Anda di halaman 1dari 70

Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

BAB III
HASIL ANALISIS

A. Profil Soendari Batik and Art Gallery


Soendari Batik and Art Gallery merupakan salah satu rumah industri batik,
galeri, sekaligus LKP di Kota Malang yang terletak di Perumahan Permata
Soekarno Hatta A2, Jalan PTP II, Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru,
Mojolangu, Kota Malang. Pimpinan dari Soendari Batik And Art Gallery ini adalah
Satrya Paramanandana dimana beliau diserahi tanggungjawab oleh ibunya
(Yunita) untuk mengelola Soendari Batik And Art Gallery dan menjadi pimpinan di
LKP Soendari. Galeri Soendari dan LKP Soendari berada pada satu tempat tetapi
memiliki fungsi yang berbeda. Galeri Soendari berada di samping LKP Soendari
dimana galeri tersebut mempunyai untuk melayani pengunjung, tempat koleksi
berbagai karya seni dan batik, tempat packing dan menjahit, serta tempat untuk
memamerkan produk batik hasil produksi Soendari Batik and Art Gallery.
Sedangkan untuk LKP Soendari sendiri diperuntukkan untuk tempat pelaatihan
bagi masyarakat maupun anggota instansi yang ingin belajar membatik. Latar
belakang berdirinya Soendari Batik And Art Gallery berawal dari hobi Yunita
yang gemar mengoleksi batik dari berbagai daerah antara lain dari Solo, Jogja,
Pekalongan, dan lain-lain. Selain itu, latar belakang berdirinya Soendari Batik And
Art Gallery juga dikarenakan profesi dari Nenek Satrya yaitu sebagai pedagang
batik sehingga memotivasi Yunita dan Satrya untuk melanjutkan profesi
keluarganya tersebut.

Gambar 37 Soendari Batik and Art Gallery dan LKP Soendari


Sumber: Dokumentasi Peneliti

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Soendari Batik And Art Gallery memiliki 5 pegawai yang mengelola


administrasi, produksi, konveksi, maupun bidang marketing. Selain itu, juga
terdapat beberapa siswa yang sedang magang dari jurusan tekstil SMKN 5 Malang
dan dari jurusan tata busana SMKN 3 Malang. Pada proses produksinya, terdapat
pembagian tugas antara lain seperti pengawas, designer, pencanting, tukang yang
mewarnai dan melorot, administrasi, tukang jahit dan packing, marketing, maupun
yang bertugas untuk memberikan dan mengawasi pelatihan. Jadi, kegiatan di
Soendari Batik and Art dilakukan secara tim. Untuk proses desain motifnya,
dilakukan sendiri oleh pimpinan Soendari Batik and Art Malang yaitu Satrya.
Dalam hal produksi, Soendari Batik And Art Gallery tidak melakukan produksi di
Malang jika pewarna yang digunakan ialah pewarna napthol. Hal tersebut
dikarenakan tidak adanya saluran pembuangan limbah yang memadai sehingga
dalam proses produksinya dilakukan di Solo dan Indramayu kemudian baru dikirim
ke Malang. Soendari Batik And Art Gallery tidak menjual kain dengan skala besar,
tetapi hanya menerima dari pesanan saja.

Gambar 38 Kegiatan di Soendari Batik and Art Gallery


Sumber: Dokumentasi Peneliti

Dalam hal pengembangan, Soendari Batik And Art Gallery juga


melibatkan sejumlah warga Malang dalam berkreasi serta turut memberdayakan
masyarakat melalui pelatihan-pelatihan. Selain sebagai rumah industri, Soendari
Batik juga mempunyai sarana pemberdayaan masyarakat melalui membatik yaitu
LKP Batik Soendari dimana sering bekerjasama dengan pemerintah maupun
instansi-instansi pendidikan untuk mengadakan pelatihan membatik bagi
anggotanya mulai dari umur PAUD hingga dewasa bahkan peserta dari luar negeri.
Masyarakat yang telah mengikuti pelatihan dan tertarik lebih lanjut untuk

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

mendalami dan belajar membatik di Utpalawastra LKP Soendari. Selain belajar


membatik, masyarakat juga diberi pelatihan mengenai pembuatan aksesoris dari
kain batik seperti cara membuat hantaran, sandal, masker, dan aksesoris lainnya.

Gambar 39 Pelatihan Membatik di LKP Soendari


Sumber: Dokumentasi Peneliti

Soendari Batik And Art Gallery mengoleksi beberapa karya batik tradisional
yang tidak dijual maupun karya-karya seni seperti lukisan, patung, keramik, dan
lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa selain sebagai industri, Soendari Batik
And Art Gallery juga menyediakan sarana edukasi bagi masyarakat yang ingin
belejar. Soendari Batik And Art Gallery mempunyai tiga batik dengan motif khas
Malangan yaitu Batik Topeng Malang, Batik Motif Teratai, dan Batik Trembesi.
Selain itu, Soendari Batik And Art Gallery juga memproduksi batik-batik lain
dengan motif yang beragam serta menjual berbagai batik yang dikirim dari berbagai
daerah seperti Solo, Jogja, Indramayu dan lain-lain. Dalam hal produksi, Soendari
Batik and Art Gallery tidak hanya memproduksi batik dalam bentuk kain saja, tetapi
juga memproduksi berbagai aksesoris batik seperti masker, balngkon, tas, sandal,
dan lain sebagainya.
Selain produksi, Soendari Batik and Art Gallery seringkali melakukan
pameran sekaligus edukasi seperti pameran di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Krida Budaya, pameran di makassar dan Palembang, dan lain-lain. Soendari Batik
and Art juga telah meraih banyak sertifikat dan penghargaan baik sebagai juara,
partisipan, narasumber, maupun penghargaan-penghargaan lain. Salah satu contoh
penghargaan yang pernah diraih oleh Soendari Batik and Art Gallery antara lain
Juara 3 Stand Terbaik Pameran kreatif Ngalam Mbois Disbudpar Kota Malang
2016, Juara Favorit Stand Terbaik Pameran Batik Ngalam Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata 2018, dan lain-lain.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Gambar 40 Koleksi Batik di Soendari Batik and Art Gallery


Sumber: Dokumentasi Peneliti

B. Visualisasi Motif Batik Trembesi


Berdasarkan hasil wawancara, Motif Trembesi merupakan motif batik yang
terinspirasi dari ikon Kota Malang yaitu pohon trembesi yang ada di Alun-alun
Kota Malang dan sekitarnya dimana pohon tersebut dinobatkan sebagai pohon
pusaka. Hal tersebut dikarenakan Pohon Trembesi menjadi saksi bisu tiga zaman
yaitu pada zaman penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, dan Kemerdekaan
Indonesia. Satrya sebagai desain Motif Batik Trembesi berinisiatif untuk membuat
Motif Trembesi karena selain sebelumnya belum pernah ada yang mengembangkan
Motif Trembesi dan kebetulan pada tahun 2016 Sutiaji (Wakil Walikota Malang)
berpesan kepada Satya untuk mengembangkan trembesi sebagai motif. Dari hal
tersebut, kemudian muncul ide untuk mengembangkan motif trembesi karena
melihat adanya potensi bahwa ikon dan flora Kota Malang ini yang harus sering
dieksplor dan dikenalkan kepada masyarakat luas terutama masyarakat Kota
Malang.
Dalam penciptaannya, Motif Trembesi ini kami kebanyakan mengambil
dari daunnya dikarenakan pohon trembesi memang dominan di daun. Selain itu,
desainer juga menyisipkan bunga trembesi sebagai tambahan. Berdasarkan
wawancara dengan narasumber, penciptaan Motif Trembesi ini diawali dari diskusi
bersama Sutiaji, kemudian desainer mulai memikirkan kira-kira apa yang bisa
ditonjolkan dari pohon trembesi. Selain itu, desainer juga melakukan pengamatan
dengan cara mengamati foto trembesi dari Google dan benda aslinya. Setelah

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

melakukan pengamatan, desainer menggambar sketsa-sketsa calon motif yang akan


diterapkan pada kain batik. Dari sekian banyak alternatif sketsa, kemudian dipilih
beberapa desain motif yang cocok, yaitu menggunakan motif daun trembesi dan
bunga trembesi. Motif yang sudah ditentukan kemudian disusun penataannya
dengan digambar di atas kertas. Setelah selesai, perajin menyalin desain tersebut di
atas kain dengan teknik blat dan mengalami proses pencantingan maupun
pengecapan menggunakan malam panas . Setelah dicanting atau di cap, kemudian
kain batik masuk proses pewarnaan dan proses penguncian warna. Kain batik yang
telah mengalami penguncian warna, kemudian masuk ke proses pelorotan atau
menghilangkan malam, pencucian, dan pengeringan di bawah sinar matahari.
Motif Batik Trembesi yang dikembangkan di Soendari Batik And Art
Gallery antara lain yaitu: 1) Motif Batik Trembesi Kombinasi Motif Sekar
Kanjuruhan dan Motif Topeng Malangan; 2) Motif Batik Trembesi Kombinasi
Motif Dele Kecer; 3) Motif Batik Trembesi Kombinasi Motif Kawung Pagi-Sore;
4) Motif Batik Trembesi Kombinasi Motif Teratai dan Motif Gerbang Candi
Badut I; dan 5) Motif Batik Trembesi Kombinasi Motif Bunga Teratai dan Motif
Gerbang Candi Badut II.
1. Motif Batik Trembesi Kombinasi Motif Sekar Kanjuruhan dan Motif
Topeng Malangan

Motif Topeng
Malangan
Motif Bunga
Trembesi (tampak
atas)
Motif Daun Trembesi
Motif Bunga Trembesi
(tampak samping)
Motif Truntum
Motif Sekar Kanjuruhan
Isen-isen Cacah Gori
Motif Garis-garis
Gambar 41 Motif Batik Trembesi Kombinasi Motif Sekar Kanjuruhan dan Motif
Topeng Malangan
Sumber: Dokumentasi Peneliti

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Gambar 42 Desain Motif Batik Trembesi Kombinasi Motif Sekar Kanjuruhan dan
Motif Topeng Malangan
Sumber: Dokumentasi Peneliti

a. Ragam Visualisasi
Berdasarkan hasil wawancara, Motif Trembesi Kombinasi Motif Sekar
Kanjuruhan dan Topeng Malangan merupakan motif yang menggambarkan ikon
khas Kota Malang. Motif-motif tersebut antara lain Motif Daun Trembesi, Motif
Sekar Kanjuruhan, dan Motif Topeng Malangan. Motif Trembesi pada batik ini
diangkat dari pohon heritage Kota Malang yaitu pohon trembesi. Bagian trembesi
yang digunakan untuk diangkat pada motif ini yaitu pada bagian daun dan
bunganya. Hal tersebut dikarenakan bagian daun merupakan hal utama yang
menjadi khas dari pohon peneduh yaitu pohon trembesi, sedangkan bunga trembesi
dipilih karena merupakan salah satu objek atau bagian yang estetik dari pohon
tersebut. Pohon ini bermakna kekuatan dan menjadi pohon pusaka Kota Malang
dimana telah menjadi saksi bisu tiga zaman yaitu pada zaman penjajahan Belanda,
penjajahan Jepang, dan Masa Kemerdekaan Indonesia. Motif lain yang
menggambarkan ikon khas Kota Malang yaitu Motif Topeng Malangan dimana
motif tersebut penciptaannya terinspirasi dari Tari Topeng Malangan. Berdasarkan
wawancara, Motif Topeng Malangan memiliki makna keanggunan dan keindahan.
Selain motif tersebut, Motif yang menggambarkan ikon khas Kota Malang yaitu
Motif Sekar Kanjuruhan. Motif Sekar Kanjuruhan merupakan motif yang diangkat
dari bunga mawar yang berada di lingkungan Candi Badut dan Motif Gerbang

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Candi Badut. Motif ini menggambarkan juga tentang kekuatan dan keindahan.
Gerbang Candi Badut merupakan salah satu candi yang ada di daerah Malang,
sehingga objek tersebut diangkat menjadi motif karena bertujuan mengenalkan ikon
Kota Malang selain dari pohon trembesi dan Topeng Malangan. Berdasarkan
wawancara, motif Candi Badut memiliki makna yang sama dengan motif trembesi
yaitu kekuatan. Motif-motif tersebut mempunyai hubungan dengan Motif
Trembesi. Hubungan tersebut yaitu sama-sama menggambarkan tentang ikon khas
Kota Malang dan dimaksudkan untuk mengenalkan ikon Kota Malang melalui
motif batik. Selain motif yang menggambarkan tentang ikon khas Kota Malang,
terdapat juga motif yang bukan merupakan ikon khas Kota Malang. Motif tersebut
yaitu Motif Truntum. Berdasarkan wawancara, motif truntum pada batik ini
dimasukkan karena desainer ingin memasukkan unsur batik klasik pada Batik
Trembesi. Motif tersebut dimasukkan dengan tujuan untuk mengenalkan motif
klastik yaitu Motif Truntum melalui batik ini. Karena motif truntum pada Batik
Trembesi ini merupakan motif pendukung, jadi hanya berfungsi sebagai pengisi
dari motif utama dan tidak memiliki makna khusus. Makna khusus pada motif ini
berlaku pada batik dengan Motif Truntum yang asli.
Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan pada produk batik, Motif
Batik Trembesi Kombinasi Sekar Kanjuruhan dan Topeng Malangan merupakan
motif yang menggambarkan motif daun trembesi dengan berbagai kombinasi motif
lainnya dimana diantaranya merupakan hasil stilasi dari ikon Kota Malang.
Penamaan batik ini didasarkan pada motif yang dipakai yaitu berupa tanaman
trembesi, Topeng Malangan, serta gabungan objek Gerbang Candi Badut dan
Bunga Mawar. Seperti yang terlihat pada gambar, terdapat motif yang berasal dari
objek daun trembesi, bunga trembesi yang dilihat dari nampak atas dan samping,
Topeng Malangan, stilasi bunga mawar dan gerbang Candi Badut (Motif Sekar
Kanjuruhan), Motif Truntum, dan motif tambahan berupa garis-garis. Batik
Trembesi Kombinasi Motif Sekar Kanjuruhan dan Motif Topeng Malangan
merupakan jenis batik cap. Pada saat pengamatan, ditemukan banyak motif yang
bentuk dan ukuranya sama persis serta tebal garis yang sama besar. Selain itu,
dalam pembuatannya Soendari Batik And Art Gallery memakai cetakan untuk

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

membuat motif pada permukaan kain. Motif tersebut antara lain mulai dari motif
utama, motif pendukung, dan isen-isennya.
Motif utama pada batik ini adalah Motif Daun Trembesi, Motif Topeng
Malangan, dan Motif Sekar Kanjuruhan. Salah satu motif utama pada batik ini
adalah Motif Daun Trembesi dimana motif ini merupakan tema utama atau ciri khas
dari salah satu karya batik di Soendari Batik and Art. Seperti yang terlihat pada
gambar, Motif Daun Trembesi mendominasi sebagian besar bagian kain batik.
Motif Daun Trembesi berbentuk semacam sulur-sulur dengan panjang tangkai yang
bervariasi. Motif utama yang lain dari batik ini adalah Motif Sekar Kanjuruhan dan
Motif Topeng Malangan dimana Motif Sekar Kanjuruhan tersebut terdapat pada
bagian bawah kain, sedangkan Motif Topeng Malangan terdapat pada sela-sela dari
Motif Daun Trembesi. Berdasarkan hasil wawancara, Motif Sekar Kanjuruhan
merupakan transformasi dan stilasi dari gabungan dua objek yaitu bunga mawar
(terletak di bagian tengah) dan Gerbang Candi Badut (pada sisi-sisinya). Selain
kedua motif tersebut, terdapat juga motif utama lain yaitu Motif Topeng Malangan
dimana merupakan hasil stilasi dari objek Topeng Malang. Topeng Malangan juga
merupakan salah satu ikon dari Kota Malang.
Selain motif utama, batik ini memiliki motif pendukung antara lain yaitu
Motif Bunga Trembesi yang dilihat dari tampak atas, Motif Bunga Trembesi yang
dilihat dari tampak samping 1 dan 2, Motif Truntum, dan pendukung lain berupa
garis-garis. Motif pendukung memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan motif
utama. Motif Bunga Trembesi tampak atas dan tampak samping terletak pada
bagian sela-sela Motif Daun Trembesi dan tersebar di hampir seluruh bagian kain
kecuali bagian bawah. Motif Truntum merupakan salah satu motif tradisional dari
Surakarta yang juga disematkan pada batik ini. Motif ini terletak pada bagiah bawah
di antara sela-sela Motif Sekar Kanjuruhan. Ornamen pendukung yang terakhir
yaitu ornamen berupa garis-garis yang terdapat pada tepian bawah kain.
Isen-isen yang terdapat pada Batik Trembesi Kombinasi Sekar Kanjuruhan
dan Topeng Malangan yaitu isen-isen cacah gori. Isen-isen cacah gori ini terdapat
pada bagian dalam Motif Sekar Kanjuruhan. Penggayaan motif ini terdapat pada
tangkai Motif Daun Trembesi yang dibentuk dengan pola garis lengkung.
Penggayaan lain dilakukan pada Motif Sekar Kanjuruhan yang mana mengangkat

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

dari gabungan objek Gerbang Candi Badut dan bunga mawar. Setelah
ditransformasi dan digayakan, motif tersebut hampir tidak nampak seperti objek
pada aslinya dan nampak seperti satu objek yang menjadi satu motif. Selain itu,
Motif Topeng Malangan dan Motif Bunga Trembesi juga mengalami penggayaan
sehingga terdapat perbedaan dengan objek aslinya. Komposisi penyusunan batik ini
menggunakan struktur desain horizontal karena motif disusun menyamping.
Sedangkan untuk pola penyusunan motifnya, batik ini memiliki susunan simetris
dengan memperhatikan prinsip kesatuan, keselarasan, kesebandingan, ritme,
keseimbangan, dan penekanan.
Tabel 3.1 Keterangan Ragam Visualisasi Batik Trembesi Kombinasi Motif Sekar
Kanjuruhan dan Motif Topeng Malangan
No Aspek Gambar Nama Penjelasan
1. Motif Motif Daun Motif Daun Trembesi merupakan motif
Utama Trembesi yang diadaptasi dari daun trembesi itu
sendiri. Motif ini terbentuk dari garis
nyata non geometris. Motif dalam batik
ini digambarkan dalam bentuk tangkai
yang melengkung-lengkung dan
bercabang dengan panjang yang
bervariasi.

