Pengertian
Endometriosis ialah lapisan selaput yang sepatutnya melapisi dinding dalam rahim
(uterus) ada di luar rongga uterine atau pada otot rahim. Biasanya di atas permukaan
organ dalam pelvik dan abdomen, boleh dianggap tumor atau pertumbuhan baru
(neoplasma) yang bertindak setempat dan boleh merebak. Ia bukan barah, tetapi bisa
merebak seperti barah, biasanya didapati di atas atau bawah ovari, belakang uterus,
atas selaput yang memegang uterus, atas usus atau vesika urinaria. Dalam sesetengah
kasus, endometriosis bisa tumbuh di dalam paru-paru atau organ lain, tetapi kasus
seperti ini jarang berlaku.(Utamadi, Gunadi, 2004)
Etiologi
Sampai saat ini para dokter belum mengetahui alasan yang pasti mengapa
endometrium sampai dapat tumbuh di luar rahim. Sejauh ini hanya diketahui bahwa
endometriosis banyak ditemui di kalangan perempuan yang keluarganya menderita
endometriosis juga. Ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa endometrial
implant dapat sampai keluar rahim.
Kista endometriosis biasanya mengenai salah satu atau kedua ovarium (indung telur)
kiri atau kanan. Sifatnya memang ikut tumbuh sesuai dengan siklus menstruasi karena
sel-sel endometriosis ini sangat peka terhadap pengaruh hormon estrogen dan
progesteron yang berfluktuasi setiap bulannya sesuai dengan siklus menstruasi tsb.
Yang namanya kista berarti suatu kantung yang didalamnya berisi cairan, sehingga
bila kista tersebut bertambah besar maka akan dapat mengganggu proses ovulasi
(pematangan sel telur).
Patofisiologi
Endometriosis berasal dari kata endometrium, yaitu jaringan yang melapisi dinding
rahim. Endometriosis terjadi bila endometrium tumbuh di luar rahim. Lokasi
tumbuhnya beragam di rongga perut, seperti di ovarium, tuba falopii, jaringan yang
menunjang uterus, daerah di antara vagina dan rectum, juga di kandung kemih.
Endometriosis bukanlah suatu infeksi menular seksual, sehingga tidak ada
hubungannya dengan apakah seorang remaja pernah berhubungan seksual atau tidak.
Untuk memahami masalah endometriosis ini, kita perlu memahami siklus menstruasi.
Dalam setiap siklus menstruasi lapisan dinding rahim menebal dengan tumbuhnya
pembuluh darah dan jaringan, untuk mempersiapkan diri menerima sel telur yang
akan dilepaskan oleh indung telur yang terhubungkan dengan rahim oleh saluran yang
disebut tuba falopii atau saluran telur. Apabila, telur yang sudah matang tersebut tidak
dibuahi oleh sel sperma, maka lapisan dinding rahim tadi luruh pada akhir siklus.
Lepasnya lapisan dinding rahim inilah yang disebut dengan peristiwa menstruasi.
Keseluruhan proses ini diatur oleh hormon, dan biasanya memerlukan waktu 28
sampai 30 hari sampai kembali lagi ke awal proses. Salah satu teori mengatakan
bahwa darah menstruasi masuk kembali ke tuba falopii dengan membawa jaringan
dari lapisan dinding rahim, sehingga jaringan tersebut menetap dan tumbuh di luar
rahim.
Teori lain mengatakan bahwa sel-sel jaringan endometrium keluar dari rahim melalui
pembuluh darah atau kelenjar getah bening, kemudian mulai tumbuh di lokasi baru.
Namun, ada pula teori yang mengatakan bahwa beberapa perempuan memang terlahir
dengan sel-sel yang "salah letak", dan dapat tumbuh menjadi endometrial implant
kelak. Berbagai penelitian masih terus dilakukan untuk memahami endometriosis ini
dengan baik sehingga dapat menentukan cara yang tepat untuk mengobatinya. Dalam
kasus endometriosis, walaupun jaringan endometrium tumbuh di luar rahim dan
menjadi "imigran gelap" di rongga perut seperti sudah disebutkan tadi, struktur
jaringan dan pembuluh darahnya juga sama dengan endometrium yang berada di
dalam rahim. Si imigran gelap (yang selanjutnya akan kita sebut endometrial implant)
ini juga akan merespons perubahan hormon dalam siklus menstruasi.
Pathway Endometriosis
Untuk mendownload Pathway endometrisosis doc, DISINI
Manifestasi Klinis
Tanda paling umum adalah rasa sakit yang parah pada perut bagian bawah, bisa terasa
sekali-kali maupun terus-menerus, atau bisa juga terkait dengan masa menstruasi.
Rasa sakit ini seringkali tidak tertahankan sehingga menyebabkan penderitanya tidak
bisa melakukan kegiatan seperti biasa, sehingga dia harus bolos pelajaran olahraga,
atau bahkan bolos sekolah atau kuliah dan kegiatan lainnya. Rasa sakit ini sering kali
menjadi lebih parah selama berolahraga, selama berhubungan seks, atau sesudah
pemeriksaan panggul.
