Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai tenaga kesehatan bidan bertanggng jawb memberikanasuhan secara


menyeluruh kepada wanita, sebagai mitra wanita berkewajiban untuk memberikan,
dukungan asuhan, dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas.
Bidan merupan ujung tombak pemerintah dalam menurunkan angka kematian ibu
(AKI) dan angka kematin bayi (AKB).
Pada tahun 2015 menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian
bayi (AKB) menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.
Penelitian menunjukan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode
neonatal yaitu bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir
yang dapat mengakibatkan bayi mengalami cacat seumur hidup dan kematian. Misalnya
sebagai akibat hipotermia pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya
dapat menyebabkan kerusakan otak (Sarwono, 2007)
Hipoglikemi adalah kelainan pada bayi yang merupakan dampak dari komplikasi yang
dialami ibu pada masa kehamilan yang menyebabakan sel otak pada bayi tidak mampu
hidup. Banyak yang harus diperhatikan pada bayi baru lahir, untuk mencegah hal yang
tidak diinginkan pada bayi dalam awal-awal kehidupannya.
Pada tingkat tertentu hipoglikemi pada neonatus dapat menyebabkan kematian.
Peran bidan sangatlah penting untuk mendeteksi dini dan memberikan pelayanan
kesehatanyang tepat agar tidak terjadi kematian pada bayi baru lahir.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah asuhan kebidanana yang tepat pada noenatus dengan hipoglikemia.

C. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1.    Untuk mengetahui pengertian dari hipoglikemia.
2.    Untuk mengetahui frekuensi penderita hipoglikemia.
3.    Untuk mengetahui etiologi dari hipoglikemia.
4.    Untuk mengetahui manifestasi klinik dari hipoglikemia.
5.    Untuk mengetahui pengobatan dari hipoglikemia.
6.    Untuk mengetahui pragnosis dari hipoglikemia.

D. MANFAAT

Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu agar pembaca dapat mengetahui
tentang hipoglikemia yang terjadi pada neonatus, bayi, dan anak, khususnya mengenai
pengertian, frekuensi penderita, etiologi, manifestasi klinik, pengobatan, dan pragnosis
dari hipoglikemia.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara
abnormal rendah. Istilah hepoglikemia digunakan bila kadar gula darah bayi secara bermakna
dibawah kadar rata-rata. Dikatakan hepoglikemia bila kadar glukosa darah kurang dari 45
mg/dl pada semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknya gejala
hepoglikemia. Umumnya hepoglikemia terjadi pada neonatus umur 1 – 2 jam. Hal ini
disebabkan oleh karena bayi tidak mendapatkan lagi glukosa dari ibu, sedangkan insulin
plasma masih tinggi dengan kadar glukosa darah yang menurun.

Hipoglikemia merupakan konsentrasi glukosa dalam darah berkurangnya secara


abnormal yang dapat menimbulkan gemetaran, keringat dan sakit kepala apabila kronik dan
berat, dapat menyebabkan manifestasi susunan saraf pusat (Kamus Kedokteran Dorland :
2000).

Hipoglikemia neonatorum adalah masalah pada bayi dengan kadar glukosa darah
kurang dari 40 -45mg/dl (Sudarti dkk: 2010). Keadaan dimana bila kadar gula darah bayi di
bawah kadar rata-rata bayi seusia dan berat badan aterm (2500 gr atau lebih) < 30mg/dl
dalam 72 jam pertama, dan < 40mg/dl pada hari berikutnya.

Sel otak tidak mampu hidup jika kekurangan glukose. Hypoglikemi dapat terjadi
berkaitan dengan banyak penyakit, misalnya pada neonatus dengan ibu diabetes dan
mengalami Hyperglikemi in utero, atau sebagai komplikasi cidera dingin. Selama masa
menggigil simpanan glikogen tubuh tidak mencukupi, tetapi jika dihangatkan terjadi
peningkatan kebutuhan glikogen. Simpanan glikogen menurun dan cadangan tidak dapat
memenuhi kebutuhan pada pemanasan.

B. Etiologi Hipoglikemia

Secara garis besar hipoglikemia dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu:

1. Kelainan yang menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan

Hiperinsulinisme (bayi dari ibu penderita diabetes), hipoglikemia hiperinsulinisme menetap


pada bayi, tumor yang memproduksi insulin dan child abuse. Hiperinsulinisme menyebabkan
pemakaian glukosa yang berlebihan terutama akibat rangsangan penggunaan glukosa oleh
otot akibat sekresi insulin yang menetap. Kelainan ini diketahui sebagai hipoglikemia
hiperinsulin endogen menetap pada bayi yang sebelumnya disebut sebagai nesidioblastosis.

2. Kelainan yang menyebabkan kurangnya produksi glukosa

Simpanan glukosa tidak adekuat (prematur, bayi SGA, malnutrisi, hipoglikemia


ketotik)

Kelainan ini sering sebagai penyebab hipoglikemia, disamping hipoglikemia akibat


pemberian insulin pada diabetes.

2
Kelainan pada produksi glukosa hepar

Anak yang menderita penyakit ini akan dapat beradaptasi terhadap hipoglikemia,karena
penyakitnya bersifat kronik Kelainan hormonal (panhypopituitarisme, defisiensi hormon
pertumbuhan

Defisiensi kortisol dapat primer atau sekunder.

Hal ini karena hormone pertumbuhan dan kortisol berperan penting pada pembentukan
energi alternative dan merangsang produksi glukosa. Kelainan ini mudah diobati namun
yang sangat penting adalah diagnosis dini

C. Patofisiologi Hipoglikemia
Hipoglikemi sering terjadi pada berat lahir rendah (BBLR), karena cadangan glukosa
rendah. Pada ibu diabetes mellitus (DM) terjadi transfer glukosa yang berlebihan pada
janin sehingga respons insulin juga meningkat pada janin. Saat lahir dimana jalur plasenta
terputus maka transfer glukosa berhenti sedangkan respon insulin masih tinggi (transient
hiperinsulinism) sehingga terjadi hipoglikemi.

Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat menimbulkan
kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan kerusakan pada susunan syaraf pusat bahkan sampai kematian. Kejadian
hipoglikemi lebih sering didapat pada bayi dari ibu dengan diabetes mellitus. Glukosa
merupakan sumber kalori yang penting untuk ketahanan hidup selama proses persalinan
dan hari-hari pertama pasca lahir.

Setiap stress yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada karena meningkatkan
penggunaan cadangan glukosa, misalnya pada asfiksia, hipotermi, gangguan pernafasan.

D. Tanda dan Gejala Hipoglikemia

1. Tremor
2. Sianosis
3. Apatis
4. Kejang
5. Apnea intermitten
6. Tangisan lemah/melengking
7. Letargi
8. Kesulitan minum
9. Gerakan mata berputar/nistagmus
10. Keringat dingin
11. Pucat
12. Hipotermi
13. Refleks hisap kurang
14. Muntah

E. Diagnosis Hipoglikemia

Presentasi klinis hipoglikemia mencerminkan penurunan ketersediaan glukosa untuk SSP


serta stimulasi adrenergik disebabkan oleh tingkat darah menurun atau rendah gula. Selama

3
hari pertama atau kedua kehidupan, gejala bervariasi dari asimtomatik ke SSP dan gangguan
cardiopulmonary. Kelompok berisiko tinggi yang membutuhkan skrining untuk hipoglikemia
pada satu jam pertama kehidupan meliputi:

1. Bayi yang baru lahir yang beratnya lebih dari 4 kg atau kurang dari 2 kg
2. Besar usia kehamilan (LGA) bayi yang berada di atas persentil ke-90, kecil untuk usia
kehamilan (SGA) bayi di bawah persentil ke-10, dan bayi dengan pembatasan
pertumbuhan intrauterin
3. Bayi yang lahir dari ibu tergantung insulin (1:1000 wanita hamil) atau ibu dengan
diabetes gestasional (terjadi pada 2% dari wanita hamil)
4. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu
5. Bayi yang baru lahir diduga sepsis atau lahir dari seorang ibu yang diduga menderita
korioamnionitis
6. Bayi yang baru lahir dengan gejala sugestif hipoglikemia, termasuk jitteriness,
tachypnea, hypotonia, makan yang buruk, apnea, ketidakstabilan temperatur, kejang,
dan kelesuan
7. Selain itu, pertimbangkan skrining hipoglikemia pada bayi dengan hipoksia yang
signifikan, gangguan perinatal, nilai Apgar 5 menit kurang dari 5, terisolasi
hepatomegali (mungkin glikogen-penyimpanan penyakit), mikrosefali, cacat garis
tengah anterior, gigantisme, Makroglosia atau hemihypertrophy (mungkin Beckwith-
Wiedemann Syndrome), atau kemungkinan kesalahan metabolisme bawaan atau
ibunya ada di terbutalin, beta blocker, atau agen hipoglikemik oral
8. Terjadinya hiperinsulinemia adalah dari lahir sampai usia 18 bulan. Konsentrasi
insulin yang tidak tepat meningkat pada saat hipoglikemia didokumentasikan.
Hiperinsulinisme neonatal Transient terjadi pada bayi makrosomia dari ibu diabetes
(yang telah berkurang sekresi glukagon dan siapa produksi glukosa endogen secara
signifikan dihambat). Secara klinis, bayi ini makrosomia dan memiliki tuntutan yang
semakin meningkat untuk makan, lesu intermiten, jitteriness, dan kejang jujur.

F. Penatalaksanaan Hipoglikemia

Semua neonatus berisiko tinggi harus ditapis:

1. Pada saat lahir


2. 30 menit setelah lahir
3. Kemudian setiap 2-4 jam selama 48 jam atau sampai pemberian minum berjalan baik
dan kadar glukosa normal tercapai

Kejadian hipoglikemia dapat dicegah dengan:

1. Menghindari faktor resiko yang dapat dicegah, contohnya hipotermia


2. Pemberian makan enteral merupakan tindakan preventif tunggal paling penting
3. Jika bayi tidak mungkin menyusu, mulailah pemberian minum dengan menggunakan
sonde dalam waktu 1-3 jam setelah lahir
4. Neonatus yang berisiko tinggi harus dipantau nilai glukosanya sampai asupannya
penuh dan 3x pengukuran normal sebelum pemberian minum berada diatas 45 mg/dL
5. Jika ini gagal, terapi intravena dengan glukosa 10% harus dimulai dan kadar glukosa
dipantau

Untuk penanganan bayi yang mengalami hiplogikemia dapat dilakukan dengan:

4
Pada bayi yang beresiko (BBLR, BMK, bayi dengan ibu DM) perlu dimonitor dalam 3 hari
pertama :

 Periksa kadar glukosa saat bayi datang/umur 3 jam


 Ulangi tiap 6 jam selama 24 jam atau sampai pemeriksaan glukosa normal dalam 2
kali pemeriksaan
 Kadar glukosa ≤  45 mg/dl atau gejala positif tangani hipoglikemia
 Pemeriksaan kadar glukosa baik, pulangkan setelah 3 hari penanganan hipoglikemia
selesai

1. Penanganan hipoglikemia dengan gejala :


o Bolus glukosa 10% 2 ml/kg pelan-pelan dengan kecepatan 1 ml/menit
o Pasang dekstrosa 10% = 2 cc/kg dan diberikan melalui intravena selama 5
menit dan diulang sesuai kebutuhan (kebutuhan infus glukosa 6-8
mg/kg/menit).
o Infus D10 diteruskan
o Periksa kadar glukosa tiap 3 jam
o ASI diberikan bila bayi dapat minum

1. Bila kadar glukosa ≥ 45 mg/dl dalam 2 kali pemeriksaan


o Ikuti petunjuk bila kadar glukosa sudah normal
o ASI diberikan bila bayi dapat minum dan jumlah infus diturunkan pelan-pelan
o Jangan menghentikan infus secara tiba-tiba
2. Kadar  glukosa darah < 45 mg/dl tanpa gejala:
o ASI teruskan
o Pantau, bila ada gejala manajemen seperti diatas
o Periksa kadar glukosa tiap 3 jam atau sebelum minum, bila :
3. Kadar < 25 mg/dl, dengan atau tanpa gejala tangani hipoglikemi
4. Kadar 25-45 mg/dl naikkan frekwensi minum
5. Kadar ≥ 45 mg/dl manajemen sebagai kadar glukosa normal
6. Kadar glukosa normal

 IV teruskan
 Periksa kadar glukosa tiap 12 jam
 Bila kadar glukosa turun, atasi seperti diatas
 Bila bayi sudah tidak mendapat IV, periksa kadar glukosa tiap 12 jam, bila 2
kali pemeriksaan dalam batas normal, pengukuran dihentikan.

