Anda di halaman 1dari 16

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, DAN

PENGENDALIAN BAHAYA PADA PEKERJA PEMBUATAN PAVING


DI CV. DUTA PAVING MANDIRI – PASURUAN

Ayu Rachmawati*, Mulyono**


*,**Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
Alamat Korespondensi:
Ayu Rachmawati
Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Mulyorejo Kampus C FKM Unair Surabaya 60115
Email: rachmawati.mail@gmail.com

ABSTRACT
Hazard identification, risk assessment and control of hazards are part of risk management which
is the basis of the application of management system of safety and occupational health. The result is used
to determine and implement appropriate control in order to prevent accidents at work and occupational
diseases. This study is aimed at identifying the potential hazards using Job Safety Analysis (JSA) method,
performing risk assessment, and determining the efforts to control the danger in CV. Duta Paving
Mandiri, Pasuruan. The research design used in this study is cross sectional researchusing observation
and descriptive analysis. The object of this study is potential hazards, risk assessment and control of
hazards in the Production Division of CV. Duta Paving Mandiri, Pasuruan. This study was conducted
in March-April 2014 and usedboth primary and secondary data. CV. Duta Paving Mandiri, Pasuruan
has not properly implemented risk management activities. However, the company has performed non
formal risk assessment. According to the result of the study, 68 potential dangers and 130 hazard risks
were found in the company. Among those risks, 70 findings had low risk, while the rest had midle risk. No
high risk was found in the study. Implementation of hazard identification and risk assessment should be
carried out by qualified team in order to make the results more accurate. Moreover, the company must
ensure that the current control is properly operated and well maintained.

Keywords: job safety analysis, risk assessment, hazard identification, risk assessment, risk control

ABSTRAK
Identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan pengendalian bahaya merupakan bagian dari manajemen
risiko yang merupakan dasar dari penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Hasil dari identifikasi bahaya dan penilaian risiko digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan dan menerapkan pengendalian yang tepat dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan di
tempat kerja dan penyakit akibat kerja. Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi
bahaya dengan metode Job Safety Analysis (JSA), melakukan penilaian risiko (risk assessment), dan
menetapkan upaya pengendalian bahaya di CV. Duta Paving Mandiri, Pasuruan. Rancangan penelitian
ini adalah penelitian cross sectional, yang dilakukan secara observasi dan di analisis secara deskripsi.
Objek penelitiannya adalah potensi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian bahaya di Divisi Produksi
CV. Duta Paving Mandiri, Pasuruan. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret–April 2014. CV. Duta Paving Mandiri, Pasuruan
belum menerapkan kegiatan risk management dengan benar, tetapi sudah melakukan penilaian risiko
secara non formal sebagai data perusahaan. Hasil identifikasi bahaya yang dilakukan pada Divisi
Produksi CV. Duta Paving Mandiri, Pasuruan, ditemukan 68 potensi bahaya dan 130 risiko dari bahaya
tersebut. Diketahui tingkat risiko yang paling banyak adalah risiko rendah yaitu sebanyak 70 temuan.
Risiko sedang sebanyak 60 temuan, dan 0 temuan risiko tinggi. Pelaksanaan identifikasi bahaya dan
penilaian risiko sebaiknya dilakukan oleh tim yang mempunyai kualifikasi tidak hanya dalam bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), tetapi harus berbagai bidang ahli profesional agar hasilnya lebih

22
Rachmawati dan Mulyono, Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko… 23

akurat. Kontrol bahaya atau pengendalian yang sudah ada hendaknya selalu dilakukan pemantauan untuk
memastikan bahwa pengendalian tersebut tetap terpelihara dan dijalankan dengan baik.

Kata kunci: job safety analysis, risk assessment, identifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian
risiko

PENDAHULUAN Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan


Bahaya atau biasa disebut risiko kerugian materi maupun korban jiwa baik
akan selalu muncul di mana saja manusia bagi pekerja, perusahaan, dan masyarakat
berada. Perbedaannya hanya terletak pada sekitar. Data statistik kecelakaan kerja dari
kecenderungannya untuk menciderai Jamsostek menunjukkan hingga akhir tahun
manusia. Semakin tinggi kecenderungannya 2012 telah terjadi 103.074 kasus kecelakaan
untuk menciderai manusia, semakin kerja, di mana 91,21% korban kecelakaan
tinggi risiko manusia untuk mengalami kembali sembuh, 3,8% mengalami cacat
gangguan kesehatan terutama pada jaman fungsi, 2,61% mengalami cacat sebagian,
industrialisasi saat ini. Berdasarkan fakta dan sisanya meninggal dunia (2.419
ini maka yang bisa dilakukan manusia kasus) dan mengalami cacat total tetap (37
adalah mengendalikan bahaya dengan jalan kasus), dengan rata-rata terjadi 282 kasus
memperkecil frekuensi dan intensitas kontak kecelakaan kerja setiap harinya Manajemen
dengan manusia atau memperkecil risikonya. risiko merupakan inti dari Manajemen
Pabrik pembuatan paving blok Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
(Concrete Block) merupakan suatu Sebuah industri dapat menerapkan
tempat kerja yang dalam proses kerjanya pengendalian risiko apa pun sejauh metode
memproduksi paving stone, BA-IN (Bata tersebut mampu mengidentifikasi, menilai,
Inovatif) yang di buat dari bahan-bahan mengevaluasi dengan melakukan pendekatan
limbah, topi uskup, batako, grassblock, dan jangka pendek dan jangka panjang. Sebagai
kansteint. Dalam melaksanakan kegiatan bagian dari proses manajemen, penerapan
produksi, banyak faktor penyebab dan manajemen risiko dalam Keselamatan
akibat kecelakaan yang mungkin terjadi. dan Kesehatan Kerja (K3) bertujuan
Dalam proses produksinya di tempat kerja untuk membantu pihak manajemen
kemungkinan terdapat potensi bahaya beserta seluruh jajarannya guna mencegah
yang bisa mengakibatkan gangguan terjadinya kerugian pada perusahaan melalui
kesehatan dan keselamatan tenaga kerja. pengelolaan risiko secara akurat (Suardi,
Kecelakaan ini dapat menimpa tenaga 2007)
kerja yang berkecimpung di dalamnya Identif ikasi faktor penyebab
maupun lingkungan sekitarnya. Akibat dari kecelakaan yang mengakibatkan kerugian
kecelakaan dapat menimbulkan kerugian merupakan bagian dari manajemen risiko
pada manusia, properti, dan lingkungan. yang merupakan dasar dari penerapan
Kecelakaan yang dapat terjadi pada Sistem Manajemen Keselamatan dan
unit produksi, misalnya terjatuh atau Kesehatan Kerja. Manajemen risiko meliputi
kejatuhan benda, terjepit, kontak dengan identifikasi sumber bahaya, penilaian
listrik, membentur benda yang bergerak, risiko dan pengendalian risiko. Dengan
terbakar, meledak, dan sebagainya. Potensi menerapkan manajemen risiko dapat
bahaya tersebut timbul karena bahan-bahan menghindari dan meminimalkan penyebab
yang digunakan, hasil produksi, sisa produk, dan akibat kecelakaan sehingga dapat
limbah maupun sarana dan prasarana kerja. mengurangi kerugian.
24 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 10 No. 1, Juli 2013: 22–37