Desain Desain motif daun trembesi ini


Motif Daun memiliki karakteristik yaitu memiliki
Trembesi daun dan tangkai yang saling
tersambung dan bercabang. Daun pada
motif ini digambarkan dalam bentuk
kecil-kecil. Motif ini memiliki satu
tangkai panjang yang saling
menyambung dan bercabang dua,
menjadi pusat motif, dan
percabangannye membentuk
keseimbangan simetris. Selain itu,
terdapat 4 tangkai lain, dua berada di
atas dan 2 berada di bawah. Masing-
masing memiliki 2 cabang
Motif Motif Topeng Malangan merupakan
Topeng motif yang diadaptasi dari objek
Malangan Topeng Malangan. Motif ini terbentuk
dari garis nyata non geometris. Motif
Topeng Malangan ini digayakan
dengan garis-garis yang dilengkungkan
sehingga membentuk garis yang lebih
indah.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Desain Desain Motif Topeng Malangan ini


Motif memiliki bentuk seperti topeng
Topeng malangan pada umumnya, yaitu
Malangan terdapat bagian wajah, mata, mulut,
hidung, dan mahkota topeng. Dalam
penggambarannya, motif distilasi pada
bagian alis, mulut, hidung, mata, titik
pada dahi, dan mahkota dengan
menerapkan garis lengkung sehingga
nampak lebih indah.
Motif Sekar Motif Sekar Kanjuruhan merupakan
Kanjuruhan motif yang diadaptasi dari objek bunga
mawar yang ada di sekitar Candi Badut
(di bagian tengah) dan gerbang Candi
Badut (di bagian kelopak). Motif ini
terbentuk dari garis nyata geometris
dan non geometris. Motif Sekar
Kanjuruhan ini mengalami
transformasi dan digayakan dengan
cara menata dan menyatukan antar-
objek menjadi satu kemudian
mengalami proses stilasi dengan cara
dilengkungkan dan diberi isen-isen.

Desain Desain Motif Sekar Kanjuruhan ini


Motif Sekar digambarkan memiliki 5 kelopak
Kanjuruhan dengan satu pusat di tengahnya.
Kelopak tersebut merupakan hasil
stilasi dari Gerbang Candi Badut yang
distilasi menggunakan garis lengkung
dan diberi ornamen pada atasnya serta
diberi isen-isen galaran pada
tengahnya. Sedangkan di bagian pusat,
merupakan stilasi bunga mawar yang
digambarkan dengan putik di
tengahnya menggunakan isen-isen
sawut kemudian pada tepinya, kelopak
mawar digambarkan dengan garis-garis
lengkung yang bertingkat.
2. Motif Motif Motif Bunga Trembesi ini merupakan
Pendu Bunga motif pendukung yang diadaptasi dari
kung Trembesi objek bunga trembesi yang dilihat dari
tampak atas atas. Motif ini terbentuk dari garis
nyata geometris dan non geometris.
Motif Bunga Trembesi tampak atas ini
disederhanakan dan digayakan
menggunakan garis lurus vertikal
horizontal dan sedikit variasi pada garis
diagonal.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Desain Desain Motif Bunga Trembesi tampak


Motif atas tersebut digambarkan dalam garis
Bunga vertikal, horizontal, dan diagonal
Trembesi kanan-kiri yang saling tumpang tindih.
tampak atas Pada bagiian tengah terdapat pusat
yang berbentuk lingkaran kecil. Garis
vertikal dan horizontal distilasi
menggunakan garis yang bergerigi dan
lingkaran kecil pada ujung-ujungnya.
Sedangkan garis horizontal pada motif
digambarkan memiliki lingkaran pada
ujungnya dan 2 segitiga lancip pada
tengah garisnya.

Motif Motif Bunga Trembesi ini merupakan


Bunga motif pendukung yang diadaptasi dari
Trembesi objek bunga trembesi yang dilihat dari
tampak samping . Motif ini terbentuk dari garis
samping 1 nyata non geometris. Motif Bunga
Trembesi tampak samping ini tidak
digambarkan dalam bentuk utuh seperti
aslinya karena telah mengalami
penyederhanaan atau deformasi.

Desain Desain Motif Bunga Trembesi tampak


Motif samping 1 ini digambarkan berbentuk
Bunga menyerupai kipas dengan memiliki 5
Trembesi kelopak yang terbentuk dari garis
tampak lengkung dan satu pusat di bagian
samping 1 bawah. Putik bunga trembesi
digambarkan dalam 5 garis tebal
panjang yang memiliki lingkaran kecil
dan 4 garis pendek yang ditata saling
bergantian di bagian atas kelopak.

Motif Motif Bunga Trembesi ini merupakan


Bunga motif pendukung yang diadaptasi dari
Trembesi objek bunga trembesi yang dilihat dari
tampak samping. Motif ini digambarkan lebih
samping 2 sederhana daripada Motif Bunga
Trembesi tampak samping 1. Motif ini
terbentuk dari garis nyata non
geometris. Motif Bunga Trembesi
tampak samping ini tidak digambarkan
dalam bentuk utuh seperti aslinya
karena telah mengalami
penyederhanaan atau deformasi.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Desain Desain Motif Bunga Trembesi tampak


Motif samping 2 ini digambarkan berbentuk
Bunga menyerupai kipas dengan memiliki 3
Trembesi kelopak yang terbentuk dari garis
tampak lengkung dan satu pusat di bagian
samping 2 bawah. Putik bunga trembesi
digambarkan dalam 3 garis tebal
panjang yang memiliki lingkaran kecil
dan 2 garis pendek yang ditata saling
bergantian di bagian atas kelopak.
Motif Motif Truntum ini merupakan motif
Truntum pendukung yang diadaptasi motif
tradisional yang berasal dari
Yogyakarta. Motif ini ditata pada
bagian bawah kain batik dengan jumlah
yang relatif sedikit.

Desain Desain Motif Truntum pada batik ini


Motif digambarkan sangat sederhana
Truntum menggunakan titik dan lonjong. Motif
ini memiki satu titik sebagai pusat di
tengah dan 7 lonjong yang
mengelilinginya.

Garis-garis Ornamen berupa garis-garis ini


merupakan komponen pendukung yang
terletak pada tepi bawah kain.
Desain Desain ornmen garis-garis pada batik
Ornamen ini digambarkan dengan garis-garis
Garis-garis nyata geometris vertikal yang berjajar
memanjang. Garis-garis vertikal yang
berjajar dibatasi satu garis horizontal
yang panjang dari ujung kanan hingga
ujung kiri pada sisi atasnya.

3. Isen- Cacah Gori Isen-ien cacah gori terdapat dalam


isen motif pendukung yaitu berada di dalam
Motif Sekar Kanjuruhan yang mana
digambarkan di dalam motif hasil
stilasi Gerbang Candi Badut.

Desain Isen-isen cacah gori pada Motf Sekar


Cacah Gori Kanjuruhan digambarkan dengan garis-
garis lulus yang saling berjajar dan
melintang. Isen-isen tersebut
dimaksudkan untuk mengisi bagian
dalam kelopak motif.

4. Warna Biru Warna biru dongker merupakan warna


dongker dominan yang terdapat pada

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

keseluruhan latar belakang dan pada isi


keseluruhan motif..

Coklat Warna coklat muda terdapat pada garis-


muda garis motif. Warna coklat muda
merupakan hasil dari teknik pewarnaan
laseman yang merupakan hasil
pewarnaan tahap kedua.

5. Pola Struktur Komposisi penyusunan batik ini


Penyus desain menggunakan struktur desain
unan horizontal horizontal karena motif disusun
dengan menyamping. Pola penyusunan pada
pola batik ini adalah pola penyusunan
simetris simetris. Pada polanya,batik ini
memperhatikan prinsip seni.

b. Visualisasi Estetik
1. Unsur
a. Cecekan/Titik
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, batik ini tidak
memiliki cecekan sama sekali baik sebagai isen-isen motif utama, pendukung,
maupun pada latarnya. Berdasarkan wawancara, unsur titik pada batik ini hanya
sebagai unsur dasar pembentuk klowongan atau garis pada motif dan tidak
menjadi sebuah titik yang berdiri sendiri.
b. Klowongan/Garis
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, klowongan pada
motif batik ini terdapat pada keseluruhan motif baik motif utama, pendukung,
maupun isen-isen. Klowongan pada batik ini seluruhnya merupakan hasil dari
proses pengecapan malam menggunakan alat cap batik. Klowongan pada batik ini
memiliki warna coklat muda. Berdasarkan hasil wawancara, warna coklat muda
tersebut dibuat menggunakan teknik laseman atau teknik menumpuk warna dngan
warna yang lebih cerah. Pewarnaan pada saat selesai tahap pelorotan pertama.
Pada Motif Daun Trembesi, klowongan digambarkan dalam bentuk garis yang
melengkung ke arah kanan, kiri, atas, dan bawah dimana merupakan garis pada
tangkai daun trembesi. Garis tersebut dibuat bercabang dengan dilengkapi
ornamen daun kecil-kecil berbentuk semacam oval yang berjajar di kiri dan kanan

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

garis tangkai tersebut. Pada Motif Sekar Kanjuruhan, klowongan digambarkan


dengan garis-garis yang melengkung dan garis-garis lurus. Pada motif Topeng
Malangan, klowongan digambarkan dengan garis yang melengkung-lengkung
membentuk semacam objek topeng malangan dengan garis yang lebih variatif.
Pada motif pendukung seperti Motif Bunga Trembesi tampak samping dan atas,
klowongan digambarkan dengan bentuk lengkung yang membentuk motif bunga
yang lebih sederhana dari bunga trembesi pada aslinya. Klowongan pada bagian
bawah kain digambarkan dengan garis lurus-lurus dengan jumlah yang banyak
berjajar sepanjang tepi bawah sedangkan klowongan pada Motif Truntum pada
batik dibentuk menjadi bentuk-bentuk oval dengan menggunakan teknik blok
dengan malam.
c. Bidang
Berdasarkan hasil pengamatan, bidang pada motif batik ini cenderung bebas
tetapi terkonsep membentuk sebuah motif. Hal tersebut dikarenakan garis-garis
yang digunakan untuk membentuk suatu bidang batik adalah garis lengkung-
lengkung dan tidak terikat pada bangun datar tertentu. Bidang yang terbentuk dari
garis-garis yang melengkung yaitu seperti bidang Motif Daun Trembesi, Motif
Sekar Kanjuruhan, Motif Topeng Malangan, dan motif-motif pendukung lain.
Berdasarkan hasil wawancara, bidang pada motif ini tidak secara khusus dibuat
sebagai bidang yang menggambarkan bangun tertentu seperti segitiga, segiempat,
atau lingkaran.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

d. Ruang
Berdasarkan hasil wawancara, ruang pada motif batik ini tidak tercipta
karena bentk motif karena penggambaran keseluruhan motif tidak didasarkan pada
teori persepektif. Dalam hal tersebut, motif-motif pada batik ini dibuat flat atau
datar karena memang disengaja agar tidak seperti objek pada aslinya. Menurut
keterangan narasumber, motif batik yang baik itu bukan seperti lukisan yang
nampak nyata, akan tetapi terbentuk dari stilasi objek dimana kemudian dapat
membentuk sebuah ornamen. Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan, batik ini
memang tidak mempunyai ruang nyata dikarenakan batik ini merupakan produk
dua dimensi. Kesan ruang pada batik ini merupakan kesan ruang semu. Pada batik
ini, ditemukan penataan motif yang tumpang tindih serta perbedaan intensitas
warna pada sehingga pada saat diamati muncul kesan ruang. Motif tersebut adalah
Motif Sekar Kanjuruhan dan Motif Topeng Malangan serta warna tersebut adalah
warna biru dongker dengan warna coklat muda.
e. Warna
Dalam pemilihan warnanya, batik ini menggunakan warna biru dongker
dan warna coklat muda. Berdasarkan wawancara dengan narasumber, kombinasi
kedua warna ini menunjukkan ketenangan dan keanggunan. Warna biru dongker
mewakili ketenangan, sedangkan warna coklat muda mewakili keanggunan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, warna biru dongker
pada batik ini terdapat pada keseluruhan latar dan isi motif, sedangkan warna
coklat muda terdapat pada keseluruhan garis motif. Warna biru dongker sangat
mendominasi sebagian besar dari area kain batik. Menurut keterangan
narasumber, warna biru dongker merupakan warna yang dihasilkan dari pewarna
remazol. Warna tersebut merupakan warna yang dibuat pada proses pewarnaan
tahap pertama. Sedangkan warna warna coklat tua merupakan warna yang
dihasilkan dari proses pewarnaan tahap kedua dengan menerapkan teknik
laseman. Setelah proses pewarnaan tahap pertama dengan menggunakan warna
biru dongker, kemudian kain batik diberi waterglass untuk mengunci warna.
selanjutnya kain tersebut dilorot dengan cara direbus ke dalam air panas kemudian
dikeringkan. Setelah kering, masuk proses pewarnaan tahap kedua menggunakan
warna coklat muda yang merupakan pewarna remazol. Warna coklat muda

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

tersebut kemudian diratakan pada keseluruhan bagian kain. Bagian garis-garis


motif yang berwarna putih hasil pelorotan malam tersebut berubah menjadi dan
warna biru dongker pada kain tersebut menjadi lebih gelap.

Tabel 3.2 Keterangan Unsur Batik Trembesi Kombinasi Motif Sekar Kanjuruhan dan Motif
Topeng Malangan
No. Unsur Gambar Keterangan Keterangan Unsur
Gambar
1. Cecekan/Titik - - Batik ini tidak memiliki cecek-
cecek atau titik sebagai isen-
isennya.
2. Klowongan/ Contoh Klowongan digambarkan
Garis klowongan dengan garis lengkung dengan
pada motif variasi arah dan ukuran. Selain
utama yaitu klowongan dalam bentuk garis
motif lengkung, klowongan juga
trembesi. ditemukan dalam bentuk garis
tebal karena adanya teknik
blok.
3. Bidang Contoh Bidang cenderung bebas tetapi
bidang terkonsep membentuk bidang
pada Motif sebuah motif tertentu misal
Sekar motif utama dan motif
Kanjuruhan pendukung.
4. Ruang Contoh Penataan Motif yang
kesan diletakkan seakan di atas motif
ruang pada yang lain memberikan kedan
Motif ruang. Warna biru dongker
Topeng dan warna coklat muda juga
Malangan memberikan kesan ruang

4. Warna Biru Warna biru dongker


dongker merupakan warna dominan
pada kain yang terdapat pada
keseluruhan latar belakang
dan pada isi keseluruhan
motif..

