Anda di halaman 1dari 7

I JURNAL REPORT TM/JR

II 14 DESEMBER 2020

RAHMA NUR AFIFA

1707210141

C1-PAGI

DASAR-DASAR METODE ELEMEN HINGGA

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2020
ANALISA STRUKTUR RANGKA BATANG DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ELEMEN HINGGA
Rahma Nur Afifa

rahmanurafifa21@gmail.com
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan 20238,
Indonesia

Abstrak
Metode elemen hingga diaplikasikan pada analisis struktur rangka batang. Setiap elemen batang pada
struktur rangka batang diasumsikan hanya mengalami gaya tekan dan gaya tarik pada sumbu aksialnya.
Beban dan reaksi hanya bekerja pada simpul-simpul batang. Elemenelemen rangka batang dihubungkan
oleh simpul- simpul yang berperilaku seperti sendi. Pada dasarnya analisis dapat dilakukan dengan
menggunakan metode- metode konvensional seperti metode keseimbangan titik simpul dan metode
potongan. Persoalan menjadi cukup rumit apabila metodemetode tersebut diaplikasikan pada struktur
rangka batang statis tak tentu yang kompleks. Perpindahan titik simpul struktur setelah berdeformasi dan
tegangan yang terjadi cukup sulit untuk diperoleh..

Kata kunci : elemen hingga, rangka batang, deformasi, tegangan.