Risk Assessment adalah upaya dapat membantu stabilitas produktivitas


untuk menghitung besarnya suatu risiko perusahaan.
dan menetapkan apakah risiko tersebut
dapat diterima atau tidak. Dalam K3 untuk METODE PENELITIAN
mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak Penelitian ini merupakan penelitian
diinginkan secara komprehensif, terencana deskriptif dengan menggunakan metode
dan terstruktur dalam suatu sistem yang cross sectional. Berdasarkan cara
baik sebagai dasar menentukan objektif pengambilan data, maka penelitian ini
dan target serta program K3 yang jelas dan bersifat observasional, karena data diperoleh
terukur (Ramli, 2010). melalui pengamatan dan tidak dilakukan
Salah satu program K3 yang dapat perlakuan terhadap objek penelitian selama
dilakukan untuk mengendalikan risiko penelitian berlangsung. Berdasarkan dari
kecelakaan dan penyakit akibat kerja adalah segi tempat, penelitian ini merupakan
Job Safety Analysis (JSA). Job Safety penelitian lapangan karena mendapatkan
Analysis adalah suatu metode sederhana data primer dengan melakukan wawancara
untuk meneliti potensi bahaya yang ada dengan Supervisor dan Petugas pada masing-
pada setiap langkah pekerjaan, kemudian masing mesin produksi, maupun observasi
menentukan tindakan pengamanan yang langsung di tempat kerja
tepat sehingga bahaya yang ada dapat
dihilangkan atau dikendalikan (Budiarto, Teknik dan Pengolahan Analisis Data
2002). Setelah data hasil observasi
Job Safety Analysis merupakan dan wawancara diperoleh, kemudian
cara mengidentifikasi potensi bahaya yang diolah dengan cara menentukan tingkat
terutama ditujukan pada pekerjaan yang kemungkinan (likelihood) dan tingkat
manual dan repetitif. Job Safety Analysis keparahan (severity). Setelah itu menentukan
(JSA) bermanfaat untuk mengungkap nilai risiko dari pekerjaan tersebut dengan
bahaya yang mungkin terlewati (been perkalian antara kemungkinan dan
overlooked) dalam proses pemasangan keparahan untuk mengetahui tingkat risiko
suatu tempat kerja dan dalam perencanaan dari suatu pekerjaan. Kemudian menentukan
mesin, peralatan dan proses, atau mungkin rekomendasi untuk penerapan tindakan
akan ditemukan setelah kegiatan produksi pengendalian. Data yang terkumpul diolah
mulai dilaksanakan. Selain untuk menilai secara manual dan disajikan dalam bentuk
kembali prosedur kerja dalam rangka tabel dan narasi. Data yang diperoleh akan
mengeliminasi bahaya yang mungkin dapat diolah dan dianalisis secara deskriptif yaitu
menyebabkan kecelakaan kerja. Poin utama dengan menjabarkan hasil yang ditemukan di
dari Job Safety Analysis adalah mencegah lapangan. Dari sini peneliti akan mengetahui
kecelakaan dengan antisipasi dan eliminasi tentang penerapan identifikasi bahaya dan
serta mengontrol bahaya yang ada. pengendalian
Oleh karena itu, upaya preventif Data yang terkumpul dari data primer
dan langkah untuk melindungi tenaga dan data sekunder diolah dan dianalisis
kerja diperlukan mengidentifikasi potensi secara deskriptif melalui beberapa tahap
bahaya dengan metode Job Safety Analysis sebagai berikut Editing, data yang diperoleh
(JSA), mempelajari penilaian risiko, dan diedit secara teliti. Coding, data yang
mempelajari upaya pengendalian bahaya di diperoleh akan diberikan kode. Tabuling,
CV. Duta Paving Mandiri, Pasuruan guna data disajikan dalam bentuk tabel untuk
memperkecil semua faktor risiko yang dapat mempermudah pemahaman. Adapun bentuk
mengganggu kesehatan dan keselamatan pengolahan datanya adalah sebagai berikut:
tenaga kerja sehingga secara keseluruhan
Rachmawati dan Mulyono, Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko… 25