Coklat Warna coklat muda terdapat


muda pada pada garis-garis motif. Warna
kain batik. coklat muda merupakan hasil
dari teknik pewarnaan
laseman yang merupakan hasil
pewarnaan tahap kedua.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

2. Prinsip
a. Kesatuan
Berdasarkan hasil pengamatan, unsur-unsur pada motif batik ini membentuk
satu kesatuan yang teratur. Terlihat dari visualnya, Motif Sekar Kanjuruhan, Motif
Daun Trembesi dan Motif Topeng Malangan merupakan motif utama yang menjadi
daya tarik utama. Dalam penggambarannya, terdapat motif pendukung seperti
Motif Bunga Trembesi, Motif Truntum, dan garis-garis. Semua motif tersebut
mempunyai hubungan satu sama lain karena jika dihilangkan salah satu atau lebih
dari motif tersebut, maka akan terkesan kurang padu.
b. Keselarasan
Berdasarkan hasil observasi, keselarasan pada batik ini muncul dari
persamaan warna dari berbagai komponen seperti warna biru dongker pada
keseluruhan bagian latar dan isi motifnya serta warna coklat muda pada
keseluruhan garis motif. Selain itu, terdapat perulangan bentuk dari Motif Daun
Trembesi yang dibuat berulang-ulang dengan jumlah banyakdan motif lain seperti
Motif Sekar Kanjuruhan dan Motif Topeng Malangan yang dibuat berulang tetapi
lebih sedikit jumlahnya
c. Kesebandingan
Berdasarkan hasil observasi, kesebandingan batik ini terlihat dari ukuran-
ukuran motif, penataan-penataan yang rapi, sesuai, dan menyesuaikan ukuran-
ukuran pada motif berdasarkan jenisnya. Motif Daun Trembesi dibuat lebih
banyak daripada motif pendukung, Motif Sekar Kanjuruhan dibuat lebih besar dari
motif pendukung, serta Motif Topeng Malangan dibuat lebih berbeda dibandingkan
motif lain. Dari hal tersebut, Motif utama tetap mendominasi dari batik ini dan tidak
dikalahkan oleh motif pendukung maupun isen-isennya. Dari hal tersebut,
kesebandingan ukuran pada motif sudah ideal.
d. Keseimbangan
Berdasarkan pengamatan, motif pada batik ini terlihat seimbang karena
penataan motif nya yang mempunyai space teratur, perbandingan jumlah motif di
tiap-tiap tatanan yang sama dan berulang. Jika dilihat pada bagian kanan dan
bagian kiri, jumlah dan rupa unsur pada batik akan terlihat sama. Jumlah Motif
Daun Trembesi, Motif Sekar Kanjuruhan, dan Motif Topeng Malangan serta

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

motif-motif pendukung lain memiliki jumlah yang sama banyak pada sisi kanan
dan kiri. Selain itu, warna dan bentuk Motif Daun Trembesi, Motif Sekar
Kanjuruhan, dan Motif Topeng Malangan serta motif-motif pendukung lain juga
sama bagian kiri kain dan bagian kanan kain.
e. Ritme
Berdasarkan hasil observasi, ritme pada batik ini terbentuk melalui
penataan motif dan karena perulangan jumlahnya. Terlihat jika Motif Daun
Trembesi ditata berjajar melintang kemudian diulang-ulang lagi pada bagi
bawahnya terus menerus. Selain itu, Motif Sekar Kanjuruhan dan Motif Topeng
Malangan juga ditata demikian tetapi terdapat space yang lebih luas dan
perulanganya tidak sebanyak Motif Daun Trembesi. Dilihat pada visualnya, Motif
Daun Trembesi ditata dua kali kemudian diikuti Motif Topeng Malangan satu
kali. Pada bagian bawahnya, Motif Daun Trembesi ditata dua kali kemudian
diikuti satu Motif Sekar Kanjuruhan. Hal tersebut dilakukan terus menerus sampai
habisnya ruang kain. Dari tatanan motif-motif tersebut muncul efek gerak dari
kanan ki kiri atau dari kiri ke kanan.
f. Penekanan
Berdasarkan hasil observasi, penekanan pada batik ini sangat terlihat dari
ukuran motif utama yang besar dan banyak. Motif yang besar tersebut menjadi
daya tarik utama pada batik ini. Motif-motif tersebut antara lain Motif Daun
Trembesi dan Motif Sekar Kanjuruhan. Kesan lain juga ditimbulkan karena
adanya perbedaan motif yaitu pada Motif Topeng Malangan yang seakan melihat
apresiator karena motif tersebut memiliki ornamen mata pada bagian dalamnya.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

2. Motif Batik Trembesi Kombinasi Motif Dele Kecer

Motif Daun Trembesi

Motif Dele Kecer


Motif Bunga Trembesi
(tampak samping)
Isen-isen Mlinjon

Motif Bunga Trembesi


(tampak atas)

Gambar 43 Motif Batik Trembesi Kombinasi Motif Dele Kecer


Sumber: Dokumentasi Peneliti

Gambar 44 Desain Motif Batik Trembesi Kombinasi Motif Dele Kecer


Sumber: Dokumentasi Peneliti

a. Ragam Visualisasi
Berdasarkan hasil wawancara, Motif Batik ini juga menggambarkan
tentang ikon khas Kota Malang walaupun dalam perpaduannya tidak
menggunakan Motif Khas Malangan yang lain. Motif yang diangkat pada batik ini
yang merupakan hasil stilasi dari objek ikon khas Kota Malang yaitu Motif Daun
Trembesi dan Motif Bunga Trembesi. Tanaman trembesi ini diangkat menjadi
motif karena dianggap sebagai pohon pusaka Kota Malang yang mempunyai
makna kekuatan. Hal tersebut dikarenakan pohon tersebut menjadi saksi bisu 3
zaman yang masih hidup sampai sekarang. Zaman tersebut ialah masa penjajahan
Belanda, masa penjajahan Jepang, dan waktu Kemerdekaan Republik Indonesia.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Seperti pada batik sebelumnya, Motif ini diangkat dari dua unsur pohon trembesi
yaitu daun dan bunga trembesi. Hal tersebut dikarenakan desainer mengambil
sesuatu yang khas dari pohon trembesi sebagai pohon peneduh. Bagian tersebut
ialah terdapat pada daun trembesi. Sedangkan bunga trembesi dipilih karena
dianggap sebagai bagian yang estetik pada pohon tersebut. Motif utama lain yang
terdapat pada batik ini tetapi tidak menggambarkan ikon Khas Kota Malang yaitu
Motif Dele Kecer. Berdasarkan wawancara, Motif Dele Kecer memiliki makna
banyaknya rejeki. Alasan dikombinasikannya Motif Dele Kecer dengan Motif
Trembesi karena Motif Dele Kecer ini merupakan motif khas Jawa Timur dan
desainer ingin mengombinasikan antara dua makna pada motif. Dua makna pada
motif tersebut menjadikan Motif Batik Trembesi Kombinasi Motif Dele Kecer
memiliki penggambaran mengenai kekuatan dan kerejekian. Pemilihan warna
pada motif ini didasarkan pada penggambaran alam.
Berdasarkan hasil pengamatan pada produk batik, Motif Batik
Trembesi Kombinasi Motif Dele Kecer merupakan batik yang menggambarkan
motif daun dan bunga trembesi dengan berbagai kombinasi motif lainnya.
Penamaan batik ini didasarkan pada motif yang dipakai yaitu berupa objek
tanaman trembesi dan dele kecer (kedelai yang berserakan). Seperti yang terlihat
pada gambar, terdapat motif yang berasal dari stilasi objek daun trembesi, bunga
trembesi yang dilihat dari nampak atas dan samping, serta kedelai. Batik
Trembesi Kombinasi Motif Dele Kecer merupakan jenis batik cap kombinasi
batik tulis. Pada saat pengamatan, ditemukan sebagian besar bentuk dan ukuran
motifnya sama persis serta tebal garisnya sama besar. Hal ini menunjukkan bahwa
motif tersebut dibuat dengan menggunakan teknik cap. Selain itu juga terdapat
motif dengan hasil goresan yang kurang sama yaitu terletak pada bagian isen-isen
pembatas antara bagian tengah dan pinggir. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pembuatan isen-isen tersebut menggunakan canting. Pada batik ini, pembatik
Soendari Batik And Art Gallery memakai cetakan yang dibuat untuk membentuk
seluruh motif kecuali isen-isen pada pembatas.
Motif utama pada batik ini adalah Motif Daun Trembesi dan Motif Dele
Kecer. Seperti yang terlihat pada gambar, Motif Daun Trembesi mendominasi
sebagian besar bagian kain batik sedangkan Motif Dele Kecer terdapat pada bagian

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

tepi kain. Motif Daun Trembesi berbentuk semacam sulur-sulur dengan panjang
tangkai yang bervariasi. Selain motif utama, batik ini memiliki motif pendukung
antara lain yaitu Motif Bunga Trembesi yang dilihat dari tampak atas dan Motif
Bunga Trembesi yang dilihat dari tampak samping 1 dan 2. Motif pendukung
memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan Motif Daun Trembesi. Motif Bunga
Trembesi yang dilihat dari tampak atas serta Motif Bunga Trembesi yang dilihat
dari tampak samping 1 dan 2 terletak pada bagian sela-sela Motif Daun Trembesi
dan tersebar di hampir seluruh bagian kain kecuali bagian tepi. Antara bagian
tengah dan tepi kain, terdapat garis pembatas yang membatasi antara Motif Daun
Trembesi, Motif Bunga Trembesi dengan Motif Dele Kecer.
Isen-isen yang terdapat pada Batik Trembesi Kombinasi Motif Dele Kecer
yaitu isen-isen mlinjon. Isen-isen mlinjon ini terdapat di dalam pembatas antara
bagian tengah dan tepi dengan posisi berjajar. Isen-isen ini berbentuk belah ketupat
dengan titik di tengahnya. Penggayaan motif ini terdapat pada tangkai Motif Daun
Trembesi yang dibentuk dengan pola garis lengkung. Selain itu, Motif Bunga
Trembesi juga mengalami penggayaan sehingga terdapat perbedaan dengan objek
aslinya. Komposisi penyusunan batik ini menggunakan struktur desain horizontal
karena motif disusun dari samping kanan ke samping kiri atau sebaliknya. Selain
itu, pola penyusunan pada batik ini adalah pola simetris yang disususun dengan
memperhatikan prinsip kesatuan, keselarasan, kesebandingan, ritme,
keseimbangan, dan penekanan.
Tabel 3.3 Keterangan Ragam Visualisasi Batik Trembesi Kombinasi Motif Dele Kecer
No Aspek Gambar Nama Penjelasan
1. Motif Motif Daun Motif Daun Trembesi merupakan motif
Utama Trembesi yang diadaptasi dari daun trembesi itu
sendiri. Motif ini terbentuk dari garis
nyata non geometris. Motif dalam batik
ini digambarkan dalam bentuk tangkai
yang melengkung-lengkung dan
bercabang dengan panjang yang
bervariasi.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Desain Desain motif daun trembesi ini memiliki


Motif Daun karakteristik yaitu memiliki daun dan
Trembesi tangkai yang saling tersambung dan
bercabang. Daun pada motif ini
digambarkan dalam bentuk kecil-kecil.
Motif ini memiliki satu tangkai panjang
yang saling menyambung dan
bercabang dua, menjadi pusat motif, dan
percabangannye membentuk
keseimbangan simetris. Selain itu,
terdapat 4 tangkai lain, dua berada di
atas dan 2 berada di bawah. Masing-
masing memiliki 2 cabang
Motif Dele Motif Dele Kecer merupakan salah satu
Kecer motif utama yang diadaptasi dari objek
keledai. Motif ini mengalami
penyederhanaan. Motif pendukung ini
terdapat di tepi samping kain dan
berfungsi sebagai pinggiran.

Desain Desain Motif Dele Kecer digambarkan


Motif Dele menyerupai titik-titik lonjong dan
Kecer menyebar di berbagai arah dan tempat.
Motif ini mengalami deformasi dari
objek aslinya yaitu hanya digambarkan
lebih sederhana. Selain itu, motif ini
digambarkan dalam ukuran yang kecil-
kecil dan berjumlah banyak memenuhi
area tepi kain.

2. Motif Motif Motif Bunga Trembesi ini merupakan


Penduk Bunga motif pendukung yang diadaptasi dari
ung Trembesi objek bunga trembesi yang dilihat dari
tampak samping . Motif ini terbentuk dari garis
samping 1 nyata non geometris. Motif Bunga
Trembesi tampak samping ini tidak
digambarkan dalam bentuk utuh seperti
aslinya karena telah mengalami
penggayaan.

Desain Desain Motif Bunga Trembesi tampak


Motif samping 1 ini digambarkan berbentuk
Bunga menyerupai kipas dengan memiliki 5
Trembesi kelopak yang terbentuk dari garis
tampak lengkung dan satu pusat di bagian
samping 1 bawah. Putik bunga trembesi
digambarkan dalam 5 garis tebal
panjang yang memiliki lingkaran kecil

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

dan 4 garis pendek yang ditata saling


bergantian di bagian atas kelopak.

Motif Motif Bunga Trembesi ini merupakan


Bunga motif pendukung yang diadaptasi dari
Trembesi objek bunga trembesi yang dilihat dari
tampak samping. Motif ini digambarkan lebih
samping 2 sederhana daripada Motif Bunga
Trembesi tampak samping 1. Motif ini
terbentuk dari garis nyata non
geometris. Motif Bunga Trembesi
tampak samping ini tidak digambarkan
dalam bentuk utuh seperti aslinya
karena telah mengalami
penyederhanaan atau deformasi.

Desain Desain Motif Bunga Trembesi tampak


Motif samping 2 ini digambarkan berbentuk
Bunga menyerupai kipas dengan memiliki 3
Trembesi kelopak yang terbentuk dari garis
tampak lengkung dan satu pusat di bagian
samping 2 bawah. Putik bunga trembesi
digambarkan dalam 3 garis tebal
panjang yang memiliki lingkaran kecil
dan 2 garis pendek yang ditata saling
bergantian di bagian atas kelopak.

Motif Motif Bunga Trembesi ini merupakan


Bunga motif pendukung yang diadaptasi dari
Trembesi objek bunga trembesi yang dilihat dari
tampak atas atas. Motif ini terbentuk dari garis nyata
geometris dan non geometris. Motif
Bunga Trembesi tampak atas ini
disederhanakan dan digayakan
menggunakan garis lurus vertikal
horizontal dan sedikit lengkungan pada
garis diagonal.

Desain Desain Motif Bunga Trembesi tampak


Motif atas tersebut digambarkan dalam garis
Bunga vertikal, horizontal, dan diagonal kanan-
Trembesi kiri yang saling tumpang tindih. Pada
tampak atas bagiian tengah terdapat pusat yang
berbentuk lingkaran kecil. Garis vertikal
dan horizontal distilasi menggunakan
garis yang bergerigi dan lingkaran kecil
pada ujung-ujungnya. Sedangkan garis
horizontal pada motif digambarkan
memiliki lingkaran pada ujungnya dan 2
segitiga lancip pada tengah garisnya.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

3. Isen- Mlinjon Isen-isen pada batik ini adalah mlinjon


isen dimana terdapat pada pembatas antara
motif pinggiran yaitu Motif Dele Kecer
dan motif utama yaitu Motif Trembesi.

Desain Isen-isen ini digambarkan dalam bentuk


Mlinjon belah ketupat dengan titik di tengah dan
berjajar sepanjang area pembatas.

4. Pola Struktur Komposisi penyusunan batik ini


Penyus desain menggunakan struktur desain horizontal
unan vertikal dikarenakan motif disusun dari arah kiri
dengan ke kanan atau sebaliknya.
pola Pola penyusunan pada batik ini disusun
penyusunan menggunakan pola simetris dengan
horizontal tetap memperhatikan prinsip seni.

b. Visualisasi Estetik
1. Unsur
a. Cecekan/Titik
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, batik ini hanya
memiliki cecekansedikit sekali yaitu terdapat pada isen-isen mlinjon. Selain itu,
berdasarkan wawancara dengan narasumber, unsur titik pada batik ini merupakan
unsur dasar pembentuk klowongan atau garis pada motif dan tidak menjadi sebuah
titik atau isen-isen cecekan yang berdiri sendiri.
b. Klowongan/Garis
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, klowongan pada
motif batik ini terdapat pada keseluruhan motif baik motif utama, pendukung,
maupun isen-isen. Sama seperti pada batik sebelumnya, Klowongan pada batik ini
seluruhnya merupakan hasil dari proses pengecapan malam menggunakan alat cap
batik. Klowongan pada batik ini memiliki warna hijau muda. Berdasarkan hasil
wawancara dengan narasumber, warna muda muda tersebut dibuat menggunakan
teknik laseman atau teknik menumpuk warna dengan warna yang lebih cerah.
Pewarnaan pada saat selesai tahap pelorotan pertama. Pada Motif Dele Kecer,
klowongan digambarkan dengan teknik blok yang membentuk bidang oval

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

dengan ukuran yang kecil-kecil. Pada Motif Daun Trembesi, klowongan


digambarkan dalam bentuk garis yang melengkung ke arah kanan, kiri, atas, dan
bawah dimana merupakan garis pada tangkai daun trembesi. Pada Motif Daun
Trembesi, klowongan terlihat dibentuk menjadi bentuk-bentuk oval yang sangat
kecil dan banyak dengan menggunakan teknik blok dengan malam. Garis tersebut
dibuat bercabang dengan dilengkapi ornamen daun kecil-kecil berbentuk
semacam oval yang berjajar di kiri dan kanan garis tangkai tersebut. Pada motif
pendukung seperti Motif Bunga Trembesi tampak samping dan atas, klowongan
digambarkan dengan bentuk lengkung yang membentuk motif bunga yang lebih
sederhana dari bunga trembesi pada aslinya.
c. Bidang
Berdasarkan hasil pengamatan, bidang pada Motif Batik Trembesi
Kombinasi Motif Dele Kecer cenderung menggunakan dua tipe bidang yaitu bebas
tetapi terkonsep membentuk sebuah motif dan bidang dengan bentuk yang tetap dan
teratur. Bentuk bidang yang teratur ditunjukkan pada Motif Dele Kecer dimana
berdasarkan hasil pengamatan terlihat semacam bentuk-bentuk bangun datar oval
yang berukuran kecil-kecil dan banyak. Sedangkan untuk tipe bidang yang bebas
dibentuk dari garis-garis lengkung-lengkung dan tidak terikat pada bangun datar
tertentu. Bidang yang terbentuk dari garis-garis yang melengkung yaitu seperti
bidang Motif Daun Trembesi dan Motif Bunga Trembesi tampak atas dan samping.
Berdasarkan hasil wawancara, bidang pada Motif Trembesi ini tidak secara khusus
dibuat sebagai bidang yang menggambarkan bangun tertentu seperti segitiga,
segiempat, atau lingkaran. Akan tetapi pada Motif Dele Kecer memang dibuat
seperti bangun datar oval karena menyesuaikan dengan bentuk asli dari objek
kedelai.
d. Ruang
Berdasarkan hasil pengamatan, batik ini memang tidak mempunyai ruang
nyata dikarenakan batik ini merupakan produk dua dimensi. Kesan ruang pada
batik ini merupakan kesan ruang semu. Pada batik ini, ditemukan perbedaan
intensitas warna yang sangat jauh pada visualnya sehingga pada saat diamati
muncul kesan ruang. Warna tersebut adalah warna hijau muda, hitam, dan coklat.
Sedangkan berdasarkan hasil wawancara, ruang pada motif batik ini tidak tercipta