Pemantauan glukosa ditempat tidur (bed side) secara sering diperlukan untuk memastikan
bahwa neonatus mendapatkan glukosa yang memadai. Ketika pemberian makan telah dapat
ditoleransi dan nilai pemantauan glukosa di tempat tidur (bed side) sudah normal maka infus
dapat diturunkan secara bertahap. Tindakan ini mungkin memerlukan waktu 24-48 jam atau
lebih untuk menghindari kambuhnya hipoglikemia

G. Prognosis Hipoglikemia

Jika tidak diobati, Hipoglikemia yang berat dan berkepanjangan dapat menyebabkan
kematian pada setiap golongan umur. Pada neonatus prognosis tergantung dari berat,

5
lama, adanya gejala-gejala klinik dan kelainan patologik yang menyertainya,
demikian pula etiologi, diagnosis dini dan pengobatan yang adekuat

Berdasarkan tingkat beratnya Hipoglikemia neonatus dapat digolongkan:

1. Hipoglikemia transisional

Prognosisnya baik dan tergantung kepada kelainan yang mendasarinya misal : asfiksia
perinatal. Tidak ada korelasi antara rendahnya kadar gula dengan
mortalitas/morbiditas bayi. Kebanyakan bayi tetap hidup walaupun dengan kadar gula
20 mg/100 ml.

2. Hipoglikemia sekunder

Mortalitas neonatus pada kelompok ini disebabkan oleh kelainan yang menyertainya.
Bayi yang menderita Hipoglikemia tipe ini, sedikit menderita sekuele akibat
Hipoglikemianya, tetapi lebih banyak akibat kelainan patologik yang menyertainya.

3. Hipoglikemia transien

Bayi yang termasuk dalam kelompok ini bila tidak diobati akan mati. Bayi-bayi
tersebut seringkali pada BBLR dan KMK yang bisa disertai dengan komplikasi akibat
BBLR dan KMK sendiri, demikian pula masalah-masalah perinatal yang bisa
menyebabkan ganggguan mental, perilaku dan kejang-kejang yang tidak ada
hubungannya dengan hipoglikemia.

6
BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

PADA BAYI Ny H

UMUR 1 JAM

I PENGKAJIAN

A. Data Subyektif
1. Identitas
a) Identitas Pasien
Nama Bayi : By Ny H
Umur Bayi : 1 jam
Tanggal/Jam lahir : 09 April 2014 / 07.30 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama Ibu : Ny. H/ Tn. J
Agama : Islam / Islam
Suku /Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMA/ SMA
Pekerjaan : IRT/ Swasta
Alamat :Salakan12/01Salakan,Teras, Boyolali
2. Alasan Datang :-
3. Riwayat Kesehatan :
a) Riwayat Kesehatan Maternal
1) Penyakit Jantung : Tidak ada
2) Diabetes Militus : Ada
3) Penyakit Ginjal : Tidak ada
4) Penyakit Hati : Tidak ada
5) Hypertensi : Tidak ada
6) Penyakit Kelamin : Tidak ada
7) RH/Isoimunisasi : Tidak ada
8) Riwayat Abortus : Tidak ada
b).Riwayat Kesehatan Prenatal
1) HPHT: 28 Juni 2013
2) ANC:
TM I: 3x, pada umur kehamilan 4 minggu, 8
minggu dan 12 minggu.,

7
TM II: 3x, pada umur kehamilan 16 minggu, 20
minggu dan 24 minggu.
Keluhan III: 5x, pada umur kehamilan 28 minggu, 32
minggu, 36 minggu, 38 minggu dan 40
minggu.
3) Imunisasi: ibu mengatakan pernah mendapatkan imunisasi TT
sebanyak 2 kali yaitu TT I pada saat akan menikah dan TT II
pada umur kehamilan 1 bulan.
4) BB Ibu : 54 kg
5) Keluhan:
Trimester I : Ibu mengatakan mual –muntah
Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Trimester III : Ibu mengatakan sering kencing
6) Perdarahan: 250 ml
7) Pre Eklampsi: Tidak ada
8) Eklampsi: Tidak ada
9) Gestational Diabetes: Tidak ada
10) Polyhidramnion/Oligohydramnion: Tidak ada
11) Infeksi: Tidak ada
c).Riwayat Kesehatan Internal
1) Tanggal Lahir: 09 April 2014 / 07.30 WIB
2) Tempat : RSUD Dr. Moewardi, Surakarta
3) Penolong :Bidan
4) Jenis Persalinan: spontan induksi
5) Lama Persalinan: 15 menit
6) KK pecah : Utuh
7) Penyulit : Bayi besar
8) Penggunaan Obat Selama Persalinan : Oksitosin, lidocain, infus
RL 500 ml.
d).Riwayat Postnatal :
1) Usaha Nafas dengan bantuan/ tanpa bantuan :spontan tanpa
bantuan
2) Apgar score : 7, 7, 8,
3) Kebutuhan resusitasi: Tidak ada
4) Trauma Lahir : Tidak ada
4. Pola Kebutuhan Sehari-hari
a). Pola Nutrisi : bayi tidak mau menyusu
b). Pola Eliminasi :
BAB : sudah keluar, berwarna hitam kehijauan, sebanyak 1x.
BAK : sudah keluar, berwarna kuning jernih,
sebanyak 3x
c). Pola Aktifitas : keaktifan lemah,
d). Pola Istirahat : Bayi tidak bisa tidur pulas
e). Personal Hygiene : Bayi belum dimandikan.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a). Keadaan Umum : Cukup
b). Kesadaran : Composmentis
c). Tanda-tanda Vital :

