Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN UMUR IBU DENGAN JENIS PERSALINAN

PADA IBU YANG BERSALIN Dl RSUP Dr. SOERDJI


TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2016

THE CORRELATION OF MOTHER'S AGE WITH TYPES OF LABOR ON


MATERNITY MOTHERS IN RSUP DR. SOERADJI
TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2016

Linda Azizah
Program Studi – S2 Administrasi Kesehatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Qamarul Huda Badaruddin

ABSTRAK

Jurnal, Juli 2020


50 hal + 4 tabel + xi
Latar Belakang: Umur dianggap penting karena ikut menentukan prognosis dalam
persalinan, karena dapat mengakibatkan kesakitan (komplikasi) baik pada ibu maupun
janin. Umur reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah antara 20-35 tahun. Pada umur
kurang dari 20 tahun, organ-organ reproduksi belum berfungsi dengan sempurna
sehingga bila terjadi kehamilan dan persalinan akan lebih mudah mengalami
komplikasi, pada kelompok umur di atas 35 tahun adalah 3 kali lebih tinggi dari
kelompok umur reproduksi sehat (20-35 tahun). Berdasarkan hasil studi pendahuluan
diketahui jumlah ibu yang bersalin di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode 01
Januari Sampai 30 Juni Tahun 2016 sebanyak 2.503 ibu bersalin dan terdiri dari
berbagai jenis persalinan.
Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan Study cross sectional. Populasi
penelitian ini adalah seluruh ibu yang bersalin di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Periode 01 Januari Sampai 30 Juni Tahun 2016 sebanyak 2.503 orang. Teknik pengambilan
sampel menggunakan simple random sampling, dengan jumlah sampel penelitian sebanyak
345 orang. Teknik pengambilan data menggunakan master tabel dan dokumentasi rekam
medik di ruang bersalin RSUP Dr. SœrõdJi Tirtonegoro Klaten. Analisis data menggunakan
analisis Chi Square.
Hasil: Umur ibu yang bersalin di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sebagian besar
usia reproduksi sehat, yaitu 20-35 tahun sebesar 72,8%. Jenis bersalinan pada ibu yang
bersalin di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sebagian besar ibu Yang bersalin
normal yaitu sebesar 60,6%. Hasil analisis diperoleh nilai X2hitung lebih kecil dari
X2tabe1 (2,360<5,591) dan nilaip-value 0,307 Koefisien kontingensi (t) sebesar 0,082
Simpulan: Tidak Ada hubungan antara umur ibu dengan jenis persalinan padâ ibu yang
bersalin di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Perioden 01 Januari sampai 30 Juni tahun
2016.
Kalimat kunci: Umur ibu, jenis persalinan, persalinan
Daftar pustaka: 12 (2003-2011)
ABSTRACT

Linda Azizah
50 hal + 4 tabel + xi
Background: Age is considered important because it can determine the prognosis in
labor and it can affect pain (complications) in both to the mother and the fetus. The
optimal reproductive age for a mother is between 20-35 years. Women who are aged
less than 20 years old, their reproductive organs are not functioning perfectly, so that
in case of their pregnancy and childbirth would be easier to have complications. In a
group of above"5 age is three times more dangerous than in a group of healthy
reproductive age (20-35 year. Based on the results of preliminary studies was found
that the numbers of maternal mother in RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten on
January I st until June 30th, 2016 as many as mother with several types of labor.

Methods: To determine the correlation of mother's age with types of labor on maternity
mother in RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten year 2016.

Results: This research is a descriptive cross sectional analytic study, populations of


this study were all mothers delivered in Dr. Soeradji Tirtonegom On January 1 st until
June 30th, 2016 as many as 2,503 participants. The sampling technique used simple
random sampling, the number of samples are 345 participants. The data techniq1E
used the master table and the medical records documentation in delivery room of
kSUP Soeradji Tirtonegoro Klaten. The data analyzed used Chi Square.

Conclusion: There is no correlation between the age of mother and the types of labor
on giving birth mother in RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten period of time 1 st
January 2016 until 30th June 2016.

Key sentence : Mother's age, types of labor, labor.

