Anda di halaman 1dari 8

SAP

GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN


(DERMATOFITOSIS)

Oleh:

Aulia indah pramesti (18301043)

Prodi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Payung Negeri

Pekanbaru

2020
SAP

GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN

(DERMATOFITOSIS)

Mata Ajar : Keperawatan Medikal Bedah 3

Pokok Bahasan : Gangguan Sistem integument (Dermatofitosis)

Sasaran : Anggota keluarga

Waktu : 10 menit

Tempat : Rumah warga

Nama Mahasiswa : Aulia indah pramesti

Kegiatan : Pendidikan Kesehatan

A. Tujuan Instruksional
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pemberian materi diharapkan anggota keluarga dapat mengetahui cara menjaga
kesehatan kulit agar terhindar dari penyakit dermatofitosis.

b. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan pemberian materi anggota keluarga mampu


a. Mengetahui apa itu Dermatofitosis dan penyebabnya
b. Mengetahui penamaan infeksi klinis Dermatofitosis
c. Mengetahui bagaimana pengobatan penyakit Dermatofitosis
d. Upaya peningkatan kesehatan agar terhindar dari penyakit Dermatofitosis
B. Garis Mata Ajar
Memberikan pendidikan kesehatan tentang Dermatofitosis
C. Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
D. Media Pembelajaran
1. Leaflet
E. Rincian Kegiatan Pembelajaran
Waktu Mahasiswa Anggota Keluarga

2 menit Pembukaan :

 Mengucapkan salam  Menjawab salam


 Menjelaskan topik yang  Mendengarkan
akan diajarkan  Mendengarkan
 Menjelaskan kontrak
waktu
6 menit Penyampaian Materi :

 Menjelaskan materi tentang  Mendengarkan dan memperhatikan


penyakit Dermatofitosis
 Bertanya yang belum dipahami
 Memberi kesempatan
peserta untuk bertanya

2 menit Penutup :
 Memperhatikan
 Mengakhiri pertemuan
 Menjawab salam
 Mengucapkan salam

F. Kriteria Evaluasi
Anggota keluarga bisa memahami dari pendidikan kesehatan yang telah dilakukan

MATERI
1. Apa itu Dermatofitosis
Dermatofitosis adalah mikosis superfisialis yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita
yang mengenai lapisan permukaan kulit yaitu stratum, korneum, rambut, dan kuku. Dermatofita
dikelompokaan dalam tiga genus yaitu trichophyton, microsporum, dan epidermophyton. Faktor-
faktor penyebab yang memegang peranan untuk terjadinya dermatofitosis adalah iklim yang panas,
hygiene sebagian masyarakat yang masih kurang dan adanya sumber penularan di
sekitarnya(Budimulja,2001)

Dermatofitosis kronis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan infeksi refrakter
yang disebabkan oleh jamur dermatofit tertentu yang gagal merespon tompi anti jamur topikal atau
sisternik dan menjadi kronis dengan episode remisi yang periodik. Sindrom dermatofitosis adalah
suatu terminologi yang menggambarkan suatu infeksi yang disebabkan oleh T rubrum yang awalnya
organisme ini berkoloni di telapak kaki (tinea pedis) sejak masa anak- anak. Infeksi ini aktif selama
bertahun- tahun infeksi lalu meluas secara autoinokulasi ke kuku-kuku jari kaki, ke sela jari kaki
(tinea interdigitalis), bahkan meluas menjadi tinea krosis dan tinea manum. Infeksi bahkan dapat
meluas hingga ke dada atau punggung. Derajat keparahan bergantung pada lokasi dan respon imWI
seluler pejamu

2. Penamaan infeksi klinis dermatofitosis


Pada penamaan infeksi klinis dermatofitosis, kata tinea mendahului nama latin untuk bagian
tubuh yang terkena:
a. Tinea kapitis merupakan infeksi jamur menular pada kepala yang menyarang batang rambut3dan
merupakan penyebab kerontokan rambut yang sering dijumpai pada anak-anak. Secara klinis
dapat ditemukan bercak bundar berwarna merah, bersisik dan kadang menjadi gambaran klinis
yang lebih berat disebut kerion.
Tinea barbae hanya terjadi pada pria. Umumnya menimbulkan lesi yang khas unilateraldan lebih sering
melibatkan area janggut daripada kulit atau bibir bagian atas.

