya adalah nawasib
yang memiliki arti orang yang sangat membenci Ali dan marah kepadanya. Dari
sekian nama dan julukan yang diberikan kepada mereka nama khawarijlah yang
paling terkenal karena memiliki arti mereka keluar dari golongan Ali dan
memusuhinya.
Adapun khawarij secara terminologi adalah suatu sekte, kelompok, aliran
pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena tidak sepakat
terhadap Ali yang menerima tahkim (perundiangan) dalam perang siffin pada tahun
37 H/648 M dengan kelompok bughat (Pemberontakan) Mu’awiyah bin Abi Sufyan
perihal persengkataan khalifah.9 Mereka mendesak Ali untuk menerima tahkim
kemudian mereka membangkang darinya setelah hasil perundingan tidak sesuai
dengan keinginan mereka.10

B. Pembentukan dan Pertumbuhan Khawarij


Benih khawarij masa pertama telah ditemukan di masa Rasulullah Shallalahu
‘alaihi wa sallam yang terwujud dalam kelompok Mutatharrif (kelompok yang
melewati batas atau ekstrim). Benih ini tidak mendapatkan tempat untuk tumbuh dan
subur di masa Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa sallam namun benih ini tidak mati
melainkan tumbuh subur sebagaimana pada masa Umar datang seorang laki-laki
bernama Shabigh berkata kepada Umar, “beritahukan kepadaku mengenai, “Demi
(angin) yang menerbangkan debu dengan kuat” (Adz-Dzariyat: 1) maka umar berkata
kepadanya bukalah kepalamu, dan dibuka kepalanya ternyata terdapat pelindung

8
Ali Mustafa al-Ghurabi, Tarikh al-Firaq al-Islamiyah wa Nash’at’ Ilm al-Kalam ‘inda al-Muslimin.
260
9
Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, (UI. Pres, Cet. 1, 1985), 11
10
Tim Riset Majelis Tinggi Urusan Islam, Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di dunia Islam, Kairo-
Mesir, Cet. 1, 2007), 314
dikepalanya sehingga Umar mengatakan dia bukan dari golonga khawarij, karena
diantara orang khawarij adalah mereka mencurkur habis kepalanya.
Al-Qudhai menyebut bahwa kelompok khawarij mencela Rasulullah
sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari setelah perang Hunain, Dzul-
Khuwaishirah menghadap Rasul yang sedang memberikan pemberian kepada orang-
orang dan berkata, aku tidak mendapatmu berlaku adil dalam pembagian ini.
Rasulullah berkata “celakalah kamu, apa bila aku tidak adil, kemudian siapa yang
adil? Mendengar itu lantas Umar berkata wahai Rasulullah tidakkah kita bunuh saja?”
Rasulullah berkata, "jangan biarkan dia, sesungguhnya dia akan mempunyai
pendukung yang sangat berorientasi dunia, sehingga mereka keluar dari kita
sebagaimana anak panah keluar dari busurnya. 11
Asal mula khawarij menurut sebagian pendapat berasal dari pedalaman badui
mereka berasal dari kabilah-kabilah yang bertempat di pedalaman ada yang berasal
dari Bani Tamim orang-orang ini bergabung dengan Islam setelah perang Riddah
(perang terhadap oramg-orang yang murtad) dan tinggal di Kuffah dan Bashrah, masi
didominasi oleh watak badui dan kekerasan orang A’rabi yang terlalu tergesa-gesa
dalam mengambil keputusan dan tidak sabar perselisihan dengan Ali dan perselisihan
dengan mereka sendiri menunjukan karakter mereka.12
Peristiwa yang merupakan bingkai umum pembentukan dan pertumbuhan
kelompok khawarij itu dimulai pada saat terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan
dengan beberapa kebijakan beliau yang pada saat itu banyak melahirkan perselisihan
dan mengandung nepotisme dalam bidang politik dengan mendahulukan keluarganya
dalam menempati jabatan-jabatan strategis di dunia pemerintahan sehingga beliau
dibunuh oleh kaum yang disebut khawarij dan yang mendukung pembunuhan
terhadap Utsman terdiri dari beberapa kabilah yang cukup banyak pada saat itu
perkembanganya melebar hingga perang sifin.
Setelah terjadinya pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan maka terjadilah
kerisauan dan kebingungan diantara para sahabat sehingga melahirkan dua ijtihad
yang berbeda dari golongan Ali Bin Abi Thalib dan golongan Muawiyah, Aisyah.
Adapun Ijtihad yang dilakukan oleh Ali adalah menangguhkan hukuman qishash
sampai kokohnya ke Khalifahan setelah itu ahli waris Utsman mengajukan tuntutan
kepada Ali atas orang-orang yang telah ditentukan dengan bukti-bukti yang kuat
sehingga khalifah akan menjatuhkan hukuman atas mereka yang terlibat. Karena
orang-orang yang mengepung rumah Utsman itu tidak hanya dari satu kabilah (suku)