Blibliography : 12 (2002-2011)
PENDAHULUAN Kesehatan Dunia), standar rata-rata
A. Latar Belakang operasi caesar disebuah negara adalah
Setiap wanita menginginkan proses sekitar 515%. Di indonesia presentase
persalinan berjalan secara normal dan operasi caesar sekitar 5%. Di rumah
melahirkan bayi yang sempurna. Proses sakit pemerintah rata-rata 11%,
persalinan dipengaruhi oleh tiga faktor sementara di rumah sakit swasta bisa
yang berperan yaitu kekuatan lebih dari 30% (Winknyosastro,2006).
mendorong janin keluar (power) yang Persalinan sectio caesarea ini bukan
meliputi kekuatan uterus (his), tanpa resiko menurut Bensons dan
konfraksi otot dinding perut, kontraksi Pernolls, angka kematian pada operasi
diaphragma dan ligamentum action, caesar adalah 40-80 tiap 100.000
faktor lain adalah faktorjanin kelahiran hidup. Angka ini menunjukan
(passanger) dan faktorjalan lahir resiko 25 kali lebih besar dibanding
(passage)9 Apabila his normal, tidak persalinan pervaginam
ada gangguan karena kelainan dalam Angka kejadian persalinan tindakan
letak atau bentuk janin dan tidak ada mengalami peningkatan secara global,
kelainan dalam ukuran dan bentuk jalan terutama pada persalinan seksio
lahir maka proses persalinan akan sesarea. Ada beberapa fakta tentang
berlangsung secara normal. Namun morbiditas ibu yang dihubungkan
apabila salah satu ketiga faktor ini dengan kejadian persalinan tindakan.
mengalami kelainan, misalnya keadaan Beberapa morbiditas itu antara lain
yang menyebabkan kekuatan his tidak kejadian persalinan macet, persalinan
adekuat, kelainan pada bayi atau lewat waktu, perdarahan dan penyulit
kelainan jalan lahir maka persalinan kehamilan dan persalinan lainnya.
tidak dapat berjalan normal sehingga Menurut data dari RSUP Dr.Soeradji
perlu segera dilakukan persalinan Tirtonegoro tahun 2016, morbiditas
dengan tindakan seperti dengan ektraksi tersebut merupakan penyumbang
vacum, forsep, induksi persalinan dan penyebab kematian ibu yang tinggi
oprasi caesar untuk menyelamatkan yakni sebesar 28% untuk kasus
jiwa ibu & bayi dalam kandungannya. perdarahan dan 24% untuk penyulit
Hal ini sesuai dengan Rencana Strategis persalinan lainnya . 55% dari kasus
Nasional yang terdapat dalam pesan perdarahan disebabkan oleh persalinan
kunci Making Pregnancy Safer (MPS) dengan sectio caesarea. Oleh karena itu,
yaitu : setiap persalinan ditolong oleh persalinan dengan tindakan secara tidak
tenaga kesehatan terlatih, setiap langsung ikut menyumbang penyebab
komplikasi obstetrik dan neonatal kematian ibu
mendapatkan pelayanan yang adekuat. Umur dianggap penting karena ikut
Persalinan tindakan merupakan menentukan prognosis persalinan,
prosedur kebidanan dimana tindakan karena dapat mengakibatkan kesakitan
aktif diambil oleh penolong untuk (komplikasi) baik pada ibu maupun
menyelesaikan persalinan, apabila janin.
proses persalinan tidak dapat berjalan Umur reproduksi optimal bagi seorang
secara normal . ibu adalah antara 20-35 tahun.
Persalinan tindakan dilakukan untuk Pada umur kurang dari 20 tahun, organ-
membantu proses persalinan yang organ reproduksi belum berfungsi
mengalami penyulit, sehingga dapat dengan sempurna sehingga bila terjadi
mengurangi risiko kematian ibu dan kehamilan dan persalinan akan lebih
bayi yang pada akhirnya dapat mudah mengalami komplikasi.Ibu
menurunkan AKI dan AKB di hamil berumur muda juga memiliki
Indonesia. Menurut WHO (Badan kecenderungan perkembangan
kejiwaannya belum matang sehingga Tirtonegoro Klaten Periode I Januari
belum siap menjadi ibu dan menerima sampai 30 Juni tahun 2016.
kehamilannya di mana hal ini dapat Penelitian ini menggunakan pendekatan
berakibat terjadinya komplikasi obstetri cross sectional yaitu suatu penelitian
yang dapat meningkatkan angka yang dilakukan sesaat, artinya objek
kematian ibu dan perinatal. Faktor penelitian diamati hanya satu kali dan
risiko untuk persalinan sulit pada ibu tidak ada perlakuan terhadap
yang belum pernah melahirkan pada responden. Populasi dalam penelitian
kelompok umur ibu di bawah 20 tahun ini adalah seluruh ibu bersalin di RSUP
dan pada kelompok umur di atas 35 Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten dari
tahun adalah 3 kali lebih tinggi dari tanggal I Januari sampai 30 Juni tahun
kelompok umur reprodüksi sehat (20- 2016 sejumlah 2.503 pasien. Sampel
35 tahun) atau responden dalam penelitian ini
Menurut data studi pendahuluan yang adalah ibu yang bersalin di RSUP Dr
didapatkan pada taggal 7 Februari Soeradji Tirtonegoro Klaten selama
sampaİ 14 Februari 2016, dari 50 orang kurun waktu dari tanggal I Januari
ibu yang bersalin dengan tindakan sampaİ 30 Juni 2016 yaitu sejjumlah
didapat Umur 620 tim: 15—300/0, 20- 345 orang.Teknik pengambilan sampel
35 thn:20=40%, >35 thn :15-30%), yang digunakan dalam penelitian ini
Berdasarkan hasil studi pendahuluan adalah teknik Simple random sanıpling.
tersebut maka peneliti tertarik ingin Variabel yang digunakan dalam
melakukan penelitian tentang hubungan penelitian ini adalah:
umur dengan jenis persalinan pada ibu 1. Variabel independen (variabel
yang bersalin di RSUP Dr. Soeradji bebas) adalah Umur Ibu.
Tirtonegoro Klaten tahun 2016. 2. Variabel dependen (variabel terikat)
adalah Jenis Persalinan.

METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN


Penelitian ini merupakan jenis Penelitian ini dilakukan untuk
penelitian yang menggunakan metode mengetahui hubungan antara umur ibu
deskriptif analitik. Pada penelitian dengan jenis persalinan pada ibu yang
deskriptif, peneliti hanya akan bersalin di RSUP Dr. Soeradji
menggambarkan atau mendeskripsikan Tirtonegoro Klaten tahun 2016.
variabel tertentu dalam suatu penelitian Responden penelitian ini adalah ibu
tanpa mencari hubungan antar variabel. yang bersalin di RSUP Dr. Soeradji
Namun, pada penelitian analitik, Tirtonegoro Klaten Periode I Januari
peneliti tidak hanya mendeskripsikan
sampai 30 Juni tahun 2013, jumlah
saja tetapi sudah menganalisis
keseluruhan sampel adalah 345
hubungan antar variabel.
responden Karakteristik responden
Jadi pada penelitıan ini, peneliti akan
menggambarkan atau mendeskripsikan dalam penelitian ini diamati
serta menganalisis hubungan antar berdasarkan umur, paritas, pekerjaan
variabel yaitu variabel independen dan jenis persalinan. Hasil analisis
adalah umur ibu yang bersalin di RSUP deskriptif karakteristik responden
Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
Periode I Januari sampai 30 Juni tahun 4.1 berikut:
2013. Sedangkan variabel dependen Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi
adalah jenis persalinan pada ibu yang Karakteristik Ibu yang Bersalin di
bersalin di RSUP Dr. Soeradji RSUP Dr. Soeradji Tirtoneoro Klaten
Tahun 2013.
Tabel di atas menunjukkan bahwa
menurut paritas ibu yang bersalin diketahui
A. Karakteristik Responden sebagian besar ibu primipara sebanyak 175
1. Kategori Umur Ibu orang (50,7%).
Distribusi frekuensi responden
berdasarkan kategori Umur ibu 4. Kategori Pekerjaan
yang bersalin di RSUP Dr. Soeradji Distribusi frekuensi
Tirtonegoro Klaten Tahun 2016 responden berdasarkan Pekerjaan
(n=345) ibu yang bersalin di RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur 2016 (n=345).
Ibu
Kategori Umur Ibu F % Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi
Umur (Tahun) Pekerjaan
46 13,3
<20 Pendidikan Terakhir f %
251 72,8
20-35
48 13,9 Bekerja 34 9,9
>35
Tidak Bekerja 311 90,1
Total 345 100.0
Total 52 100.0
Berdasarkan Tabel4.1 diketahui
karakteristik berdasarkan umur responden Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
menunjukkan sebagian besar ibu bersalin bahwa sebagian besar ibu tidak bekerja
berumur 20-35 tahun sebanyak 251 orang yaitu sebanyak 311 orang (90,1%).
(72,8%).
B. Analisa Data
2. Kategori Jenis Persalinan 1. Analisa Univariat
Distribusi frekuensi responden Analisis univariat dalam penelitian
berdasarkan jenis persalinan ibu ini berfungsi untuk menganalisis
yang bersalin di RSUP Dr. Soeradji masingmasing variabel yaitu umur
Tirtonegoro Klaten Tahun 2016 ibu dan jenis persalinan. Hasil
(n=345) analisis univariat variabel
penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jenis
Persalinan a. Umur Ibu
Jenis_Kelamin F % Umur ibu yang bersalin
Normal 209 60,6 merupakan salah satu faktor
Tindakan 136 39,4
yang mempengaruhi jalanya
Total
proses persalinan. Umur ibu
345 100.0
dapat dilihat pada Tabel 4.5
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan berikut.
bahwa sebagian besar ibu bersalin normal
sebanyak 209 orang (60,6%).