Gejala lainnya bisa berupa menstruasi yang sangat berat, sakit punggung bagian
bawah, sulit buang air besar, diare, atau merasa sakit bahkan mengeluarkan darah
ketika buang air kecil. Endometrial implant ini juga bahkan dapat menekan organ
tubuh yang membawa kotoran keluar dari tubuh, seperti kandung kemih, usus, dan
rectum.(Utamadi, Gunadi, 2004)
Dr. Simone Ferrero dan beberapa rekannya dari San Martino Hospital di University of
Genoa melakukan evaluasi terhadap fungsi seksual 299 wanita yang menjalani operasi
infertilitas atau nyeri perlvis. Tim peneliti tersebut menemukan bahwa 170 wanita
diantaranya menderita endometriosis, dan 129 wanita tidak menderita penyakit
tersebut. Wanita yang mengalami rasa nyeri yang hebat selama berhubungan seksual,
yang disebut dispareunia, lebih banyak terdapat pada kelompok yang menderita
endometriosis (61 persen) daripada mereka yang tidak menderita endometriosis (35
persen). Hasil penelitian ini dilaporkan dalam jurnal medis Fertility and Sterility.
Bahkan,” lebih dari 50 persen wanita yang menderita endometriosis mengalami
dispareunia berat selama kehidupan seks mereka selama ini,” ungkap para peneliti.
Menurut hasil penelitian tersebut, wanita dengan endometriosis yang menginfiltrasi
ligamen uterus lebih jarang berhubungan seksual dan jarang pula mengalami orgasme
yang memuaskan. Mereka juga sering mengalami gangguan selama berhubungan
seksual karena rasa nyeri yang dialami, kurang rileks dan kurang puas setelah
berhubungan seksual dibandingkan wanita lain. Menurut Dr. Ferrero, penelitian ini
merupakan yang pertama kali menggambarkan abnormalitas fungsi seksual wanita
yang menderita lesi endometriosis pada ligamen utero-sakral.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Laparoskopi
Membuat lubang kecil pada pusar dan memasukkan sebuah batang yang diujungnya
memiliki kamera yang dihubungkan dengan monitor TV sehingga dapat dilihat
langsung kondisi organ kandungan didalam sana, tanpa harus menyayat perut.
3. Thorax X ray
Penatalaksanaan
Menurut sebuah penelitian baru di Italia wanita yang lebih banyak makan buah-
buahan dan sayuran lebih jarang mengalami endometriosis. Endometriosis terjadi bila
jaringan yang melapisi uterus tumbuh di luar uterus dan mulai menutupi organ-organ
lain dalam abdomen. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan pendarahan, nyeri, dan
rasa tidak nyaman. Kelainan ini merupakan salah satu penyakit kandungan yang
paling sering terjadi. Para peneliti memutuskan untuk mengamati peran apa yang
dimainkan oleh pola makan dalam terjadinya kelainan tersebut. Mereka melakukan
survey terhadap 504 orang wanita yang didiagnosa menderita endometriosis, untuk
diperbandingkan dengan 504 wanita yang tidak menderita penyakit tersebut. Semua
partisipan berusia di bawah 65 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi buah-
buahan dan sayuran hijau melindungi wanita dari penyakit tersebut.
Dibandingkan dengan mereka yang memakannya dalam jumlah paling sedikit, mereka
yang memakannya dalam jumlah paling banyak memiliki risiko 40 persen lebih kecil
terhadap penyakit tersebut. Namun memakan daging merah menyebabkan efek yang
berlawanan. Mereka yang memakan paling banyak daging merah dan ham mengalami
peningkatan risiko 100 persen dibandingkan yang makan paling sedikit. Wanita dapat
mengurangi risiko terhadap endometriosis dengan lebih sedikit memakan daging
merah. Penelitian yang dipimpin oleh Dr Fabio Parazzini ini diterbitkan dalam jurnal
Human Reproduction. Ia mengatakan, “ Penelitian kami menunjukkan bahwa ada
hubungan antara pola makan dan risiko endometriosis dan sekarang kita
membutuhkan penelitian prospektif yang tepat untuk mempelajari faktor-faktor
tersebut.” Bila penemuan ini telah dikonfirmasikan, maka dengan pola makan yang
tepat kasus endometriosis dapat turun sebanyak 3-4%, yang berarti mengurangi
800.000 wanita yang dapat terkena penyakit ini di Eropa. “Endometriosis
mempengaruhi kualitas hidup penderitanya dan bila ada penyesuaian yang dapat
dilakukan dalam pola makan untuk mengurangi risiko terhadap penyakit tersebut,
sangat penting bagi kami untuk memperoleh bukti yang jelas tentang makanan apa
yang melindungi dan apa yang meningkatkan risiko,” katanya Dr Janice Rymer,
seorang konsultan kandungan dan kebidanan di London’s Guy and St Thomas’
hospital, mengatakan: “ Hal ini sangat menarik. Tidak ada alasan mengapa faktor pola
makan tidak endometriosis karena kita belum tahu dengan pasti apa sebenarnya
penyebab endometriosis. Jadi faktor pola makan mungkin merupakan faktor yang
penting.” Ia mengatakan beberapa pasienya yang mengalami endometriosis
mengatakan bahwa perubahan pola makan memang bermanfaat. Seorang juru bicara
dari British Nutrition Foundation mengatakan bahwa terlalu dini untuk membuat
kesimpulan, namun penemuan ini dapat menjanjikan sesuatu. “Endometriosis adalah
penyakit yang terkait-estrogen. Makanan tampaknya memodifikasi beberapa penyakit
terkait-estrogen seperti kanker endometium dan ovarium.” Ia mengatakan makanan
yang mengandung zat yang dikenal sebagai phytoestrogen – ditemukan dalam kedelai,
sayuran hijau tua, kacang-kacangan – mengurangi kadar estrogen dalam aliran darah
dan tampaknya mempunyai sifat protektif terhadap penyakit ini. “Telah dilakukan
beberapa penelitian tentang efek diet dalam endometriosis, namun penelitian pada
hewan memang menunjukkan bahwa makanan-makanan tertentu dapat memberikan
perlindungan seperti asam lemak omega-3 yang ditemukan pada ikan,” katanya.
