“Catatan Dars”
Dars Manhaj
“Manhaj Salaf”
-Ustadz Abu Abdillah Amir Hafizhahullah-
Manhaj adalah metode atau cara beragama. Manhaj ini pula yang membentuk
seseorang diatas aqidahnya. Manhaj inilah yang menentukan seseorang, apakah berada di atas al-
haq atau tidak. Dan manhaj yang haq yaitu manhaj salaf, yaitu cara beragama, beribadah
mengikuti salaf. Maka tidak ada pemahaman yang benar di dunia ini melainakan beragama
mengikuti manhaj salaf.
Salaf atau Salafiyah atau Salafiyun itu penisbatan kepada salafus sholeh. Salaf secara
bahasa yaitu المثقدمartinya pendahulu. Pendahulu dalam beragama yaitu Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam, para sahabat, tabi’in. Oleh karena itu para ulama mengatakan
salaf secara istilah syar’i adalah :
1. Para sahabat
2. Sahabat dan Tabi’in
3. Sahabat dan Tab’in dan Ta’baut Tabi’in
Dan itulah yang disebut salafus sholeh. Jadi, ulama mengambil dari hadits اس قَ ْرنِي
ِ َّ َخي ُْر النyaitu
sebaik-baik manusia yaitu pada zamanku, yaitu sahabat, kemudian tabi’in, kemudian atba’
tabi’in.
3
من سن في اإلسالم سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها
“Barangsiapa yang mensunnahkan dalam islam, sunnah yang baik, maka dia akan
mendapatkan pahala dan pahala orang yang mengikutinya. Dan barangsiapa
mensunnahkan dalam islam sunnah yang jelek maka dia akan mendapatkan dosa, dan
dosa orang yang mengikutinya”.
Secara istilah syar’i itu para ulama berbeda-beda dalam istilah ini.
a. Sunnah menurut ulama Ahli Hadits, apa-apa yang datang dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam dari perkataan, perbuatan, ketetapan, sifat-sifat,
perilaku atau kebiasaan Nabi, sebelum diutus atau setelahnya. Maka ketetapan
Nabi itu adalah sunnah.
b. Sunnah menurut ulama ahli fiqih, adalah jalan yang ditempuh dalam beragama
tanpa adanya kewajiban. Dengan kata lain, sunnah yaitu dilakukan mendapat pahala
ditinggalkan tidak berdosa (mustahab).
c. Sunnah menurut ulama ahli ushul, yaitu apa-apa yang diambil dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam dari perkataan atau perbuatan atau ketetapan. Adapun
ulama ushul mempermaksudkan arti sunnah, yaitu dengan penelitian dalil syar’i.
d. Sunnah menurut ulama ahli aqidah, yaitu lawan daripada bid’ah.
يءٍ فَ ُرد ُّوهُ إِلَى َ سو َل َوأ ُ ْو ِلي األ َ ْم ِر ِمن ُك ْم فَإِن تَنَازَ ْعت ُ ْم فِي
ْ ش َّ ّْللا َ َوأ َ ِطيعُوا
ُ الر يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ أ َ ِطيعُواْ ه
ًس ُن ت َأ ْ ِويال ِ اّلل ِ َو ْاليَ ْو ِم
َ ْاآلخ ِر ذَلِكَ َخي ٌْر َوأَح سو ِل إِن ُكنت ُ ْم تُؤْ ِمنُونَ بِ ه ُ الر
َّ ّللا ِ َو
ه
Perbedaan apa saja, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya, baik
masalah aqidah, fiqih, muamalah, apapun.
5
besar itu tidak dikafirkan, kecuali syirik akbar); bolehnya memberontak kepada
pemimpin, seperti demo untuk menjatuhkan pemerintah yang sah (kaidah:
ahlussunnah itu mentaati pemimpin siapapun, meskipun caranya mendapatkan
kepemimpinan itu salah, dalilnya hadits Abu Daud, Tirmidzi. Seperti terbunuhnya
Ustman bin Affan, dikarenakan demonya orang khawarij); menghalalkan darah
kaum muslimin; mereka mengatakan bahwa Al-Qur’an itu makhluk, dan ini adalah
pemahaman yang menyimpang.
2. Ahlul atsar
3. Firqatun Najiyah
4. Ahlul Hadits
5. Salaf
6. Aththaifatu Almansuroh
1. Internal
a. Mengikuti hawa nafsu, ini merupakan sebab yang besar perkembangan yang banyak
dari kelompok yang sesat dan menyimpang. Dikarenakan mereka pengikut hawa nafsu
lebih mengedepankan hawa nafsunya daripada syari’at, bukan dalil yang
diutamakan. Contohnya, orang yang suka main musik. Bahkan pengikut hawa nafsu ini,
merupakan sebab kebanyakan umat menyelisihi Nabi mereka.
6
ُ ُظ َّن َو َما تَ ْه َوى ْاأل َ ْنف
ۖس َّ إِ ْن يَتَّبِعُونَ إِ َّال ال....
“...Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini
oleh hawa nafsu mereka...” (An-Najm: 23).
Mereka ahlul bid’ah itu selalu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam telah meminta perlindungan kepada Allah dari keburukan
akhlak dan amal yang sesat dan hawa nafsu yang diikuti. Sebagaimana hadits,
ِ َواأل َ ْه َو
اء َواأل َ ْع َما ِل ِ َاأل َ ْخال
ق ِ ُم ْنك ََرا
ت ِم ْن َِبك ُ أَعُوذ إِنهِى اللَّ ُه َّم
“Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari akhlaq, amal dan hawa nafsu yang mungkar.”
(HR. Tirmidzi no. 3591, shahih)
Karena akhlak ini akan berdampak pada kita dan kepada masyarakat. Maka
berdo’a kepada Allah akan diberikan akhlak yang baik, dan agar dijauhkan dari akhlak
yang buruk, dan amal yang buruk, dan hawa nafsu yang diikuti (yang menyimpang).
Ada 3 perkara yang membinasakan
1. Bakhil (pelit) yang diikuti
2. Hawa nafsu yang diikuti
3. Bangga terhadap diri sendiri
َاح ِب ِه ال
ِ ص َ اح ِب ِه َوقَا َل َع ْم ٌرو ْالك َْلبُ ِب
ِ ص َ ارى ْالك َْلبُ ِل َ سيَ ْخ ُر ُج ِم ْن أ ُ َّمتِي أ َ ْق َوا ٌم ت َ َج
َ ارى ِب ِه ْم تِ ْلكَ ْاأل َ ْه َوا ُء َك َما يَت َ َج َ َُو ِإنَّه
ُ ص ٌل ِإالَّ دَ َخ َلهِ َي ْبقَى ِم ْنهُ ِع ْر ٌق َوالَ َم ْف
“Dan sesungguhnya akan muncul kaum-kaum dari umatku yang hawa nafsu
mengalir pada mereka sebagaimana penyakit anjing gila mengalir pada
penderitanya. Tidak ada satu urat dan persendianpun melainkan dimasukinya”. (Abu
Daud (5/5-6) no. 4597, dihasankan Al-Albani di dalam Shahih Abi Daud (3/869) no.
383.)
7
Oleh karena itu, para ulama salaf terdahulu menamai ahli bid’ah dengan ahlul
ahwa, karena melakukan kebid’ahan karena mengikuti hawa nafsu. Sesungguhnya
mereka itu berada diatas kesesatan, yang dinamakan kesesatan melazimkan mengikuti
hawa nafsu.
8
9