Tinea kruris merupakan dermatofitosis


yang sering ditemukan pada daerah
lipat paha, genitalia, daerah pubis,
perineum dan perianal. Kelainan ini
dapat bersifat akut atau kronis, bahkan
dapat berlangsung seumur hidup.

b. Tinea pedis merupakan infeksi jamur pada kaki. Sering dijumpai pada orang yang dalam
kesehariannya banyak bersepatu tertutup disertai perawatan kaki yang buruk dan para pekerja
dengan kaki yang selalu atau sering basah. Tinea pedis biasanya menyerang sela-sela kaki dan
telapak kaki.
c. Tinea unguium disebut juga dermatophytic onychomycosis, ringworm of the nail) adalah
kelainan pada kuku yang disebabkan infeksi jamur dermatofita.

d. Tinea imbrikata merupakan dermatofitosis dengan gambaran khas berupa kulit bersisik dengan
sisik yang melingkarlingkar dan terasa gatal.

3. Pengobatan penyakit Dermatofitosis


Dokter akan merekomendasikan 2 jenis penanganan dermatofitosis yaitu perawatan di rumah
dan obat- obatan.
 Obat- obat
Dokter akan meresepkan obat dengan pertimbangan tingkat keparahan infeksi. Infeksi
jamur pada badan, kaki, dan pangkal paha dapat diobati dengan krim anti jamur, salap gel,
atau semprotan. Infeksi pada kulit kepala atau kuku oral seperti ketoconazole, griseofulvin,
atau terbinafine.
Infeksi pada kulit kepala juga membutuhkan pengobatan sampo anti jamur, apabila penderita
tinggal dengan orang lain di rumah, setiap orang di rumah yang sama juga harus
menggunakan sampo anti jamur. Bila semua orang menggunakan sampo anti jamur, ini
membantu mencegah anggota keluarga saling menularkan infeksi.
Terapi topical yang dapat
diberikan pada dermatofitosis
a. Obat lini pertama pada
infeksi lokal moderat
apabila obat oral tidak
dapat diberikan atau
pasien menolak sebagai
terapi tambahan
b. Krim terbinafine 2 kali selama 4 minggu sebagai terapi tambahan dapat diberikan :
moisturizer, keratolitik ( asa salisilat urea)

Terapi oral yang dapat diberikan pada dermatofitosis

Mengenai lebih dari satu lokasi jika pengobatan topical gagal

a. berikan obat oral Terbinafine 250 mg selama 2-4 minggu


b. Itraconazol 100 mg selama 4 minggu

 perawatan di rumah
selain resep dokter dan obat- obatan bebas di pasaran, dokter juga akan menyarankan
perawatan infeksi di rumah dengan melakukan beberapa hal berikut ini:
1) Hindari pakaian yang dapat menggesek area yang terinfeksi. Tutupi area terinfeksi
denan perban jika tidak dapat menghindari gesekan karna pakaian tersebut.
2) Cuci seprai dan pakaian setiap hari untuk membantu disenfeksi lingkungan sekitar.
3) Jika timbul luka garukan pada kulit yang terinfeksi, ada kemungkinan juga
mengalami infeksi bakteri pada kulit. Dokter mungkin akan meresepkan antibiotic
untuk mengobati infeksi bakteri ini.

4. Upaya peningkatan kesehatan agar terhindar dari penyakit Dermatofitosis


Upaya peningkatan kesehatan dapat dilakukan dengan cara hidup sehat, yaitu menjaga
kebersihan badan dan kebersihan lingkungan agar terhindar dari penyakit, sehingga tidak
memungkinkan untuk terinfeksi oleh mikroorganisme salah satu jamur. Namun pengetahuan
masyarakat yang masih kurang dalam menjaga kebersihan serta cara hidup yang tidak sehat
dapat menyebabkan mikroorganisme yaitu jamur untuk berkembang biak, di dukung
Indonesia merupakan Negara yang beriklim tropis dan memiliki kelembaban cukup tinggi,
sehingga memungkinkan terjadinya penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur
(Budimulja,2001).
Beberapa tipe yang biasa anda lakukan :
 Jangan menggaruk bagian yang gatal
 Kompres dingin untuk mengurangi bagian gatal
 Gunakan baju yang longgar
 Ganti baju bila berkeringat
 Jangan berbagi pakaian atau alat mandi dengan prang lain
 Lebih sering mengganti spresi dan handuk

Sumber:
Cyndi E. E. J. Sondakh, dkk. 2016. Profil dermatofitosis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr.
R. D. Kandou Manado periode Januari – Desember 201. Vol 4 (1)

PJ,MA .2018.Dermatofitosisi infeksi pada kulit disebabkan oleh jamur; disebut juga dengan nama tinea

Esthy Yuliana, Evy Ervianti.2015. Sindrom Dermatofitosis Kronis.Depatermen / staf medik Fungsional
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga:Surabaya

Anda mungkin juga menyukai