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

karena bentuk motif karena penggambaran keseluruhan motif tidak digambarkan


secara persepektif. Dalam hal tersebut, motif-motif pada batik ini dibuat flat atau
datar karena memang disengaja agar lebih indah dan tidak seperti objek pada
aslinya. Menurut keterangan narasumber, motif batik yang baik itu bukan seperti
lukisan yang nampak nyata, akan tetapi terbentuk dari stilasi objek dimana
kemudian dapat membentuk sebuah ornamen.
e. Warna
Dari hasil observasi, batik ini menggunakan warna hijau muda, coklat,
hitam dan sedikit merah. Warna coklat pada batik ini terdapat pada keseluruhan
latar dan isi motif di bagian tengah kain, warna hitam terdapat pada latar di bagian
tepi kain, sedikit warna merah terdapat pada isen-isen mlinjon, sedangkan warna
hijau muda terdapat pada keseluruhan garis mulai dari Motif Daun Trembesi,
Motif Dele Kecer dan motif pendukung lainnya. Warna hijau muda terlihat sangat
mencolok dan terlihat mendominasi sebagian besar dari area kain batik. Menurut
keterangan narasumber, warna pada batik ini merupakan warna yang dihasilkan
dari pewarna remazol. Menurut keterangan narasumber, warna latar yaitu warna
coklat dan hitam merupakan warna yang dibuat pada proses pewarnaan tahap
pertama. Sedangkan warna hijau muda merupakan warna yang dihasilkan dari
proses pewarnaan tahap kedua dengan menerapkan teknik laseman. Setelah proses
pewarnaan tahap pertama dengan menggunakan warnacoklat dan hitam, kemudian
kain batik diberi waterglass untuk mengunci warna. Selanjutnya kain tersebut
dilorot dengan cara direbus ke dalam air panas kemudian dikeringkan. Setelah
kering, masuk proses pewarnaan tahap kedua menggunakan warna coklat muda
yang merupakan pewarna remazol. Warna coklat muda tersebut kemudian
diratakan pada keseluruhan bagian kain. Bagian garis-garis motif yang berwarna
putih hasil pelorotan malam tersebut berubah menjadi dan warna biru dongker
pada kain tersebut menjadi lebih gelap. Berdasarkan dari hasil wawancara dengan
narasumber, penggunaan warna hijau dan coklat dimaksudkan untuk
mengingatkan kita tentang alam, lebih tepatnya yaitu agar senantiasa menjaga
alam. Selain itu, warna hijau pada motif juga diadaptasi dari warna asli daun
trembesi yaitu warna hijau walaupun pada penggambarannya, warna tersebut
dibuat lebih cerah dan lebih muda.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Tabel 3.4 Keterangan Unsur Batik Trembesi Kombinasi Motif Dele Kecer
No. Unsur Gambar Keterangan Keterangan Unsur
Gambar
1. Cecekan/Titik - - Batik ini tidak memiliki cecek-
cecek atau titik sebagai isen-
isennya.
2. Klowongan/ Contoh Seperti pada batik
Garis klowongan sebelumnya, klowongan
pada motif digambarkan dengan garis
utama yaitu lengkung dengan variasi arah
Motif Daun dan ukuran. Selain klowongan
Trembesi. dalam bentuk garis lengkung,
klowongan juga ditemukan
dalam bentuk garis tebal yang
membentuk bidang karena
adanya teknik blok.
3. Bidang Contoh Terdapat bidang dengan tipe
bidang yang teratur, bentuk sama
pada Motif besar, dan sama panjang serta
Dele Kecer bidang dengan tipe bebas
dan Motif tetapi terkonsep membentuk
Bunga bidang sebuah motif tertentu.
Trembesi
tampak
samping
4. Ruang Contoh Warna hijau muda, hita,
kesan sedikit merah dan warna
ruang pada coklat memberikan kesan
Motif ruang pada batik.
Bunga
Trembesi
5. Warna Hijau Warna hijau muda terdapat
Muda pada garis-garis motif. Warna
hijau merupakan hasil dari
teknik pewarnaan laseman
yang merupakan hasil
pewarnaan tahap kedua.

Coklat Warna coklat terdapat pada


latar belakang bagian tengah
dan isi motif bagian tengah.

Hitam Warna hitam terdapat pada


latar belakang pada sisi
pinggiran atau tepi kain area
Motif Dele Kecer.

Merah Warna merah hanya sedikit


sekali digunakan yaitu

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

terdapat pada sebagian dari


isen-isen mlinjon.

2. Prinsip
a. Kesatuan
Berdasarkan hasil pengamatan, unsur-unsur pada motif batik ini juga
membentuk satu kesatuan yang teratur dan rapi. Terlihat dari visualnya, Moti Daun
Trembesi dan Motif Dele Kecer merupakan motif utama yang menjadi komponen
utama pada batik utama. Dalam penggambarannya, terdapat motif pendukung
seperti Motif Bunga Trembesi dan terdapat isen-isen mlinjon. Semua motif tersebut
mempunyai hubungan satu sama lain karena jika dihilangkan salah satu atau lebih
dari motif tersebut, maka akan terkesan kurang dan kurang satu padu. Warna yang
ada pada batik ini yaitu seperti hitam, coklat, dan hijau muda juga saling
melengkapi. Jika tidak ada dari salah satu dari warna tersebut maka akan terlihat
kurang karena antara motif, warna, dan unsur lain memiliki hubungan yang erat.
b. Keselarasan
Berdasarkan hasil observasi, keselarasan pada batik ini muncul dari
persamaan bentuk dan warnanya. Warna-warna yang digunakan sangat selaras
seperti memberikan kesan alami dan natural. Warna-warna tersebut yaitu warna
hijau muda, warna coklat, dan warna hitam dimana merupakan yang terdapat pda
unsur alam dengan tema yang sama. Selain itu, terdapat perulangan bentuk dari
Motif Daun Trembesi dan Motif Dele Kecer dengan jumlah banyak dan motif
pendukung lain yang dibuat berulang walaupun lebih sedikit jumlahnya
c. Kesebandingan
Berdasarkan hasil observasi, kesebandingan batik ini terlihat dari
perbandingan area tengah dan tepi yang sesuai. Area pada tepi tidak dibuat lebih
luas karena agar tidak mendominasi kain batik. sekain itu, kesebandingan juga
terbentuk dari ukuran-ukuran motif, penataan-penataan yang rapi, sesuai, dan
menyesuaikan ukuran-ukuran pada motif berdasarkan jenisnya. Motif Daun
Trembesi dibuat lebih besar daripada motif pendukung serta Motif Dele Kecer
dibuat lebih banyak dari motif pendukung.
d. Keseimbangan

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Berdasarkan pengamatan, batik ini memiliki keseimbangan sama seperti


batik sebelumnya. Motif pada batik ini terlihat seimbang karena penataan motif
nya yang mempunyai space teratur, perbandingan jumlah motif di tiap-tiap
tatanan yang sama dan berulang. Jika dilihat pada bagian kanan dan bagian kiri,
jumlah dan rupa unsur pada batik akan terlihat sama. Jumlah Motif Daun
Trembesi dan motif pendukung lain memiliki jumlah yang sama banyak pada sisi
kanan dan kiri. Selain itu, warna Motif Daun Trembesi serta motif-motif
pendukung lain juga sama bagian kiri kain dan bagian kanan kain.
e. Ritme
Berdasarkan hasil observasi, ritme pada batik ini terbentuk melalui
penataan motif dan karena perulangan jumlahnya. Terlihat jika Motif Daun
Trembesi ditata berjajar melintang kemudian diulang-ulang lagi pada bagi
bawahnya terus menerus. Selain itu, posisi desain motif pada kain juga dipertegas
pada garis pembatas yang melintasng. Kedua hal tersebut dilakukan terus menerus
sampai habisnya ruang kain. Dari tatanan motif dan garis pada batik tersebut,
muncul efek gerak dari kanan ke kiri atau dari kiri ke kanan.
f. Penekanan
Berdasarkan hasil observasi, penekanan pada batik ini sangat terlihat
warna hijau muda yang mencolok dan terang. Warna tersebut juga terlihat lebih
banyak daripada warna lain karena terdapat pada keseluruhan garis motif. Warna
tersebut menjadikan batik ini lebih menarik dan hidup sehingga warna hijau
menjadi penekanan utama.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

3. Motif Batik Trembesi Kombinasi Motif Kawung Pagi-Sore

Motif Bunga Trembesi


(tampak samping)

Motif Daun Trembesi

Motif Bunga Trembesi


(tampak atas)
Motif Bunga Trembesi
(tampak samping)

Motif Kawung

Gambar 45 Motif Batik Trembesi Kombinasi Motif Kawung Pagi-Sore


Sumber: Dokumentasi Peneliti

Gambar 46 Desain Motif Batik Trembesi Kombinasi Motif Kawung Pagi-Sore


Sumber: Dokumentasi Peneliti

a. Ragam Visualisasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, Batik ini
mengangkan tentang pohon heritae Kota Malang yaitu pohon trembesi dimana
desainer ingin mengenalkan ikon tersebut melalui batik. Motif ini melambangkan
tentang kekuatan dikarenakan seperti pada keterangan sebelumnya yaitu bahwa
pohon trembesi merupakan pohon pusaka yang masih hidup dan menjadi saksi

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

bisu tiga zaman yaitu masa penjajahan Belanda, Jepang, dan pada saat
kemerdekaan Indonesia. Selain itu, batik ini dikombinasikan dengan Kawung
dimana motif tersebut merupakan motif klasik. Pada umumnya, Alasan dari
narasumber mengkombinasikan motif Kawung ke dalam Motif Trembesi
dikarenakan desainer ingin memasukkan unsur klasik sebagai sarana pengenalan
kepada masyarakat tentang salah satu batik klasik yaitu Batik Kawung. Selain itu,
alasan lain dimasukkannya Motif Kawung karena Motif Kawung ini juga
ditemukan dalam perwujudan Ken Dedes yang menjadi candi. Candi tersebut
terdapat di daerah Singosari Malang. Dari hal tersebut, desainer ingin
menunjukkan bahwa Motif Kawung juga ada di Malang dan tidak hanya ada di
Jawa Tengah di wilayah kerajaan. Pemilihan Motif Kawung sebagai kombinasi
Motif trembesi juga didasarkan pada keinginan desainer untuk menggabungkan
dua unsur historis masa Hindu-Buddha hingga masa penjajahan Belanda, Jepang,
dan Kemerdekaan Indonesia dimana diwakili oleh Motif Trembesi. Pemilihan
gaya batik Pagi-Sore pada batik ini diadaptasi dari gaya Batik Pagi-Sore yang
populer pada masa penjajahan Jepang. Pada saat itu, pasokan kain sangat minim
sehingga dibuatlah dua sisi motif pada satu kain untuk dipakai masing-masing
pada saat pagi dan sore hari. Berdasarkan wawancara, pemilihan gaya Pagi-Sore
mempunyai tujuan untuk menghidupkan kembali gaya motif lama pada Batik
Trembesi. Narasumber juga mengatakan bahwa gaya Pagi-Sore memiliki historis
atau sejarah yaitu pada saat masyarakat Indonesia berjuang menghadapi krisis
ekonomi yang melanda pada tahun 1930-an. Dari hal tersebut, desainer ingin agar
pengguna atau penikmat batik ini tetap terinspirasi agar masyarakat tetap tangguh
sekalipun di masa krisis dan masa yang kurang baik sehingga gaya ini dimaknai
sebagai ketangguhan di berbagai kondisi dan situasi.
Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan pada produk batik, Motif
Batik Trembesi Kombinasi Motif Kawung Pagi-Sore merupakan perpaduan motif
yang menggambarkan motif daun trembesi dan bunga trembesi dengan motif
tradisional Kawung. Penamaan batik ini didasarkan pada motif dan pola
penyusunan yang dipakai yaitu berupa objek tanaman trembesi dan Motif
Kawung. Nama lainnya juga didasarkan pada pola penyusunannya yaitu seperti
penyusunan Batik Pagi-Sore sehingga batik ini dibuat dengan susunan setengah

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

bagiannya adalah corak Batik Kawung dan setengah bagian lainnya adalah Batik
Trembesi. Antara dua motif ini dibatasi oleh sebuah garis semu dengan posisi
diagonal. Dikarenakan batik ini merupakan batik kreasi atau modern, fungsinya
tidak seperti batik tradisional tetapi lebih ke fungsi praktis.
Seperti yang terlihat pada gambar, terdapat motif yang berasal dari
objek daun trembesi serta bunga trembesi yang dilihat dari nampak atas dan
samping. Pada sisi lainnya, Motif Kawung diadaptasi dari salah satu motif
tradisional Yogyakarta . Batik Trembesi Kombinasi Motif Kawung Pagi-Sore
merupakan jenis batik cap. Pada saat pengamatan, ditemukan pada sebagian besar
bentuk dan ukuran motifnya sama persis serta tebal garisnya yang sama besar. Hal
ini menunjukkan bahwa motif tersebut dibuat dengan menggunakan cap. Pada
batik ini, Soendari Batik And Art Gallery memakai cetakan yang dibuat untuk
membentuk keseluruhan motif.
Motif utama pada batik ini adalah Motif Daun Trembesi dan Motif Kawung.
Motif Daun Trembesi berbentuk sulur-sulur dengan panjang tangkai yang
bervariasi, sedangkan Motif Kawung berbentuk seperti pada Motif Tradisional
Kawung pada umumnya. Selain motif utama, batik ini memiliki motif pendukung
antara lain yaitu Motif Bunga Trembesi yang dilihat dari tampak atas serta Motif
Bunga Trembesi yang dilihat dari tampak samping 1 dan 2. Motif pendukung
memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan motif utama. Motif Bunga
Trembesi yang dilihat dari tampak atas dan Motif Bunga Trembesi yang dilihat dari
tampak samping terletak pada bagian sela-sela Motif Trembesi dan tersebar di
hampir seluruh bagian area Motif Trembesi.
Isen-isen yang terdapat pada Motif Batik Trembesi Kombinasi Motif
Kawung Pagi-Sore adalah cecek dan mlinjon. Kedua isen-isen tersebut terdapat
pada Motif Kawung. Isen-isen cecek terdapat pada setiap kelopak Motif Kawung
dengan jumlah dua titik pada setiap kelopaknya. Sedangkan isen-isen Mlinjon
terdapat pada sela-sela Motif Kawung. Penggayaan motif ini terdapat pada tangkai
Motif Daun Trembesi yang dibentuk dengan pola garis lengkung. Selain itu, Motif
Bunga Trembesi juga mengalami penggayaan sehingga terdapat perbedaan dengan
objek aslinya. Komposisi penyusunan batik ini menggunakan struktur desain
diagonal dikarenakan Motif Pagi-Sore umumnya terdapat dua jenis batik yang

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

dibagi menjadi dua area pada satu kain. Pada batik ini, pembagian area dilakukan
secara diagonal. Selain itu, desain struktur penyusunan motif pada batik ini adalah
sentral pada Motif Kawung dan horizontal pada Motif Trembesi. Penyusunan motif
secara sentral tersebut dikarenakan Motif Kawung disusun dengan perpaduan
vertikal dan horizontal sedangkan struktur desain horizontal pada Motif Trembesi
dikarenakan motif tersebut disusun dari kanan ke kiri atau sebaliknya. Pola
penyusunan pada batik ini menggunakan pola penyusunan asimetris dimana tetap
memperhatikan prinsip kesatuan, keselarasan, kesebandingan, ritme,
keseimbangan, dan penekanan.
Tabel 3.5 Keterangan Ragam Visualisasi Batik Trembesi Kombinasi Motif Kawung Pagi-Sore
No Aspek Gambar Nama Penjelasan
1. Motif Motif Daun Motif Daun Trembesi merupakan
Utama Trembesi motif yang diadaptasi dari daun
trembesi itu sendiri. Motif ini
terbentuk dari garis nyata non
geometris. Motif dalam batik ini
digambarkan dalam bentuk tangkai
yang melengkung-lengkung dan
bercabang dengan panjang yang
bervariasi.

Desain Motif Desain motif daun trembesi ini


Daun memiliki karakteristik yaitu
Trembesi memiliki daun dan tangkai yang
saling tersambung dan bercabang.
Daun pada motif ini digambarkan
dalam bentuk kecil-kecil. Motif ini
memiliki satu tangkai panjang yang
saling menyambung dan bercabang
dua, menjadi pusat motif, dan
percabangannye membentuk
keseimbangan simetris. Selain itu,
terdapat 4 tangkai lain, dua berada
di atas dan 2 berada di bawah.
Masing-masing memiliki 2 cabang.

Motif Motif Kawung merupakan salah


Kawung satu motif utama dalam batik ini
yang diambil dari Motif Tradisional
Kawung. Motif ini berada di salah
satu bagian sisi kain (berada di
samping Motif Batik Trembesi).
Motif ini mempuyai isen-isen
berupa cecek-cecek yang berjumlah
dua pada bagian dalam kelopaknya

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

dan mlinjon pada sela-sela


kelopaknya.

Desain Motif Desain Motif Kawung yang


Kawung digunakan pada batik ini
digambarkan memiliki 4 kelopak
dimana masing-masing kelopak
memiki 2 cecek. Pada tengah-
tengah kelopak terdapat pusat yang
terdiri dari gabungan ornamen satu
titik dan 4 lonjong pada tepinya
dengan susunan vertikal horizontal.
Selain itu, desain motif ini
menggunakan isen-isen mlinjon
pada sela-sela antara Motif Kawung
sehingga area tersebut nampak
lebih indah dan penuh.

2. Motif Motif Bunga Motif Bunga Trembesi ini


Penduku Trembesi merupakan motif pendukung yang
ng tampak atas diadaptasi dari objek bunga
trembesi yang dilihat dari atas.
Motif ini terbentuk dari garis nyata
geometris dan non geometris. Motif
Bunga Trembesi tampak atas ini
disederhanakan dan digayakan
menggunakan garis lurus vertikal
horizontal dan sedikit variasi
ornamen pada garis diagonal.