(Kalbefarma,2004)
Pengkajian
Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang menderita
endometriosis.
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit.
2. Resiko gangguan harga diri b.d infertilitas
3. Resiko tinggi koping individu / keluarga tidak efektif b.d efek fisiologis dan emosional
gangguan, kurang pengetahuan mengenai penyebab penyakit.
4. Resiko tinggi gangguan citra tubuh b.d gangguan menstruasi
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan. 1
Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit.
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama …..x 24 jam nyeri klien akan
berkurang.
Kriteria evaluasi: klien mengatakan nyeri berkurang, klien tidak meringis kesakitan,
keringat berkurang.
Intervensi ;
Pantau/ catat karakteristik nyeri (respon verbal, non verbal, dan respon hemodinamik)
klien.R/ untuk mendapatkan indicator nyeri.
Kaji lokasi nyeri dengan memantau lokasi yang ditunjuk oleh klien. R/untuk
mendapatkan sumber nyeri.
Kaji intensitas nyeri dengan menggunakan skala 0-10. R/ nyeri merupakan pengalaman
subyektif klien dan metode skala merupakan metode yang mudah serta terpercaya untuk
menentukan intensitas nyeri.
Tunjukan sikap penerimaan respon nyeri klien dan akui nyeri yang klien rasakan. R/
ketidakpercayaan orang lain membuat klien tidak toleransi terhadap nyeri sehingga klien
merasakan nyeri semakin meningkat.
Jelaskan penyebab nyeri klien. R/dengan mengetahui penyebab nyeri klien dapat
bertoleransi terhadap nyeri.
Bantu untuk melakukan tindakan relaksasi, distraksi, massage. R/ memodifikasi reaksi
fisik dan psikis terhadap nyeri.
Berikan pujian untuk kesabaran klien. R/meningkatkan motivasi klien dalam mengatasi
nyeri.
Kolaborasi pemberian analgetik ( ibuprofen, naproksen, ponstan) dan Midol. R/ analgetik
tersebut bekerja menghambat sintesa prostaglandin dan midol sebagai relaksan uterus.
Diagnosa Keperawatan. 2
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Intervensi
Berikan motivasi kepada pasien. R/; mningkatkan harga diri klien dan merasa di
perhatikan.
Bina hubungan saling percaya. R /: hubungan saling percaya memungkinkan klien
terbuka pada perawat dan sebagai dasar untuk intervensi selanjutnya.
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang di miliki. R /: mengidentifikasi hal – hal
positif yang masih di miliki klien.
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan …..x 24 citra diri klien akan
meningkat.
Kriteria evaluasi: klien mengatakan tidak malu, merasa berguna, penampilan klien
rapi, menerima apa yang sedang terjadi.
Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan klien.. R/klien dengan mudah mengungkapkan
masalahnya hanya kepada orang yang dipercayainya.
Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan pandangan tentang dirinya.
R/meningkatkan kewaspadaan diri klien dan membantu perawat dalam membuat
penyelesaian.
Diskusikan dengan system pendukung klien tentang perlunya menyampaikan nilai dan
arti klien bagi mereka. R/ penyampaian arti dan nilai klien dari system pendukung
membuat klien merasa diterima.
Gali kekuatan dan sumber-sumber yang ada pada klien dan dukung kekuatan tersebut
sebagai aspek positif. R/mengidentifikasi kekuatan klien dapat membantu klien berfokus
pada karakteristik positif yang mendukung keseluruhan konsep diri.
Libatkan klien pada setiap kegiatan di kelompok. R/ Memungkinkan menerima stimulus
social dan intelektual yang dapat meningkatkan konsep diri klien.
Informasikan dan diskusikan dengan jujur dan terbuka tentang pilihan penanganan
gangguan menstruasi seperti ke klinik kewanitaan, dokter ahli kebidanan. R/ Jujur dan
terbuka dapat mengontrol perasaan klien dan informasi yang diberikan dapat membuat
klien mencari penanganan terhadap masalah yang dihadapinya.
Daftar Pustaka