11
Tim Riset Majelis Tinggi Urusan Islam, Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di dunia Islam, Kairo-
Mesir, 274-277
12
Tim Riset Majelis Tinggi Urusan Islam, Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di dunia Islam, 278-280
saja akan tetapi dari beberapa Kabilah. Dan akan melahirkan pecahnya perang secara
meluas di mana banyak orang yang tidak bersalah akan ikut menjadi korban karena
itulah Ali menunda hukuman qishah sampai adanya khalifah yang sah. 13
Adapun ijtihad yang dilakukan oleh Muawiyah, Aisya dan Thalhah adalah
terbunuhnya Utsman adalah sesuatu kejahatan yang besar sedangkan menghilangkan
kejahatan itu sendiri subtsansinya adalah wajib kifayah bagi seseorang yang mampu
dan tidak terbebani oleh imam saja.14
Dari ijtihad tersebut dapat kita artikan bahwa perbedaan Ali dan Muawiyah
yang hakiki adalah tentang sejauh mana kewajiban Muawiyah dan teman-temannya
berbaiat kepada Ali sebelum melaksanakan eksekusi qishash sedangkanMuawiyah
dan warga Syam berpandangan mereka akan berbaiat jika Ali telah melakukan
hukuman qishash atas kematian Utsman Bin Affan.15
Latar belakang terjadinya perang siffin adalah tuntutan qishah bagi pembunuh
Utsman. Muawiyah mengira bahwa Ali sengaja tidak melaksanakan kewajibannya
menghukum qishah para pembunuh Utsman. Itu sebabnya ia menolak berbaiat
kepada Ali dan ia merasa berhak atas tuntutan itu karena kekerabatanya dengan
Utsman. Atas tindakan Muawiyah itulah Ali menyebutnya sebagai pemberontak dan
menurut Ibnu Hazm Ali memerangi Muawiyah karena dia menolak kebijakan-
kebijakan Ali diseluruh penjuru Syam 16 Perang Siffin terjadi pada 37 H/ 657 M.
Peperangan ini cukup besar, terbukti dengan banyaknya korban. Di pihak Ali, gugur
25.000 orang dan di pihak Muawiyah 45.000 orang. Ini merupakan bala yang besar
bagi umat Islam dalam abad-abadnya yang pertama.17
Ketika Amr bin Al-Ash melihat kekalahan di depan mata mereka maka dia dan
muawiyah mengangkat mushaf-mushaf dengan tombak-tombak mereka seraya
mengatakan “inilah kitabullah antara kami dan kalian”. Ketika orang-orang melihat
itu mereka mulai memenuhi ajakannya akan tetapi Ali mengetahui tipu daya
muawiyah dan Amr maka dia berhadap kepada para pengikutnya dan memperingati
tipu daya tersebut, akan tetapi para pengikutnya membantah dan mendesaknya
melakukan tahkim dengan Muawiyah dan Amr bahkan jika Ali tidak memenuhi
ajakan Muawiyah maka mereka akan memerangi Ali.18

13
Muhammad Ahmazun, Fitnah Kubro Tragedi Pada Masa Sahabat), (Jakarta: LP2SI Al-Haramain,
1999),278- 427
14
Muhammad Ahmazun, Fitnah Kubro Tragedi Pada Masa Sahabat), 428.
15
Muhammad Ahmazun, Fitnah Kubro Tragedi Pada Masa Sahabat), 432
16
Muhammad Ahmazun, Fitnah Kubro Tragedi Pada Masa Sahabat), 481-482
17
Sirajuddin Abbas, I’tiqad Ahlussunnah wal Jamaah (Jakarta: Pustaka Tarbiyah, 2006), 114.
18
Tim Riset Majelis Tinggi Urusan Islam, Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di dunia Islam, 318-319
Setelah menerima ajakan damai Ali mengutus Abdullah bin Al-Abbas atau Al-
Asytar An-Nakhai akan tetapi mereka menolak dan sebagian kaumnya mengusulkan
Ali untuk mengirim Abu Musa Al-Asy’ari dengan harapan dapat memutuskan
perkara dengan kitab Allah dan pada saat keputusan tahkim Ali diturunkan dari
jabatanya sebagai khalifah dan digantikan oleh Muawiyah akhirnya mengecewakan
sebagian pengikut Ali dan pada saat itulah sebagian pengikutnya memisahkan diri
dan pergi untuk bertempat di Hurura sehingga khawarij terkadang disebut dengan
istilah Hururiah.19
Para sejarawan memiliki dua pendapat terhadap isi dari tahkim itu sendiri
pendapat yang pertama mengatakan bahwa isi dari tahkim itu adalah terjadinya
penurunan Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah. Dan pendapat yang kedua
mengatakan bahwa isi dari tahkim itu sendiri membahas tentang persoalan tuntutan
hukum qishash bagi para pembunuh Utsman. 20