Tabel 1. Penilaian Risiko Semi Kuantitatif Tahap diatas dilakukan, hasil dari
analisis tersebut digunakan untuk menarik
kesimpulan. Penentuan risiko dalam metode
ini langkah pertama yang dilakukan
dalam menentukan tingkat risiko adalah
menentukan skor dari tiap kriteria, yaitu
kemungkinan kejadian dan keparahan
bahaya. Keterangan skor dari kriteria
kemungkinan kejadian dapat dilihat di tabel
2. Sedangkan kriteria keparahan bahaya
Sumber: oil gas safety organisation united dapat dilihat pada tabel 3. Selanjutnya
kingdom, 2000 hasil penentuan skor tiap kriteria dihitung
= Risiko rendah
menggunakan crosstab sesuai tabel 1.
= Risiko sedang Setelah diketahui hasil perhitungannya,
= Risiko tinggi
ditentukan tingkatan risiko termasuk risiko
rendah, sedang atau tinggi sesuai ketentuan
pada tabel 4.
Tabel 2. Keterangan Kemungkinan Kejadian
(Probability of Occurence) HASIL
Kategori Peluang CV. Duta Paving Mandiri merupakan
perusahaan swasta nasional yang bergerak
Very Tidak mungkin atau tidak di bidang Concrete Block yang berdiri
unlikely pernah terjadi pada tahun 2002 di bawah bendera Duta
Unlikely Ada kemungkinan terjadi tetapi Bangsa Group di mana seluruh saham
kemungkinannya kecil sekali dimiliki oleh H. Mochamad Roeslan
Possible Dapat terjadi jika ada faktor sebagai pemilik perusahaan. Perusahaan ini
tambahan, tetapi sangat jarang dipimpin oleh seorang Manager Operasional
atau jika ada faktor tambahan yang bertanggung jawab kepada Direktur
saja kecelakaan dapat terjadi Utama, serta membawahi supervisor, dua
Likely Sering terjadi petugas administrasi dan petugas internal
perusahaan. Seorang supervisor memiliki
Very Kecelakaan hampir pasti tidak
tanggung jawab langsung terhadap jalannya
likely dapat dihindarkan dan pasti
perusahaan dari 4 Divisi yaitu: divisi proses
terjadi
produksi, divisi penyimpanan di gudang,
divisi pengiriman dan divisi administrasi.
Tabel 3. Keterangan Konsekuensi/Severity
Proses pembuatan Paving Block di
Kategori Keparahan CV. Duta Paving Mandiri dapat terlihat di
Neglible luka dapat diabaikan, tidak ada gambar 1.
absen kerja
Sligh luka ringan, memerrlukan Identifikasi Bahaya
perlakuan pertolongan pertama Sebelum melakukan identifikasi
potensi bahaya ada beberapa hal yang
Moderate luka menyebabkan kehilangan
harus dilakukan oleh peneliti, antara lain,
waktu kerja
Menentukan objek yang akan dinilai Objek
High menyebabkan kematian tunggal yang akan dinilai dibedakan menurut
atau luka serius tahapan pekerjaan pada Sub Divisi Produksi,
Very menyebabkan banyak kematian seperti: Sub Divisi Mesin Multi Block
High 306 (Semi Otomatis) Sub Divisi Mesin
26 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 10 No. 1, Juli 2013: 22–37

Tabel 4. Keterangan dari Penentuan tingkat Multi Block 324 (Otomatis) Sub Divisi
Risiko Mesin Hotaba RH-3 (Semi Otomatis) Sub
Tingkat Divisi Mesin Multi Block 306 Baru (Semi
Keterangan Otomatis) Sub Divisi Alat Berat.
Risiko
Risiko Mungkin dapat diterima, akan
Kunjungan ke tempat kerja, Kunjungan
rendah tetapi perlu diadakan peninjauan ini dimaksudkan untuk melakukan walk
1–6 ulang terhadap pekerjaan agar throurgh survey dan bersifat pengenalan
risiko lebih lanjut dapat dikurangi secara umum tentang berbagai hal yang
akan dinilai. Hasil identifikasi bahaya yang
Risiko Pekerjaan hanya boleh diteruskan
sedang dengan keputusan manajemen dilakukan menurut aktivitas pada CV. Duta
7–14 dan telah dikonsultasikan Paving Mandiri diperoleh 68 temuan bahaya
dengan tenaga ahli dan tim aktual dan potensial mulai dari aktivitas
penilai. Bila mungkin pekerjaan membawa bahan baku (pasir, abu batu,
harus ditetapkan ulang untuk pasir ayakan, batu kerikil, semen, kalsium)
memperhitungkan bahaya yang dengan menggunakan kereta dorong
terlihat atau selanjutnya risiko sampai aktivitas loader yang tinggi, lebih
lebih dahulu direduksi sebelum lengkapnya dipaparkan pada tabel 5.
pekerjaan dimulai
Risiko Pekerjaan tidak boleh dilanjutkan,
tinggi pekerjaan harus ditetapkan ulang
15–25 atau dilakukan upaya pengendalian
di tempat kerja untuk mengurangi
risiko. Pengendalian harus ditinjau
ulang untuk kesesuaian sebelum
pekerjaan dimulai

Gambar 1. Proses Produksi Pembbuatan Paving bloc.


Rachmawati dan Mulyono, Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko… 27

Tabel 5. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Bahaya yang sesuai di CV. Duta
Paving Mandiri Bulan Maret–April Tahun 2014
Penilaian Risiko
Pengendalian
No. Tahapan Pekerjaan Hazard/Bahaya Risiko risiko P×S
P S
A. Sub Divisi Mesin Multi Block 306, 306 baru dan Hotaba RH-3 (Semi Otomatis)
A.1 Proses Pencampuran Bahan/mixing
a. Membawa bahan Gerakan a. Sakit 4 1 4 Diadakan sosialisasi K3,
baku (pasir, abu membungkuk dan punggung cara mengangkat yang
batu, pasir ayakan, memindahkan bahan benar
batu kerikil, semen, ke dalam kereta b. Debu 4 2 8 Pemberian APD berupa
kalsium) dengan dorong dengan scop masuk Safety Google
menggunakan kereta kedalam mata
dorong
c. Terhirup 4 3 12 Pemberian APD berupa
abu batu masker kain
d. Terpapar 4 1 4 - Dipasang masker
debu/ material - Disirami secara rutin
bahan pada
kulit
b. Membawa pasir Mendorong kereta a. Tergelincir 3 2 6 - Diadakan sosialisasi
dengan kereta dorong di lingkungan penuh K3, pemasangan
bahan produksi peringatan dan stiker
seperti pasir, batu himbauan
kecil, air, abu batu) - Penggunaan safety
shoes
b. Tersandung 3 2 6 - Diadakan sosialisasi
K3, pemasangan
peringatan danogle
stiker himbauan
- Penggunaan safety
shoes
c. Tertimpa 2 3 6 Pemberian APD,
pasir/kereta pemeriksaan kereta
dorong dorong secara berkala
c. Memasukkan bahan - Ketidakseimbangan a. Sakit 4 1 4 Diadakan sosialisasi K3,
(pasir, abu batu, pasir posisi tubuh saat punggung cara mengangkat yang
ayakan, batu kerikil, menuangkan bahan benar
semen, kalsium) baku ke dalam mixer
dalam mixer

