Anda di halaman 1dari 7

Nur Endah Permatasari et al.

, Determinan Penghentian Penggunaan IUD di Indonesia

Determinan Penghentian Penggunaan IUD di Indonesia


(Determinants of IUD Discontinuation in Indonesia)

Nur Endah Permatasari1, Dwi Martiana Wati2, Andrei Ramani3


Bagian Epidemiologi dan Biostatitiska Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Jember
e-mail: permatasari.nurendah@yahoo.com

Abstract

Contraceptive discontinuation is the big problem that can threat Family Planning (FP) program.
Indonesia is one of the countries in the world that has increased the contraceptive discontinuation,
especially IUD. The aim of this study was to analyze the determinants of IUD discontinuation in
Indonesia. A cross sectional study design was used in this study. Data of this study were based on the
results of IDHS 2007, with 706 samples. This research was analyzed using univariable analysis,
bivariable analysis using Chi-square, and multivariable analysis using Logistic Regression with each
significance level α=0,05. Residence, religion, economic status, exposure to mass media, FP information,
and follow up of FP didn’t have significant relationship with IUD discontinuation. Age, parity,
education, occupation, and FP discussion between husband-wife had significant relationship with IUD
discontinuation. The factors that can be used to predict the IUD discontinuation were age, parity, and
education.

Keywords: IUD, Family Planning, Discontinuation

Abstrak

Penghentian kontrasepsi merupakan masalah besar yang mengancam program Keluarga Berencana (KB).
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang mengalami peningkatan penghentian kontrasepsi,
terutama IUD. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan penghentian penggunaan IUD di
Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Data
pada penelitian ini didasarkan pada hasil SDKI 2007 dengan besar sampel sebanyak 706 sampel.
Penelitian ini dianalisis menggunakan analisis univariabel, analisis bivariabel dengan uji Chi-square, dan
analisis multivariabel dengan uji Regresi Logistik dengan tingkat kemaknaan masing-masing sebesar
α=0,05. Tempat tinggal, agama, status ekonomi, paparan media massa, informasi KB, dan mekanisme
tindak lanjut tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap penghentian penggunaan IUD. Usia,
jumlah anak, pendidikan, pekerjaan, dan diskusi KB dengan suami memiliki hubungan yang signifikan
terhadap penghentian penggunaan IUD. Faktor yang dapat digunakan untuk memprediksikan penghentian
penggunaan IUD di Indonesia yaitu usia, jumlah anak, dan pendidikan.

Kata Kunci: IUD, Keluarga Berencana, Penghentian

Pendahuluan rata-rata penghentian penggunaan kontrasepsi pada


wanita mengalami peningkatan 38% di tahun pertama
Penggunaan metode kontrasepsi dapat dikatakan hingga 64% di tahun ketiga penggunaan metode
sebagai bentuk partisipasi dalam Program Keluarga kontrasepsi [1]. Salah satu kontrasepsi yang sering
Berencana yang sampai saat ini telah menjadi norma di mengalami penghentian dalam penggunaannya adalah
banyak negara. Indikator keberhasilan program IUD.
Keluarga Berencana (KB) dapat diukur dari tingginya Data tentang angka pemakaian kontrasepsi di
prevalensi penggunaan metode kontrasepsi. Berdasarkan Indonesia cenderung mengalami penurunan dari tahun
hasil 60 Survei Demografi dan Kesehatan yang 1991 hingga 2007. Berdasarkan hasil Survei Demografi
dilakukan di 25 negara pada Tahun 1990 sampai 2009, dan Kesehatan yang dilakukan oleh Macro