Desain Motif Desain Motif Bunga Trembesi


Bunga tampak atas tersebut digambarkan
Trembesi dalam garis vertikal, horizontal, dan
tampak atas diagonal kanan-kiri yang saling
tumpang tindih. Pada bagian tengah
terdapat pusat yang berbentuk
lingkaran kecil. Garis vertikal dan
horizontal distilasi menggunakan
garis yang bergerigi dan lingkaran
kecil pada ujung-ujungnya.
Sedangkan garis horizontal pada
motif digambarkan memiliki
lingkaran pada ujungnya dan 2
segitiga lancip pada tengah
garisnya.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Motif Bunga Motif Bunga Trembesi ini


Trembesi merupakan motif pendukung yang
tampak diadaptasi dari objek bunga
samping 1 trembesi yang dilihat dari samping .
Motif ini terbentuk dari garis nyata
non geometris. Motif Bunga
Trembesi tampak samping ini tidak
digambarkan dalam bentuk utuh
seperti aslinya karena telah
mengalami penyederhanaan.

Desain Motif Desain Motif Bunga Trembesi


Bunga tampak samping 1 ini digambarkan
Trembesi berbentuk menyerupai kipas
tampak dengan memiliki 5 kelopak yang
samping 1 terbentuk dari garis lengkung dan
satu pusat di bagian bawah. Putik
bunga trembesi digambarkan dalam
5 garis tebal panjang yang memiliki
lingkaran kecil dan 4 garis pendek
yang ditata saling bergantian di
bagian atas kelopak.

Motif Bunga Motif Bunga Trembesi ini


Trembesi merupakan motif pendukung yang
tampak diadaptasi dari objek bunga
samping 2 trembesi yang dilihat dari samping.
Motif ini digambarkan lebih
sederhana daripada Motif Bunga
Trembesi tampak samping 1. Motif
ini terbentuk dari garis nyata non
geometris. Motif Bunga Trembesi
tampak samping ini tidak
digambarkan dalam bentuk utuh
seperti aslinya karena telah
mengalami penyederhanaan atau
deformasi.

Desain Motif Desain Motif Bunga Trembesi


Bunga tampak samping 2 ini digambarkan
Trembesi berbentuk menyerupai kipas
tampak dengan memiliki 3 kelopak yang
samping 2 terbentuk dari garis lengkung dan
satu pusat di bagian bawah. Putik
bunga trembesi digambarkan dalam
3 garis tebal panjang yang memiliki
lingkaran kecil dan 2 garis pendek
yang ditata saling bergantian di
bagian atas kelopak.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

3. Isen-isen Cecek-cecek Isen-isen cecek pada batik ini


terdapat pada Motif Kawung. Isen-
isen ini digambarkan dalam bentuk
dua titik yang terdapat di dalam
setiap kelopak Motif kawung.

Desain cecek- Cecek-cecek yang digambarkan


cecek pada batik ini yaitu cecek yang
berjumlah dua pada setiap kelopak
Motif Kawung. Penempatan cecek-
cecek ini diatur dengan jarak yang
agak jauh satu sama lain dan ditata
serah dengan kelopak yaitu
mengarah ke digonal.

Mlinjon Isen-isen mlinjon pada batik ini


terdapat pada area Motif Kawung.
Isen-isen ini digambarkan dalam
bentuk belah ketupat berlapis yang
terdapat di dalam setiap sela-sela
latar Motif kawung.

Desain Isen-isen Mlinjon ini digambarkan


Mlinjon memiliki dua layer dengan satu titik
di tengahnya sebagai pusat. Mlinjon
tersebut ditata pada sela-sela Motif
Kawung.

4. Pola Struktur Komposisi penyusunan batik ini


Penyusun desain menggunakan struktur desain
an diagonal pada diagonal dikarenakan Motif Pagi-
keseluruhan Sore umumnya terdapat dua jenis
bagian kain. batik yang dibagi menjadi dua area
Pada bagian pada satu kain. Pada batik ini,
motif pembagian area dilakukan secara
menggunakan diagonal. Selain itu, desain
desain central penyusunan motif pada batik ini
(Motif adalah sentral (Motif Kawung)
Kawung) dan karena motif ini disusun secara
horizontal vertikal dan horizontal serta
(Motif horizontal (Motif Trembesi) karena
Trembesi). motif disusun dari atas ke bawah.
Pola penyusunan pada batik ini
Pola menggunakan pola penyusunan
penyusunan asimetris dengan memperhatikan
batik ini prinsip seni.
menggunakan
pola
penyusunan
asimetris

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

b. Visualisasi Estetik
1. Unsur
a. Cecekan/Titik
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, batik ini memiliki
unsur titik yang terdapat pada bagian dalam Motif Kawung. Titik atau cecekan
tersebut digambarkan dengan teratur masing-masing berjumlah dua titik pada tiap
area. Cecek-cecek tersebut terdapat pada keseluruhan Motif Kawung. Menurut
keterangan dari narasumber, titik tersebut bukanlah titik yang dibuat berdasarkan
kreasi tetapi titik tersebut memang terdapat pada Motif Kawung pada aslinya.
Berdasarkan wawancara dengan narasumber selain unsur titik sebagai isen-isen,
unsur titik pada batik ini juga merupakan unsur dasar pembentuk klowongan atau
garis pada motif.
b. Klowongan/Garis
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, klowongan pada
motif batik ini terdapat pada keseluruhan motif baik motif utama, pendukung,
maupun isen-isen. Sama seperti pada batik-batik sebelumnya, Klowongan pada
batik ini seluruhnya merupakan hasil dari proses pengecapan malam
menggunakan alat cap batik. Klowongan pada batik ini memiliki warna putih.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, warna putih tersebut muncul
karena hasil pelorotan malam. Pada Motif Kawung, klowongan digambarkan
dengan teknik blok yang membentuk bidang oval dengan ukuran yang lebih luas
daripida motif batik sebelumnya. Sama seperti sebelumnya, pada Motif Daun
Trembesi, klowongan digambarkan dalam bentuk garis yang melengkung ke arah
kanan, kiri, atas, dan bawah dimana merupakan garis pada tangkai daun trembesi.
Pada bagian daun di Motif Daun Trembesi, klowongan terlihat dibentuk menjadi
bentuk-bentuk oval yang sangat kecil dan banyak dengan menggunakan teknik
blok dengan malam. Garis tersebut dibuat bercabang dengan dilengkapi ornamen
daun kecil-kecil berbentuk semacam oval yang berjajar di kiri dan kanan garis
tangkai tersebut. Pada motif pendukung seperti Motif Bunga Trembesi tampak
samping dan atas, klowongan digambarkan dengan bentuk lengkung yang
membentuk motif bunga yang lebih sederhana dari bunga trembesi pada aslinya.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

c. Bidang
Sama seperti batik sebelumnya, bidang pada motif ini mengombinasikan
dua tipe bidang yaitu bebas tetapi terkonsep membentuk sebuah motif dan bidang
dengan bentuk yang tetap dan teratur. Bentuk bidang yang teratur ditunjukkan pada
Motif Kawung dimana berdasarkan hasil pengamatan terlihat semacam bentuk-
bentuk bangun datar oval yang ditata membentuk Motif Kawung, berjumlah banyak
dan ditata secara sentral. Sedangkan untuk tipe bidang yang bebas dibentuk dari
garis-garis lengkung-lengkung dan tidak terikat pada bangun tertentu. Bidang yang
terbentuk dari garis-garis yang melengkung yaitu seperti bidang Motif Daun
Trembesi dan Motif Bunga Trembesi tampak atas dan samping. Berdasarkan hasil
wawancara, bidang pada Motif Trembesi ini tidak secara khusus dibuat sebagai
bidang yang menggambarkan bangun tertentu seperti segitiga, segiempat, atau
lingkaran. Akan tetapi pada Motif Kawung memang dibuat seperti bangun datar
oval karena menyesuaikan dengan bentuk Motif Kawung pada aslinya dengan tidak
mengubah pakem motif tersebut.
d. Ruang
Seperti batik pada keseluruhan di penelitian, batik ini tidak mempunyai
ruang nyata dikarenakan batik ini merupakan produk dua dimensi. Pada dasarnya
kesan ruang pada batik ini merupakan kesan ruang tidak nyata. Pada batik ini,
ditemukan perbedaan intensitas warna yang sangat jauh berbeda pada visualnya
sehingga pada saat diamati muncul kesan ruang. Warna tersebut adalah warna
coklat tua dan putih. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara, ruang pada motif
batik ini tidak tercipta karena bentuk motif karena penggambaran keseluruhan
motif tidak digambarkan secara persepektif. Dalam hal tersebut, motif-motif pada
batik ini dibuat flat atau datar karena memang disengaja agar lebih indah dan
tidak seperti objek pada aslinya. Menurut keterangan narasumber, motif batik
yang baik itu bukan seperti lukisan yang nampak nyata, akan tetapi terbentuk dari
stilasi objek dimana kemudian dapat membentuk sebuah ornamen.
e. Warna
Berdasarkan hasil observasi, batik ini menggunakan warna putih dan
coklat tua. Warna coklat pada batik ini terdapat pada keseluruhan latar dan isi
motif di bagian tengah kain, sedangkan warna puith terdapat pada keseluruhan

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

klowongan atau garis motif baik Motif Trembesi maupun Motif Kawung. Warna
coklat tua terlihat lebih banyak daripada warna putih. Berdasarkan hasil
wawancara, warna pada batik ini merupakan warna yang dihasilkan dari pewarna
remazol. Menurut keterangan narasumber, warna latar pada batik ini yaitu warna
coklat tua merupakan warna yang dibuat pada proses pewarnaan tahap pertama.
Sedangkan warna putih pada batik ini muncul karena adanya proses pelorotan
pada kain. Pemilihan warna pada motif ini didasarkan pada lambang
kesederhanaan. Berdasarkan wawancara, penggunaan warna coklat didasarkan
pada warna tanah dimana tanah merupakan suatu objek alam yang berada di
bawah. Warna putih pada batik ini merupakan warna kesucian. Dari kedua warna
tersebut, desainer ingin menciptakan dua kombinasi warna dengan makna kescian
dan kesederhanaan hati.
Tabel 3.6 Keterangan Unsur Batik Trembesi Kombinasi Motif Kawung Pagi-Sore
No. Unsur Gambar Keterangan Keterangan Unsur
Gambar
1. Cecekan/Titik Cecekan Batik memiliki cecekan yang
pada Motif berdiri sendiri maupun unsur
Kawung titik sebagai pembentuk garis

2. Klowongan/ Contoh Seperti pada batik


Garis klowongan sebelumnya, klowongan
pada motif digambarkan dengan garis
pendukung lengkung dengan variasi arah
yaitu Motif dan ukuran. Selain klowongan
Bunga dalam bentuk garis lengkung,
Trembesi klowongan juga ditemukan
tampak dalam bentuk garis tebal yang
atas. membentuk bidang karena
adanya teknik blok.
3. Bidang Contoh Terdapat bidang dengan tipe
bidang yang teratur, bentuk sama
pada Motif besar, dan sama panjang serta
Kawung bidang dengan tipe bebas
dan Motif tetapi terkonsep membentuk
Daun bidang sebuah motif tertentu.
Trembesi

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

4. Ruang Contoh Perbedaan intensitas warna


kesan putih dan coklat tua
ruang pada memberikan kesan ruang pada
area Motif batik.
Kawung
5. Warna Coklat tua Warna coklat tua merupakan
warna dominan yang terdapat
pada keseluruhan latar
belakang dan pada isi
keseluruhan isi motif.
Putih Warna putih terdapat pada
keselutuhan garis-garis motif.
Warna putih tersebut
merupakan warna yang
dihasilkan dari proses
pelorotan malam.

2. Prinsip
a. Kesatuan
Berdasarkan hasil pengamatan, unsur-unsur dan kedua area pada motif batik
ini membentuk satu kesatuan yang padu dan seimbang. Terlihat dari visualnya,
Motif Daun Trembesi dan Motif Kawung merupakan daya tarik utama. Dalam
penggambarannya, terdapat motif pendukung seperti Motif Bunga Trembesi.
Semua motif tersebut mempunyai hubungan satu sama lain karena jika dihilangkan
salah satu atau lebih dari motif tersebut, maka akan terkesan kurang dan kurang satu
padu. Dua area pada batik ini juga memiliki hubunga mengingat tipe batik ini
merupakan batik pagi-sore. Sehingga dalam penggambarannya, batik ini harus
memiliki dua sisi yang bersandingan dimana kedua sisi tersebut berada pada satu
kesatuan.
b. Keselarasan
Berdasarkan hasil observasi, keselarasan pada batik ini muncul dari
persamaan warna dari berbagai komponen seperti coklat tua pada keseluruhan
bagian latar dan isi motifnya serta putih pada keseluruhan garis motif. Selain itu,
terdapat perulangan bentuk dari Motif Daun Trembesi dan Motif Kawung yang
dibuat berulang-ulang dengan jumlah banyak.
c. Kesebandingan

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Berdasarkan hasil observasi, kesebandingan batik ini terlihat dari ukuran


luas dua area motif yang sebanding, ukuran-ukuran motif, penataan-penataan yang
rapi, sesuai, dan menyesuaikan ukuran-ukuran pada motif berdasarkan jenisnya.
Motif Daun Trembesi dan Motif Kawung dibuat lebih banyak daripada motif
pendukung, Motif Sekar Kanjuruhan dibuat lebih besar dari motif pendukung, serta
Motif Topeng Malangan dibuat lebih berbeda dibandingkan motif lain.
d. Keseimbangan
Berdasarkan pengamatan, motif pada batik ini terlihat seimbang karena
luas antara dua area dibuat seakan sama luas. Selain itu penataan motif nya yang
mempunyai space teratur, perbandingan jumlah motif di tiap-tiap tatanan yang
sama dan berulang juga menjadikan batik ini terlihat seimbang. Walaupun motif
pada bagian tiap-tiap sisi bentuk dan jumlahnya tidak sama dengan sisi-sisi lain,
keseimbangan masih dapat dibentuk dari penataan motifnya yang dinamis dan
bervariatif.
e. Ritme
Berdasarkan hasil observasi, ritme pada batik ini terbentuk melalui
penataan motif dan karena perulangan jumlahnya. Terlihat jika Motif Daun
Trembesi ditata berjajar melintang kemudian diulang-ulang lagi pada bagi
bawahnya terus menerus. Sedangkan bentuk Motif Kawung juga ditata terus
menerus sehingga menimbulkan kesan gerak karena adanya efek garis lurus.
Selain pada penataan dan jumlah motif, kesan gerak juga ditimbulkan dari batasan
dua area Motif Trembesi dan Motif Kawung.
f. Penekanan
Berdasarkan hasil observasi, penekanan pada batik ini sangat terlihat dari
.batasan antara dua area Motif Kawung dan Motif Trembesi. Hal tersebut karena
pada umumnya, motif batik selalu disusun seragam. Untuk gaya pagi-sore
memang visualnya nampak kurang lazim jika dibandingkan jenis-jenis motif batik
lain. Hal tersebutlah yang menjadikan penekanan pada batik ini karena
menjadikan tema dan ciri khas pad batik ini.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

4. Motif Batik Trembesi Kombinasi Motif Bunga Teratai dan Motif


Gerbang Candi Badut I

Motif Bunga Teratai


(tampak samping)

Motif Bunga Teratai


(tampak samping)
Motif Daun Trembesi
Motif Gerbang
Candi Badut
Motif Bunga Teratai
(tampak atas)

Gambar 47 Motif Batik Trembesi Kombinasi Motif Teratai dan Motif Gerbang
Candi Badut I
Sumber: Dokumentasi Peneliti

Gambar 48 Desain Motif Batik Trembesi Kombinasi Motif Teratai dan Motif
Gerbang Candi Badut I
Sumber: Dokumentasi Peneliti

a. Visualisasi Motif Batik


Berdasarkan hasil wawancara, motif batik ini merupakan motif yang
mengangkat ikon khas Kota Malang. Pada visualnya, motif ini menampilan Motif
Daun Trembesi yang notabene merupakan motif yang diangkat dari pohon
heritage Kota Malang pohon trembesi, Motif Bunga Teratai yang merupakan ikon

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Kota Malang serta ikon dari Soendari Batik and Art Gallery sekaligus, serta Motif
Gerbang Candi Badut dimana merupakan motif yang diangkat dari Gerbang Candi
Badut yang ada di Malang. Berdasarkan dari wawancara dengan narasumber dan
seperti pada keterangan di batik sebelumnya, Motif Daun Trembesi merupakan
motif yang memiliki makna kekuatan dimana secara historis, pohon trembesi di
Kota Malang ini menjadi saksi bisu tiga zaman mulai masa penjajahan Belanda,
Jepang, Kemerdekaan Indonesia, dan masih hidup hingga saat ini. Pemilihan
Motif Trembesi pada batik ini diambil hanya dari bagian daunnya saja.
Berdasarkan wawancara, perlu diketahui jika Batik Trembesi yang ada di
Soendari Batik and Art Gallery mempunyai dua tipe bentuk dimana didasarkan
pada teknik pembuatannya. Tipe yang pertama yaitu seperti pada motif-motif
sebelumnya dimana Motif Trembesi dibuat menggunakan alat cap dengan
susunan motif yang terdiri dari Motif Daun Trembesi dan Motif Bunga Trembesi
motif ini disusun dengan rapi dan penataan antara Motif Daun dan Motif Bunga
sangat teratur. Untuk tipe yang kedua, yaitu Motif Trembesi yang dibuat
menggunakan teknik tulis atau menggunakan canting dimana tipe ini hanya
menampilkan Motif Daun Trembesi saja tanpa menyertakan Motif Bunga
Trembesi seperti pada tipe sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan pada tipe kedua
ini, desainer ingin menciptakan motif dari daun trembesi dengan susunan yang
lebih dinamis, dominan dan bebas, serta berkata bahwa untuk unsur motif bunga
pada batik ini telah diwakili oleh Motif Bunga Teratai. Pemilihan Motif Teratai
dan Gerbang Candi Badut sebagai kombinasi dari Batik Trembesi bertujuan untuk
mengenalkan ikon Kota Malang yang lain selain pohon trembesi kepada penikmat
atau pengguna melalui penciptaan motif pada Batik Trembesi. Selain itu, desainer
juga ingin menggabungkan antara tiga makna dari motif-motif tersebut. Dalam hal
ini desainer ingin menggabungkan makna kekuatan, ketangguhan, dan kejayaan.
Berdasarkan hasil wawancara, Motif Teratai pada batik ini memiliki pemaknaan
untuk selalu tangguh walaupun berada pada tempat dan masa yang paling sulit.
Hal tersebut dikarenakan teratai dapat hidup di manapun dan dalam kondisi
apapun. Selain itu, Motif Gerbang Candi Badut bermakna kejayaan di masa
lampau, tepatnya pada masa Hindu-Buddha sehingga kita diharapkan untuk tidak