C. Sekte, Tokoh dan Pemikirannya


Para pengamat telah berbeda pendapat tentang berapa banyak perpecahan yang
terjadi pada tubuh kaum khawarij. Al-Bagdadi mengatakan bahwa selte ini telah
terpecah menjadi 20 subsekte. Harun mengatakan bahwa sekte ini telah terpecah
menjadi 18 subsekte. Al-Asfarayani mengatakan sekte ini telah terpecah menjadi
menjadi 22 subsekte.21
Terlepas dari berapa banyak subskete pecahan khawarij, tokoh-tokoh yang
disebutkan sepakat bahwa subsekte khawarij yang besar hanya ada 8 yaitu: Al-
Muhakkimah Al-Ula, Al-Azariqah, An-Najdat, Al-Baihasiyah, Al-Ajaridah, Ats-
Tsa’alibah, Ash-Shufriyah. Dan Al-Ibadhiyah.22
1. Al-Muhakkimah Al-Ula
Mereka terdiri dari orang-orang yang pertamakali meninggalkan barisan Ali
bin Abi Thalib di bawah pimpinan Abd Allah bin Kuwwah, Itab bin A’war,
Abd Allah bin Wahb al-Rasibi, Urwah bin Jarir, Yazid bin Abi Asim al-
Muharibi, Harqas bin Zuhair al-Bajli, mereka meninggalkan barisan Ali bin
Abi Thalib menuju suatu tenpat yang berada di dekat Kufah sebuah
pegunungan yang bernama Harura, mereka terdiri dari sekitar dua belas
riubu orang.23
Adapun pokok-pokok pemikiran mereka diantaranya:

19
Abdul Rozak, Rosihan Anwar. Ilmu Kalam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2016), 64-65
20
Muhammad Ahmazun, Fitnah Kubro Tragedi Pada Masa Sahabat), 479-482
21
Abdul Rozak, Rosihan Anwar. Ilmu Kalam, 69.
22
Tim Riset Majelis Tinggi Urusan Islam, Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di dunia Islam, 331-342
23
Al-Shahrastani, Al-Milal wa al-Nih}al, ‘Abd al-‘Aziz Muhammad Wakil (ed.), (Beirut, Libanon: Dar
al-Fikr, tth.), 115
a. Dalam bidang politik mereka memperbolehkan dipilihnya seorang
pemimpin yang bukan dari orang Quraisy kepemimpinan boleh dipegang
oleh siapapun dengan ketentuan ia harus adil dan berhukum dengan
hukum Allah semua orang wajib taat pada pemimpin yang adil dan bijak
dan barangsiapa yang tidak mau tunduk kepada imam ini ia boleh
diperangi dan dibunuh begitu pula hukum yang berlaku bagi seorang
pemimpin.24 Mereka berpandangan demikian karena jika dilihat dari sisi
mayoritas pendukung khawarij berasal dari kaum Badui yang nota bener
bukan dari keturuna Quraisy, mereka terbiasa dengan kehidupan bebas,
watar keras dan jauh dari kelembutan hati. Terkadang mereka tidak
mempunyai kepala pemimpin atau kepala suku, kalaupun ada mereka
mengangkatnya dari kalangan mereka sendiri. Setelah mereka memeluk
agama Islam mereka patuh dan taat kepada Nabi karena Nabi merupakan
seorang utusan Tuhan yang mereka percayai sebagai seorang pemimpin
yang benar.25
b. mudah mengkafirkan golongan atau kelompok yang tidak sepaham dan
tidak sesuai dengan pemikiran mereka seperti mereka mengkafirkan Ali
bin Abi Thalib sebab ia tidak berhukum dengan hukum Allah melainkan
berhukum dengan hukum manusia Ali telah melanggar ketentuan Allah
dalam Alquran surat al-Hujurat: 9.
‫علَى ۡٱۡل ُ ۡخ َر َٰى‬ َ ‫َان مِنَ ۡٱل ُم ۡؤمِ نِينَ ۡٱقتَتَلُواْ فَأَصۡ ِل ُحواْ بَ ۡينَ ُه َم ۖا فَإِ ۢن بَغ َۡت إِحۡ َد َٰى ُه َما‬ َ ‫َوإِن‬
ِ ‫طآئِفَت‬
ْ‫ٱَّلل فَإِن فَا ٓ َء ۡت فَأَصۡ ِل ُحواْ بَ ۡينَ ُه َما ِب ۡٱل َع ۡد ِل َوأَ ۡق ِسطُ ٓو ۖا‬
ِ ٗۚ ‫ِي َء ِإلَ َٰ ٓى أَمۡ ِر ه‬ َٰ
ٓ ‫فَقَتِلُواْ ٱلهتِي ت َۡبغِي َحت ه َٰى تَف‬
َ‫ٱَّلل يُحِ بُّ ۡٱل ُم ۡقسِطِ ين‬
َ ‫إِ هن ه‬
Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang
hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu
melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar
perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah.
Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan
hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang berlaku adil.
Mereka mengkafirkan Ali bin Abi Thalib dengan dasar melakukan tahkim
yang mana tahkim ini tidak berlandaskan hukum Allah. Dan juga mereka
memandang bahwa Alilah yang berhak menjadi Khalifah bukannya
Muawiyah pada tahkim itu terjadi.