3. Kategori Paritas
Distribusi frekuensi responden
berdasarkan Paritas ibu yang
bersalin di RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten Tahun 2016
(n=345).

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Paritas


Pendidikan Terakhir f %
Primipara 175 50,7
Multipara 158 45,8
Grandemultipara 12 3,5
Total 52 100.0
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Umur ini dapat dilihat pada Tabel 4.7
Ibu berikut.
Kategori Umur Ibu F %
Umur (Tahun) Tabel 4.7. Hubungan umur ibu
46 13,3
<20
251 72,8 dengan jenis persalinan pada ibu
20-35
48 13,9 yang bersalin di RSUP Dr.
>35
Total 345 100.0 Soeradji Tirtonegoro Klaten tahun
Berdasarkan hasil analisis 2016.
diketahui sebagian besar umur ibu
yang bersalin yaitu usia reproduksi
20-35 tahun sebanyak 251 orang
Tabulasi silang di atas
(72,8%). Sebagian kecil ibu yang
menunjukkan ibu dengan umur
bersalin pada usia QO tahun sebanyak
QO tahun yang mengalami
46 orang.
persalinan secara normal sebanyak
Jenis Persalinan
Umur
2. Kategori Persalinan ibu Normal Tindakan Jumlah X2 c
Data Jenis persalinan bersali hitung Pvalu
n e
merupakan berbagai macam
proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan uri). Jenis < 20
20-35
31 9,0 15 4,3 46 13.3 2.360 0.307 0,082
153 44,3 98 28,8 251 72.8
persalinan dikategorikan >35 25 7,2 23 6,7 48 13,9
dalam skala nominal dengan
dua kategori yaitu normal dan Jumlah 209 60,6 136 39,4 345 100
tindakan. Hasil analisis
univariat variabel jenis 31 (9,0%) orang sedangkan ibu
persalinan dapat dilihat pada yang bersalin dengan tindakan
Tabel 4.6 berikut. sebanyak 15 (4,3%) orang . ibu
dengan umur reproduksi 20-35
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jenis tahun yang mengalami persalinan
Persalinan secara normal sebanyak
Jenis_Kelamin F % 153(44,3%) orang sedangkan ibu
Normal 209 60,6 yang bersalin dengan tindakan
Tindakan 136 39,4
sebanyak 98(28,4%). Ibu dengan
Total
umur >35 tahun yang bersalin
345 100.0
secara normal sebanyak 25(7,2%)
3. Analisa Bivariat orang, sedangkan yang bersalin
dengan tindakan sebanyak
Analisis bivariat dilakukan untuk 23(6,7%) orang.
membuktikan hipotesis penelitian. Pembuktian hipotesis penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam dilakukan Analisis bivariat adalah
peneltian ini berbunyi ada analisis yang digunakan untuk
hubungan antara umur ibu dengan mengetahui hubungan antara variabel
jenis persalinan pada ibu yang bebas (Umur ibu) dengan variabel
bersalin di RSUP Dr. Soeradji terikat (jenis persalinan) di RSUP
Tirtonegoro Klaten tahun 2016. Dr.Soeradji Tirtonegoro Klatentahun
Hasil analisis bivariat penelitian 2012, dengan menggunakan rumus
metode analisis data dengan uji X2 (Chi Berdasarkan tabel di atas
Square). diketahui bahwa dari 35 lansia yang
Untuk menguji kemaknaan perbedaan tidak memiliki dukungan keluarga
proporsi atau frekuensi, dengan rumus: terdapat 11.5% (6 lansia) dengan
tingkat stres ringan, 25.0% (13
lansia) dengan tingkat stres sedang,
Keterangan: dan 30,8% (16 lansia) dengan
: Nilai Chi Square hitung: Frekuensi yang tingkat stres berat. Pada lansia yang
diperoleh berdasarkan data : Frekuensi memiliki dukungan keluarga yang
yang diharapkan. jumlahnya 17 lansia terdapat 21.2%