8
1) Pernafasan: 36 x/menit
2) Denyut Jantung: 100 x/menit
3) Suhu : 36,7 oC

d). Antropometri
1) BB : 3900gr
2) PB : 51 cm
3) LK : 33 cm
4) LD : 35 cm
5) LILA: 13 cm
2. Pemeriksaan Fisik / Status Present
a). Kepala: Mesocepale, satura dan fontanella normal, tidak ada
caput succendaneum, dan cephal haematoma, tidak ada moulage
b). Muka : simetris tidak ada sindrom down tidak pucat
c). Mata : simetris, tidak juling scrella putih konjungtiva merah
d). Hidung : Tidak ada scret yang mucopurulent tidak ada pernapasan
cupping hidung
e). Telinga : simetris, tidak ada kelainan tulang rawan, daun telinga
terbentuk sempurna
f). Mulut : bersih, tidak ada kelainan bibir sumbing, gusi dan palatum
terbentuk sempurna
g). Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
h). Dada : Simetris, puting menonjol, tidak ada bunyi wheezing,
pernafasan normal, tidak ada tarikan intercostal saat bernafas
i). Bahu,lengan dan tangan : simetris, sama panjang, tidak ada fraktur
atau trauma pada bahu, jumlah jari tangan normal dan tidak ada
kelainan
j). Abdomen/ perut : bentuk bulat, tidak ada perdarahan tali pusat,
lembek tidak ada benjolan abnormal, tali pusat masih basah
k). Genetalia/ Alat kelamin : labia mayora sudah menutupi labia
minora, terdapat lubang uretra dan vagina yang normal, tidak ada
atresia ani
l). Ekstremitas Atas: simetris, sama panjang, pergerakan lemah tidak
ada kelainan polidaktili atau sidaktili pada jari tangan

m). Ekstremitas Bawah: simetris, sama panjang, pergerakan lemah


tidak ada kelainan polidaktili atau sidaktili pada jari tangan

n). Punggung/ Spina: tidak ada kelainan bentuk tulang, tidak ada
benjolan

o). Kulit: berwarna merah muda, tidak ada lebam dan pembengkakan,
tidak tanda lahir

p).Reflek Fisiologis :
1.Reflek Morro : Lemah, bayi memeluk bila di kagetkan.
2. Reflek Rooting : Lemah, saat pipi bayi disentuh bayi
akan menolehkan kepala ke sisi yang
disentuh untuk mencari puting susu.

9
3. Reflek Sucking : Lemah, biasanya bayi menghisap
ketika mulut bayi di beri puting susu.

4. Reflek Grapsing : Lemah, biasanya bayi menggenggam


ketika tangan bayi di sentuh.

5. Reflek Tonik neck: Lemah, biasanya bayi akan mengangkat leher


ke kiri dan ke kanan ketika bayi di tengkurapkan.

3. Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan GDS < 45 gr/dl

II. INTERPRETASI DATA


A. Diagnosa Kebidanan
Bayi Ny H umur 1 jam dengan hipoglikemia
Data Dasar:
DS:
1. Ibu mengatakan melahirkan bayinya pada tanggal 09 April 2014
pukul 07.30 WIB.
2. Ibu mengatakan bayinya tidak mau menyusu dan terlihat lemah.
DO:
1.Pemeriksaan fisik :
a.Warna kulit : merah muda.
b.Hidung : terdapat secret, tidak ada benjolan.
c.Mulut : tidak ada labiskizis dan palatoskizis.
d.Dada : gerakan dada sesuai pola nafas, tidak ada retraksi.
2.Vital sign :
a.Keaktifan : lemah
b.Denyut jantung : 100 x/menit.
c.Respirasi : 36x/menit.

B. Masalah
Bayi tidak mau menyusu terlihat lemah dan mengantuk.

III. DIAGNOSA POTENSIAL


Terjadinya penurunan kesadaran dan terjadi syok pada bayi.

IV. ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA


1.Kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian IVFD (Intra Vena
Fluid Drip).
2.Kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian Antibiotik 2×250 mg
IV.
3.Pemberian oksigen.

10
V. PERENCANAAN
Tanggal 09 April 2014 Pukul 09.00 WIB
1.Berikan bolus IV cairan dextrose 10% 2 ml/kg BB secara pelan dalam
5 menit.
2.Pasang infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan, 20 tpm/menit.
3.Lakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 4 jam.
4.Berikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi dengan
hipoglikemia yaitu pemberian ASI secara adekuat kepada bayi.
5.Jaga suhu bayi agar tetap hangat.
6.Jaga kebersihan bayi dan lingkungan.
7.Lakukan perawatan tali pusat dengan prinsip pencegahan infeksi.
8.Kolaborasi dengan dokter spesialis anak (Sp.A) untuk pemberian
terapi lanjutan.

VII. PELAKSANAAN
Tanggal 09 April 2014
1.Pukul 09.35 WIB Memberikan bolus IV cairan dextrose 10% 2 ml/kg
BB secara pelan dalam 5 menit.
2.Pukul 09.40 WIB Pasang infus glukosa 20% 2cc/BB, 20 tpm/menit.
3.Pukul 12.30 WIB Melakukan pemeriksaan glukosa plasma.
4.Pukul 12.45 WIB Memberikan konseling pada ibu tentang
perawatan
bayi baru lahir dengan hipoglikemia dan anjurkan ibu menyusui
bayinya sesering mungkin atau tidak terjadwal.
5.Pukul 13.00 WIB Menjaga suhu bayi agar tetap hangat dengan cara
bedong bayi dan masukan bayi didalam inkubator.
6.Pukul 13.10 WIB Menjaga kebersihan bayi dan lingkungan dengan
cara mengganti popok bayi bila basah, mengganti baju bayi bila kotor
dan pastikan bayi terhindar dari benda tajam.
7.Pukul 13.20 WIB Melakukan perawatan tali pusat dengan cara
mengganti kassa bila basah atau setelah mandi dengan cara tidak
dibumbuhi apapun.
8.Pukul 13.25 WIB Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak
untuk pemberian terapi selanjutnya.