24
Al-Shahrastani, Al-Milal wa al-Nih}al, ‘Abd al-‘Aziz Muhammad Wakil (ed). 116.
25
Tsuroya Kiswati, Ilmu Kalam: Aliran Sekte Tokoh Pemikiran dan Analisa Perbandingan. 2013. 32
c. Mereka mengangap orang yang tidak mau berpindah kedaerahnya sebagai
kagfir, asalkan mereka sepaham dengannya. 26
Menurut Izutsu, timbulnya kaum Khawarij adalah akibat dari semangat
agama yang berlebihan. Mereka lebih banyak terdiri dari orang awam yang
sederhana pemikirannya tetapi fanatik pada apa yang telah diyakininya. Atas
fanatisme inilah mereka berusaha membela dan mempertahankannya mati-
matian. Mereka menganggap hanya mereka saja yang paling benar,
sedangkan orang lain salah semua. 27
Hemat penulis dalam hal ini sebenarnya mereka mengakui kepemimpinan
Ali bin Abi Thalib dan patuh terhadapnya akan tetapi terjadi penyelewengan
hukum dan pengambilan hukum dalam agama Islam yang tidak sesuai
dengan pemikiran mereka maka dari itu mereka keluar dari barisan Ali dan
mengkafirkannya sampai memeranginya.
2. Al-Azariqah
Kelompok khawarij ini adalah para pengikut Nafi’ bin Al-Azraq Al-Hanafi
yang biasa dipanggil Abu Rasyid mereka menyebutnya dengan sebutan
amirul mukminin kelompok khawarij Oman dan Yaman bergabung
kepadanya sehingga jumlah mereka mencapai dua puluh ribu orang. Mereka
menguasai negeri-negeri dibelakang Persia dan Kirman. Menurut Al-
Baghdadi tidak ada kelompok khawarij yang paling banyak dan paling kuat
dari pada Al-Azariqah.28
Adapun pokok-pokok pemikiran adalah sebagai berikut:
a. mereka mengkafirkan Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Thalhah bin
Khuwailid, Zubair bin Awwam, Aisya binti Abi Bakar al-Shiddiq,
Abdullah bin al-Abbas mereka mengatakan bahwa orang-orang itu kekal
dalam neraka.29 Alasannya adalah karena Ali telah menerima tahkim.
Utsman bin Affan karena telah membuat kebijakan-kebijakan yang telah
merugikan masyarakat dan lebih mementingkan keluarganya, adapun
Thalhah, Zubair dan Aisya karena mereka keluar dari barisan Ali dan
membelot kepada khalifah yang sah. 30 Dan mereka mengkafirkan Ali
sebab dia yang dimaksud oleh QS. Al-Baqarah: 294 berikut ini:

26
Tsuroya Kiswati, Ilmu Kalam: Aliran Sekte Tokoh Pemikiran dan Analisa Perbandingan. 2013.
27
Toshihiko Izutsu, Konsep Kepercayaan dalam Teologi Islam, Analisis Semantik Iman dan Islam,
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994) hal. 7.
28
Tim Riset Majelis Tinggi Urusan Islam, Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di dunia Islam, 73
29
Tim Riset Majelis Tinggi Urusan Islam, Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di dunia Islam, 332
30
Tsuroya Kiswati, Ilmu Kalam: Aliran Sekte Tokoh Pemikiran dan Analisa Perbandingan. 2013
‫علَ َٰى َما فِي قَ ۡل ِبهِۦ َوه َُو أَلَ ُّد‬ َ ‫اس َمن يُعۡ ِجبُكَ قَ ۡولُهُۥ فِي ۡٱل َح َي َٰو ِة ٱلد ُّۡن َيا َوي ُۡش ِه ُد ه‬
َ ‫ٱَّلل‬ ِ ‫َومِنَ ٱلنه‬
َ ِ‫ۡٱلخ‬
‫ص ِام‬
Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan
dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas
kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras.
Dan membenarkan Abdullah Al-Rahman bin Muljam dialah yang
dimaksud oleh QS. Al-Baqarah 207 berikut ini:
‫وف ِب ۡٱل ِع َبا ِد‬
ُ ۢ ‫ٱَّلل َر ُء‬ ِ ٗۚ ‫ت ه‬
ُ ‫ٱَّلل َو ه‬ ِ ‫ضا‬ َ ‫اس َمن َي ۡش ِري ن َۡف‬
َ ‫سهُ ۡٱبتِغَا ٓ َء َم ۡر‬ ِ ‫َومِنَ ٱلنه‬
Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena
mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-
hamba-Nya.
b. Menganggap orang yang tidak sepakat dengan mereka dari umat ini
adalah orang musyrik dan negara mereka adalah kafir, barangsiapa yang
tinggal disana dan tidak mau berhijrah maka dia kafir dan karena itulah
mereka menghalalkan pembunuhan kepada perempuan-perempuan dan
anak-anak kecil yang menjadi musuh mereka.
c. Mereka mengatakan orang-orang yang mengikuti pendapat mereka
namun tidak ikut hijrah ke daerah mereka adalah orang-orang kafir. Dan
Nafi’ bin Al-Azraq berlepas diri dari orang-orang yang tidak ikut perang
dengan mereka walau sepaham dengan mereka.
d. Orang yang ingin masuk kegolongan mereka akan mendapatkan ujian
terlebih dahulu bentuk ujiannya adalah diberikan seorang tawanan yang
tidak sepaham dengan mereka untuk dibunuh jika dia membunuhnya
maka dia telah masuk kedalam golongan mereka dan jika dia tidak berani
membunuhnya maka dia dihukumi dengan orang musyrik dan munafiq
lantas mereka membunuhnya.
e. Mereka mengugurkan hukum rajaam bagi pelaku zina dengan alasan
tidak disebutkan di dalam Alquran, mereka juga menggugurkan hukuman
qadzaf (tuduhan zina) dari orang yang menuduh zina kaum lelaki tanpa
bukti. Namun mereka mewajibkan diterapkannya hukuman qadzaf
terhadap orang yang menuduh zina perempuan-perempuan tanpa bukti.31
f. Dilarang melakukan taqqiyah artinya anggota al-Azariqah harus
menunjukan identitas diri karena orang mukmin tidak boleh takut kepada
manusia dan hanya takut kepada Allah sebagaiman tertera dalam QS an-
Nisa: 77 dan QS al-Maaidah: 54 yaitu:

