Anda di halaman 1dari 11

38

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausalitas yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih (Lubis,

2016). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survey. Sugiono

dalam Lubis (2016) menyatakan bahwa penelitian survey merupakan sebuah

metode penelitian kuantitatif yang dilakukan pada populasi dan bertujuan untuk

mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat ini mengenai

keyakinan, pendapat, karakteristik, perilaku maupun hubungan-hubungan antar

variabel sosiologis dan psikologis, selain daripada itu penelitian survei bertujuan

untuk menguji beberapa hipotesis mengenai data dari sampel atas populasi

tertentu, dimana teknik pengumpulan data yang digunakan baik wawancara

ataupun kuesioner tidak mendalam dan hasil penelitian cenderung

digeneralisasikan.

Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian. Penelitian dilakukan di rumah sakit swasta kelas B

Kota Medan.

Waktu penelitian. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2020

sampai dengan selesai.

Populasi dan Sampel

Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dokter spesialis

rumah sakit swasta kelas B Kota Medan sebanyak 9 (sembilan) rumah sakit dan

631 dokter spesialis sebagai berikut: 39 dokter spesialis RSU Bina Kasih, 177
39

dokter spesialis RSU Columbia Asia, 46 dokter spesialis RSU Herna, 40 dokter

spesialis RSU Imelda Pekerja Indonesia, 38 dokter spesialis RSU Mitra Sejati,

109 dokter spesialis RSU Murni Teguh Memorial Hospital, 55 dokter spesialis

RSU Royal Prima, 50 dokter spesialis RSU Siloam Dhirga Surya, 77 dokter

spesialis RSU Santa Elisabeth.

Sampel. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Menurut Arikunto (2010), apabila jumlah populasi kurang dari

100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Sampel penelitian ini diambil keseluruhan populasi dokter di instalasi

rawat jalan RSU Mitra Sejati sebanyak 42 orang (total sampling) yang memenuhi

syarat inklusi.

Kriteria Sampel.

Kriteria inklusi. Kriteria inklusi dimana subjek penelitian mewakili sampel

penelitian memenuhi syarat sebagai sampel. Kriteria inklusi pada penelitian ini

adalah: 1) dokter yang bekerja di instalasi rawat jalan RSU Mitra Sejati, 2) dokter

tidak dalam masa pendidikan dan cuti, 3) dokter yang bersedia sebagai responden.

Kriteria eksklusi. Kriteria eksklusi adalah kriteria yang tidak dapat mewakili

sampel karena tidak sesuai dengan kriteria untuk dilakukannya penelitian. Adapun

kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah: 1) dokter yang tidak bekerja di

instalasi rawat jalan RSU Mitra Sejati, 2) dokter dalam masa pendidikan dan cuti,

3) dokter yang tidak bersedia sebagai responden.

Variabel Dan Definisi Operasional


40

Variabel penelitian. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel

terikat (Dependen) yaitu kinerja dokter di instalasi rawat jalan dan variabel bebas

(Independen) yaitu faktor individu (kemampuan dan keterampilan, latar belakang

dan demografi), faktor psikologi (persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi),

dan faktor organisasi (sumber daya, kepemimpinan, struktur organisasi, imbalan,

desain pekerjaan).

Definisi operasional. Definisi operasional adalah informasi ilmiah yang

sangat membantu peneliti yang memberikan petunjuk tentang bagaimana cara

mengukur variabel.

Kemampuan dan keterampilan. Kemampuan dan keterampilan adalah

kecakapan yang berhubungan dengan tugas yang dimiliki dan dipergunakan oleh

dokter dalam melaksanakan tugas sehari-hari di rumah sakit dalam memberikan

pelayanan kepada pasien.

Latar belakang. Latar belakang merupakan karakteristik yang

menggambarkan responden berdasarkan keluarga, tingkat sosial dan pengalaman.

Demografi. Demografi merupakan karakteristik yang menggambarkan

responden berdasarkan umur dan jenis kelamin.

Persepsi. Persepsi adalah tanggapan langsung dari suatu serapan atau

proses responden mengetahui beberapa hal melalui penginderaan berkaitan

dengan pelaksanaan pekerjaan di rumah sakit.

Sikap. Sikap adalah respon responden terhadap pelaksanaan tugas sehari-

hari di rumah sakit.


41

Kepribadian. Kepribadian adalah karakteristik di dalam diri responden

yang relatif menetap yang mempengaruhi pola interaksi dan responden

menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Belajar. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku dokter serta

pengalaman dalam memenuhi dan memahami pengetahuan dalam melaksanakan

tugas sehari-hari di rumah sakit.

Motivasi. Motivasi adalah kecenderungan sifat responden yang dapat

merangsang untuk melakukan pekerjaan yang berasal dari dalam diri maupun dari

luar diri.

Sumber daya. Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh

organisasi terdiri dari sumber daya manusia, sarana prasarana, dan keuangan.

Kepemimpinan. Kepemimpinan adalah persepsi responden tentang cara

seorang pemimpin di rumah sakit mempengaruhi perilaku responden, agar mau

bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.

Struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan pembagian kerja dan

menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beranekaragam yang

dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi

aktivitas kerja.

Imbalan. Imbalan adalah pendapatan atau gaji yang diterima responden

setiap bulannya termasuk insentif dan bonus.

Desain pekerjaan. Desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan

kerja responden secara organisasional.


42

Kinerja dokter. Kinerja dokter adalah kemampuan hasil kerja dokter

dalam memberikan pelayanan kepada pasien RSU Mitra Sejati yang

menggunakan 6 indikator kompetensi umum dokter pada standar Ongoing

Professional Practice Evaluation (OPPE).

Asuhan pasien. Asuhan pasien merupakan kemampuan responden dalam

memberikan asuhan kepada pasien dengan mengutamakan kepentingan pasien

baik secara sosial, ekonomi dan psikologis.

Pengetahuan medik/klinis. Pengetahuan medik/klinis merupakan

kemampuan responden dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keahlian

sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan baik yang sesuai dengan

keahliannya ataupun ilmu lain yang menunjang pekerjaannya.

Praktik belajar berdasarkan bukti. Praktik belajar berdasarkan bukti

merupakan kemampuan responden dalam meningkatkan kualitas praktik asuhan

kepada pasien dengan menggunakan hasil evaluasi secara ilmiah dan berbasis

bukti.

Kepandaian berkomunikasi antar personel. Kepandaian berkomunikasi

antar personel merupakan kemampuan responden dalam melakukan komunikasi

kepada pasien, keluarga, tenaga medis dan kesehatan lainnya serta menyelesaikan

masalah.

Profesionalisme. Profesionalisme merupakan kemampuan dan keterlibatan

responden dan kegiatan peningkatan mutu rumah sakit dan komitmen kerja

profesional.
43

Praktik berbasis sistem. Praktik berbasis sistem merupakan kemampuan

responden untuk mematuhi segala kebijakan dan peraturan yang berlaku di rumah

sakit.

Metode pengumpulan data

Data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara langsung dan observasi

langsung dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh

dari mengumpulkan dokumen-dokumen untuk memperdalam hasil wawancara

yang diperoleh dengan cara dokumentasi dilapangan dan laporan jumlah

kunjungan pasien di instalasi rawat jalan RSU Mitra Sejati. Selanjutnya akan

dilakukan pembagian kuesioner dan wawancara pada responden yang akan

terpilih sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian.

Sebelum dilakukan pengumpulan data, dilakukan uji validitas dan

realibilitas terhadap kuesioner agar layak digunakan dalam penelitian serta untuk

mengukur sejauh mana kuesioner dapat dijadikan sebagai alat ukur dalam

penelitian ini. Uji coba kuesioner ini dilakukan terhadap 30 dokter di instalasi

rawat jalan RS Bina Kasih Medan. Rumah sakit ini dipilih karena merupakan

rumah sakit dengan tipe B sama dengan tipe RSU Mitra Sejati. 30 dokter pada uji

coba kuesioner tidak akan diikutsertakan sebagai sampel dalam penelitian ini.

Uji validitas. Uji validitas dilakukan dengan cara melakukan korelasi

antara skor masing-masing variabel dengan skor total. Teknik korelasi yang

digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment. Item pertanyaan yang tidak

valid, selanjutnya akan dihilangkan. Nilai r tabel koefisien dengan korelasi


44

Pearson Product Moment untuk sampel 30 orang (df=n-2=28) dengan tingkat

kemaknaan 5% adalah 0,361.

Uji reabilitas. Reliabilitas adalah tingkat keterandalan atau konsistensi

suatu alat ukur menghasilkan yang sama bila dilakukan secara berulang-ulang.

Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan

hasil pengukuran yang diperoleh konsisten maka pengukur tersebut reliable.

Instrumen penelitian yang reliabelnya diuji dengan cara mencobakan instrumen

pada responden yang instrumennya sama di tempat yang berbeda. Uji reliabilitas

dilakukan setelah semua data dinyatakan valid, analisis dilanjutkan dengan uji

reliabilitas dengan membandingkan Alpha Cronbach’s dengan r table. Apabila

Alpha Cronbach’s ≥ r tabel maka instrumen tersebut reliabel, dan sebaliknya bila

Alpha Cronbach’s <r tabel maka instrumen tersebut tidak reliabel.

Metode pengukuran

Metode yang digunakan dalam pengukuran data-data yang akan

dikumpulkan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Penelitian

No Variabel Bobot Nilai Bobot Nilai


1 Variabel = 1 Indikator 1 Variabel = 10 Indikator
1. Kemampuan dan
keterampilan
 Sangat Baik 4 40
 Baik 3 30
 Cukup 2 20
 Kurang Baik 1 10
2. Latar Belakang
 Sangat Baik 4 40
45

 Baik 3 30
 Cukup 2 20
 Kurang Baik 1 10
3. Demografi
 Sangat Baik 4 40
 Baik 3 30
 Cukup 2 20
 Kurang Baik 1 10
4. Persepsi
 Sangat Baik 4 40
 Baik 3 30
 Cukup 2 20
 Kurang Baik 1 10
5. Sikap
 Sangat Baik 4 40
 Baik 3 30
 Cukup 2 20
 Kurang Baik 1 10
6. Kepribadian
 Sangat Baik 4 40
 Baik 3 30
 Cukup 2 20
 Kurang Baik 1 10
7. Belajar
 Sangat Baik 4 40
 Baik 3 30
 Cukup 2 20
 Kurang Baik 1 10
8. Motivasi
 Sangat Baik 4 40
 Baik 3 30
 Cukup 2 20
 Kurang Baik 1 10
9. Sumber Daya
 Sangat Baik 4 40
 Baik 3 30
 Cukup 2 20
 Kurang Baik 1 10
10. Kepemimpinan
46

 Sangat Baik 4 40
 Baik 3 30
 Cukup 2 20
 Kurang Baik 1 10
11. Struktur Organisasi
 Sangat Baik 4 40
 Baik 3 30
 Cukup 2 20
 Kurang Baik 1 10
12. Imbalan
 Sangat Baik 4 40
 Baik 3 30
 Cukup 2 20
 Kurang Baik 1 10
13. Desain Pekerjaan
 Sangat Baik 4 40
 Baik 3 30
 Cukup 2 20
 Kurang Baik 1 10
14. Kinerja Dokter
 Sangat Baik 4 40
 Baik 3 30
 Cukup 2 20
 Kurang Baik 1 10

Metode analisis data

Menurut Sugiyono (2010) bahwa pengolahan data dilakukan dengan

tahapan sebagai berikut: 1) Pemeriksaan data (editing) merupakan penyuntingan

data untuk menghindari kesalahan atau kemungkinan adanya kuesioner yang tidak

terisi, jika didapatkan data atau informasi yang kurang lengkap maka harus

dilengkapi dan bila tidak memungkinkan maka kuesioner tersebut dikeluarkan. 2)

pemberian kode (coding) yaitu untuk memudahkan proses entri data dari setiap

jawaban diberi kode dan skor, 3) pemasukan data (entri) merupakan kegiatan
47

setelah pemberian kode kemudian data dimasukkan ke komputer, 4) cleaning

merupakan kegiatan melihat kembali data yang telah dimasukkan dengan

memeriksa kembali hasil input data pada program, bila terdapat kesalahan

pengetikan atau salah memasukkan data maka segera diperbaiki kemudian data

dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat.

Analisis data meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut :

Analisis univariat. Analisis univariat dilakukan untuk melihat secara

deskriptif pada masing-masing variabel dengan menggunakan analisis distribusi

frekuensi. Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran variabel

dependen (kinerja dokter di instalasi rawat jalan) dan masing-masing variabel

independen (faktor individu, faktor psikologi, faktor organisasi).

Analisis bivariat. Analisis bivariat merupakan analisis lanjutan yang

dilakukan melihat hubungan antara variabel independen dengan dependen

meliputi hubungan antara faktor individu (kemampuan dan keterampilan, latar

belakang dan demografi), faktor psikologi (persepsi, sikap, kepribadian, belajar,

motivasi), dan faktor organisasi (sumber daya, kepemimpinan, struktur organisasi,

imbalan, desain pekerjaan) dengan variabel dependen yaitu kinerja dokter di

instalasi rawat jalan. untuk membuktikan adanya hubungan maka pengujian

dilakukan menggunakan uji statistik Chi-square pada tingkat kepercayaan 95%,

yaitu (α = 0,05) dengan ketentuan bila nilai (p < 0,05) maka ada hubungan yang

bermakna antara kedua variabel tersebut. Sebaliknya jika nilai (p > 0,05)

menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh tidak memiliki hubungan yang

bermakna.
48

Analisis multivariat. Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui

pengaruh variabel independen (faktor individu, faktor psikologi, faktor organisasi)

secara bersama-sama terhadap variabel dependen (kinerja dokter di instalasi rawat

jalan) dengan menggunakan uji regresi logistik berganda. Adapun tahapan proses

analisis multivariat sebagai berikut; (1) memasukan variabel kandidat dalam

proses analisis multivariat dengan cara memilih variabel independen yang

memiliki nilai p < 0,25, (2) Melakukan analisis semua variabel independen yang

masuk dalam pemodelan dengan cara mengeluarkan variabel independen yang

memiliki nilai p terbesar sehingga didapatkan model awal dengan variabel faktor

penentu yang memiliki nilai p < 0,05, (3) selanjutnya seluruh variabel tersebut

dengan metode enter dimasukan secara bersama-sama, kemudian variabel dengan

nilai p > 0,05 akan dikeluarkan satu persatu dari komputer dan dianalisis kembali

sehingga dapat variabel yang berpengaruh dengan uji regresi logistik berganda

(Hastono, 2016).

Anda mungkin juga menyukai