VII. EVALUASI

Tanggal 09 April 2014 Pukul 13.35 WIB


1.Bolus IV cairan dextrose 10% 2 ml/kg BB secara pelan dalam 5 menit
sudah di berikan.
2.Infus glukosa 20% 2cc/BB, 20 tpm/menit sudah di berikan.
3.Telah dilakukan pemeriksaan glukosa darah dengan hasil 45 mg/dl
4.Ibu sudah diberikan konseling tentang cara perawatan bayi baru lahir
dengan hipoglikemia dan ibu bersedia memberikan ASI pada bayinya
sesering mungkin atau tidak terjadwal.

11
5.Bayi sudah dijaga kehangatanya.
6.Bayi sudah dijaga kebersihan dan lingkungannya.
7.Sudah dilakukan perawatan tali pusat.
8.Sudah dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak.

DATA PERKEMBANGAN 1

Tanggal 10 April 2014 Pukul 13.00 WIB


S : SUBJEKTIF
1.Ibu mengatakan senang atas kelahiran anaknya.
2.Ibu mengatakan bayinya sudah mulai mau menyusu dengan baik.
O : OBJEKTIF
1.Keadaan umum : Baik, bayi bergerak dengan aktif.
2.Tanda –tanda vital :
a.Denyut jantung : 120 x/menit.
b.Respirasi : 41 x/menit.
c.Suhu : 36, 7 OC
3.Pemeriksaan fisik :
a.Warna kulit : merah muda.
b.Hidung : terdapat sekret, tidak ada benjolan.
c.Dada : gerakan dada sesuai pola nafas, tidak ada retraksi.
4.Pemeriksaan reflek :
a.Reflek morro : positif, bayi memeluk ketika dikagetkan.
b.Reflek rooting : positif, saat pipi bayi disentuh bayi
menolehkan kepala ke sisi yang disentuh.
c.Reflek grasping : lemah, biasanya bayi menggenggam ketika tangan bayi disentuh.
d.Reflek suching : lemah, biasanya bayi menghisap ketika mulut nayi diberi botol susu atau
puting susu.
5.Pemeriksaan GDS jam 12. 30 WIB : 56 mg/dl.

A : ASSESMENT
By Ny. H umur 2 hari dengan riwayat hipoglikemia.

P : PLEANNING
Tanggal 10 April 2014
Pukul 13.10 WIB
1.Menjelaskan keadaan bayi pada ibu bahwa keadaan bayi sudah
mulai membaik.
2.Mencegah terjadinya hipotermi dan selalu menjaga kehangatan
bayi.
3.Menjaga kebersihan bayi.
4.Melanjutkan terapi sesuai dengan advis dokter yaitu berikan infus
glukosa 20 % 2cc / BB, 20 tpm/menit.
5.Memeriksa GDS bayi tiap 4 jam.
6.Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan
tidak terjadwal.

EVALUASI
Tanggal 10 April 2014 Pukul 17.00 WIB
1.Pukul 13.30 WIB Ibu sudah diberitahu bahwa keadaan bayinya sudah

12
mulai membaik.
2.Pukul 13.40 WIB Bayi sudah terjaga kehangatanya dengan cara
dibedong.
3.Pukul 13.50 WIB Bayi sudah dijaga kebersihanya yaitu mengganti
popok bila basah dan mengganti baju bila kotor.
4.Pukul 14.00 WIB Terapi sudah diberikan sesuai dengan advis dokter.
5.Pukul 16.30 WIB Sudah dilakukan pemeriksaan GDS bayi dengan hasil
58 mg/dl, intake cairan infus glukosa 20% 2cc/BB, 16 tpm/menit.
6.Pukul 16.35 WIB Ibu bersedia memberikan ASI pada bayinya sesering
mungkin dengan tidak terjadwal

13
DATA PERKEMBANGAN II

Tanggal 11 April 2014 Pukul 10.00 WIB


S : SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayinya sudah menyusu dengan kuat dan hari ini sudah
boleh pulang.
O : OBJEKTIF
1.Keadaan umum : Baik, bayi bergerak aktif.
2.Tanda –tanda vital :
a.Denyut jantung : 120 x/menit.
b.Respirasi : 45 x/menit.
c.Suhu : 36,7 OC
3.Pemeriksaan fisik :
a.Warna kulit : merah muda.
b.Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih.
4.Pemeriksaan reflek :
a.Reflek moro : positif, bayi memeluk ketika dikagetkan.
b.Reflek rooting : positif, saat pipi bayi disentuh bayi menolehkan kepala ke sisi yang
disentuh.
c.Reflek grasping : positif, bayi menggenggam ketika tangan bayi disentuh.

d.Reflek suching : positif, bayi menghisap ketika mulut bayi


diberi botol susu atau puting susu.
5.Pemeriksaan GDS jam 08.30 WIB : 66 mg/dl

A : ASSESMENT
By Ny. H umur 3 hari dengan riwayat hipoglikemia.

P : PLEANNING
Tanggal 11 April 2014 Pukul 10. 15 WIB
1.Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan bayinya
sudah baik.
2.Menganjurkan ulang atau mengevaluasi kembali apakah ibu
menyusui bayinya sesering mungkin.
3.Memberikan KIE pada ibu tentang ASI eksklusif yaitu memberikan
ASI selama 6 bulan tanpa memberikan tambahan makanan apapun.
4.Memberitahu ibu tentang cara merawat bayi sehari –hari dan
menjaga kebersihan bayi.
5.Mengobservasi GDS setiap 4 jam.
6.Menyiapkan bayi untuk pulang.