31
Tim Riset Majelis Tinggi Urusan Islam, Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di dunia Islam, 332-333
َ َ‫ٱَّلل أَ ۡو أ‬
‫ش هد خ َۡش َية‬ َ ‫يق ِم ۡن ُهمۡ َي ۡخش َۡونَ ٱلنه‬
ِ ‫اس َكخ َۡش َي ِة ه‬ ٞ ‫ِإذَا فَ ِر‬
tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada
manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat
dari itu takutnya.
ٓ َ َ‫ٱَّلل َو ََل َيخَافُونَ لَ ۡو َمة‬
‫َلئ ِۚٗم‬ َ ‫يُ َٰ َج ِهدُونَ فِي‬
ِ ‫س ِبي ِل ه‬
berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang
suka mencela.
g. Tidak boleh menerima ajakan shalat dari orang yang tidak sepaham,
memakan daging sembelihannya dan mewarisi harta kekayaannya karena
mereka adalah orang kafir mushrik dan haram bagi orang mu’min
(golongan al-Azariqah) untuk menerimanya. 32
h. Mereka bersepakat bahwa orang pelaku dosa besar adalah kafir, keluar
dari Islam dan kekal dineraka bersama orang-orang kafir. Mereka berdalil
dengan kekafiran iblis, iblis tidak kafir melainkan dengan dosa besar ia
diperintahkan bersujud kepada adam namun ia menolaknya. Bahkan
mereka memandang bahwa Nabi bahwa Nabi dapat melakukan dosa-dosa
besar dan dosa-dosa kecil. Dan jelas ini merupakan kontradiksi mereka
sebab mereka mengkafirkan para pelaku dosa besar dengan demikian
Nabi mungkin saja kafir lalu dia bertaubat. Mereka melandaskan
pendapatnya pada firman Allah QS. Al-Fath: 1-2:
‫ٱَّلل َما تَقَد َهم مِن ذَ ۢن ِبكَ َو َما تَأ َ هخ َر‬
ُ ‫ِإنها فَتَحۡ نَا لَكَ فَ ۡتحٗ ا ُّم ِب ٗينا ِليَ ۡغ ِف َر لَكَ ه‬
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang
nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang
telah lalu dan yang akan datang.
i. Kelompok Al-Azariqah membolehkan diri melanggar amanat yang
diperintahkan oleh Allah dalam artian mereka tidak wajib menyampaikan
amanat kepada kelompok diluar mereka karna mereka orang musyrik.
j. Mereka juga menghukum pencuri dengan memotonng tangan baik
mencurinya sedikit atau banyak mereka tidak memandang adanya nishab
(batasan) dalam hukuman potong tangan.33
3. An-Najdat
Mereka adalah pengikut Najdah bin Amir al-Hanafi. Pada mulanya, Najdah
bersama pengikutnya dari. Yamamah ingin bergabung dengan kelompok al-
Azariqah. Ditengah jalan, mereka berpapasan dengan pengikut Nafi’ bin

32
Tsuroya Kiswati, Ilmu Kalam: Aliran Sekte Tokoh Pemikiran dan Analisa Perbandingan. 2013
33
Tim Riset Majelis Tinggi Urusan Islam, Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di dunia Islam, 333-334
Azraq yang membelot. Para pembelot ini di bawah pimpinan Abu
Fudaik,‘Atiyah bin Aswad al‐Hanafi, Rasid al‐Tawil, Miqlas dan Ayyub al‐
Azraq. Karena Nafi mengkafirkan orang-orang yang tidak ikut berperang
bersamanya, mengatakanbahwa taqiyah tidak boleh dan menghalalkna
pembunuhan terhadap anak-anak dan istri orang-orang yang tidak
sependapat dengan mereka.34 Itulah beberapa perbedaan mendasar yang
membuat kelompok yang awalnya ingin mengikuti Nafi’ keluar
meninggalkan kelompoknya.
Adapun pemikiran-pemikirannya adalah sebagai berikut:
a. Mengkafirkan orang yang menganggap Nafi’ bin Azraq sebagai
pemimpin (imam).
b. Membatalkan hukuman hadd bagi muslim yang melakukan dosa besar,
seperti mencuri, berzina, minum-minuman keras dan lain-
lainnya, jika ia tidak melakukannya terus menerus, karena ia tidak
termasuk orang mushrik dan ia masih tetap menjadi seorang muslim
sejati.
c. Orang yang melakukan dosa besar dari luar golongan mereka adalah kafir
adapun orang yang melakukan dosa besar dari kalangan mereka dapat
dimaafkan.
d. Membolehkan menyembunyikan identitas diri (taqiyah) berdasarkan
firman Allah QS. Ali-Imran:28 dan Ghafir: 28 yaitu:
ِۗ
‫َل أَن تَتهقُواْ مِ ۡن ُهمۡ تُقَى َٰٗة‬
ٓ ‫هَل يَتهخِ ِذ إِ ه‬
kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari
mereka.
ٓ‫ع ۡونَ َي ۡكت ُ ُم ِإي َٰ َمنَهُۥ‬
َ ‫مِن م ِۡن َءا ِل ف ِۡر‬
ٞ ‫ ُّم ۡؤ‬ٞ‫َوقَا َل َر ُجل‬
Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun
yang menyembunyikan imannya.35
e. Membolehkan orang berdiam diri dirumah dan tidak ikut berperang. Akan
tetapi berperang lebih baik bagi mereka berdasarkan firman Allah QS.
An-Nisa: 95 sebagai berikut:
‫ظِيما‬
ٗ ‫ع‬ َ ‫علَى ۡٱل َٰقَ ِعدِينَ أَجۡ ًرا‬
َ َ‫ٱَّلل ۡٱل ُم َٰ َج ِهدِين‬ ‫َوفَ ه‬
ُ ‫ض َل ه‬
dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk
dengan pahala yang besar.