b. Terkena 4 1 4 Pemberian APD berupa


mata Safety Google
c. Terhirup 4 3 12 Pemberian APD berupa
abu batu/ masker kain
semen yang
telah dibuka
c. Terpapar 4 1 4 Pemakaian APD sesuai
debu pada kondisi kerja
kulit
28 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 10 No. 1, Juli 2013: 22–37

d. Tergelincir 3 3 9 - Diadakan sosialisasi


air untuk K3, pemasangan
campuran peringatan dan stiker
adonan himbauan
- Penggunaan safety
shoes serta pembersihan
rutin lokasi kerja
- Mesin berputar a. Tangan 2 4 8 - Diadakan sosialisasi
terpotong K3, pemasangan
peringatan dan stiker
himbauan
- Penggunaan APD
berupa sarung tangan
b. Terperosok 2 5 10 Diadakan sosialisasi K3,
pemasangan peringatan
dan stiker himbauan
d. Membersihkan Mixer - Mesin dinyalakan, a. Tangan 3 4 12 Diadakan sosialisasi K3,
tanpa koordinasi terjepit pemasangan peringatan
pekerja dan operator dan stiker himbauan
A.2. Proses menaikan adonan dari proses mixing ke Conveyor
a. Membuka lubang - Percikan material a. Masuk 2 2 4 Pemberian APD berupa
mixer adonan ke mata kedalam mata Safety Google
- mengarahkan a. Tangan 2 4 8 - Diadakan sosialisasi
adonan ke conveyor terjepit K3, pemasangan
dengan tangan peringatan dan stiker
himbauan
- Penggunaan APD
berupa sarung tangan
b. Menaikkan adonan - Mesin berputar a. Tangan 2 4 8 - Diadakan sosialisasi
dengan conveyor terjepit K3, pemasangan
peringatan dan stiker
himbauan
- Penggunaan APD
berupa sarung tangan
- Vanbelt terbalik a. Terkena 3 3 9 - Diadakan sosialisasi
Pekerja K3, pemasangan
peringatan dan stiker
himbauan
- Penggunaan APD
berupa catepack dan
sarung tangan
A.3. Proses membawa adonan dari conveyor ke matras
a. Adonan Masuk - Percikan adonan ke a. Masuk 2 2 4 Pemberian APD berupa
kedalam bucket mesin mata karena terletak kedalam mata Safety Google
press diatas operator mesin
b. Membersihkan bucket - Mesin menyala a. Tangan 3 4 12 - Diadakan sosialisasi
mesin press terjepit K3, pemasangan
peringatan dan stiker
himbauan
- Meningkatkan
koordinasi antar pekerja
dan operator
Rachmawati dan Mulyono, Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko… 29

- Penggunaan APD
berupa pakaian
pelindung dan catlepack
dan sarung tangan
A.4. Proses mencetak paving dengan mesin press
a. Menyiapkan palet - Meletakkan palet a. Tangan 2 4 8 - Diadakan sosialisasi
pada mesin press pada mesin press terjepit mesin K3, pemasangan
press peringatan dan stiker
himbauan
- Penggunaan APD
berupa sarung tangan
- Matras/ cetakan a. Tangan 2 3 6 - Diadakan sosialisasi
paving jatuh karena tertimpa K3, pemasangan
matras diletakkan cetakan peringatan dan stiker
manual paving himbauan
- Penggunaan APD
berupa sarung tangan
b. Mencetak Paving - Suara yang a. Kebisingan 4 1 4 Pemberian APD berupa
block ditimbulkan oleh ear plug bagi pekerja
mesin
- Tegangan a. Tersengat 3 4 12 Pemasangan alat
listrik tinggi saat listrik pelindung mesin
mengoperasikan (machine guarding)
dengan tangan basah
c. Memindahkan Palet Mengangkat Palet a. Terjepit 2 4 8 - Diadakan sosialisasi
yang telah berisi yang telah berisi mesin press K3, pemasangan
paving ke tumpukan paving ke tumpukan peringatan dan stiker
Palet Paving Palet Paving dengan himbauan
tenaga 2 orang - Penggunaan APD
manusia berupa sarung tangan
b.Tertimpa 2 3 6 Diadakan sosialisasi K3,
Palet yang pemasangan peringatan
berisi 12 dan stiker himbauan serta
paving pemberian APD berupa
hand gloves
c. Sakit 4 1 4 Pemberlakuan prosedur
punggung kerja dan penempatan
personil berkompeten
B. Sub Divisi Mesin Multi Block 324 (Otomatis)
B.1. Proses Pencampuran Bahan/mixing
a. Membawa bahan Gerakan a. Sakit 4 1 4 Pemberlakuan prosedur
baku (pasir,pasir membungkuk dan punggung kerja dan penempatan
ayakan, batu kerikil, memindahkan bahan personil berkompeten
semen, kalsium) ke dalam kereta b. Terpapar 4 1 4 Pemakaian APD sesuai
dengan menggunakan dorong dengan scop material kondisi kerja
kereta dorong bahan pada
kulit
b. Membawa bahan Gerakan Loader a. Debu 4 1 4 Memakai Safety Google
baku abu batu dengan menyerok abu batu masuk ke pelindung mata yang
menggunakan Loader ke scop loader dalam mata standard dan memakai
ke mixer masker
30 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 10 No. 1, Juli 2013: 22–37