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

melupakan jati diri serta sejarah dari leluhur yang hebat pada masa lalu hingga
dapat mewariskan sesuatu hingga saat ini.
Berdasarkan hasil pengamatan pada produk batik, Motif Batik
Trembesi Kombinasi Motif Teratai dan Motif Gerbang Candi Badut I merupakan
motif yang menggambarkan motif daun trembesi dengan berbagai kombinasi
motif lainnya dimana diantaranya merupakan objek ikon Kota Malang seperti
bunga teratai dan Candi Badut. Penamaan batik ini didasarkan pada motif yang
dipakai yaitu berupa objek tanaman trembesi, objek Gerbang Candi Badut dan
Bunga Teratai. Seperti yang terlihat pada gambar, terdapat motif yang berasal dari
objek daun trembesi, stilasi bunga teratai dan gerbang Candi Badut. Motif
Trembesi Kombinasi Motif Teratai dan Motif Gerbang Candi Badut I merupakan
jenis batik tulis. Pada saat pengamatan, ditemukan banyak motif yang bentuk dan
ukurannya kurang sama persis serta tebal garis yang tidak sama besar. Selain itu,
dalam pembuatannya Soendari Batik And Art Gallery memakai malam yang
dicanting untuk membentuk motif utama, motif pendukung, dan isen-isennya.
Motif utama pada batik ini adalah Motif Daun Trembesi dan kumpulan dari
Motif Bunga Teratai tampak atas dan samping serta Motif Gerbang Candi Badut.
Motif Daun Trembesi merupakan salah satu motif utama yang berperan sebagai
tema utama atau ciri khas dari salah satu karya batik di Soendari Batik and Art.
Seperti yang terlihat pada gambar, Motif Daun Trembesi mendominasi sebagian
besar bagian kain batik. Motif Daun Trembesi berbentuk semacam sulur-sulur
dengan panjang tangkai yang bervariasi. Motif utama yang lain dari batik ini adalah
kumpulan dari Motif Teratai tampak atas dan samping serta Motif Gerbang Candi
Badut. Ketiga motif ini membentuk susunan melingkar dengan posisi Motif Teratai
tampak atas berada di tengah kemudian Motif Gerbang candi Badut melingkar di
tepinya disusul Motif Teratai tampak samping. Ketiga motif tersebut tersusun
berjajar di antara Motif Trembesi.
Selain motif utama, batik ini memiliki motif pendukung yaitu Motif Teratai
tampak samping. Motif ini memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan motif
utama. Motif pendukung tersebut terletak di sela-sela Motif Daun Trembesi. Isen-
isen yang terdapat pada Batik Trembesi Kombinasi Motif Teratai dan Motif
Gerbang Candi Badut I yaitu isen-isen cecek dan galaran. Isen-isen cecek terdapat

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

pada bagian dalam kelopak Motif Teratai bagian bawah dan beberapa kelopak di
bagian tengah Motif Bunga Teratai tampak atas. Sedangkan isen-isen galaran
terdapat pada bagian dalam kelopak Motif Teratai bagian atas dan Motif Gerbang
Candi Badut.
Penggayaan motif ini terdapat pada tangkai Motif Daun Trembesi yang
dibentuk dengan pola garis lengkung. Penggayaan lain dilakukan pada Motif
Trembesi dengan memberi tambahan berupa isen-isen dan Motif Gerbang Candi
Badut yang distilasi menjadi bentuk dengan garis-garis lengkung. Komposisi
penyusunan batik ini menggunakan struktur desain horizontal karena motif
tersebut disusun dari samping ke samping. Selain itu, pola penyusunan pada batik
ini adalah pola penyusunan asimetris. Penyusunan motif pada batik ini
memperhatikan prinsip kesatuan, keselarasan, kesebandingan, ritme,
keseimbangan, dan penekanan.

Tabel 3.7 Keterangan Ragam Visualisasi Batik Trembesi Kombinasi Motif Bunga Teratai dan
Gerbang Candi Badut I
No. Aspek Gambar Nama Penjelasan
1. Motif Motif Daun Motif Daun Trembesi merupakan
Utama Trembesi motif utama yang diadaptasi dari
daun trembesi itu sendiri. Motif
ini terbentuk dari garis nyata non
geometris dan titik-titik lonjong.
Motif dalam batik ini
digambarkan dalam bentuk
semacam tangkai yang
melengkung-lengkung dan
bercabang dengan panjang yang
bervariasi.
Desain Desain Motif Daun Trembesi
Motif Daun pada batik ini digambarkan
Trembesi terpisah antara daun trembesi
yang berbentuk titik-titik lonjong
dengan tangkainya. Tangkai pada
motif ini dibuat semacam sulur-
suluran dengan panjang dan
cabang yang bervariasi. Pada
batik ini kebanyakan satu
susunan daun tersusun dari 5
tangkai yang saling tersambung
dan bercabang ke kiri dan ke
kanan. Panjang setiap tangkai
umumnya relatif hampir sama.
Akan tetapi juga terdapat

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

beberapa motif daun dengan


jumlah tangkai berbeda. Motif ini
disusun menghadap ke kiri atas
dan kiri bawah dan saling berjajar
satu sama lain.

Motif Motif Bunga Teratai tampak atas


Bunga merupakan salah satu motif
Teratai utama yang diambil dari objek
tampak atas Bunga Teratai yang dilihat dari
atas. Motif ini disusun satu
kelompok dengan Motif Bunga
Teratai tampak samping dan
Motif Gerbang Candi Badut.
Dalam susunannya, motif ini
berada di tengah dari kedua motif
tersebut. Motif ini dibentuk dari
garis nyata non geometris dan
digayakan dengan ditambahi
isen-isen cecek-cecek serta
galaran.

Desain Desain Motif Bunga Teratai


Motif tampak atas ini digambarkan
Bunga memiliki kelopak dan daun.
Teratai Motif ini distilasi menggunakan
tampak atas garis lengkung dan diberi isen-
isen pada bagian dalamnya.
Pada kelopaknya, terdapat cecek-
cecek yang menyebar di dalam
bagian kelopak. Selain itu, motif
ini juga dihiasi isen-isen galaran
pada bagian kelopak dan
daunnya. Pengisian isen-isen
pada motif ini menjadikan kesan
motif lebih penuh dan cantik.

Motif Motif Gerbang Candi Badut


Gerbang merupakan salah satu motif
Candi utama yang diambil dari objek
Badut Gerbang Candi Badut yang ada di
Malang. Motif ini disusun satu
kelompok dengan Motif Bunga
Teratai tampak atas dan samping.
Dalam susunannya, motif ini
melingkari Motif Teratai tampak
atas . Motif ini dibentuk dari garis
nyata geometris dan non
geometris serta telah mengalami
penyederhanaan. Motif ini

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

digayakan dengan cara


dilengkungkan.

Desain Desain Motif Gerbang Candi


Motif Badut pada batik ini merupakan
Gerbang hasil stilasi dengan menerapkan
Candi daris lengkung maupun garis
Badut lurus. Pada tiangnya, motif ini
menggunakan garis lurus dengan
isen-isen berupa galaran.
Sedangkan pada bagian atas dan
samping, motif ini distilasi
dengan cara dilengkungkan
garisnya sehingga terbentuk
sebuah ornamen yang lebih
indah.
Motif Motif Bunga Teratai tampak
Teratai samping merupakan salah satu
tampak motif utama yang diambil dari
samping objek Bunga Teratai yang dilihat
dari samping. Motif ini disusun
satu kelompok dengan Motif
Bunga Teratai tampak atas dan
Motif Gerbang Candi Badut.
Dalam susunannya, motif ini
berada paling tepi dan melingkar
dari kedua motif tersebut. Motif
ini dibentuk dari garis nyata non
geometris dan digayakan dengan
ditambahi isen-isen cecek-cecek
serta galaran.

Desain Desain Motif Bunga Teratai


Motif tampak samping ini digambarkan
Teratai memiliki kelopak dan daun.
tampak Motif ini distilasi menggunakan
samping garis lengkung dan diberi isen-
isen pada bagian dalamnya.
Pada kelopaknya, terdapat cecek-
cecek yang menyebar di dalam
bagian daunnya. Selain itu, motif
ini juga dihiasi isen-isen galaran
pada bagian kelopaknya.
Pengisian isen-isen pada motif ini
menjadikan kesan motif lebih
penuh dan cantik.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

2. Motif Motif Motif Bunga Teratai tampak


Penduk Bunga samping merupakan motif
ung Teratai pendukung yang diambil dari
tampak objek Bunga Teratai yang dilihat
samping dari samping. Motif terletak di
antara Motif Daun Trembesi.
Motif ini dibentuk dari garis
nyata non geometris dan
digayakan dengan ditambahi
isen-isen cecek-cecek serta
galaran.

Desain Desain Motif Bunga Teratai


Motif tampak samping ini digambarkan
Bunga memiliki kelopak dan daun.
Teratai Motif ini distilasi menggunakan
tampak garis lengkung dan diberi isen-
samping isen pada bagian dalamnya.
Pada kelopaknya, terdapat cecek-
cecek yang menyebar di dalam
bagian daunnya. Selain itu, motif
ini juga dihiasi isen-isen galaran
pada bagian kelopak dalam nya.
Pengisian isen-isen pada motif ini
menjadikan kesan motif lebih
penuh dan cantik.

3. Isen- Cecek- Isen-isen cecek-cecek pada batik


isen cecek ini terdapat pada Motif Bunga
Teratai tampak atas dan samping.
Isen-isen ini digambarkan dalam
bentuk titik yang tersebar di
dalam kelopak bawah Motif
Bunga Teratai tampak atas dan
tersebar di dalam kelopak bagian
bawah serta beberapa di bagian
dalam Motif Bunga Teratai
tampak atas.

Desain Desain cecek-cecek pada batik ini


Cecek- digambarkan dengan titik-titik
cecek kecil yang berjumlah banyak dan
menyebar pada bagian dalam.
Penggamabarn isen-isen ini
membuat motif terkesan lebih
penuh dan cantik.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Galaran Isen-isen galaran pada batik ini


terdapat pada Motif Bunga
Teratai tampak atas dan samping
sert aMotif Gerbng Candi Badut.
Isen-isen ini digambarkan dalam
bentuk garis-garis di dalam
kelopak atas Motif Bunga Teratai
tampak atas dan samping serta
Motif Gerbang Candi Badut.

Desain Isen-isen galaran pada batik ini


Galaran digambarkan dengan garis lurus
horizontal dan diagonal yang
salng berjajar di bagian dalam
motif. Penggamabarn isen-isen
ini membuat motif terkesan lebih
penuh dan indah.

4. Pola Strukutur Komposisi penyusunan batik ini


Penyus desain menggunakan struktur desain
unan horizontal horizontal karena motif disusun
dengan dari samping kanan ke samping
pola kiri atau sebaliknya.
penyusunan Pola penyusunan pada batik ini
asimetris menggunakan pola penyusunan
asimetris dengan memperhatikan
prinsip seni.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

b. Visualisasi Estetik
1. Unsur
a. Cecekan/Titik
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, batik ini memiliki
unsur titik yang terdapat pada bagian dalam Motif Teratai. Titik atau cecekan
tersebut digambarkan dengan acak dengan jumlah yang banyak memenuhi ruang
motif. Cecek-cecek tersebut terdapat pada keseluruhan bagian bawah Motif Bunga
Trembesi. Menurut keterangan dari narasumber, titik tersebut difungsikan sebagai
penghias motif. Berdasarkan wawancara dengan narasumber selain unsur titik
sebagai isen-isen, unsur titik pada batik ini juga merupakan unsur dasar pembentuk
klowongan atau garis pada motif.
b. Klowongan/Garis
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, klowongan pada
motif batik ini terdapat pada keseluruhan motif baik motif utama, pendukung,
maupun isen-isen. Berbeda dengan batik sebelumnya, klowongan pada batik ini
seluruhnya merupakan hasil dari proses pencantingan malam menggunakan alat
canting. Klowongan pada batik ini memiliki warna putih. Berdasarkan hasil
wawancara dengan narasumber, warna putih tersebut muncul karena hasil
pelorotan malam. Pada Motif Daun Trembesi, klowongan digambarkan dalam
bentuk garis yang melengkung ke arah kanan dan kiri mengikuti garis pada
tangkai daun trembesi. Pada bagian daun di Motif Daun Trembesi, klowongan
terlihat dibentuk menjadi bentuk-bentuk oval yang sangat kecil dan banyak
dengan menggunakan teknik blok dengan malam. Bentuk-bentuk ini terpisah
dengan garis tangkai. Pada Motif Bunga Teratai dan Motif Gerbang Candi Badut,
garis-garis digambarkan dengan lengkungan-lengkungan hingga membentuk
Motif Bunga Teratai. Di dalam motif tersebut terdapat garis-garis isen-isen
galaran. Pada motif pendukung seperti Motif Bunga Teratai tampak samping,
klowongan digambarkan dengan bentuk lengkungan yang saling bertemu dan
hingga terbentuk motif bunga tersebut.
c. Bidang
Sama seperti batik sebelumnya, bidang pada motif ini mengombinasikan
dua tipe bidang yaitu bebas tetapi terkonsep membentuk sebuah motif dan bidang

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

dengan bentuk yang tetap dan teratur. Bentuk bidang yang teratur ditunjukkan pada
isen-isen galaran Motif Gerbang Candi Badut yang ditata berjajar ke atas dimana
berdasarkan hasil pengamatan terlihat semacam bentuk-bentuk bangun datar
persegi panjang. Sedangkan untuk tipe bidang yang bebas dibentuk dari garis-garis
lengkung-lengkung dan tidak terikat pada bangun tertentu. Bidang yang terbentuk
dari garis-garis yang melengkung yaitu seperti bidang Motif Daun Trembesi dan
Motif Bunga Teratai dan Motif Gerbang Candi Badut. Berdasarkan hasil
wawancara, motif-motif pada batik ini dibuat berdasarkan bentuk-bentuk yang
disesuaikan dengan objek aslinya tetapi tetap mengalami proses stilasi.
d. Ruang
Seperti batik pada keseluruhan di penelitian, batik ini tidak mempunyai
ruang nyata dikarenakan batik ini merupakan produk dua dimensi. Pada dasarnya
kesan ruang pada batik ini merupakan kesan ruang tidak nyata. Pada batik ini,
ditemukan perbedaan intensitas warna yang bertolak belakang pada visualnya
sehingga pada saat diamati muncul kesan ruang. Warna tersebut adalah warna
hitam dan putih. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara, ruang pada motif batik
ini tidak tercipta karena bentuk motif. Hal tersebut karena penggambaran
keseluruhan motif tidak digambarkan secara persepektif. Dalam hal tersebut,
motif-motif pada batik ini dibuat flat atau datar karena memang disengaja agar
lebih indah dan tidak seperti objek pada aslinya. Menurut keterangan narasumber,
motif batik yang baik itu bukan seperti lukisan yang nampak nyata, akan tetapi
terbentuk dari stilasi objek dimana kemudian dapat membentuk sebuah ornamen.
e. Warna
Berdasarkan hasil observasi, batik ini menggunakan warna putih dan
hitam. Warna hitam pada batik ini terdapat pada keseluruhan latar dan isi motif di
bagian tengah kain, sedangkan warna putih terdapat pada keseluruhan klowongan
atau garis motif baik Motif Daun Trembesi, Motif Gerbang Candi Badut, maupun
Motif Teratai. Warna hitam terlihat lebih banyak daripada warna putih.
Berdasarkan hasil wawancara, warna pada batik ini merupakan warna yang
dihasilkan dari pewarna remazol. Menurut keterangan narasumber, warna latar
pada batik ini yaitu warna hitam merupakan warna yang dibuat pada proses
pewarnaan tahap pertama. Sedangkan warna putih pada batik ini muncul karena

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

adanya proses pelorotan pada kain. Pemilihan warna pada motif ini didasarkan
pada lambang keseimbangan. Berdasarkan wawancara, penggunaan warna hitam
dan warna putih merupakan dalah satu bentuk perbedaan sehingga dari
penggabunga warna ini, desainer memiliki pesan untuk tidak saling nge-judge
satu sama lain, karena setiap manusia selalu memiliki kelebihan dan kekurangan.

Tabel 3.8 Keterangan Unsur Batik Trembesi Kombinasi Motif Bunga Teratai dan Gerbang
Candi Badut I
No. Unsur Gambar Keterangan Keterangan Unsur
Gambar
1. Cecekan/Titik Cecekan Batik ini memiliki
pada Motif cecekan yang berdiri
Bunga sendiri seperti yang
Teratai terdapat pda motif di
samping maupun unsur
titik sebagai pembentuk
garis

2. Klowongan/ Contoh Seperti pada batik


Garis klowongan sebelumnya, klowongan
pada motif digambarkan dengan
utama yaitu garis lengkung dengan
Motif Daun variasi arah dan ukuran.
Trembesi Selain klowongan dalam
bentuk garis lengkung,
klowongan juga
ditemukan dalam bentuk
garis tebal yang
membentuk bidang oval
kecil karena adanya
teknik blok.
3. Bidang Contoh Terdapat bidang dengan
bidang tipe yang teratur, bentuk
pada Motif sama besar, dan sama
Gerbang panjang serta bidang
Candi dengan tipe bebas tetapi
Badut terkonsep membentuk
bidang sebuah motif
tertentu.
4. Ruang Contoh Perbedaan intensitas
kesan warna putih dan hitam
ruang pada memberikan kesan ruang
Motif pada batik.
Bunga
Terata

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

5. Warna Hitam Warna hitam merupakan


warna dominan yang
terdapat pada keseluruhan
latar belakang dan pada
isi keseluruhan isi motif.

Putih Warna putih terdapat pada


keselutuhan garis-garis
motif. Warna putih
tersebut merupakan
warna yang dihasilkan
dari proses pelorotan
malam.

2. Prinsip
a. Kesatuan
Berdasarkan hasil pengamatan, unsur-unsur pada motif batik ini membentuk
satu kesatuan yang padu serta teratur. Kumpulan Motif Bunga Teratai dan Motif
Gerbang Candi Badut dan Motif Daun Trembesi merupakan motif utama dengan
didukung oleh motif pendukung seperti Motif Bunga Teratai tampak samping.
Semua motif dan unsur lain seperti isen-isen dan warna tersebut mempunyai
hubungan satu sama lain karena jika dihilangkan salah satu atau lebih dari unsur
tersebut, maka akan terkesan ada yang kurang dalam satu kesatuannya.
b. Keselarasan
Berdasarkan hasil observasi, keselarasan pada batik ini muncul dari
persamaan warna dari berbagai komponen seperti warna hitam pada keseluruhan
bagian latar dan isi motifnya serta warna putih pada keseluruhan garis motif.
Selain itu, terdapat perulangan bentuk dari Motif Daun Trembesi yang dibuat
berulang-ulang serta perulangan penataan dan bentuk dari kumpulan Motif
Gerbang Candi Badut dan Motif Bunga Teratai.
c. Kesebandingan
Berdasarkan hasil observasi, kesebandingan batik ini terlihat dari ukuran-
ukuran motif yang menyesuaikan ukuran-ukuran pada motif berdasarkan jenisnya.
Motif Daun Trembesi dibuat lebih banyak daripada motif pendukung, Kumpulan
Motif Gerbang Candi Badut dan Motif Bunga Trembesi dibuat lebih besar dari
motif pendukung. Dari hal tersebut, Motif utama tetap mendominasi dari batik ini

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

dan tidak dikalahkan oleh motif pendukung maupun isen-isennya. Dari hal
tersebut, kesebandingan ukuran pada motif sudah ideal.
d. Keseimbangan
Berdasarkan pengamatan, motif pada batik ini terlihat seimbang karena
adanya perbandingan jumlah motif di tiap-tiap tatanan yang sebanding. Jika
dilihat pada visualnya, penataan Motif Daun Trembesi tidak memiliki arah
maupun posisi yang sama pada tiap-tiap motifnya. Motif ini lebih bebas dari
Motif Daun Trembesi pada batik sebelumnya. Kedinamisan dari Motif Daun
Trembesi ini diimbangi dengan penataan kumpulan Motf Bunga Teratai dan Motif
Gerbang Candi Badut yang sejajar dan rapi. Jarak antar kumpulan motif juga
dibuat sama antar motif sehingga keseimbangan dapat terbentuk dari dua
perpaduan penataan tersebut.
e. Ritme
Berdasarkan hasil observasi, ritme pada batik ini terbentuk melalui
penataan motif dan karena perulangan jumlahnya. Terlihat jika Motif Daun
Trembesi ditata dari kiri ke kanan. Selain itu, kumpulan dari Motif Bunga Teratai
dan Motif Gerbang Candi Badut ditata dengan posisi melintang dan teratur. Dari
hal tersebut muncul ritme yang bervariasi dimana masing-masing muncul dari
tiap-tiap model penataan motif. Ritme pada Motif Daun Trembesi terasa lebih
dinamis daripada ritme kumpulan Motif Bunga Teratai dan Motif Gerbang Candi
Badut.
f. Penekanan
Berdasarkan hasil observasi, penekanan pada batik ini sangat terlihat dari
ukuran motif utama yang besar dan banyak. Motif yang besar yaitu kumpulan
Motif Bunga Teratai dan Motif Gerbang Candi Badut tersebut menjadi daya tarik
utama pada batik ini. sehingga pada saat melihat batik ini, kumpulan dari Motif
Bunga Teratai dan Motif Gerbang Candi Badut terlihat lebih menonjol daripada
motif yang lain.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

5. Motif Batik Trembesi Kombinasi Motif Bunga Teratai dan Motif


Gerbang Candi Badut II

Motif Bunga Teratai


tampak samping

Motif Gerbang
Candi Badut

Motif Daun dan


Bunga Trembesi
Motif Bunga Teratai
tampak atas
Motif Topeng Malangan
Motif Daun
Trembesi

Gambar 49 Motif Batik Trembesi Kombinasi Motif Teratai dan Motif Gerbang
Candi Badut II
Sumber: Dokumentasi Peneliti

Gambar 50 Desain Motif Batik Trembesi Kombinasi Motif Teratai dan Motif
Gerbang Candi Badut II
Sumber: Dokumentasi Peneliti

a. Ragam Visualisasi
Berdasarkan hasil wawancara, motif batik ini merupakan motif yang
mengankat ikon khas Kota Malang seperti Motif Trembesi, Motif Gerbang Candi
Badut, dan Moti Bunga Teratai. Pada visualnya, motif ini memiliki motif pokok
yang utama yaitu Motif Daun Trembesi dimana merupakan motif yang diangkat
dari pohon heritage Kota Malang pohon trembesi. Seperti pada batik sebelumnya,
Motif Bunga Teratai merupakan ikon Kota Malang dalam bentuk bunga serta
menjadi ikon dari Soendari Batik and Art Gallery sekaligus. Untuk Motif Gerbang

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Candi Badut itu sendiri merupakan motif yang diangkat dari Gerbang Candi
Badut yang ada di Malang. Berdasarkan dari wawancara dengan narasumber dan
seperti pada keterangan di batik sebelumnya, Motif Daun Trembesi merupakan
motif yang memiliki makna kekuatan dimana secara historis, pohon trembesi di
Kota Malang ini menjadi saksi bisu tiga zaman mulai masa penjajahan Belanda,
Jepang, Kemerdekaan Indonesia, dan masih hidup hingga sekarang. Pemilihan
Motif Trembesi pada batik ini di bagian tengah kain diambil hanya dari bagian
daunnya saja. Berdasarkan wawancara, Motif Daun Trembesi pada batik ini
dibuat memanjang semacam sulur yang mendominasi bagian kain dikarenakan
bermakna sebagai pelindung atau peneduh bagi siapapun. Seperti pada keterangan
hasil wawancara pada batik sebelumnya, batik ini merupakan batik dengan tipe
kedua. Motif Trembesi yang dibuat pada batik ini menggunakan teknik tulis atau
menggunakan canting dimana tipe ini hanya menampilkan Motif Daun Trembesi
saja tanpa menyertakan Motif Bunga Trembesi seperti pada tipe pertama. Hal
tersebut dikarenakan pada tipe kedua ini, desainer ingin menciptakan motif dari
daun trembesi dengan susunan yang lebih dinamis, dominan dan bebas, serta
berkata bahwa untuk unsur motif bunga pada batik ini telah diwakili oleh Motif
Bunga Teratai. Walaupun demikian, pada batik ini desainer tetap memasukkan
unsur bunga trembesi sebagai motifnya yaitu pada bagian tepian kain. Bunga
Trembesi tersebut juga digambarkan dengan ukuran yang sangat kecil dan hanya
berfungsi sebagai pinggiran saja dimana hal tersebut berbeda dengan motif bunga
yang terdapat pada Motif Batik Trembesi tipe pertama. Seperti batik sebelumnya,
pemilihan Motif Teratai dan Gerbang Candi Badut sebagai kombinasi dari Batik
Trembesi bertujuan untuk mengenalkan ikon Kota Malang yang lain selain pohon
trembesi kepada penikmat atau pengguna melalui penciptaan motif pada Batik
Trembesi. Selain itu, desainer juga ingin menggabungkan antara tiga makna dari
motif-motif tersebut. Dalam hal ini desainer ingin menggabungkan makna
kekuatan, ketangguhan, dan kejayaan. Berdasarkan hasil wawancara, Motif
Teratai pada batik ini memiliki pemaknaan untuk selalu tangguh walaupun berada
pada tempat dan masa yang paling sulit. Hal tersebut dikarenakan bunga teratai
dapat hidup di manapun dan dalam kondisi apapun sekalipun hujan dan badai.
Selain itu, Motif Gerbang Candi Badut bermakna kejayaan di masa lampau,

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

tepatnya pada masa Hindhu-Buddha sehingga kita diharapkan untuk tidak


melupakan jati diri serta sejarah dari leluhur yang hebat pada masa lalu hingga
dapat mewariskan sesuatu hingga saat ini.
Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan pada produk batik, Motif
Batik Trembesi Kombinasi Motif Bunga Teratai dan Motif Gerbang Candi Badut II
merupakan motif yang menggambarkan motif daun trembesi dengan berbagai
kombinasi motif lainnya. Motif tersebut diantaranya adalah motif yang diangkat
dari objek ikon Kota Malang. Penamaan batik ini didasarkan pada motif yang
dipakai yaitu berupa objek tanaman trembesi, bunga teratai, serta gerbang Candi
Badut. Seperti yang terlihat pada gambar, terdapat motif yang berasal dari objek
daun trembesi, bunga trembesi, Topeng Malangan, stilasi dari Gerbang Candi
Badut, serta bunga teratai tampak samping dan atas. Motif Batik Trembesi
Kombinasi Motif Bunga Teratai dan Motif Gerbang Candi Badut II merupakan
jenis batik tulis. Pada saat pengamatan, ditemukan banyak motif yang bentuk dan
ukuranya kurang sama persis bentuknya serta tebal garis yang kurang sama besar.
Selain itu, dalam proses pembuatannya Soendari Batik And Art Gallery
menggunakan malam yang dicanting untuk membentuk seluruh motif yang
terdapat pada motif tersebut mulai dari motif utama, motif pendukung, maupun
isen-isennya.
Motif utama pada batik ini adalah Motif Daun Trembesi serta kumpulan dari
Motif Bunga Teratai dan Motif Gerbang Candi Badut. Motif Daun Trembesi
merupakan salah satu motif utama yang berfungsi sebagai tema utama atau sebagai
ciri khas dari salah satu karya batik di Soendari Batik and Art. Seperti yang terlihat
pada gambar, Motif Daun Trembesi mendominasi sebagian besar bagian kain baik.
Motif Daun Trembesi membentuk semacam sulur-sulur dengan panjang tangkai
yang bervariasi dan saling terhubung pada bagian tengahnya. Motif utama yang lain
dari batik ini adalah kumpulan dari Motif Teratai tampak atas dan samping serta
Motif Gerbang Candi Badut. Ketiga motif ini membentuk susunan melingkar
dengan posisi Motif Teratai tampak atas berada di tengah kemudian Motif Gerbang
candi Badut melingkar di tepinya disusul Motif Teratai tampak samping. Ketiga
motif tersebut tersusun berjajar di antara Motif Trembesi.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Selain motif utama, batik ini memiliki motif pendukung antara lain yaitu
Motif Daun dan Bunga Trembesi dan yang terdapat di tepi kain, Motif Bunga
Trembesi Separuh yang ada di tepi kain , dan Motif Topeng Malangan. Motif
pendukung memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan motif utama. Motif
Topeng Malangan terletak di antara Motif Daun Trembesi dan menyebar di seluruh
bagian kain sedangkan motif pendukung berupa Motif Daun dan Bunga Trembesi
serta Motif Bunga Trembesi Separuh terdapat pada pinggiran atau di tepi kain.
Isen-isen yang terdapat pada Motif Batik Trembesi Kombinasi Motif Bunga
Teratai dan Motif Gerbang Candi Badut II adalah isen-isen cecek, sawut, cecek
sawut dan galaran. Isen-isen cecek terdapat pada bagian dalam daun Motif Teratai
bagian bawah dan Motif Gerbang Candi Badut, isen-isen sawut terdapat pada
bagian dalam Motif Daun dan Bunga Trembesi bagian tepi kain, cecek sawut
terdapat pada bagian dalam Motif Bunga Teratai Separuh sedangkan isen-isen
galaran terdapat pada bagian dalam kelopak Motif Teratai dan Motif Gerbang
Candi Badut.
Penggayaan motif ini terdapat pada tangkai Motif Daun Trembesi yang
dibentuk dengan pola garis lengkung dan merambat menyerupai sulur. Penggayaan
lain dilakukan pada Motif Teratai dimana motif tersebut diberi isen-isen dan
dicanting dengan posisi nampak atas dan samping. Motif Gerbang Candi Badut juga
mengalami penyederhanaan dan penggayaan dengan bentuk yang dibuat lengkung-
lengkung. Penggayaan terhadap motif-motif tersebut dimaksudkan agar lebih indah
dan mengikuti prinsip batik yang seharusnya yaitu motif dibentuk melalui stilasi
objek. Komposisi penyusunan batik ini menggunakan struktur desain horizontal
karena motif pada batik ini disusun dari samping kanan ke samping kiri atau
sebaliknya. Selain itu, pola penyusunan pada batik menggunakan pola penyusunan
asimetris. Penyusunan motif pada batik ini memperhatikan prinsip keselarasan,
kesebandingan, ritme, dan kevariasian.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Tabel 3.9 Keterangan Ragam Visualisasi Batik Trembesi Kombinasi Motif Bunga Teratai dan
Gerbang Candi Badut II
No Aspek Gambar Nama Penjelasan
1. Motif Motif Motif Daun Trembesi merupakan
Utama Daun motif utama yang diadaptasi dari
Trembesi daun trembesi itu sendiri. Motif ini
terbentuk dari garis nyata non
geometris. Motif ini terdapat pada
keseluruhan bagian kain dari
ujung hingga pangkal.

Desain Desain Motif Daun Trembesi


Motif dalam batik ini digambarkan
Daun dalam bentuk tangkai yang
Trembesi melengkung-lengkung dan
bercabang serta memanjang dan
tersambung satu sama lain. Pada
tepi motif terdapat garis tepi yang
di dalamnya diberi warna hitam.
Daun trembesi pada motif ini
digambarkan dengan bulatan-
bulatan yang berbentuk lonjong
dengan ukuran kecil dan tidak
menempel pada tangkainya.
Motif Motif Bunga Teratai tampak atas
Bunga merupakan salah satu motif utama
Trembesi yang diambil dari objek Bunga
tampak Teratai yang dilihat dari atas.
atas Motif ini disusun satu kelompok
dengan Motif Bunga Teratai
tampak samping dan Motif
Gerbang Candi Badut. Dalam
susunannya, motif ini berada di
tengah dari kedua motif tersebut.
Motif ini dibentuk dari garis nyata
non geometris.

Desain Desain Motif Bunga Trembesi


Motif pada batik ini digayakan dengan
Bunga dibuat flat dan dibentuk
Trembesi melingkar. Motif ini memiliki 8
tampak kelopak dan satu lingkaran sebagai
atas pusatnya. Pada kelopaknya,
digayakan dengan cara
dilengkungkan pada bagian
ujungnya dan diberi hiasan berupa
garis dan segitiga lancip yang
berjumlah di bagian tengahnya.
Pada bagian pusat, digambarkan
dengan menggunakan lingkaran

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

dan garis lingkaran antara pusat


dan kelopaknya. Pada bagian
pusat, terdapat 8 segitiga yang
memutar dan satu titik di
tengahnya.

Motif Motif Gerbang Candi Badut


Gerbang merupakan salah satu motif utama
Candi yang diambil dari objek Gerbang
Badut Candi Badut yang ada di Malang.
Motif ini disusun satu kelompok
dengan Motif Bunga Teratai
tampak atas dan samping. Dalam
susunannya, motif ini melingkari
Motif Teratai tampak atas . Motif
ini dibentuk dari garis nyata
geometris dan non geometris dan
telah mengalami penyederhanaan.
Motif ini digayakan dengan
dilengkungkan.

Desain Desain Motif Gerbang Candi


Motif Badut pada batik ini merupakan
Gerbang hasil stilasi dengan menerapkan
Candi daris lengkung maupun garis
Badut lurus. Pada tiangnya, motif ini
menggunakan garis lurus dengan
isen-isen berupa galaran.
Sedangkan pada bagian atas dan
samping, motif ini distilasi dengan
cara dilengkungkan garisnya dan
diberi dua cecek-cecek pada
bagian atas sehingga terbentuk
sebuah ornamen yang lebih indah.

Motif Motif Bunga Teratai tampak


Bunga samping merupakan salah satu
Trembesi motif utama yang diambil dari
tampak objek Bunga Teratai yang dilihat
samping dari samping. Motif ini disusun
satu kelompok dengan Motif
Bunga Teratai tampak atas dan
Motif Gerbang Candi Badut.
Dalam susunannya, motif ini
berada paling tepi dan melingkar
dari kedua motif tersebut. Motif
ini dibentuk dari garis nyata non
geometris dan digayakan dengan
ditambahi isen-isen cecek-cecek
serta galaran.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

2. Motif Motif Motif Topeng Malangan


Penduku Topeng merupakan motif pendukung yang
ng Malangan diadaptasi dari objek Topeng
Malangan. Motif ini terbentuk dari
garis nyata non geometris. Motif
Topeng Malangan ini digayakan
dengan garis-garis yang
dilengkungkan sehingga
membentuk pola-pola lengkung.