34
Tim Riset Majelis Tinggi Urusan Islam, Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di dunia Islam, 334
35
Tsuroya Kiswati, Ilmu Kalam: Aliran Sekte Tokoh Pemikiran dan Analisa Perbandingan. 2013
Dalam kelompok Najdah sendiri seiring waktu terjadi perselisihan di
dalamnya karena kurang bijaknya Najdah dalam mengambil keputusan
dan menjadi akar pertama memunculkan perpecahan dalam kelompoknya
sendiri. Kelompoknya terbagi kepada tiga kelompok yang pertama adalah
kelompok Fudaikiyah yang dipimpin oleh Abu fudaik. Mereka inilah
nanti yang akan membunuh Najdah. Yang kedua adalah kelompok Al-
Athawiyah yang dipimpinn oleh Athiyah al-Aswad al-Hanafi yang
berpisah dengan pergi ke Sijistan dan diikuti oleh orang-orang khawarij
Sijistan.36
4. Al-Baihasiyah
Mereka adalah pengikut Abu baihas Al-haisham bin Jabir.ia termasuk orang
yang dicari oleh khalifah Bani Umayah Al-Walid bin Abdil Malik 86-96 H/
705-715 M. Al-Walid mengutus al-Hajjaj untuk mencarinya dan diapun lari
kemadinah bersembunyi saehingga ditangkap oleh penguasa Madinah saat
itu Utsman bin Hayan al-Muzani ia ditahan sampai berita ini terdengar
kepada Al-Walid sehingga dia menyuratoi Utsman agar membunhnya.
Kelompok al-Baihasiyah terpecah menjadi beberapa kelompok-kelompok
diantaranya ada yang disebut Al-Auniyah. Mereka terbagi kepada dua
golonga. Golongan pertama memiliki pemikiran yaitu:
a. bahwa orang yang sudah hijrah ke daerah mereka lalu kembali ke tempat
asalnya maka dia harus dikucilkan, pandangan mereka sama seperti al-
Azariqah yang memandang teman sepaham tapi diluar daerahnya adalah
musuh.
b. Dan yang kedua memiliki pemikiran bahwa mereka harus dilindungi
karena mereka melakukan hal yang halal dalam artian mereka tetap teman
sepemahaman walau diluar daerah mereka. 37
c. Akan tetapi kedua kelompok tersebut memiliki pemikiran yang sama
yaitu jika seorang imam kafir maka seluruh pengikutnya juga kafir.
Kelompok kecil dari al-Baihasiyah ada juga yang bernama Ashab At-Tafsir
pemikkiran mereka terkait dengan kesaksian dalam artian barangsiapa
memberikan sebuah kesaksian maka dia wajib menafsirkan, menjelaskan dan
menampakkan tata caranya hingga kesaksiannya dapat diterima.
Kelompok lainnya adalah Ashab As-‘Sual mereka berpendapat bahwa
seseorang dikatakan sebagai muslim pada saat dia mengucapkan dua kalimat
sahadat,berlepas diri dari musuh Allah, mencintai Allah dan mengimani