b. Terhirup 4 1 4 Pemberian APD berupa


Debu abu masker kain
batu
Aktivitas Loader a. Asap 4 1 4 Pemberian APD berupa
yang tinggi knalpot masker kain
dari mesin
loader yang
berlebihan
b. Kebisingan 4 3 12 Memakai Ear Plug
dari Mesin
Loader
c. Ceceran Oli 3 2 6 Pembersihan lokasi
kerja secara berkala
dari ceceran oli dan
penyediaan APAR
d. Rem Blong 2 4 8 Pengecekan secara
berkala sebelum operasi
dengan check list
e. Kecepatan 2 4 8 Penempatan personil
Melebihi yang berkompeten
Batas
c. Membawa pasir Mendorong kereta a. Tergelincir 3 2 6 Pembersihan lokasi kerja
dengan kereta dorong di lingkungan penuh secara rutin
bahan produksi b. Tersandung 3 2 6 Pencegahan dengan
seperti pasir, batu verbal dan lisan
kecil, air, abu batu)
c. Tertimpa 2 4 8 Inspeksi kereta dorong
pasir/kereta secara berkala
dorong
d. Memasukkan bahan - Ketidakseimbangan a. Sakit 4 1 4 Pemberlakuan prosedur
(pasir, abu batu, pasir posisi tubuh saat punggung kerja dan menggunakan
ayakan, batu kerikil, menuangkan bahan waktu istirahat sebaik-
semen, kalsium) baku ke dalam mixer baiknya
dalam mixer b. Terkena 4 1 4 Pemberian APD berupa
mata Safety Google
c. Terhirup 4 1 4 Pemberian APD berupa
abu batu/ masker kain
semen yang
telah dibuka
c. Terpapar 4 1 4 Pemakaian APD sesuai
debu pada kondisi kerja
kulit
d. Tergelincir 3 3 9 Lakukan pembersihan
air untuk rutin lokasi kerja secara
campuran berkala
adonan
- Mesin berputar a. Tangan 2 4 8 - Diadakan sosialisasi
terpotong K3, pemasangan
peringatan dan stiker
himbauan
- Penggunaan APD
berupa sarung tangan
b. Terperosok 2 4 8 Dibuat petunjuk kerja
Rachmawati dan Mulyono, Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko… 31

e. Membersihkan Mixer - Mesin menyala a. Tangan 2 4 8 - Diadakan sosialisasi


terjepit K3, pemasangan
peringatan dan stiker
himbauan
- Penggunaan APD
berupa sarung tangan
B.2. Proses menaikan adonan dari proses mixing ke Conveyor
a. Membuka lubang - Percikan material a. Masuk 2 2 4 Pemberian APD berupa
mixer adonan ke mata kedalam mata Safety Google
- mengarahkan a. Tangan 2 4 8 - Diadakan sosialisasi
adonan ke conveyor terjepit K3, pemasangan
dengan tangan peringatan dan stiker
himbauan
- Penggunaan APD
berupa sarung tangan
b. Menaikkan adonan - Mesin berputar a. Tangan 2 4 8 - Diadakan sosialisasi
dengan conveyor terjepit K3, pemasangan
peringatan dan stiker
himbauan
- Penggunaan APD
berupa sarung tangan
- Vanbelt terbalik a. Terkena 2 2 4 Pasang rambu-rambu
Pekerja peringatan
B.3. Proses membawa adonan dari conveyor ke matras
a. Adonan Masuk - Percikan adonan ke a. Masuk 2 2 4 Pemberian APD berupa
kedalam bucket mesin mata karena terletak kedalam mata Safety Google
press diatas operator mesin
b. Membersihkan bucket - Mesin menyala a. Tangan 3 4 12 - Diadakan sosialisasi
mesin press terjepit K3, pemasangan
peringatan dan stiker
himbauan
- Penggunaan APD
berupa sarung tangan
B.4. Proses mencetak paving dengan mesin press
a. Menyiapkan palet - Meletakkan palet a. Tangan 2 4 8 - Diadakan sosialisasi
pada mesin press pada tempat tempat terjepit K3, pemasangan
palet mesin press tumpukan peringatan dan stiker
tempat palet himbauan
mesin press - Penggunaan APD
berupa sarung tangan
b. Mencetak Paving - Suara yang a. Kebisingan 4 1 4 Pemberian APD berupa
block ditimbulkan oleh ear plug
mesin
- Tegangan a. Tersengat 3 4 12 Memakai APD sesuai
listrik tinggi saat listrik kondisi kerja, dilakukan
mengoperasikan isolasi serta penyediaan
dengan tangan basah APAR
c. Memindahkan Palet Mengangkat Palet a. Terjepit ril 2 4 8 - Diadakan sosialisasi
yang telah berisi yang telah berisi mesin K3, pemasangan
paving ke tumpukan paving ke tumpukan peringatan dan stiker
Palet Paving Palet Paving dengan himbauan
ril Mesin
32 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 10 No. 1, Juli 2013: 22–37

- Penggunaan APD
berupa sarung tangan
b.Tertimpa 2 3 6 - Diadakan sosialisasi
Palet yang K3, pemasangan
berisi 18 peringatan dan stiker
paving karena himbauan
rill selip - Penggunaan APD
berupa safety shoes,
catlepack dan sarung
tangan
C. Sub Divisi Alat Berat
C.1. Forklift
a. Untuk memindahkan Aktivitas Loader a. Asap 4 1 4 pemberian APD berupa
barang jadi ke gudang yang tinggi knalpot masker kain
dari mesin
Forklift yang
berlebihan
b. Kebisingan 4 1 4 Pemberian APD berupa
dari Mesin ear plug
Loader
c. Ceceran Oli 3 2 6 - Diadakan sosialisasi
K3, pemasangan
peringatan dan stiker
himbauan
- Penggunaan APD
berupa safety shoes
- Membersihkan ceceran
oli secara berkala
d. Rem Blong 3 4 12 - Diadakan sosialisasi
K3, pemasangan
peringatan dan stiker
himbauan
- Memeriksa kondisi alat
berat secara berkala
e. Kecepatan 3 4 12 - Diadakan sosialisasi
Melebihi K3, pemasangan
Batas peringatan dan stiker
himbauan
- Memberikan alarm
batas kecepatan di alat
berat
B. Loader
a. Untuk memindahkan Aktivitas Loader a. Asap 4 1 4 pemberian APD berupa
material ke mesin yang tinggi knalpot masker kain
dari mesin
loader yang
berlebihan
b. Kebisingan 4 1 4 Pemberian APD berupa
dari Mesin ear plug
Loader
Rachmawati dan Mulyono, Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko… 33