Desain Desain Motif Topeng Malangan


Motif ini memiliki bentuk seperti topeng
Topeng malangan pada umumnya, yaitu
Malangan terdapat bagian wajah, mata,
mulut, hidung, dan mahkota
topeng. Dalam penggambarannya,
motif distilasi pada bagian alis,
mulut, hidung, mata, hiasan pada
dahi, dan mahkota dengan
menerapkan garis lengkung
sehingga nampak lebih indah.

Motif Motif Daun dan BungaTrembesi di


Daun dan samping merupakan motif yang
Bunga diangkat dari objek daun dan
Trembesi bunga trembesi yang digabung
(bagian menjadi satu. Motif ini berada di
tepi kain) tepi kain atau berfungsi sebagai
pinggiran. Motif ini digambarkan
dalam bentuk garis nyata non
geometris yang digayakan dengan
cara dilengkungkan garis-
garisnya.

Desain Desain Motif Daun dan Bunha


Motif Trembesi pada batik ini
Daun dan digambarkan saling tersambung
Bunga antara daun dan bunganya. Motif
Trembesi Bunga terletak pada ujung Motif
(bagian Daun. Motif ini tersusun dari garis
tepi kain) lengkung non geometris. Pada
penggambarannya, Motif Bunga
memiliki 6 kelopak dan satu
lingkaran sebagai pusat dimana
masing-masing kelopak memiliki
isen galaran berjumlah satu.
Sedangkan Motif Daun
digambarkan memiliki 10 helai
daun dengan distilasi pada bagian

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

tangkai dan daunnya


menggunakan garis lengkung dan
diisikan isen-isen galaran
berjumlah 2 pada tiap daunnya.

Motif Motif Bunga Trembesi Separuh


Bunga merupakan motif yang diangkat
Trembesi dari objek bunga trembesi yang
Separuh nampak separuh. Motif ini berada
di tepi kain atau berfungsi sebagai
pinggiran. Motif ini berada pada
satu area dengan Motif Daun dan
Bunga Trembesi dimana
peletakannya saling berselingan.
Motif ini digambarkan dalam
bentuk garis nyata non geometris
yang digayakan dengan cara
dilengkungkan garis-garisnya.

Desain Desain Motif Bunga Trembesi


Motif Separuh pada batik ini
Bunga digambarkan dalam bentuk garis
Trembesi non geometris lengkung. Garis
Separuh kelopak motif ini memiliki 2 layer.
Pada sisi luarnya, terdapat kelopak
bunga yang digambarkan
menyerupai lengkungan-
lengkungan kemudian disusul
bagian dalam dengan
penggambaran yang sama tetapi
lebih sempit. Pada bagian dalam
motif terdapat isen-isen berupa
cecek sawut yang menggambarkan
putik dari bunga trembesi.

3. Isen- Cecek- Isen-isen cecek-cecek pada batik


isen cecek ini terdapat pada Motif Bunga
Teratai tampak samping dan Motif
Gerbang Candi Badut. Isen-isen
tersebut memberikan kesan lebih
estetik dan lebih penuh pada motif.

Desain Desain isen-isen ini digambarkan


Cecek- dalam bentuk titik yang tersebar
cecek mengikuti tepi garis daun Motif
Bunga Teratai tampak samping
sedangkan pada Motif Gerbang
Candi Badut isen-isen ini
digambarkan berjumlah dua titik
saja.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Galaran Isen-isen galaran pada batik ini


terdapat pada Motif Bunga Teratai
tampak samping dan Motif
Gerbang Candi Badut. Isen-isen
tersebut digambarkan dalam
bentuk garis-garis di dalam
kelopak Motif Bunga Teratai
tampak samping.

Desain Desain isen-isen galaran pada


Galaran batik ini digambarkan dengan
garis-gari yang berjajar pada isi
motif. Jarak yang diterapkan antar
garis tersebut agak renggang.
Selain itu, desai galaran pada
batik ini hanya berupa garis-garis
yang disusun secara horizontal
saja.

Sawut Isen-isen sawut pada batik ini


terdapat pada Motif Daun dan
Bunga Trembesi pada bagian tepi
kain.

Desain Desain isen-isen sawut pada batik


Sawut ini digambarkan dalam bentuk
garis-garis yang berjumlah dua di
dalam bagian Motif Daun
Trembesi dan satu buah pada
bagian Motif Bunga Trembesi
bagian tepi kain.

Cecek Isen-isen cecek sawut pada batik


sawut ini terdapat pada bagian dalam
Motif Bunga Trembesi Separuh.
Motif ini terdapat pada bagian tepi
kain dan hampir tidak terlihat.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Desain Desain Cecek sawut pada batik ini


Cecek digambarkan dengan garis-garis
sawut yang berjajara dengan titik titik
yang berada pada ujung-ujungnya.
Cecek sawut ini terletak pada
bagian layer dalam Motif Bunga
Trembesi Separuh.

4. Pola Struktur Komposisi penyusunan batik ini


Penyusu desain menggunakan struktur desain
nan horizontal horizontal karena motif disusun
dengan dari samping ke samping.
pola Pola penyusunan pada batik ini
penyusuna menggunakan pola penyusunan
n asimetris asimetris dengan
memperhatikan prinsip seni.

b. Visualisasi Estetik
1. Unsur
a. Cecekan/Titik
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, batik ini memiliki
unsur titik yang terdapat pada bagian dalam Motif Bunga Teratai, Motif Bunga
Trembesi Separuh dan Motif Gerbang Candi Badut. Titik atau cecekan pada Motif
Bunga Teratai tersebut digambarkan mengikuti garis bawah pada motif. Cecek-
cecek pada Motif Bunga Trembesi Separuh digambarkan dalam isen-isen cecek
sawut. Selain itu, terdapat cecek-cecek pada Motif Gerbang Candi Badut dimana
digambarkan memiliki dua cecek yang terdapat pada bagian atas motif. Dua cecek
tersebut ditata dengan posisi melintang. Menurut keterangan dari narasumber, titik-
titik tersebut difungsikan sebagai penghias motif. Berdasarkan wawancara dengan
narasumber selain unsur titik sebagai isen-isen, unsur titik pada batik ini juga
merupakan unsur dasar pembentuk klowongan atau garis pada motif.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

b. Klowongan/Garis
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, klowongan pada
motif batik ini terdapat pada keseluruhan motif baik motif utama, pendukung,
maupun isen-isen. Sama seperti pada batik sebelumnya, klowongan pada batik ini
seluruhnya merupakan hasil dari proses pencantingan malam menggunakan alat
canting. Klowongan pada batik ini memiliki warna putih. Berdasarkan hasil
wawancara dengan narasumber, warna putih tersebut muncul karena hasil
pelorotan malam. Pada Motif Daun Trembesi, klowongan digambarkan dalam
bentuk garis yang melengkung ke segala arah, memanjang, merambat, dan
bercabang. Pada bagian daun di Motif Daun Trembesi, klowongan terlihat
dibentuk menjadi bentuk-bentuk oval yang kecil dan sangat banyak dengan
menggunakan teknik blok dengan malam. Bentuk-bentuk ini terpisah dengan garis
tangkai. Pada tepi daunnya, dibatasi dengan klowongan yang berbentuk semacam
bentuk awan yang menutupi seluruh bagian Motif Daun Trembesi. Pada Motif
Bunga Teratai dan Motif Gerbang Candi Badut, garis-garis digambarkan dengan
lengkungan-lengkungan hingga membentuk Motif Bunga Teratai. Di dalam motif
tersebut terdapat garis-garis isen-isen galaran. Pada motif pendukung seperti
Motif Topeng Malangan, klowongan digambarkan dengan garis melengkung-
lengkung yang dibentuk menyerupai bentuk topeng.
c. Bidang
Sama seperti batik sebelumnya, bidang pada motif ini mengombinasikan
dua tipe bidang yaitu bebas tetapi terkonsep membentuk sebuah motif dan bidang
dengan bentuk yang tetap dan teratur. Bentuk bidang yang teratur ditunjukkan pada
isen-isen galaran Motif Gerbang Candi Badut yang ditata berjajar ke atas dimana
berdasarkan hasil pengamatan terlihat semacam bentuk-bentuk bangun datar
persegi panjang. Selain itu, terdapat bentuk bidang seperti lingkaran pada Motif
Bunga Teratai tampak atas. Sedangkan untuk tipe bidang yang bebas dibentuk dari
garis-garis lengkung-lengkung dan tidak terikat pada bangun tertentu. Bidang yang
terbentuk dari garis-garis yang melengkung yaitu seperti bidang Motif Daun
Trembesi dan Motif Bunga Teratai dan Motif Gerbang Candi Badut serta amotif
pendukung seperti Motif Topeng Malangan dan motif-motif yang terdapat bagian
tepi kain. Berdasarkan hasil wawancara, motif-motif pada batik ini dibuat

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

berdasarkan bentuk-bentuk yang disesuaikan dengan objek aslinya tetapi tetap


mengalami proses stilasi.
d. Ruang
Seperti batik pada keseluruhan di penelitian, batik ini tidak mempunyai
ruang nyata dikarenakan batik ini merupakan produk dua dimensi. Pada dasarnya
kesan ruang pada batik ini merupakan kesan ruang tidak nyata. Pada batik ini,
ditemukan perbedaan intensitas warna yang bertolak belakang pada visualnya
sehingga pada saat diamati muncul kesan ruang. Warna tersebut adalah warna bitu
ultramarine, hitam, putih, merah, dan hijau. Sedangkan berdasarkan hasil
wawancara, ruang pada motif batik ini tidak tercipta karena bentuk motif. Hal
tersebut karena penggambaran keseluruhan motif tidak digambarkan secara
persepektif. Dalam hal tersebut, motif-motif pada batik ini dibuat flat atau datar
karena memang disengaja agar lebih indah dan tidak seperti objek pada aslinya.
e. Warna
Berdasarkan hasil observasi, warna yang digunakan dalam Motif Batik
Trembesi Kombinasi Motif Bunga Teratai dan Motif Gerbang Candi Badut II yaitu
warna biru ultramarine , hitam, putih, merah dan hijau. Warna biru ultramarine
terletak pada latar belakang kain, bagian dalam Motif Topeng Malangan, Motif
Gerbang Candi Badut, Motif Bunga Trembesi dan Motif Daun Trembesi pada sisi
tepi kain. Warna hijau terletak di bagian kelopak bawah Motif Bunga Teratai dan
warna merah terletak pada bagian kelopak atas Motif Bunga Teratai. Warna lainnya
dari batik ini yaitu warna hitam dan putih. Warna hitam terletak pada ruang tepian
Motif Daun Trembesi di bagian tengah dan warna putih terletak pada setiap garis
motif dimana warna tersebut muncul akibat proses pelorotan. Berdasarkan hasil
wawancara, warna biru yang dipilih oleh desainer merupakan warna yang
diadaptasi dari unsur warna logo Arema dimana merupakan tim sepakbola
kebanggaan Kota Malang. Sedangkan untuk pemilihan warna hitam tidak memiliki
arti khusus karena berfungsi sebagai pembatas saja. Untuk warna hijau dan merah
lebih ke estetika saja karena menyesuaikan warna seperti objek aslinya.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Tabel 3.10 Keterangan Unsur Batik Trembesi Kombinasi Motif Bunga Teratai dan Gerbang
Candi Badut II
No. Unsur Gambar Keterangan Keterangan Unsur
Gambar
1. Cecekan/Titik Cecekan Batik ini memiliki
pada Motif cecekan yang berdiri
Bunga sendiri seperti yang
Teratai terdapat pda motif di
samping maupun unsur
titik sebagai pembentuk
garis

2. Klowongan/ Contoh Seperti pada batik


Garis klowongan sebelumnya, klowongan
pada motif digambarkan dengan
utama yaitu garis lengkung dengan
Motif Daun variasi arah dan ukuran.
Trembesi Selain klowongan dalam
bentuk garis lengkung,
klowongan juga
ditemukan dalam bentuk
garis tebal yang
membentuk bidang oval
kecil karena adanya
teknik blok.
3. Bidang Contoh Terdapat bidang dengan
bidang pada tipe yang teratur, bentuk
Motif sama besar, sesuai
Bunga dengan bangun datar dan
Teratai sama panjang serta
bidang dengan tipe bebas
tetapi terkonsep
membentuk bidang
sebuah motif tertentu.
4. Ruang Contoh Perbedaan intensitas
kesan ruang biru, merah, dan hijau
pada Motif memberikan kesan ruang
Bunga pada batik.
Teratai

5. Warna Biru Warna biru ultramarine


Ultramarine terletak pada latar
belakang kain, Motif
Topeng Malangan, Motif
Gerbang Candi Badut,
Motif Bunga Trembesi
dan Motif Daun
Trembesi pada sisi tepi.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Hijau Warna hijau terletak di


bagian kelopak bawah
Motif Bunga Teratai.
Merah Warna merah terletak
pada bagian kelopak atas
Motif Bunga Teratai.

Hitam Warna hitam terletak di


tepian motif utama yaitu
Motif Daun Trembesi.

Putih Merupakan warna garis


dari motif yang muncul
akibat proses pelorotan.

2. Prinsip
a. Kesatuan
Berdasarkan hasil pengamatan, unsur-unsur pada motif batik ini seperti
motif utama, pendukung, dan lain-lain membentuk satu kesatuan yang padu serta
teratur. Seperti batik sebelumnya, Motif Daun Trembesi dan Kumpulan Motif
Bunga Teratai dan Motif Gerbang Candi Badut merupakan motif utama dengan
didukung oleh motif pendukung seperti Motif Bunga dan Daun Trembesi, Motif
Topeng Malangan, dan Motif Bunga Trembesi Separuh. Semua motif dan unsur lain
seperti isen-isen dan warna tersebut mempunyai hubungan satu sama lain karena
jika dihilangkan salah satu atau lebih dari unsur tersebut, maka akan terkesan ada
yang kurang dalam satu kesatuannya.
b. Keselarasan
Berdasarkan hasil observasi, keselarasan pada batik ini muncul dari
persamaan warna dari berbagai komponen seperti warna biru ultramarine pada
keseluruhan bagian latar, warna hitam, warna merah dan hijau pada Motif Bunga
Trembesi serta warna putih pada keseluruhan garis motif. Keselarasan juga
terlihat dari persamaan bentuk motif utama dan pendukung. Selain itu, terdapat
perulangan bentuk dari Motif Daun Trembesi yang dibuat berulang-ulang dan
sangat panjang serta perulangan penataan dan bentuk dari kumpulan Motif
Gerbang Candi Badut dan Motif Bunga Teratai.
c. Kesebandingan

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Berdasarkan hasil observasi, kesebandingan batik ini terlihat dari ukuran-


ukuran motif yang menyesuaikan ukuran-ukuran pada motif berdasarkan jenisnya.
Motif Daun Trembesi dibuat lebih banyak dan paling banyak daripada motif
pendukung serta Kumpulan Motif Gerbang Candi Badut dan Motif Bunga Trembesi
dibuat lebih besar dari motif pendukung. Dari hal tersebut, Motif utama tetap
mendominasi dari batik ini dan tidak dikalahkan oleh motif pendukung maupun
isen-isennya. Terlihat pada kain ini Motif Daun Trembesi mendominasi seluruh
bagian kain. Dari hal tersebut, kesebandingan ukuran pada motif pada tiap-tiap
jenisnya sudah ideal.
d. Keseimbangan
Berdasarkan hasil pengamatan, motif pada batik ini terlihat seimbang
karena adanya perbandingan arah dan tatanan motif di tiap-tiap tatanan yang
sebanding. Jika dilihat pada visualnya, penataan Motif Daun Trembesi cenderung
memiliki arah yang bebas dan memenuhi keseluruhan bagian kain. Kedinamisan
dari Motif Daun Trembesi ini diimbangi dengan penataan kumpulan Motif Bunga
Teratai dan Motif Gerbang Candi Badut yang sejajar, statis, dan rapi. Jarak antar
kumpulan motif juga dibuat sama antar motif sehingga keseimbangan dapat
terbentuk dari dua perpaduan tipe penataan tersebut.
e. Ritme
Berdasarkan hasil observasi, ritme pada batik ini terbentuk melalui
penataan motif dan karena perulangan jumlahnya dan arah gerak ujung motifnya.
Terlihat jika Motif Daun Trembesi ditata dari kanan ke seluruh arah. Selain itu,
kumpulan dari Motif Bunga Teratai dan Motif Gerbang Candi Badut ditata
dengan posisi melintang dan teratur. Dari hal tersebut muncul ritme yang
bervariasi dimana masing-masing muncul dari tiap-tiap model penataan motif.
Ritme pada Motif Daun Trembesi terasa lebih dinamis daripada ritme kumpulan
Motif Bunga Teratai dan Motif Gerbang Candi Badut maupun Motif Topeng
Malangan.
f. Penekanan
Berdasarkan hasil observasi, penekanan pada batik ini sangat terlihat dari
ukuran motif utama yang besar dan banyak. Motif yang besar yaitu Motif Daun
Trembesi yang memiliki ukuran besar, merambat memenuhi seluruh bagian kain.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa


Analisis Batik Trembesi Karya Soendari Batik and Art Gallery Kota Malang

Selain itu, penekanan pada motif ini ditambah dengan warna hitam yang pekat
pada sisi luar motif dengan dibatasi outline. Dari hal ini, Motif Daun Trembesi
terlihat lebih menonjol daripada motif yang lain.

Kris Monika Eva Erianti, Pendidikan Seni Rupa

Anda mungkin juga menyukai