terdapat 1 cell memiliki nilai (11 lansia) dengan tingkat stres
ringan, 5.8% (3 lansia) dengan
tingkat stres sedang, dan 5.8% (3
eksektasi kurang dari 1. Hal ini lansia) dengan tingkat stres berat.
menandakan bahwa hasil yang Analisis yang digunakan adalah
dilakukan tidak memenuhi syarat uji chi-square, hasil uji statistik
Chi-square. didapatkan p value=0,003 dengan
Menurut Hastanto (2007) uji taraf signifikan sebesar 0,05. Hal ini
chi-square menuntut frekuensi nilai p value lebih kecil dari tarif
harapan/ekspektasi dalam masing- signifikan (p < 0,05), dengan
masing sel tidak boleh terlampau demikian maka Ho ditolak dan Ha
kecil, tidak boleh ada sel yang diterima, artinya ada hubungan
mempunyai nilai E kurang dari 1. antara dukungan keluarga dengan
Keterbatasan tersebut terjadi pada tingkat stres pada lansia yang
uji chi-square ini, peneliti harus mengalami hipertensi di Panti
menggabungkan kategori-kategori Wreda Pelayanan Kristen
dalam rangka memperbesar Semarang.
frekuensi harapan dari sel-sel
tersebut (penggabungan ini dapat
dilakukan untuk tabel analisis silang KESIMPULAN DAN SARAN
lebih dari 2x2, misalna 3x2, 3x4,
dan sebagainya), sehingga pada A. Simpulan
hasil analisis uji chi-square pada Berdasarkan hasil dan
penelitian ini akan dilakukan pembahasan penelitian yang dilakukan
penggabungan kategori. di Panti Wreda Pelayanan Kristen
Pengkategorian lebih lanjut Pengayoman pada bulan Februari
dilakukan dengan menggabungkan 2015, maka dapat disimpulkan sebagai
kolom katagori tingkat stres sangat berikut:
berat karena ada nilai ekspektasi <1 1. Usia Lanjut paling banyak adalah
sehingga digabungkan dengan 75-90 tahun (lanjut usia tua) 35
kolom katagori tingkat stres berat. (67,3%), sedangkan pendidikan
Hasil uji terhadap variabel yang lansia paling banyak adalah SD 29
telah digabungkan dapat dilihat (55.8%) dan jenis kelamin lansia
pada tabel 3.9 dibawah ini. yang aling banyak berjenis kelamin
Distribusi responden perempuan 46 (88.5%).
berdasarkan hubungan antara 2. Sebanyak 16 (30.8%) responden
dukungan keluarga dengan tingkat dengan tingkat stres ringan, 17
stres pada lansia yang mengalami (32.7%) responden dengan tingkat
hipertensi di Panti Wreda Pelayanan stres sedang , 12 (23.1%) responden
Kristen Semarang (n=52) dengan tingkat stres berat, dan 7
(13.5%) responden dengan tingkat kepada keluarga yang memiliki
stres sangat berat. lansia yang memiliki hipertensi
3. Lansia yang tidak memiliki agar senantiasa memberikan
dukungan keluarga sebanyak 35 dukungan berbagai hal.
(73.1%) responden dan yang
memiliki dukungan keluarga DAFTAR PUSTAKA
sebanyak 17 (29.9%)
4. Terdapat hubungan yang signifikan Brunner and suddarth. (2002). Buku Ajar
antara dukungan keluarga dengan Medikal Bedah, Edisi 8, voleme 3.
tingkat stres pada lansia yang Jakarta : EGC
mengalami hipertensi di Panti Corwin,J.(2000).Buku saku Patofisiologi.
Wreda Pelayanan Kristen EGC: Jakarta.
Pengayoman Semarang, didapatkan Dalami, (2010). Stres appraisal and
hasil p value=0,003 copping. New york:Publishing
Company.
A. Saran Depkes RI.(2009).Profil Kesehatan
1. Bagi Penelitian Indonesia 2008.
Hasil penelitian ini http://www.Depkes.co.id. Di unduh
menambah pengetahuan dan pada tanggal 5 September 2014.
