Anda di halaman 1dari 7

I JURNAL REPORT TM/JR

II 14 DESEMBER 2020

AMIRUL ISMAYA

1707210062

B1-PAGI

DASAR-DASAR METODE ELEMEN HINGGA

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2020
APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA PADA ANALISIS
STRUKTUR BALOK RANGKA
Amirul Ismaya
Ismaya.amirul@gmail.com
Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Abstrak
Metode elemen hingga adalah metode numeric yang digunakan untuk memecahkan permasalaah dalam bidang
rekayasa atau bidang fisik lainya. Panjang balok yang diteliti adalah 7.15 dengan beban terdistribus merata
1128.5 Nm dan beban aksial sebesar 4120,2 N. Penampang balok yang digunakan adalah berbentuk T dengan
dimensi (seperti digambar 3) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang nilai perpindahan node 2
dan 3 , momen, gaya lintang, dan gaya normal. Menggunakan metode elemen hingga atau biasa yang kita
kenal dengan matriks. Hasil penelitian didapatkan perpindahan yang terjadi di node 2 dan 3 yaitu, Ɵ 1 = 1.24e-
5
rad, U2x = -4.34e-7 M, U2y= -2.67e-5 M, Ɵ2 = -1.85e-6 rad, U3x= -3.82e-7 M, Ɵ3 = 1.095e-5 rad. Gaya reaksi di
tumpuan node 2 adalah F2x= -4120.2 N, F2y= -40331.14 N M2 = -571.36 Nm, R2v = 0 (karena tidak ada
tumpuan).

Kata kunci : elemen hingga, Matriks, rangka balok, perpindahan, momen

1. Latar Belakang kecil yang disebut dengan elemen, yang


mana elemen-element tersebut saling
Metode Elemen Hingga, selanjutnya
berhubungan dengan elemen lain pada
disebut sebagai MEH, adalah metode
titiktitik simpul elemen atau dikenal dengan
numerik yang digunakan untuk memecahkan
node. Proses pembagian ini disebut dengan
permasalahan dalam bidang rekayasa atau
pun bidang fisik lainnya. Permasalahan- diskritisasi.
permasalahan dalam bidang rekayasa yang
dapat dipecahkan dengan metodei ini adalah Stukrur beton yang mengalamin
meliputi analisa struktur, analisa tegangan, lentur harus dikontrol lendutann. Komponen
perpindahan panas dan masa, dan medan struktur betn yang mengalamin lentur harus
elektromagnetik. direncanan agar mempunyai kekakuan yang
cukup untuk membatasi lendutan atau
Permasalahan-permsalahan yang deformasi apapun yang dapat memperlemah
melibatkan bentuk geometri, kondisi kekuatan ataupun mengurangi kemampuan
pembebanan dan sifat mekanik material struktur.
yang komplek tidak mungkin untuk
dipecahkan dengan menggunakan Balok beton bertulang merupakan
persamaan atau rumus matematis yang suatu elemen struktur yang didesain untuk
biasanya disebut dengan penyelesaian dapat menahan beban yang bekerja. Beban
analitis. Penyelesaian analitis ini umumnya yang melebihi kapasitas penampang balok,
memerlukan penyelesaian persamaan akan mengakibatkan kegagalan balok dalam
deferensial parsial. Oleh karena itu, metode menahan beban lentur maupun geser.
numerik seperti MEH adalah metode yang Contohnya adalah seperti kondisi tumpuan
banyak digunakan untuk memecahkan pada balok, dalam perhitungan dapat
permasalahan-permasalahan yang komplek diasumsikan sebagai tumpuan jepit-jepit
tersebut. Hasil yang diperoleh dengan sementara pada kenyataannya mungkin tidak
menggunakan metode MEH ini adalah sepenuhnya jepit-jepit. Contoh lainnya
berupa harga pendekatan dari sejumlah titik adalah pada balok dengan pelat lantai, pada
atau node pada kontinum bodi. Maka dalam perhitungan dapat diasumsikan sebagai
pemodelan di dalam MEH, suatu bodi dibagi penampang balok biasa sementara pada
menjadi beberapa bodi atau unit yang lebih
kondisi riil mungkin lebih mendekati 4. Metode Penelitian
sebagai penampang balok T ataupun kondisi Metode penelitian kali ini menggunakan soal UTS
sebaliknya. sebagai objek penelitian dan dikerjakan dengan

Berdasarkan kedua contoh perbedaan 1 u2x u2y 2


lendutan antara perhitungan dengan -
software dengan kondisi riil di atas maka u1x
0 3967769,61 0 0
eksperimen ini dilakukan, yang bertujuan 0,00 0 0,00 0,00 u1y
untuk mengetahui pengaruh jenis tumpuan 0,00 0 0,00 0,00 q1
dan tipe penampang balok terhadap 0 3967769,61 0 0 u2x
lendutan secara perhitungan software dan 0,00 0 0,00 0,00 u2y
eksperimental. Dalam rangka untuk
0,00 0 0,00 0,00 q2
mencapai tujuan penelitian ini maka
dilakukan uji beban terhadap balok beton di menggunakan metode elemen hingga.
lapangan dan dilakukan perhitungan
lendutan balok dengan software dengan
pengaruh berdasarkan jenis tumpuan dan
tipe penampang balok
Perhitungan lendutan balok juga
memperhitungkan kondisi penampang
balok, dimana balok bisa diasumsikan
sebagai penampang balok biasa dan
penampang balok T (Gambar 2).
Gambar 1. Sistem elemen rangka balok dengan
Berdasarkan SNI 2847 : 2013 pasal 10.10 1) penampang balok rencana
apabila balok dicor monolit dengan pelat
lantai (mutu beton sama antara balok dan
pelat) dan terjadi interaksi antara balok dan
pelat yang menjadi satu kesatuan dalam
menahan momen positif yang terjadi, balok
demikian dikatakan sebagai balok T karena
penampangnya yang membentuk huruf T
tipikal. Pada kondisi ini sebagian pelat beton
akan berfungsi sebagai sayap atas dari balok

2. Maksud dan Tujuan


Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui Displacement, Momen, Lintang,
dan Gaya Normal.

3. Batasan Penelitian
sumbu u1x u1y
Dispalacement untuk di node 2 dan 3 saja dan f1x x 3967769,61 0
hanya menggambar bidang Momen,
f1y y 0 0,00
Lintang dan Gaya Normal. M1 = 0 0,00
f2x x -3967769,61 0
f2y y 0 0,00
m2 0 0,00
dik:
L 356 cm
3,56 m
A 0,53128016 m^3
q 156 Kg
1,5298374 KN/m

W 1,5298374 KN/m
M1= -1647568,00 KNm
M2= 1647568,00 KNm
F2= 420 Kg
4,118793 KN

Kesetimbangan = F1+F2 = R1

= F1 = R1 – 4,119

AE/L 4,E+06
2EI/L 0,00
4EI/L 0,00
6EI/L^2 0,00
12EI/L^3 0,00

Elemen rangka adalah elemen dimana gaya


aksial, gaya transversal dan momen dapat
terjadi pada elemen.

Dari elemen diatas terdapat nilai x dan y. Dimana


nilai dari x dan y tersebut adalah NPM dari
masingmasing mahasiswa yang telah mengikuti
mata kuliah dasar-dasar

Gambar 2. Formulasi elemen rangka dan balok


Gambar 3. Gaya dan momen pada rangka

u2y 2 u3x u3y


0,00 0,00 -3967,77 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 3967,77 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00
5. HASIL ANALISA
6.1.Elemen 1

AE/L 4,E+03
2EI/L 0,00
4EI/L 0,00
6EI/L^2 0,00
12EI/L^3 0,00

sumbu u2x
f2x x 3967,77
f2y y 0,00
M2Gambar 4. Elemen
= satu 0,00
f3x x -3967,77
f3y y 0,00 3
6.2.Elemen
m3 2 0,00 0,00 u2x
0,00 u2y
0,00 q2
0,00 u3x
0,00 u3y
0,00 q3

Gambar 5. Elemen dua

L 4 cm
0,04 m
A= 0,00596944 m^3
F2 4,118793 KN Gambar 6. Balok Penumpang
M2 1647568,00 KNm
Daftar Pustaka
6. KESIMPULAN 1. Badan Standarisasi Nasional,
SNI 2847:2013 Persyaratan Beton
Struktural untuk Bangunan Gedung,
Badan
Metode elemen hingga sangat baik untuk
Standarisasi Nasional, Jakarta, 2013
diaplikasikan pada analisis struktur rangka batang
sederhana maupun yang lebih kompleks. Metode 2. T. Handayani and Y. Irawadi,
ini dapat diaplikasikan pada struktur rangka “ANALISIS LENDUTAN BALOK
batang statis tertentu maupun statis tak tentu. BETON SECARA EKSPERIMENTAL
Metode ini dapat digunakan untuk analisis DAN METODE ELEMEN HINGGA
struktur rangka batang, karena hasil yang SESUAI SNI 2847 : 2013 ANALYSIS OF
ditunjukkan pada contoh numerik sangat sesuai CONCRETE BEAM DEFLECTION BY
dengan hasil analitis. EXPERIMENTALLY AND FINITE
ELEMENT METHOD BASED
ON SNI 2847 : 2013,” vol. 2013, pp. 127–
134, 2013.

Anda mungkin juga menyukai