E : EVALUASI
Tanggal 11 April 2014 Pukul 15.30 WIB
1.Pukul 10.25 WIB Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bahwa
keadaan bayi sudah baik dan menyusu dengan kuat.
2.Pukul 10.35 WIB Ibu bersedia menyusui bayinya sesering
mungkin.
3.Pukul 10.40 WIB Ibu sudah mengerti tentang ASI eksklusif dan

14
bersedia memberi bayinya ASI secara eksklusif selama 6 bulan
tanpa memberikan makanan tambahan apapun.
4.Pukul 10.50 WIB Ibu sudah mengetahui cara merawat bayi sehari –
hari dan mau menjaga kebersihan bayinya yaitu mengganti popok
bila basah dan mengganti baju bila kotor.
5.Pukul 12.30 WIB Sudah dilakukan pemeriksaan GDS bayi setiap 4
jam dan hasilnya 70 mg/dl, intake cairan Infus glukosa 20% 2cc/BB, 10
tpm/menit.
6.Pukul 14.00 WIB Infus glukosa 20% sudah dilepas.
7.Pukul 14.40 WIB Ibu bersedia untuk kontrol ulang 3 hari lagi.
8.Pukul 15.00 WIB Bayi sudah pulang dengan keluarganya.

15
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas kasus bayi baru lahir dengan
hipoglikemia yang ada di lahan klinik dengan teori yang ada. Karena
penulis menggunakan manajemen kebidanan tujuh langkah varney, maka
pembahasan akan diuraikan langkah demi langkah sebagai berikut :
1.Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan pengumpulan data dasar yang merupakan data awal dari
manajemen kebidanan secara varney, dilaksanankan dengan wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik. Hipoglikemia biasanya terjadi jika seorang bayi pada saat dilahirkan
memiliki cadangan glukosa yang rendah yaitu < 50 mg/dl atau bahkan < 40 mg/dl yang
disimpan dalam bentuk
glikogen(Novyana, 2010). Gejala hipoglikemia dapat diklasifikasikan dalam 2 kelompok
besar, yaitu gejala yang berasal dari sistem saraf autonomi dan gejala yang berhubungan
dengan kurangnya suplai glukosa pada otak. Pada
neonatus gejala hipoglikemia tidak spesifik, antara lain tremor, peka
rangsang, kejang, koma, tangisan nada tinggi, nafas cepat dan pucat
(Sihombing, 2013). Pada pengkajian bayi baru lahir pada By Ny. H dengan
hipoglikemia diperoleh data subjektif dengan keluhan bayi malas
menyusu dan terlihat lemah. Data objektif dilakukan pemeriksaan
laboratorium GDS bayi 42 mg/dl, pemeriksaan fisik keadaan bayi
lemah, kulit bayi merah muda, hidung terdapat secret tidak ada
benjolan, bayi kurang beraktifitas dan terlihat mengantuk. Dalam kasus
ini tidak ditemukan gejala kurangnya suplai glukosa pada otak bayi
tremor, paka rangsang, kejang, koma, tangisan nada tinggi, nafas cepat
dan terlihat pucat. Jadi dalam pengkajian tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dan praktek di lapangan.
2. Interpretasi Data
Interpretasi data terdiri dari penentuan diagnosa kebidanan,
menentukan masalah, dan kebutuhan bayi baru lahir dengan hipoglikemia. Diagnosa
kebidanan menurut Varney (2007), yaitu By Ny. X umur.... hari.... dengan hipoglikemia.
Pada kasus ini penulis menentukan diagnosa kebidanan Bayi Ny. H umur 1 jam dengan
hipoglikemia. Diagnosa kebidanan sesuai dengan teori. Masalah yang timbul pada kasus bayi
dengan hipoglikemia menurut Sihombing, 2013, yaitu gangguan sistem pernafasan, reflek
hisap dan menelan minuman, kesadaran menurun atau sering tidur. Masalah yang ditemukan
pada By Ny. H adalah bayi terlihat lemah, mengantuk dan malas menyusu. Kebutuhan yang
diberikan pada kasus bayi dengan hipoglikemia menurut Rati (2008), yaitu kebutuhan yang
harus diberikan pada bayi baru lahir dengan hipoglikemia adalah pemberian cairan yang
cukup terutama ASI, mengobservasi keadaan umum bayi secara intensif, menjaga lingkungan
bayi agar lingkungan nyaman dan hangat. Kebutuhan yang diberikan pada kasus ini adalah
memberikan ASI sesering mungkin atau secara ondemand. Dari kasus ini masalah dan
kebutuhan yang diberikan sesuai dengan teori. Jadi pada langkah ini tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.
3.Diangnosa Potensial
Menurut Rati (2008), bahwa diagnosa potensial hipoglikemia
adalah syok septik. Pada kasus By Ny. H dengan hipoglikemia
diagnosa potensial terjadi syok septik, jadi sesuai dengan teori. Pa
da kasus ini tidak terjadi diagnosa potensial karena bayi ditangani dengan baik sehingga bayi
dapat menyusu dengan kuat, gerakan aktif dan GDS bayi meningkat dari 42 mg/dl menjadi
70 mg/dl.

16
4.Antisipasi
Antisipasi yang diberikan pada kasus bayi dengan hipoglikemia menurut Rati (2008), yaitu
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian IVFD(Intra Vena Fluid Drip), kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian Antibiotik 2×250 mg IV, pemberian oksigen dan rujuk. Pada kasus
By Ny. H dengan hipoglikemia antisipasi yang dilakukan adalah kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian IVFD (Intra Vena Fluid Drip), kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
Antibiotik 2×250 mg IV, pemberian oksigen. Atisipasi yang diberikan pada kasus ini sudah
sesuai dengan teori. Jadi pada langkah tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek dilahan.
5.Perencanaan
Menurut Iswanto (2012), perencanaan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir dengan hipoglikemia antara lain :
1.Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital meliputi denyut
jantung, nadi dan suhu, dan penatalaksanaan yang akan dilaksanakan.
2. Berikan bolus IV cairan dextrose 10% 2 ml/kg BB secara pelan
dalam 5 menit.
3.Pasang infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan.
4.Lakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 3 jam atau bila ada indikasi.
5.Berikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi dengan hipoglikemia yaitu
pemberian ASI secara adekuat kepada bayi.
6.Jaga suhu bayi agar tetap hangat.
7.Jaga kebersihan bayi dan lingkungan.
8.Lakukan perawatan tali pusat dengan prinsip pencegahan infeksi.
9.Kolaborasi dengan dokter spesialis anak (Sp.A) untuk pemberian
terapi lanjutan.