wawasan mengenai teori dan Depkes RI. (2003). Profil Kesehatan
konsep tentang dukungan Indonesia 2008.
keluarga, penelitian lanjutan perlu http://www.Depkes.co.id. Di unduh
dilakukan untuk lebih pada tanggal 5 September 2014.
menyempurnakan pembahasan Desita. (2010). Pengaruh Dukungan
tentang masalah dukungan Keluarga Terhadap Peningkatan
keluarga pada lansia. Penelitian Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
lanjutan dapat berupa penelitian Kronik yang menjalani hemodialisa
yang bertujuan mengetahui faktor- di RSUP HAM Medan.
faktor yang mempengaruhi Friedman, M. Marilyn. (1998).
dukungan keluarga dengan tingkat Keperawatan Keluarga: Teori dan
stres pada lansia yang mengalami Praktik. Jakarta : EGC.
hipertensi dan studi kualitatif Hidayat , A. A. (2009). Metode Penelitian
tentang lansia yang mengalami Keperawatan dan Tekhnik. Analisis
hipertensi dengan stres. Data. Jakarta: Salemba Medika.
2. Bagi Instansi Pendidikan House, J. S., Landis, K. R., & Ummberson,
Kurangnya pengetahuan D.(1988).Social Relationships and
masyarakat yang disebabkan oleh health. Science, 241(4865), 540-545.
terbatasnya informasi kesehatan Iskandarsyah. (2006). Psikologi pada
masyarakat sehingga instansi pasien gagal ginjal kronik.
pendidikan perlu terlibat dalam Jakarta:Airlangga.
mensosialisasikan masalah yang Jain, (2011). Perawatan Medikal Bedah,
terkait dengan dukungan keluarga , Bandung: Padjajaran
sehingga pengetahuan masyarakat Keliat, B.A.(2007). Penatalaksanaan stres.
meningkat tentang entingnya Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran:
dukungan keluarga dan faktor- EGC.
faktor yang mempengaruhi tingkat Kuncoro. (2002). Dukungan sosial pada
stres. Remaja.Retrivet 24 Desember 2009
3. Bagi instansi Panti Long B.(1996). Perawatan Medikal Bedah,
Bagi petugas di Panti harus Bandung: Padjajaran.
pemberian konseling, informasi
Natowatmojo, S. (2005). Metode Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta
Natowatmojo, S. (2010). Metode Penelitian
Kesehatan. Penerbit PT. Rineka cipta.
Jakarta.
Natowatmojo, S. (2012). Metode Penelitian
Kesehatan. Penerbit PT. Rineka cipta.
Jakarta.
Nursalam, (2003). Konsep Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Pedoman Skripsi,
Tesis,. dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Edisi 1. Jakarta ,
Salemba.
Nursalam, (2006). Asuhan Keperawatan
pada pasien dengan gangguan sistem
perkemihan. Jakarta : Salemba
Medika.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit
Dalam Indonesia. (2007). Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Edisi IV.
Jakarta : EGC.
Potter & Perry (2005). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan Konsep,
Proses, dan
Praktik Edisi 4. Terjemahan oleh
Yuliana & Ester. Jakarta: EGC
Rasmun. (2004). Sres koping dan adaptasi
teori dan pohon masalah
keperawatan. Jakarta: CV Agung
Seto
Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha.
Rosdiana (2011). Hubungan Antara
Dukungan Keluarga dengan Kejadian
Depresi (post partum blues) Pada Ibu
Post Partum Primipara.
Siswanto. (2007). Kesehatan Mental,
konsep, Cakupan dan
perkembangannya. Jogyakarta:CV.
Andi Offeset.
Tamher dan Noorkasiani. (2009).
Kesehatan Usia Lanjut dengan
Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai