Nina adalah seorang anak perempuan usia 8 tahun 7 bulan yang dibawa oleh orang tua ke poliklinik anak
dengan keluhan pucat. Dari anamnesis pediatrik didapatkan bahwa Nina merupakan anak pertama, lahir
cukup bulan, berat lahir 3100 gram, panjang lahir 50 cm, secara spontan dengan bantuan bidan,
langsung menangis tanpa resusitasi aktif. Tumbuh kembang kesan sesuai usia, saat ini Nina duduk di
kelas 3 SD dengan prestasi rata-rata. Asupan makanan keluarga tiga kali sehari dengan komposisi nasi,
telur/ayam 2-3 kali seminggu, jarang makan sayuran, dan asupan daging hanya satu kali per tahun. Berat
badan 41 kg, tinggi badan 141 cm, indeks masa tubuh (IMT) 117% (p90-95 Kurva Centers for Disease
Control and Prevention (CDC) 2000). Hasil pemeriksaan darah perifer lengkap: Hb 12,6 g/dL, Ht 38,6 %,
eritrosit 5,31 10^6/μL, MCV 72,70 fL, MCH 23,7 pg, MCHC 32,6 g/dL, trombosit 542.000/μL, leukosit
7.190/ μL, RET-He 25,7 pg ; besi 23 μg/dL; TIBC 454 μg/dL ; feritin 9,49 ng/mL ; saturasi transferin 5%,
hs-CRP 0,2 mg/L. Ditempat lain di RS A, seorang pasien perempuan, Lala, 30 tahun datang ke IGD dengan
keluhan pucat, dari anamnesis diketahui pasien sudah dua tahun mengkonsumsi obat tiamazol terus
menerus. Pasien terlihat kelelahan dan mengalami epistaksis masif. Pemeriksaan fisik menunjukkan kulit
pucat, hematom pada kulit (tangan dan kaki) dan suhu tubuh yang tinggi 39°C. Pada pemeriksaan
laboratorium apusan darah tepi didapatkan pansitopenia dengan konsentrasi Hemoglobin 7.5 gr/dl,
Leukosit 1000/mm3 dan Trombosit 5000/mm3, differential count menunjukkan limfosit 91%, monosit
1% dan neutrofil 8%. Sitologi sumsum tulang dan temuan patohistologis didapatkan hiposelularitas
hebat, dan hanya 10% dari jaringan hematopoietik yang aktif. Dokter memulai pengobatan dengan
prednison dan danazol. Selama pengobatan Diana menderita epistaksis, perdarahan gastrointestinal dan
infeksi herpes. Karena terlihat tidak perbaikan dan menunjukkan kegagalan terapi, akhirnya dokter
memutuskan untuk memberikan terapi siklosporin A selama 21 hari. Bagaimana anda menjelaskan
keluhan utama yang dikeluhkan oleh kedua pasien di atas, serta bagaimanakah pengelolaan kasus ini?
Terminologi
1.Anemia defisiensi : anemia yang timbul akibat berkurangnyapenyediaan besi untuk eritropoesis,
karena cadangan besi kosong (depleted iron store)yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan
hemoglobin berkurang.
2.Anemia aplastik : merupakan anemia yg disertai oleh pansitopenia pda darah tepi yg disebabkan oleh
kelainan primer pada sumsum tulang dalam.
4.Mch : Mean corpuscular hemoglobin atau MCH adalah perkiraan jumlah atau berat rata-rata
hemoglobin pada setiap sel darah merah dalam tubuh
5.Pansitopenia : suatu kondisi medis di mana terjadi penurunan jumlah sel darah merah dan putih , serta
trombosit.
6.Epiktaksis : Epistaksis atau sering disebut mimisan adalah perdarahan dari hidung dapat berasal dari
bagian anterior rongga hidung atau dari bagian posterior rongga hidung. Dapat terjadi akibat sebab lokal
atau sebab umum (kelainan sistemik). Dan Epistaksis ini bukan suatu penyakit melainkan gejala suatu
kelainan.
7.Hematopoetik : Hemopoesis atau hematopoiesis ialah proses pembentukan darah. Ialah sel-sel yang
akan berkembang menjadi sel- sel darah, termasuk eritrosit, lekosit, trombosit, dan juga beberapa sel
dalam sumsum tulang seperti fibroblast.
8.Ret-he : - Reticulocyte hemoglobin equivalent (Ret-He) merupakan parameter skrining baru, yang
langsung mengetahui kadar besi dalam darah.
9.Tibc : Tes total iron-binding capacity (TIBC) mengukur kemampuan darah untuk menempel pada zat
besi dan mengangkutnya ke seluruh tubuh.
Rumusan masalah
LO
1. Anemia Defisiensi
2. Anemia aplastik