1. Latar Belakang banyak digunakan untuk memecahkan


permasalahan-permasalahan yang komplek
Metode Elemen Hingga, selanjutnya
tersebut. Hasil yang diperoleh dengan
disebut sebagai MEH, adalah metode
menggunakan metode MEH ini adalah
numerik yang digunakan untuk memecahkan
berupa harga pendekatan dari sejumlah titik
permasalahan dalam bidang rekayasa atau
atau node pada kontinum bodi. Maka dalam
pun bidang fisik lainnya. Permasalahan-
pemodelan di dalam MEH, suatu bodi dibagi
permasalahan dalam bidang rekayasa yang
menjadi beberapa bodi atau unit yang lebih
dapat dipecahkan dengan metodei ini adalah
kecil yang disebut dengan elemen, yang
meliputi analisa struktur, analisa tegangan,
mana elemen-element tersebut saling
perpindahan panas dan masa, dan medan
berhubungan dengan elemen lain pada
elektromagnetik.
titiktitik simpul elemen atau dikenal dengan
Permasalahan-permsalahan yang node. Proses pembagian ini disebut dengan
melibatkan bentuk geometri, kondisi
diskritisasi.
pembebanan dan sifat mekanik material
yang komplek tidak mungkin untuk Stukrur beton yang mengalamin
dipecahkan dengan menggunakan lentur harus dikontrol lendutann. Komponen
persamaan atau rumus matematis yang struktur betn yang mengalamin lentur harus
biasanya disebut dengan penyelesaian direncanan agar mempunyai kekakuan yang
analitis. Penyelesaian analitis ini umumnya cukup untuk membatasi lendutan atau
memerlukan penyelesaian persamaan deformasi apapun yang dapat memperlemah
deferensial parsial. Oleh karena itu, metode kekuatan ataupun mengurangi kemampuan
numerik seperti MEH adalah metode yang struktur.
Balok beton bertulang merupakan 2. Maksud dan Tujuan
suatu elemen struktur yang didesain untuk Maksud dari penelitian ini adalah untuk
dapat menahan beban yang bekerja. Beban mengetahui perpindahan, gaya dan momen,
yang melebihi kapasitas penampang balok, gambar kurva, serta gambar diagram bidang
akan mengakibatkan kegagalan balok dalam momen, lintang, dan normal pada balok.
menahan beban lentur maupun geser.
Contohnya adalah seperti kondisi tumpuan
pada balok, dalam perhitungan dapat
diasumsikan sebagai tumpuan jepit-jepit sumbu u1x u1y
sementara pada kenyataannya mungkin tidak f1x x 3967769,61 0
sepenuhnya jepit-jepit. Contoh lainnya f1y y 0 0,00
adalah pada balok dengan pelat lantai, pada M1 = 0 0,00
perhitungan dapat diasumsikan sebagai
f2x x -3967769,61 0
penampang balok biasa sementara pada
kondisi riil mungkin lebih mendekati f2y y 0 0,00
sebagai penampang balok T ataupun kondisi m2 0 0,00
3. Batasan Penelitian
sebaliknya.
Untuk menentukan arah penelitian yang baik,
Berdasarkan kedua contoh perbedaan ditentukan batasan masalah yang meliputi
lendutan antara perhitungan dengan software perpindahan node 2 dan 3, gaya dan reaksi pada
dengan kondisi riil di atas maka eksperimen tunpuan serta momen pada node 2, penggambaran
ini dilakukan, yang bertujuan untuk kurva pergeseran sepanjang balok, serta
mengetahui pengaruh jenis tumpuan dan tipe penggambaran diagram bidang momen, lintang, dan
penampang balok terhadap lendutan secara normal pada balok.
perhitungan software dan eksperimental.
Dalam rangka untuk mencapai tujuan
penelitian ini maka dilakukan uji beban 4. Teori
terhadap balok beton di lapangan dan 4.1 Perancangan
dilakukan perhitungan lendutan balok
dengan software dengan pengaruh Perancangan adalah penentuan akhir ukuran yang
berdasarkan jenis tumpuan dan tipe dibutuhkan untuk membentuk struktur atau
penampang balok komponen sebagai suatu keseluruhan dalam
menentukan konstruksi sesungguhnya yang dapat
Perhitungan lendutan balok juga dikerjakan. Masalah utama dalam proses
memperhitungkan kondisi penampang perancangan struktur adalah masalah beban yang
balok, dimana balok bisa diasumsikan dapat ditahan oleh struktur tersebut. Oleh karena
sebagai penampang balok biasa dan itu, suatu struktur atau komponen harus dirancang
penampang balok T (Gambar 2). sedemikian rupa sehingga mampu menahan
tegangan maksimum yang ditimbulkan oleh beban
Berdasarkan SNI 2847 : 2013 pasal 10.10 1) baik dalam bentuk tegangan aksial, lentur maupun
apabila balok dicor monolit dengan pelat geser. Beberapa sifat yang menentukan kualitas
lantai (mutu beton sama antara balok dan bahan struktur antara lain:
pelat) dan terjadi interaksi antara balok dan
pelat yang menjadi satu kesatuan dalam a. Kekuatan ( strength ) adalah kemampuan bahan
menahan momen positif yang terjadi, balok untuk menahan tegangan tanpa terjadi kerusakan.
demikian dikatakan sebagai balok T karena
b. Elastisitas ( elasticity ) adalah kemampuan
penampangnya yang membentuk huruf T
bahan untuk kembali ke ukuran dan bentuk
tipikal. Pada kondisi ini sebagian pelat beton asalnya, setelah gaya luar dilepas. Sifat ini sangat
akan berfungsi sebagai sayap atas dari balok penting pada semua struktur yang mengalami
beban berubah-ubah.
c. Kekakuan ( stiffness ) adalah sifat yang
didasarkan pada sejauh mana bahan mampu 5. Metode Penelitian
menahan perubahan bentuk. Metode penelitian kali ini menggunakan soal UTS
sebagai objek penelitian dan dikerjakan dengan
d. Keuletan ( ductility ) adalah sifat dari bahan
yang memungkinkan bisa dibentuk secara 1 u2x u2y 2
permanen melalui perubahan bentuk yang besar
-
tanpa terjadi kerusakan. Sifat ulet sangat u1x
0 3967769,61 0 0
diperlukan untuk bahan yang mengalami beban
secara tiba – tiba. 0,00 0 0,00 0,00 u1y
0,00 0 0,00 0,00 q1
4.2 Beban 0 3967769,61 0 0 u2x
Beban yang bekerja pada batang dibedakan 0,00 0 0,00 0,00 u2y
menjadi 2 macam yaitu: 0,00 0 0,00 0,00 q2
menggunakan metode elemen hingga.
a. Beban terpusat Beban terpusat adalah
beban yang bekerja pada luasan yang
relarif kecil, sehingga untuk
memudahkan perhitungan luasan ini
dianggap sebagai titik.
b. Beban terbagi merata Beban terbagi
merata adalah beban yang bekerja merata
pada luasan yang lebih besar.
4.3 Gaya Gambar 1. Sistem elemen rangka balok dengan
penampang balok rencana
Gaya Gaya dihasilkan dari beban yang
dik:
L 356 cm
3,56 m
A 0,53128016 m^3
q 156 Kg
1,5298374 KN/m