c. Ceceran Oli 3 2 6 - Diadakan sosialisasi


K3, pemasangan
peringatan dan stiker
himbauan
- Penggunaan APD
berupa safety shoes
- Membersihkan ceceran
oli secara berkala
d. Rem Blong 3 4 12 - Diadakan sosialisasi
K3, pemasangan
peringatan dan stiker
himbauan
- Memeriksa kondisi alat
berat secara berkala
e. Kecepatan 3 4 12 - Diadakan sosialisasi
Melebihi K3, pemasangan
Batas peringatan dan stiker
himbauan
- Memberikan alarm
batas kecepatan di alat
berat
C.3. Mini Loader
a. Untuk memindahkan Aktivitas Loader a. Asap 4 1 4 Pemberian APD berupa
paving block dari yang tinggi knalpot dari masker kain
palet ke gudang mesin Mini
loader yang
berlebihan
b. Kebisingan 4 1 4 Pemberian APD berupa
dari Mesin ear plug
Loader
c. Ceceran Oli 3 2 6 - Diadakan sosialisasi
K3, pemasangan
peringatan dan stiker
himbauan
- Penggunaan APD
berupa safety shoes
- Membersihkan cecera
oli secara berkala
d. Rem Blong 3 4 12 - Diadakan sosialisasi
K3, pemasangan
peringatan dan stiker
himbauan
- Memeriksa kondisi alat
berat secara berkala
e. Kecepatan 3 4 12 - Diadakan sosialisasi
Melebihi K3, pemasangan
Batas peringatan dan stiker
himbauan
- Memberikan alarm
batas kecepatan di alat
berat
34 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 10 No. 1, Juli 2013: 22–37

Penilaian Risiko risk assesment. Pekerjaan yang berisiko


Hasil dari identifikasi bahaya terdapat terlalu tinggi.
68 temuan bahaya dan dari temuan bahaya Pelaksanaan identifikasi bahaya
tersebut diperoleh 130 risiko kemudian dan penilaian risiko di CV. Duta Paving
dilakukan penilaian risiko terhadap setiap Mandiri, Pasuruan secara umum belum
risiko. Penilaian risiko dilakukan dengan dilaksanakan dengan optimal dan hanya
kriteria probability (kemungkinan) dan sekedar kegiatan rutin (safety patrol) setiap
severity (keparahan) untuk menentukan hari dengan temuan-temuan yang didapatkan
tingkat risiko yang ada termasuk risiko belum terdokumentasikan dengan jelas,
rendah, sedang atau tinggi. Hasil penilaian hanya berupa bentuk laporan non formal
risiko dari bahaya setiap proses kerja saja. Setiap temuan tersebut dijabarkan
pembuatan paving block (mulai dari aktivitas pengendaliannya berupa pemberian APD
gerakan membungkuk dan memindahkan (Alat Pelidung Diri) dan perbaikan alat-alat
bahan ke dalam kereta dorong dengan produksi oleh pihak mekanik.
scop sampai aktivitas loader yang tinggi), Berarti hal ini dapat dikatakan
menggunakan metode penilaian oil gas bahwa pelaksanaan identifikasi bahaya
safety ditemukan 70 temuan risiko rendah, dan penilaian risiko yang dilakukan CV.
60 temuan risiko sedang dan 0 temuan risiko Duta Paving Mandiri, Pasuruan belum
yang memiliki tingkat risiko tinggi yang sepenuhnya diterapkan, tetapi kegiatannya
hasilnya disajikan dalam bentuk tabel 5. sudah dilakukan secara berkesinambungan
oleh pihak manajemen dan karyawan.
Pengendalian Bahaya Walaupun belum sesuai dengan yang
Hasil penilaian risiko yang telah dikemukakan (Oil Gas Safety Organization
dilakukan, ditemukan 68 bahaya potensial United Kingdom, 2000).
dan 130 risiko dari bahaya yang terdapat di
Perusahaan pembuat Paving block CV. Duta Potensi Bahaya Pembuatan Paving
Paving Mandiri. Kemudian akan ditentukan Block di Divisi Prduksi CV. Duta Paving
prioritas risiko dan pengendalian yang Mandiri, Pasuruan
tepat untuk risiko tersebut. Hasil penentuan Langkah pertama dalam proses
prioritas risiko menunjukkan 70 temuan manajemen risiko adalah melakukan
risiko rendah, 60 temuan risiko sedang identifikasi tempat kerja atau tempat
dan 0 temuan risiko yang memiliki tingkat yang berpeluang mengalami kerusakan.
risiko tinggi. Kemudian dari prioritas risiko Identifikasi bahaya adalah usaha untuk
tersebut, ditentukan pengendalian yang mengetahui, mengenal dan memperbaiki
sesuai dengan melihat seberapa besar tingkat adanya bahaya pada suatu sistem
risiko yang ditimbulkan. Pengendalian (peralatan, unit kerja dan prosedur kerja).
yang tepat antara lain adalah pengendalian Pekerjaannya meliputi mendiagnosa dan
administratif, Penggunaan APD Penentuan menemukan bahaya pada bagian dari
prioritas risiko dan pengendalian yang sesuai sistem dan subsistem, urutan aktivitas dan
lebih lengkapnya dijabarkan dalam tabel 5. juga menghitung kemungkinan timbul dan
akibat yang akan dihasilkan bahaya tersebut
PEMBAHASAN (Suardi, 2007).
Menurut Oil Gas Safety Organization Cara sederhana untuk memulai
United Kingdom (2000), dalam siklus risk menentukan bahaya dapat dilakukan
assesment disebutkan bahwa risk assesment dengan membagi area kerja berdasarkan
dilakukan dengan melihat 3 hal, yaitu: kelompok, seperti (Suardi, 2007): Kegiatan
Adanya risk assesment sebelumnya. Adanya (seperti pekerjaan pengelasan, pengolahan
pekerjaan baru yang mengharuskan adanya data). lokasi (kantor, gudang, lapangan).
Rachmawati dan Mulyono, Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko… 35

