Anda di halaman 1dari 14

DUNIA TUMBUHAN

Biologi Dasar
Sri Maharani
180254241006
Peta Konsep Klasifikasi Tumbuhan yang
Ada di Lingkungan Pesisir dan Laut

PLANTAE

Berpembuluh Tidak Berpembuluh


Tracheophyta Atracheophytha
Berbiji
Tidak Berbiji
Alga Merah Enhalus Thalassia Acrostichum aureum
Rhodophyta acoroides hemprichii
ALGA MERAH (RHODOPHYTA)
Bostrychia moritziana

STRUKTUR
MORFOLOGIS

Struktur morfologis mulai dari bentuk filamen, bercabang,


berbentuk bulu, dan lembaran. Alga merah tidak memiliki sel
berflagela, menyimpan cadangan makanan berupa pati.
Ukuran alga merah dapat mencapai ukuran paling besar jika
berada pada daerah dengan suhu dingin, sedangkan pada
daerah tropis ukurannya cenderung kecil. Dinding sel
bagian dalam disusun oleh selulosa dan dinding sel luar
disusun oleh mukopolisakarida, seperti agar, carrageenan,
porphyron, dsb (Oryza et al., 2017).
ALGA MERAH (RHODOPHYTA)
Bostrychia moritziana
KARAKTERISTIK
1. Filum ini dapat ditemukan dari organisme uniseluler (dibentuk oleh sel tunggal), hingga organisme multiseluler (dibentuk oleh lebih
dari dua sel).
2. Sel-sel ganggang mirip dengan tanaman, karena mereka memiliki struktur internal yang dikenal sebagai dinding sel. Ini terdiri dari
biopolimer yang dikenal sebagai selulosa.
3. Walau warna merah mendominasi warna tubuhnya, di dalam tubuh alga merah terdapat 3 macam pigmen yaitu :
• Pigmen fotosintetik yang terdiri atas klorofil a dan b;
• Fikoeritrin yang memberi warna merah pada tubuhnya dan fikosianin yang memberi warna biru, keduanya juga berperan dalam
proses fotosintesis; dan
• β-karoten, pigmen ini merupakan sebuah antioksidan kuat yang jika sangat baik bagi kesehatan mata manusia. β-karoten ini
terdapat di dalam plastidanya.
4. Hasil fotosintesis disimpan dalam bentuk tepung floridea atau galaktosida. Keduanya berada di luar plastida.
5. Sel dari alga merah dikelilingi oleh dinding sel. Kebanyakan dari jenis-jenis Rhodophyceae, komponen utama yang menyusun
dinding selnya adalah selulosa. Disamping selulosa, dinding sel juga mengandung manan (polimer dari manose) dan silam (polimer
dari silose). Mukopolisakarida yang dihasilkan dalam dinding sel Rhodophyceae adalah agar dan karagenan, keduanya merupakan
polimer galaktosa yang penting secara komersial, karena dapat digunakan sebagai stabiliser dan bahan pembuatan gel.
6. Berbeda dengan kelompok alga lainnya, alga merah tidak pernah membentuk sel-sel berflagela, baik itu berbentuk zoospora,
zoogamet maupun anterozoid.
ALGA MERAH (RHODOPHYTA)
Bostrychia moritziana

REPRODUKSI

1. Aseksual. Perkembangbiakan aseksual dengan membentuk aplanospora,


yaitu spora nonmotil (tidak bergerak) dan berasal dari talus ganggang yang
diploid. Selanjutnya, spora tersebut akan tumbuh menjadi ganggang merah
baru. Pada Rhodophyta, perkembangbiakan aseksual secara fragmentasi
jarang terjadi.
2. Seksual. Perkembangbiakan seksual (generatif) terjadi secara oogami, dan
pada beberapa jenis mengalami pergiliran keturunan (metagenesis).
Reproduksi secara generatif dilakukan dengan peleburan antara gamet
jantan yang tidak memiliki alat gerak (spermatium) dan ovum. Gamet jantan
tersebut dibentuk dalam spermatangium, sedangkan gamet betina dibentuk
dalam karpogonium. Zigot hasil pembuahan selanjutnya akan tumbuh
menjadi ganggang merah yag diploid.
ALGA MERAH (RHODOPHYTA)
Bostrychia moritziana
SIKLUS HIDUP
Anggota Alga merah yang tinggi tingkatannya mempunyai siklus hidup dengan pergantian keturunan yang
bifasik dan trifasik.
1. Pergantian keturunan yang Bifasik mempunyai 2 tipe, yaitu: 1) Inti zigot langsung mengadakan
pembelahan reduksi hingga terbentuklah karpospora yang haploid kemudian tumbuh menjadi gametofit
dan yang diploid hanya zigot saja; 2) Inti zigot tidak mengadakan pembelahan reduksi, tetapi
pembelahannya secara mitosis maka terbentuklah karpospofit yang diploid dan menghasilkan
karposporangium yang intinya mengadakan pembelahan reduksi membentuk karspospora yang haploid
dan tumbuh menjadi gametofit.
2. Pergantian keturunan yang Trifasik. Disini terdapat keturunan gametofit,karposporofit (berada dalam
gametofit) dan tetrasporofit. Hal ini terjadi karena inti zigot membelah secara mitosis hingga
terbentuklah karposporofit dengan karposporangium yang karposporanya diploid. Setelah karpospora
diploid tersebut dibebaskan, kemudian tumbuh menjadi tetrasporofit yang hidup bebas dan membentuk
tetrasporangium yang intinya diploid dan akan mengalami pembelahan reduksi hingga membuat empat
spora haploid yang disebut tetraspora.
(Enhalus acoroides) LAMUN
 Bagian rimpang (rizhoma) dan daunnya memiliki ciri
khas.
 Daunnya sangat panjang dan seperti pita (panjang
30-150 cm, Lebar 1,25-1,75 cm), dengan banyak vena
paralel, umumnya berwarna hijau gelap, tebal dan keras
(sulit robek).
 Daunnya lamun ini juga tampak kokoh, karena adanya
penebalan pada sepanjang pinggiran daun, sehingga
daun dapat terangkat dengan tegak.
 Rimpangnya (rizhoma) yang tebal (1 cm) dan bulu
berserabut hitam panjang yang disangganya.
 Akarnya banyak dan seperti tali (kira-kira setebal 3-5
mm).
 Tidak ada ligule.
 Ujung daunnya bulat atau tumpul dan sering tidak
STRUKTUR MORFOLOGI simetris, terdapat sedikit gerigi pada daun muda.
(Enhalus acoroides)
KARAKTERISTIK