W 1,5298374 KN/m
M1= -1647568,00 KNm
M2= 1647568,00 KNm
F2= 420 Kg
4,118793 KN

bekerja pada suatu batang atau struktur.


Gaya dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dimana : F = Gaya ( Newton ) m = Massa Kesetimbangan = F1+F2 = R1
( kg ) a = Percepatan grafitasi ( m / s ) Setiap
komponen gaya merefleksikan pengaruh
beban terpasang yang berbeda pada struktur
dan diberikan nama khusus sebagai berikut:
a. Gaya Aksial ( Aksial Force )
b. Gaya geser ( Shear force )
c. Momen lentur ( Bending momen )
= F1 = R1 – 4,119

AE/L 4,E+06
2EI/L 0,00
4EI/L 0,00
6EI/L^2 0,00
12EI/L^3 0,00

Elemen rangka adalah elemen dimana gaya


aksial, gaya transversal dan momen dapat
terjadi pada elemen.

Dari elemen diatas terdapat nilai x dan y. Dimana


nilai dari x dan y tersebut adalah NPM dari
masingmasing mahasiswa yang telah mengikuti
mata kuliah dasar-dasar

Gambar 2. Formulasi elemen rangka dan balok

Gambar 3. Gaya dan momen pada rangka


12EI/L^3 0,00
6. HASIL ANALISA
6.1.Elemen 1 u2y 2 u3x u3y
0,00 0,00 -3967,77 0,00
sumb u2x 0,00 0,00 0,00 0,00
u 0,00 0,00 0,00 0,00
f2x x 3967,77 0,00 0,00 3967,77 0,00
f2y y 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
= 0,00 0,00 0,00 0,00
M2 0,00
f3x x -3967,77 3
f3y y 0,00 0,00 u2x
m3 0,00 0,00 u2y
0,00 q2
0,00 u3x
Gambar 4. Elemen satu 0,00 u3y
0,00 q3

6.2.Elemen 2

Gambar 6. Balok Penumpang

Gambar 5. Elemen dua

L 4 cm 7. KESIMPULAN
0,04 m
A= 0,00596944 m^3
Metode elemen hingga sangat baik untuk
F2 4,118793 KN
diaplikasikan pada analisis struktur rangka batang
M2 1647568,00 KNm sederhana maupun yang lebih kompleks. Metode ini
dapat diaplikasikan pada struktur rangka batang
Gambar 6. Balok penampang
statis tertentu maupun statis tak tentu. Metode ini
dapat digunakan untuk analisis struktur rangka
AE/L 4,E+03 batang, karena hasil yang ditunjukkan pada contoh
2EI/L 0,00 numerik sangat sesuai dengan hasil analitis.
4EI/L 0,00
6EI/L^2 0,00
BALOK BETON SECARA
Daftar Pustaka EKSPERIMENTAL DAN METODE
1. Badan Standarisasi Nasional, ELEMEN HINGGA
SNI 2847:2013 Persyaratan Beton SESUAI SNI 2847 : 2013 ANALYSIS OF
Struktural untuk Bangunan CONCRETE BEAM DEFLECTION BY
Gedung, Badan EXPERIMENTALLY AND FINITE
Standarisasi Nasional, Jakarta, 2013 ELEMENT METHOD BASED
ON SNI 2847 : 2013,” vol. 2013, pp.
2. T. Handayani and Y. 127–134, 2013.
Irawadi, “ANALISIS LENDUTAN

Anda mungkin juga menyukai