Aturan (pekerjaan kantor, bagian elektrik) semacam walk through survey dan lebih
Fungsi atau proses produksi (administrasi, bersifat pengenalan secara umum bagian
pembakaran, pembersihan, penerimaan, yang akan dinilai.
finishing). Hasil identifikasi bahaya yang
Identifikasi bahaya pada Divisi dilakukan peneliti menurut aktivitas pada
Produksi paving block CV. Duta Paving Divisi Produksi paving block CV. Duta
Mandiri dilakukan dengan membagi area Paving Mandiri ditemukan 68 temuan
kerja berdasarkan aktivitas dalam proses bahaya yang patut diwaspadai antara lain:
kerja. Proses kerja tersebut dimulai dari gerakan membungkuk dan memindahkan
aktivitas proses pencampuran bahan/mixing, bahan ke dalam kereta dorong dengan
Proses menaikkan adonan dari proses scop, mendorong kereta di lingkungan
mixing ke conveyor, Proses membawa penuh bahan produksi seperti pasir, batu
adonan dari conveyor ke matras, Proses kecil, air, abu batu), ketidakseimbangan
mencetak paving dengan mesin press dan posisi tubuh saat menuangkan bahan baku
mesin penunjang seperti forklift serta mini ke dalam mixer, mesin berputar, mesin
loader. dinyalakan, tanpa koordinasi pekerja dan
Jika dilihat dari aktivitasnya, menurut operator, percikan material adonan ke mata,
Suardi (2007), maka yang digunakan mengarahkan adonan ke conveyor dengan
peneliti dalam mengidentifikasi bahaya, tangan, fanbelt terbalik, percikan adonan ke
antara lain Berkonsultasi dengan pekerja. mata karena terletak diatas operator mesin,
Bertanya pada mereka tentang berbagai meletakkan palet pada mesin press,matras/
masalah yang mereka temukan, keadaan cetakan paving jatuh karena matras
yang nyaris terkena bahaya dan kecelakaan diletakkan manual, suara yang ditimbulkan
kerja yang tidak terekam. Berkonsultasi oleh mesin, tegangan listrik tinggi saat
dengan tim K3. Konsultasi ini dilakukan mengoperasikan dengan tangan basah dan
dengan mempertimbangkan beberapa hal, mengangkat palet yang telah berisi paving
antara lain adalah: Penggunaan peralatan ke tumpukan palet paving dengan tenaga 2
dan material oleh personel. orang manusia. Lebih jelasnya dapat dilihat
Kesesuaian peralatan yang digunakan pada tabel 5
pada berbagai aktivitas dan lokasinya.
Kronologi kejadian pekerja terluka baik Penilaian Risiko Pembuatan Paving
secara langsung maupun tidak langsung oleh Block di Divisi Prduksi CV. Duta Paving
berbagai aspek tempat kerja. Menganalisis Mandiri, Pasuruan
rekaman dan data, seperti insiden yang Setelah ditemukan berbagai bahaya
terkena bahaya dan keluhan pekerja. yang ada di lingkungan kerja, selanjutnya
Pemantauan lingkungan dan kesehatan. penilaian dilakukan untuk mengetahui
Survei yang dilakukan pada pekerja, besarnya risiko dan menentukan risiko
identifikasi potensi bahaya pada CV. Duta tersebut memerlukan pengendalian langsung
Paving Mandiri, Pasuruan sesuai dengan atau dapat ditunda (Suardi, 2007).
teori Budiono (2003), tentang identifikasi Penilaian risiko bertujuan untuk
sumber bahaya di tempat kerja, yaitu: memperkirakan nilai kerugian dalam
menentukan objek atau bagian yang akan berbagai kondisi dan kejadian yang mungkin
dinilai Objek yang akan dinilai dapat terjadi, baik dari aspek K3, finansial dan
dibedakan menurut bagian atau departemen, legal (Shahab, 2001).
jenis pekerjaan dan proses produksi. Menurut Oil Gas Safety Organisation
Penentuan objek ini sangat membantu dalam United Kingdom (2000), ada 3 cara yang
sistematika kerja penilai. Kunjungan ke dapat dilakukan dalam penilaian risiko
tempat kerja kunjungan ini dimaksudkan yaitu analisa kualitatif, semikualitatif dan
36 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 10 No. 1, Juli 2013: 22–37

kuantitatif. Penilaian risiko dilakukan dan lebih sadar untuk ikut serta mengurangi
dengan mengalikan nilai probality dan risiko atas bahaya.
severity.
Setelah melakukan penilaian risiko Pengendalian Risiko Pembuatan Paving
terhadap kecelakaan atau PAK, selanjutnya Block yang Menjadi Prioritas di Divisi
dilakukan prioritas terhadap risiko tersebut Prduksi CV. Duta Paving Mandiri,
dengan menggunakan tingkatan angka Pasuruan
sebagai berikut: tingkatan risiko: 1–6 (risiko Setelah dilakukan penentuan tingkat
rendah): mungkin dapat diterima, akan tetapi risiko, selanjutnya harus dibuat skala
perlu diadakan peninjauan ulang terhadap prioritas risiko untuk setiap potensi bahaya
pekerjaan agar risiko lebih lanjut dapat yang diidentifikasi dalam upaya menyusun
dikurangi. rencana pengendalian risiko. Prioritas untuk
Tingkatan risiko: 7–14 (risiko pengendalian risiko tersebut semakin tinggi
sedang): pekerjaan hanya boleh diteruskan sejalan dengan tingginya tingkat risiko.
dengan keputusan manajemen dan telah Penentuan prioritas risiko ini peneliti
dikonsultasikan dengan tenaga ahli dan memprioritaskan pada risiko sedang dan
tim penilai. Bila mungkin pekerjaan harus tinggi yang menunjukkan 60 temuan risiko
ditetapkan ulang untuk memperhitungkan sedang dan 0 temuan risiko yang memiliki
bahaya yang terlihat atau selanjutnya risiko tingkat risiko tinggi. Kemudian dari prioritas
lebih dahulu direduksi sebelum pekerjaan risiko tersebut, ditentukan pengendalian
dimulai. tingkatan risiko 15–25 (risiko yang sesuai dengan melihat seberapa besar
tinggi): pekerjaan tidak boleh dilanjutkan, tingkat risiko yang ditimbulkan. Dalam hal
pekerjaan harus ditetapkan ulang atau ini peneliti memprioritaskan pengendalian
dilakukan upaya pengendalian di tempat terhadap tingkat risiko sedang dan tinggi.
kerja untuk mengurangi risiko. Pe nge nd a l ia n r isi ko har us
Hasil dari penilaian risiko dapat diimplementasikan untuk mengurangi
dilihat pada tabel 5. Pada tabel tersebut dapat risiko sampai batas yang dapat diterima
diketahui hasil identifikasi bahaya terdapat berdasarkan ketentuan, peraturan yang
68 temuan bahaya dan dari temuan bahaya berlaku Hierarki dari pengendalian sebagai
tersebut diperoleh 130 risiko kemudian urutan yang harus dipertimbangkan ketika
dilakukan penilaian risiko terhadap setiap memilih metode untuk mengurangi atau
risiko. Penilaian risiko dilakukan dengan menurunkan risiko antara lain.
kriteria probability (kemungkinan) dan Seperti liminasi (menghilangkan suatu
severity (keparahan) untuk menentukan bahan ataupun tahapan proses berbahaya)
tingkat risiko yang ada termasuk risiko substitusi: mengganti bahan bentuk serbuk
rendah, sedang atau tinggi. Ditemukan dengan bentuk pasta, proses menyapu diganti
70 temuan risiko rendah, 60 temuan risiko dengan proses vakum, bahan solven diganti
sedang dan 0 temuan risiko yang memiliki dengan bahan diterjen, proses pengecatan
tingkat risiko tinggi. spray di ganti dengan pencelupan rekayasa
Penilaian risiko yang ada telah sesuai teknik pemasangan alat pelindung mesin
dengan teori, tetapi ada beberapa hal yang (machine guarding) Pemasangan general
seharusnya perlu peningkatan, yaitu dalam dan local ventilation Pemasangan alat
hal konsistensi pelaksanaan penilaian risiko sensor otomatis Pengendalian administratif
yang masih kurang berjalan dengan baik. Pemisahan lokasi Penggantian shif kerja
Selain itu, data penilaian risiko yang telah Pelatihan karyawan Standart Operation
dilakukan sebaiknya disosialisasikan juga Procedures Alat pelindung diri (APD)
terhadap tenaga kerja agar lebih mengerti berupa Safety helmet, Face shield, Hand
tentang bahaya yang ada di lingkungan kerja gloves, hand pad dan sleeve, Safety shoes,
Rachmawati dan Mulyono, Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko… 37

Ear muff atau ear plug, Safety google safety helmet, hand sleeve, sarung tangan
Respirator dan masker Pakaian kerja tahan karet dan sarung tangan kulit dilapisi logam,
panas atau dingin dan sabuk pengaman. safety shoes dan sepatu anti selip, ear muff
Pengendalian risiko yang menjadi dan ear plug, masker dan respirator, safety
prioritas di Divisi Produksi CV. Duta Paving google dan kattle pack.
Mandiri pada tabel 5 telah sesuai dengan Agar dicapai hasil identifikasi bahaya
teori, menunjukkan bahwa pengendalian yang dan penilaian risiko yang tepat dan sesuai
sesuai dilakukan antara lain: rekayasa teknik dengan harapan maka manajemen harus
yaitu, pemasangan alat pelindung mesin memberikan komitmen sepenuhnya dengan
(machine guarding), fire fighting system, menyediakan fasilitas yang diperlukan,
pengendalian administratif yaitu, pelatihan seperti informasi, anggaran, perangkat keras
terhadap karyawan, melaksanakan safety dan lunak. Sebelum melakukan identifikasi
briefing dan safety warning serta perbaikan bahaya dan penilaian risiko hendaknya
Standart Operation Procedures, Substitusi personel yang melakukan kegiatan tersebut
yaitu, proses menyapu diganti dengan proses diikutkan pelatihan terlebih dahulu mengenai
vakum APD berupa: safety helmet, hand identifikasi bahaya dan penilaian risiko atau
sleeve, sarung tangan karet dan sarung tangan personel yang melakukan identifikasi bahaya
kulit dilapisi logam, Safety shoes dan sepatu dan penilaian risiko diambil dari orang-orang
anti selip, ear muff dan ear plug, masker dan yang mempunyai pengalaman, pengetahuan
respirator, safety google, kattle pack. dan memiliki latar belakang pendidikan
Upaya pengendalian yang dilakukan yang berhubungan dengan identifikasi
telah sesuai dengan teori dan diharapkan bahaya dan penilaian risiko. Meningkatkan
mampu menjadi pengendalian yang efektif. koordinasi Supervisor, Kepala Shift dan
Namun dalam pelaksanaannya masih masing-masing Operator Mesin secara rutin
terdapat kekurangan. Seperti kedisiplinan untuk mendukung pelaksanaan identifikasi
tenaga kerja dalam menggunakan APD bahaya chin penilaian risiko. Oleh karena
ataupun fasilitas seperti alat pelindung mesin pentingnya identifikasi bahaya dan risiko di
dan APD yang tidak layak pakai. penilaian perusahaan, maka perlu dibentuk
tim khusus Risk Assessment yang terstruktur,
SIMPULAN terorganisasi dan terkoordinir dengan baik.
Proses identifikasi bahaya, ditemukan
68 potensi bahaya, di mana potensi bahaya DAFTAR PUSTAKA
terbesar terdapat pada proses pencampuran Budiono S. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan
bahan dan pencetakan paving block. KK. Universitas Diponegoro. Semarang.
Penilaian risiko Pembuatan paving block di Oil Gas Safety Organization United Kingdom.
Divisi Produksi CV. Duta Paving Mandiri, 2000. Task Risk Assesment Guide.
Pasuruan terdapat 130 risiko dari bahaya PT. Sucofindo. 2005. Manajemen Risiko.
yang ada dengan antara lain Tersengat listrik, Shahab S. 1997. Teknik Manajemen
Terjepit mesin press dan Tangan terpotong. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. PT.
Upaya pengendalian yang dilaksanakan Bina Sumber Daya manusia.
adalah rekayasa teknik yaitu, pemasangan Shahab S. 2001. Kualifikasi SDM dalam
alat pelindung mesin (machine guarding), fire Penerapan Risk Assesment di Perusahaan,
fighting system. pengendalian administratif Seminar Penerapan Risk Assesment dalam
yaitu, pelatihan terhadap karyawan, Mencapai Zero Accident. Universitas
melaksanakan safety briefing dan safety Negeri Solo. Solo.
warning serta perbaikan standart operation Suardi, Rudi. 2007. Sistem Manajemen
procedures. Substitusi yaitu, proses menyapu Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
diganti dengan proses vakum. APD berupa Jakarta: PPM.

Anda mungkin juga menyukai