Pada kasus By Ny. H dengan hipoglikemia ini rencana tindakan


yang dilakukan adalah :
1.Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital meliputi denyut
jantung, nadi dan suhu, dan penatalaksanaan yang akan
dilaksanakan.
2.Berikan bolus IV cairan dextrose 10% 2 ml/kg BB secara pelan
dalam 5 menit.
3.Pasang infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan 20 tpm/menit.
4.Lakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 4 jam.
5.Berikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi dengan
hipoglikemia yaitu pemberian ASI secara adekuat kepada bayi.
6.Jaga suhu bayi agar tetap hangat.
7.Jaga kebersihan bayi dan lingkungan.
8.Lakukan perawatan tali pusat dengan prinsip pencegahan infeksi.
9.Kolaborasi dengan dokter spesialis anak (Sp.A) untuk pemberian
terapi lanjutan.
Perencanaan yang diberikan tidak sesuai dengan teori. Jika
dibandingkan dengan teori pada langkah ini diteori melakukan
pemeriksaan glukosa plasma setiap 3 jam, namun praktek dilapangan
dilakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 4 jam.
Jadi pada langkah ini ada kesenjangan antara teori dan praktek
di lapangan.
6.Pelaksanaan
Dari kasus ini sudah dilaksanakan secara menyeluruh dari apa

17
yang sudah direncanakan pada langkah kelima ( Perencanaan) yaitu :
1.Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital meliputi denyut
jantung, nadi dan suhu, dan penatalaksanaan yang akan
dilaksanakan.
2.Berikan bolus IV cairan dextrose 10% 2 ml/kg BB secara pelan
dalam 5 menit.
3.Pasang infus glukosa 20% sesuai kebutuhan rawatan 20 tpm/menit.
4.Lakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 4 jam.
5.Berikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi dengan
hipoglikemia yaitu pemberian ASI secara adekuat kepada bayi.
6.Jaga suhu bayi agar tetap hangat.
7.Jaga kebersihan bayi dan lingkungan.
8.Lakukan perawatan tali pusat dengan prinsip pencegahan infeksi.
9.Kolaborasi dengan dokter spesialis anak (Sp.A) untuk pemberian
terapi lanjutan.
7.Evaluasi
Menurut Azlin (2011), yaitu bayi dengan hipoglikemia mengalami kenaikan perbaikan
glukosa plasma (mampu mempertahankan glukosa plasma pada 70 mg/dL) melalui
pemberian ASI secara adekuat, bayi juga tidak mengalami hipotermi. Berdasarkan hasil
asuhan yang di berikan pada By Ny. H
dengan hipoglikemia tidak ada hambatan dan masalah yang terjadi ada
bayi dapat teratasi. Setelah asuhan tersebut diberikan dilanjutkan dengan
pemantauan GDS bayi, keadaan umum dan nutrisi bayi. Hasilnya GDS
bayi mulai normal, gerakan bayi aktif dan bayi mau menyusu dengan
kuat. Berdasarkan hasil asuhan selama 2 hari masalah bayi sudah
teratasi dan bayi dalam keadaan normal. Evaluasi pada kasus ini ya
ng dihasilkan sudah sesuai dengan teori. Jadi pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara
teori dan
praktek dilahan.

18
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa :
1.Dari pengkajian pada By Ny. H dengan hipoglikemia diketahui
pemeriksaan laboratorium GDS bayi 42 mg/dl, pemeriksaan fisik
keadaan bayi lemah, kulit bayi merah muda, hidung terdapat secret tidak ada
benjolan,bayi kurang beraktifitas dan terlihat mengantuk.
2.Dari interpretasi data ditegakkan diagnosa kebidanan By Ny. H umur1 jam
dengan hipoglikemia. Masalah yang timbul adalah bayi tidak mau menyusu, terlihat
lemah dan tidak mau menyusu, kebutuhan yang diberikan adalah memberikan ASI
sesering mungkin atau secara
ondemand.
3.Diagnosa potensial pada By Ny. H dengan hipoglikemia adalah terjadisyok septik
dan tidak terjadi syok septik.
4.Antisipasi yang diberikan pada By Ny. H dengan hipoglikemia adalah
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian IVFD (Intra Vena Fluid Drip),
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian Antibiotik 2×250 mg IV, pemberian
oksigen.
5.Rencana asuhan kebidanan pada By Ny. H dengan hipoglikemia
dilakukan secara menyeluruh yaitu observasi keadaan umum, tanda-tanda vital
meliputi denyut jantung, nadi dan suhu, berikan bolus IV cairan dextrose 10% 2
ml/kg BB secara pelan dalam 5 menit, pasang infus glukosa 20% sesuai kebutuhan
rawatan 20 tpm/menit, lakukan
pemeriksaan glukosa plasma setiap 4 jam, berikan konseling pada ibu
tentang perawatan bayi dengan hipoglikemia yaitu pemberian ASI
secara adekuat kepada bayi, jaga suhu bayi agar tetap hangat, jaga kebersihan bayi
dan lingkungan, lakukan perawatan tali pusat denga prinsip pencegahan infeksi,
kolaborasi dengan dokter spesialis anak (Sp.A) untuk pemberian terapi lanjutan.
6.Pelaksanaan asuhan yang diberikan pada By Ny. H dengan hipoglikemia sesuai
dengan rencana yang telah dibuat yaitu mengobservasi keadaan umum dan tanda –
tanda vital bayi, memberikan bolus IV cairan dextrose 10 2 ml/kg BB secara pelan
dalam 5 menit, memasang infus glukosa 20% 2cc/BB 20 tpm/menit, memeriksa
glukosa plasma setiap 4 jam, memberikan konseling pada ibu tentang perawatan
bayi dengan hipoglikemia, melakukan perawatan tali pusat dengan prinsip
pencegahan infeksi, menjaga suhu bayi agar tetap hangat, menjaga kebersihan bayi
dan lingkungan bayi, melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk
pemberian terapi selanjutnya.
7.Setelah dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir dan perawatan bayi
selama 2 hari hasilnya kondisi bayi dengan hipoglikemia dapat terata
si, dan kondisi bayi normal, nutrisi dan eliminasi baik. Jadi asuhan yang

