TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Durian
Durian (Durio zibethinus Murr) merupakan salah satu tanaman hasil
perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya
dimanfaatkan sebagai buah saja. Sebagian sumber literatur menyebutkan tanaman
durian adalah salah satu jenis buah tropis asli Indonesia (Rukmana, 1996).
Sebelumnya durian hanya tanaman liar dan terpencar-pencar di hutan raya
"Malesia",yang sekarang ini meliputi daerah Malaysia, Sumatera dan Kalimantan.
Para ahli menafsirkan, dari daerah asal tersebut durian menyebar hingga ke seluruh
Indonesia, kemudian melalui Muangthai menyebar ke Birma, India dan Pakistan.
Adanya penyebaran sampai sejauh itu karena pola kehidupan masyarakat saat itu
tidak menetap. Hingga pada akhirnya para ahli menyebarluaskan tanaman durian ini
kepada masyarakat yang sudah hidup secara menetap (Setiadi, 1996).
Tanaman durian di habitat aslinya tumbuh di hutan belantara yang beriklim
panas (tropis). Pengembangan budidaya tanaman durian yang paling baik adalah di
daerah dataran rendah sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut dan
keadaan iklim basah, suhu udara antara 250-320C, kelembaban udara (rH) sekitar 50-
80%, dan intensitas cahaya matahari 45-50% (Rukmana, 1996). Klasifikasi ilmiah
tanaman durian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. 1 Klasifikasi Ilmiah Tanaman Durian
Kingdom Plantae (tumbuhan)
Divisi Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Divisi Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas Dicotyledonae (berkeping dua)
Ordo Malvaceae
Famili Bombacaceae
Genus Durio
Spesies Durio zibethinus Murr
Sumber: Rukmana (1996)
Buah khas daerah tropis ini termasuk ordo Malvaceae, family Bombacaceae,
dan genus Durio. Prof. Dr. A.J.G.H. Kostermans mencatat ada 27 spesies durian.
Sejumlah 19 spesies ditemukan di Kalimantan, 11 di Semenanjung Malaka, 7 di
Sumatera dan 1 di Myanmar. Dari sekian banyak spesies itu, yang bisa dimakan
hanya tujuh. Spesies lain tidak bisa dikonsumsi karena berbagai sebab; misalnya:
rasa tidak enak, buah terlalu kecil, atau daging buah tidak ada. Tujuh spesies durian
yang bisa dimakan itu terdiri dari: Durio zibethinus (durian), Durio kutejensis (lai),
Durio oxleyanus (kerantongan), Durio dulcis (lahong), Durio graveolens (labelak),
Durio grandiflorus (durian monyet), serta Durio testudinarium (durian kura-kura).
Dari ketujuh spesies itu hanya Durio zibethinus yang paling banyak dibudidayakan
karena buahnya enak (Untung, 1996).
Di Indonesia, ada 21 kultivar durian unggul yang dirilis oleh Dinas Pertanian,
yaitu: petruk, sukun, sitokong, kani, otong, simas, sunan, sihijau, sijapang, siriwig,
bokor, perwira, sidodol, bantal mas, hepe, matahari, aspar, sawah mas, raja mabah,
kalapet, dan lai mansau (Untung, 1996).
Buah durian berbentuk bulat, bulat panjang, atau variasi dari kedua bentuk
itu. Buah yang sudah matang panjangnya sekitar 30-45 cm dengan lebar 20-25 cm,
beratnya sebagian besar berkisar antara 1,5-2,5 kg. Setiap buah berisi 5 juring yang
didalamnya terletak 1-5 biji yang diselimuti daging buah berwarna putih, krem,
kuning, atau kuning tua. Besar kecilnya ukuran biji, rasa, tekstur dan ketebalan
daging buah tergantung varietas (Untung, 1996).
Daging buah strukturnya tipis sampai tebal, berwarna putih, kuning atau
kemerah-merahan atau juga merah tembaga. Buah durian berwarna hijau sampai
kecoklatan, tertutup oleh duri-duri yang berbentuk piramid lebar, tajam dan panjang
1 cm. Tiap pohon durian dapat menghasilkan buah antara 80-100 butir, bahkan
hingga 200 buah, terutama pada pohon durian berumur tua (Rukmana, 1996).