 Enhalus acoroides memiliki karakteristik mudah dikenal karena memiliki ukuran akar
dan daun yang lebih besar dibandingkan jenis lainnya.

 Daun berbentuk pipih dengan tulang daun sejajar, lebar daun dapat mencapai 2 cm
dan panjang mencapai 1 m.

 Pada kedua bagian tepi daun memiliki struktur yang menyerupai tulang daun yang
keras.

 Akarnya berukuran besar dan pada pangkal batang terdapat struktur menyerupai
ijuk berwarna hitam (tidak dimiliki oleh jenis lainnya).

 Tumbuh pada substrat pasir, pasir berlumpur dan pasir pecahan karang.
(Enhalus acoroides)
REPRODUKSI

• Enhalus acoroides terpisah jantan dan betinanya


• Bunga melekat pada tangkai yang panjang, kurus, terkadang tergulung
• Penyerbukan Enhalus acoroides terjadi di permukaan air
• Serbuk sarinya kering maka dikenal sebagai Dry Pollinatin (penyerbukan
kering)
• Bungan jantan dilepaskan ke permukaan perairan
LAMUN
Enhalus acoroides Thalassia hemprichii
01 02

Klasifikasi: Kingdom Plantae, Filum Trachophyta, Klasifikasi: Kingdom Plantae, Filum


Kelas Magnoliopsida, Ordo Alismatales, Famili Trachiophyta, Kelas Magnoliopsida, Ordo
Hydrocacharitaceae, Genus Enhalus, Spesies Alismatales, Famili Hydrocharitaceae,
Enhalus acoroides. Ciri-cirinya: Genus: Thalassia, Spesies Thalassia
•berukuran paling besar (daun bisa mencapai 1 hemprichii. Ciri-cirinya:
meter), •Rhizoma beruas-ruas dan tebal,
•rambut pada Rhizoma, •garis atau bercak coklat pada helaian daun,
•ujung daun bergerigi, •ujung daun membentuk setengah lingkaran,
•tumbuh pada substrat pasir, pasir berlumpur dan •tumbuh pada substrat pasir, pasir berlumpur
pasir pecahan karang. dan pasir pecahan karang.
Acrostichum aureum
(Paku Laut) STRUKTUR
MORFOLOGI

 Batang timbul dan lurus, ditutupi oleh urat besar. Menebal di bagian pangkal,
coklat tua dengan peruratan yang luas, pucat, tipis ujungnya, bercampur
dengan urat yang sempit dan tipis.

 Ukurannya sekitar 1,2 - 1,8 m (4-6 kaki).

 Daun biasanya melengkung sekitar pinggiran tanaman, tetapi cenderung lebih


tegak dekat pusat.

 Daun berwarna hijau mengkilat dan biasanya gelap di bagian atas, dan lebih
pucat di bagian bawahnya.
Acrostichum aureum (Paku Laut)
 Hidup di area hutan mangrove, di bagian
daratan dari mangrove, ataupun rawa-rawa
pesisir.

 Tingkat toleransi terhadap genangan air laut


tidak setinggi A. speciosum.

 Biasanya terdapat pada habitat yang sudah


rusak, seperti areal mangrove yang telah
ditebangi yang kemudian akan menghambat
tumbuhan mangrove untuk beregenerasi.

 Tidak seperti A. speciosum, jenis ini menyukai


areal yang terbuka terang dan disinari
matahari.
KARAKTERISTIK
Acrostichum
aureum
(Paku Laut)

SIKLUS HIDUP
THANK YOU
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by
Freepik

Anda mungkin juga menyukai