19
diberikan pada By Ny. H dapat berhasil dengan baik.
8.Bedasarkan hasil pembahasan dari pengkajian sampai evaluasi terdapat
kesenjangan direncana tindakan dan pelaksanaan antara teori dan praktek yaitu
diteori melakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 3 jam, namun praktek
dilapangan dilakukan pemeriksaan glukosa plasma setiap 4 jam.
9.Alternatif pemecahan masalah pada kasus bayi baru lahir pada By Ny.H dengan
hipoglikemia adalah memberikan ASI sesering mungkin dan menjaga bayi dari
hipotermi.
B.SARAN
Berdasarkan makalah yang sudah dibuat maka penulis dapat
memberikan saran sebagai berikut :
1.Bagi profesi
Bidan diharapkan untuk menjaga standar pelayanan kebidanan
yang sesuai dengan pendekatan manajemen kebidanan tujuh langkah
Varney sehingga pelayanan yang dihasilkan efektif dan efisien dapat
tercapai pada klien.
2.Bagi Institusi
a.RSUD Dr. Moewardi
Diharapkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
khususnya dalam asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan
hipoglikemia.
b.Pendidikan STIKes Kusuma Husada
Diharap dapat menambah bahan bacaan yang bermanfaat
tentang hipoglikemia.

DAFTAR PUSTAKA

Alasiry, Ema. 2011. Profil Bayi Rujukan Saat Masuk Rawat Ditinjau dari the
STEABLE Program.
Sari Pediatri Volume 13 No. 4, Desember 2011.
Fakultas Kedokteran Universitas Hassanudin Bagian Ilmu Kesehatan Anak.
Makassar. Azlin. Emil. 2011.
Hubungan antara Skor APgar dengan Kadar Glukosa Darah
pada Bayi Baru Lahir.
Sari Pediatri Volume 13 No. 3, Oktober 2011.
Fakultas Kedokteran Universitas Hassanudin Bagian Ilmu Kesehatan

20
Anak. Makassar. DepKes. 2005.
Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta : DepKes.RI Dinkes Jateng. 2012.
Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2012. (online). Available :
http://www.dinkesjatengprov.go.id. 18 November 2 nd, 2013.Dewi, V. 2011.
Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika
Farrer. 2007.
Perawatan Maternitas dan Perinatal Edisi 2.Jakarta : EGC.
Hidayat, AAA dan Uliyah. 2010. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik untuk
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

21
Pertanyaan :
1. Mengapa pada kasus kalian bayi besar mengalami hipoglikemia, sedangkan di
penjelasan tadi BBLR lebih beresiko mengalami hipoglikemia? (Dwi
Lutfiana)
Jawaban : Karena tidak semua bayi BBLR yang mengalami hipoglikemia, dan
selain bayi besar ada juga yang beresiko mengalami hipoglikemia tersebut,
seperti :
a. Bayi yang lahir dengan prematur
b. Bayi yang lahir dengan ibu menderita diabetes
c. Bayi yang lahir dengan ukuran tubuh dibawah atau diatas rata-rata
d. Bayi dengan kondisi medis yang menyebabkan gula darahnya rendah
e. Bayi yang dilahirkan pada ibu yang mengalami obesitas
2. Kapan bayi mendapatkan tes GDS? (Renizia Estolastika Soares)
Jawaban : Beberapa bayi perlu mendapatkan tes gula darah di beberapa jam
pertama setelah kelahiran, umumnya dilakukan pada 1-2 jam pertama.
3. Apa yang terjadi jika bayi yang mengalami hipoglikemia tidak diobati dalam
jangka waktu yang lam atau panjang? (Maria Imelda L)
Jawaban : Jika gula darah bayi rendah dalam jangka waktu panjang atau lama
akan menyebabkan kerusakan otak.

Soal:
1. Hipoglikemia adalah ?
a. Kadar gula dara tinggi
b. Kadar gula darah rendah
c. Kadar gula darah normal
d. Kadar gula darah terhambat
Jawaban : b

2. Dikatakan hipoglikemia bila kadar glukosa bayi kurang dari ?


a. 30 mg/dl
b. 35 mg/dl
c. 40 mg/dl
d. 45mg/dl
Jawaban : d

3. Kapan kita harus melakukan pemeriksaan gula darah pada bayi


BBLR/BMK/Bayi dengan ibu DM ?
a. Saat bayi datang/usia 3 jam dan ulangi selama 6 jam selama 24 jam
sampai pemeriksaan glukosa normal
b. Saat bayi datang/usia 4 jam dan ulangi selama 6 jam selama 24 jam
sampai pemeriksaan glukosa normal
c. Saat bayi datang/usia 3 jam dan ulangi selama 8 jam selama 24 jam
sampai pemeriksaan glukosa normal

22
d. Saat bayi datang/usia 4 jam dan ulangi selama 24 jam selama 24 jam
sampai pemeriksaan glukosa normal
Jawaban : a

4. Apa yang akan terjadi jika hipoglikemia tidak segera ditangani?


a. Kerusakan ginjal
b. Kerusakan mata
c. Kerusakan otak
d. Syok sepsis
Jawaban : c

5. Pada bayi apa saja yang beresiko mengalami hipoglikemia?


a. BBLR, Prematur, dan BMK
b. Prematur, BMK, dan dengan ibu DM
c. BBLR, BMK, dan dengan ibu DM
d. BBLR, Prematur, dan dengan ibu DM
Jawaban : c

23

Anda mungkin juga menyukai