2.2 Manfaat dan Kandungan Gizi Durian
2.2.1 Manfaat Tanaman Durian
Manfaat tanaman durian selain buahnya sebagai makanan buah segar dan
olahan lainnya, juga terdapat manfaat dari bagian lainnya (AAK, 1997), yaitu:
1. Tanamannya sebagai pencegah erosi di lahan-lahan yang miring.
2. Batangnya untuk bahan bangunan/perkakas rumah tangga. Kayu durian
setaraf dengan kayu sengon sebab kayunya cenderung lurus.
3. Bijinya yang memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai
alternatif pengganti makanan.
4. Kulit dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus, dengan cara dijemur
sampai kering dan dibakar sampai hancur, dapat juga digunakan untuk
campuran media tanaman di dalam pot, serta sebagai campuran bahan baku
papan olahan serta produk lainnya.
5. Bunga dan buah mentahnya dapat dijadikan makanan, antara lain dibuat
sayur.
2. Pemblansingan
Blansing adalah proses pencelupan pada air panas atau pengukusan selama
beberapa menit. Tujuannya untuk inaktivasi enzim-enzim yang dapat menyebabkan
degradasi warna, penghasil getah dan pengempukkan tekstur pangan. Fungsi lain dari
blansing untuk mengurangi gas-gas terlarut dan memperbaiki tekstur (Jufri, 2006).
7. Penyimpanan
Tepung biji durian agar tahan lama dalam penyimpanannya disimpan dalam
tempat yang rapat, tidak lembab suhunya. Apabila suhunya lembab dan tidak rapat
akan mengakibatkan kerusakan pada tepung seperti ditumbuhi jamur atau kutu.
Sehingga penyimpanannya dapat dilakukan dalam kantong plastik, karung kain,
kantong besar, dan lain-lain (Afif, 2007)
2.5 Syarat Mutu Tepung
Di bawah ini merupakan beberapa syarat mutu dari beberapa jenis tepung
menurut Standar Nasional Indonesia, di antaranya syarat mutu tepung terigu menurut
SNI 01‐3751‐2000, syarat mutu tepung jagung menurut SNI 01-3727-1995, dan
syarat mutu tepung sagu menurut SNI 01-3729-1995.
Tabel 2. 3 Perbandingan Syarat Mutu Tepung Terigu, Tepung Jagung dan Tepung
Sagu
Persyaratan
No Kriteria Uji Satuan Tepung Tepung Tepung Sagu
Terigu Jagung
1. Keadaan
Bentuk - Normal - -
Warna - Normal Normal Normal
Rasa - Normal Normal Normal
Bau - - Normal Normal
2. Benda asing - Tidak boleh Tidak boleh Tidak boleh
ada ada ada
3. Serangga - Tidak boleh Tidak boleh Tidak boleh
ada ada ada
4. Jenis pati lain - - Tidak boleh Tidak boleh
ada ada
5. Kehalusan
Lolos ayakan %(b/b) - Min 99 -
60 mesh
Lolos ayakan %(b/b) - Min 70 -
80 mesh
Lolos ayakan %(b/b) Min95 - Min 95
100 mesh
6. Kadar air %(b/b) Maks 14.5 Maks 10 Maks 13
7. Kadar abu %(b/b) Maks 0.6 Maks 1.5 Maks 0.1
8. Serat kasar %(b/b) - Maks 1.5 Maks 1.0
9. Derajat asam ml.N.NaO/100 Maks 50/100 Maks 4.0 Maks 4.0
gr gr contoh
10. Cemaran
logam
Timbal (Pb) mg/kg Maks 1.10 Maks 1.10 Maks 1.10
Tembaga (Cu) mg/kg Maks 10 Maks 10 Maks 10
Seng (Zn) mg/kg - Maks 40.0 Maks 40.0
Raksa (Hg) mg/kg Maks 0.05 Maks 0.05 Maks 0.05
11. Cemaran arsen mg/kg Maks 0.5 Maks 0.5 Maks 0.5
12. Cemaran
mikroba
Angka Koloni/gr Maks 106 Maks 106 Maks 106
lempeng total
E. coli APM/gr Maks 10 Maks 10 Maks 10
Kapang Koloni/gr Maks 104 Maks 104 Maks 104
Sumber : Standar Nasional Indonesia