36
Tim Riset Majelis Tinggi Urusan Islam, Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di dunia Islam, 337
37 Tim Riset Majelis Tinggi Urusan Islam, Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di dunia Islam, 338
ajaran-ajaran Allah secara umum dan jika dia tidak mengerti maka dia wajib
bertanya tentang ketentuan Allah padanya. Mereka dalam memahami taqdir
sepemahaman dengan Al-Qadariah yaitu Allah menyerahkan kepada hamba-
hambanya Allah tidak punya kehendak apapun dalam perbuatan-perbuatn
para hambanya.38
5. Al-Ajaridah
Mereka adalah pengikut Abdul Karim bin Ajrad salah satu pengikut Al-
Athawiyah bin Aswad al-Hanafi pecahan dari an-Najdat yang pergi ke
menuju sijistan.
Sekte khawarij al-Ajaridah ini terpecah menjadi beberapa sekte kecil
diantaranya:
a. Kelompok al-Maimunah dan al-Hamziyah berpendapat bahwa perbuatan
manusia tidak ada campur tangan Tuhan artinya Tuhan sepenuhnya telah
memberikan hamba bekal kekuatan selebihnya merekalah yang
menagturnya sebab Tuhan tidak memiliki kehendak dalam perbuatan
manusia. Manusia memiliki kesempatan untuk memilih apakah dia iaman
atau kufur itu semua atas kehendaknya.
b. al‐Khazimiyah dan al‐Shu’aibiyah berpandangan bahwa perbuatan
manusia diciptakan oleh Tuhan oleh sebab itu perbuatan manusia adalah
makhluk Tuhan dan tanpa kehendak Tuhan manusia tidak dapat
melakukan apapun.
c. Al-Ma’lumiyah berpandangan bahwa perbuatan manusia bukah mahkluk
Tuhan tetapi meskipun begitu daya Tuhan ada bersama dengan perbuatan
manusia dan semua perbuatan manusia tidak pernah terjadi tanpa
kehendak Tuhan.39
6. Ats-Tsa’alibah
Mereka adalah pengikut Tsa’labah bin Misykan mereka mengangkat
Tsa’labah menjadi jimam setelah berselisih dengan Abdul Karim bin Ajrad
dari kelompok Al-Ajaridah karena perbedaan pendapat tentang hukum anak-
anak kecil.40
Adapun pemikiran-pemikirannya sebagai berikut:
a. Sesungguhnya kita mengasihi anak-anak kecil maupun besar hingga kita
melihat pengingkaran terhadap perkara yang hak dan ridha kepada
kezhaliman. Dan padangan ini berbeda dengan kelompok al-Ajaridah.

38 Tim Riset Majelis Tinggi Urusan Islam, Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di dunia Islam, 33-339
39 Tsuroya Kiswati, Ilmu Kalam: Aliran Sekte Tokoh Pemikiran dan Analisa Perbandingan. 2013
40 Tim Riset Majelis Tinggi Urusan Islam, Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di dunia Islam, 340
b. Mengkafirkan Abdul Karim bin Ajrad karena berbeda paham mengenai
hukum anak kecil sehingga dia berpisah darinya.
Kelompok ini terpeccah menjadi beberapa kelompok kecil diantaranya yang
Pertama adalah Al-Mabadiyah parapengikut Ma’bad bin Abdirrahman
dengan pemikiran mereka boleh mengambil zakat dari seorang yang kaya
dan jika seseorang itu miskin maka dia tidak memberi akan tetapi dialah
yang diberi. Pendapat ini akhirnya ditinggalkan dan tidak di dengarkan oleh
kelompok yang lain. Kelompok Kedua adalah Asy-Syaibaniyah para
pengikut Syaiban bin Salamah dengan mengagas pemikiran
Baik di dalam dar al-‘aniyah (dimana keadaan dalam keadaan aman) atau
dalam dar al-taqiyah (keadaan dalam keadaan bahaya), seseorang Tsa’libah
diharamkan membunuh orang muslim yang tidak sepaham dan tidak boleh
merampas hartanya. Bila hal ini dilakukan maka taubatnya tidak akan
diterima kecuali keluarga korban telah memafkannya.41 Kelompok Ketiga
adalah Ar-Rasyidiyah para pengikut Rasyid Al-Makramiyah dengan
pemikiran orang yang meninggalkan shalat adalah kafir kafirnya bukan
karna meninggalkan shalat akan tetapi tidak mengenal Allah. Sebab ini
menurut mereka tidak mengenal Allah adalah kafir. 42
7. Ash-Shufriyah
Mereka adalah pengikut Ziyad bin Al-Ashfar salah satu sekte pecahan
terbesar dari an-Najdah yang meninggalkan an-Najdah dan pergi ke Bashrah.
Pemikiran-pemikirannya sebagai berikut:
a. Orang yang melakukan dosa besar dan orang yang tidak sepaham dengan
mereka adalah musyrik.
b. Pelaku dosa besar yang ada haddnya seperti berzinda, minum-minuman
keras atau membunuh mereka tidak kafir dan musyrik akan tetapi mereka
disebut sebagaimana Alquran menyebutkan mereka.
c. Mereka tidak menganggap kafir orang yang tidak mau berhijrah ke daera
hnya dan tidak mau ikut memerangi musuhnya, selama mereka mempu
nyai paham yang sama dengan mereka
d. Membolehkan taqiyah hanya dalam bentukperkataan tidakdalambentuk
perbuatan.
e. Mereka meragukan keimanan mereka secara pribadi mereka meyakini
sudah beriman akan tetapi mereka tidak tau sudahkah beriman menurut
Tuhan atau belum.

41 Tsuroya Kiswati, Ilmu Kalam: Aliran Sekte Tokoh Pemikiran dan Analisa Perbandingan. 2013
42 Tim Riset Majelis Tinggi Urusan Islam, Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di dunia Islam, 340
f. Sirik ada dua macam. Sirik dengan taat dan patuh terhadapperintah setan
dan juga sirik dengan menyembah berhala-berhala.
g. Kufur ada dua macam. Kufur dengan nikmat Tuhan dan juga kufur
dengan mengingkari wujud Tuhan.
h. Melepas diri atau menjauhkan diri dari pembuat dosa besar adalah sunnah
dan menjauhkan diri dari orang yang mentang Tuhan adalag wajib. 43
8. Al-Ibadiyah
Kelompok ini dinisbatkan kepada Abdullah bin Ibadh Al-Murri At-Tamimi
dahulunya salah seorang tokoh besar khawarij dan dia melakukan
pemberontakan pada zaman khalifah Marwan bin Muhammad. 44
Kelompok Al-Ibadiyah ini terpecah menjadi beberapa kelompok kecil
diantaranya adalah:
a. Al-Yaziqiah para pengikut Yazid bin Anisah Al-Khariji yang mengatakan
bahwa Allah akan mengutus seorang Rasul dri bangsa ‘ajam (non Arab)
dan ia mendapatkan kitab yang turun dari langit secara keseluruhan.
b. Al-Hafziyah batas antara sirik dan ima hanya terletak pada ma’rifat
(mengetahui) Tuhan saja. Barangsiapa yang telah mengetahui Tuhan
padahal ia mengingkari selainnya seperti tidak mengakui Rasul, surga,
neraka dan melakukan perbuatan maksiat maka dia disebut orang kafir
bukan musrik. 45

D. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang bisa diambil dari makalah ini sebagai berikut:
1. Sekte khawarij memiliki beberapa sebutan nama atau julukan yang diberikan
kepada golongan mereka yang Pertama adalah Al-Khuruj yang memiliki arti
keluar, Kedua adalah Al-Shurah yang memiliki arti menjual atau membeli
yaitu mereka telah menjual diri mereka untuk taat dan patuh kepada Allah,
Ketiga adalah hururiyah dinisbatkan kepada salah satu daerah yang bernama
Hurura, Keempat adalah Al-Muhakkimah yang berarti mereka berhukum
dengan hukum Allah bukan hukum manusia, Kelima adalah al-Mariqah
yang berarti mereka melesat keluar dari agama Islam, Keenam adalah Al-
Nawasib yang berarti mereka sangat membenci kepada Khalifah Ali bin Abi
Thalib.dari beberapa nama yang disebutkan diatas nama yang paling terkenal
adalah khawarij.

43 Tsuroya Kiswati, Ilmu Kalam: Aliran Sekte Tokoh Pemikiran dan Analisa Perbandingan. 2013
44 Tim Riset Majelis Tinggi Urusan Islam, Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di dunia Islam, 342
45 Tim Riset Majelis Tinggi Urusan Islam, Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di dunia Islam, 344-345
2. Sejarah panjang menceritakan lahirnya bahwa bingkai awal lahirnya
khawarij pada saat zaman khalifah Utsman bin Affan dab berakhir dengan
pembunuhan Utsman bin Affan oleh golongan khawarij ini dari beberapa
kabilah pada saat itu. Berlanjut pada kekuasaan Khalifah Ali bin Abi Thalib
pada saat hasil tahkimyang dibuat oleh Ali dan Muawiyah pada saat itu maka
inilah pengakuan berpisahnya khawarij dari kubu Ali bin Abi Thalib.
3. Khawarij adalah salah satu sekte yang terbesar dalam sejarah aliran-aliran
pemecah agama Islam dan memiliki sub sekte-sekte kecil yang tak kalah
banyaknya akan tetapi yang disepakati sebagai sekte yang memiliki bendera
dan pengikut terbanyak hanyalah delapan sekte.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Al-Qahir bin Thahir bin Muhammad Al-Bagdadi. Al-Farq bain Al-Firaq, Al-
Azhar, Mesir.
Abdul Rozak, Rosihan Anwar. Ilmu Kalam, Bandung: CV Pustaka Setia, 2016.
Abu Bakar, Rifa’I. Pengantar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: SUKA-Press UIN
Sunan Kalijaga, 2021
Ali Mustafa al-Ghurabi, Tarikh al-Firaq al-Islamiyah wa Nash’at’ Ilm al-Kalam
‘inda al-Muslimin,Kairo: Maktabah wa Matba’ah Muhammad Ali Sabih wa
Awladih, tth.
Ali Mustafa al-Ghurabi, Tarikh al-Firaq al-Islamiyah wa Nash’at’ Ilm al-Kalam
‘inda al-Muslimin. 260
Al-Shahrastani, Al-Milal wa al-Nih}al, ‘Abd al-‘Aziz Muhammad Wakil (ed.), Beirut,
Libanon: Dar al-Fikr, tth.
Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, UI. Pres, Cet.
1, 1985.
Hasan Basri, Murif Yahya, dan Tedi Priatna. Ilmu Kalam Sejarah dan Pokok Aliran-
Aliran Bandung: Azkia Pustaka Utama 2006.
Ibnu Manzhur, Lisan Al-Arab, 2/1126, entri kata kharaja, Dar Al-Ma’arif,kairo
Muhammad Ahmazun, Fitnah Kubro Tragedi Pada Masa Sahabat), Jakarta: LP2SI
Al-Haramain, 1999.
Sirajuddin Abbas, I’tiqad Ahlussunnah wal Jamaah Jakarta: Pustaka Tarbiyah, 2006.
Tim Riset Majelis Tinggi Urusan Islam, Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di dunia
Islam, Kairo-Mesir, Cet. 1, 2007.
Tim Riset Majelis Tinggi Urusan Islam, Ensiklopedi Aliran dan Madzhab di dunia
Islam, Kairo-Mesir.
Toshihiko Izutsu, Konsep Kepercayaan dalam Teologi Islam, Analisis Semantik Iman
dan Islam, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994.

Anda mungkin juga menyukai