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013


Nur Endah Permatasari et al., Determinan Penghentian Penggunaan IUD di Indonesia

International, Indonesia merupakan salah satu negara di sampling. Proses seleksi data dilakukan dalam tiga
dunia yang mengalami peningkatan penghentian tahap, pertama memilih responden yang berjenis
kontrasepsi IUD. Menurut data SDKI pada tahun 1991, kelamin wanita berusia 15-49 tahun dengan
proporsi pemakaian IUD sebesar 13,3%; tahun 1994: mengeluarkan responden yang berjenis kelamin pria
10,3%, tahun 1997: 8,1%, tahun 2003: 6,2%, dan pada sebesar 7.806 responden. Kedua, menyeleksi wanita
tahun 2007 turun menjadi 4,9% [2]. yang pernah/sedang menggunakan kontrasepsi dengan
Pada tahun 1991-2002/2003 IUD adalah alat mengeluarkan jumlah wanita yang tidak pernah
kontrasepsi yang menjadi prioritas pemerintah untuk menggunakan kontrasepsi sebesar 6.666 responden.
dicanangkan serta digemari oleh peserta KB hal ini Terakhir, memilih wanita yang pernah/sedang
karena dipengaruhi oleh keuntungan memakai IUD, menggunakan kontrasepsi IUD dengan mengeluarkan
misalnya adalah efektivitas IUD tinggi, langsung efektif wanita yang tidak pernah menggunakan kontrasepsi IUD
bekerja setelah dipasang, metode jangka panjang sebesar 25.500 responden, sehingga menghasilkan
(sekitar 10 tahun dan tidak perlu diganti), sangat efektif sampel penelitian sebesar 729 responden. 23 dari 729
karena tidak perlu lagi mengingat-ingat, tidak perempuan adalah data yang tidak lengkap (missing)
mempengaruhi hubungan seksual, meningkatkan sehingga jumlah akhir yang dianalisis sebesar 706
kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk responden. Persentase missing data sebesar 3,16%. Data
hamil, tidak ada efek samping hormonal, tidak yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan
mempengaruhi kualitas dan volume ASI, dapat dipasang dianalisis menggunakan analisis univariabel, bivariabel
segera setelah melahirkan atau sesudah abortus, dapat dengan uji Chi-square, dan analisis multivariabel
digunakan sampai menopause, tidak ada interaksi dengan uji Regresi Logistik dengan tingkat kemaknaan
dengan obat-obatan, dan membantu mencegah masing-masing sebesar α=0,05.
kehamilan ektopik [3]. Selain itu juga adanya kewajiban
bagi segenap lapisan masyarakat untuk melaksanakan Hasil
dan mensukseskan semua program yang dicanangkan
oleh pemerintah sehingga mempengaruhi pencapaian Dalam penelitian ini faktor yang diteliti yaitu
Program KB khususnya adalah pemakaian IUD. karakteristik demografi yang terdiri dari usia, tempat
Penghentian kontrasepsi adalah kondisi tinggal, jumlah anak, dan agama; kondisi sosial ekonomi
perempuan yang sebelumnya menggunakan setidaknya yang terdiri dari pendidikan, pekerjaan, status ekonomi,
satu metode kontrasepsi tetapi kemudian tidak dan paparan media massa; kualitas pelayanan KB yang
melanjutkan penggunaannya. Semakin menurunnya terdiri dari informasi KB dan mekanisme tindak lanjut;
penggunaan metode kontrasepsi IUD di Indonesia serta adanya diskusi KB antara suami istri.
menunjukkan bahwa penghentian penggunaan IUD di
Indonesia semakin meningkat. Hal tersebut Karakte 95%
Penghentian p-
dikhawatirkan akan terus mengalami kenaikan pada ristik CI
Penggunaan valu OR
periode selanjutnya jika tidak segera diperbaiki, Respon
IUD e
sehingga perlu ada upaya dalam mempelajari dinamika den
pemakaian metode kontrasepsi IUD. Tujuan penelitian Berhen
Lanjut
ini adalah untuk menganalisis faktor yang berhubungan ti
dengan penghentian penggunaan IUD berdasarkan N % N %
karakteristik demografi (usia, tempat tinggal, jumlah Usia
anak yang hidup, dan agama), kondisi sosial ekonomi 26
<35 36,8 112 15,8 0* 2,681 1,97-3,65
(pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, dan paparan 0
media massa), kualitas pelayanan KB (informasi yang 15
>=35 22,0 179 25,4 1
diberikan kepada klien dan mekanisme tindak lanjut), 5
serta adanya diskusi KB dengan suami. Tempat
Tinggal
Metode Penelitian Perkotaa 25
36,3 183 25,9 0,746 0,950 0,69-1,29
n 6
Penelitian ini merupakan penelitian analitik 15 22,5 108 15,3
Pedesaan 1
observasional dengan desain cross sectional. Data pada 9
penelitian ini didasarkan pada hasil SDKI 2007 yang Jumlah
dilakukan di 33 provinsi di Indonesia. Survei tersebut Anak
mewawancarai 40.701 responden. Angka tersebut 0,003
<2 89 12,6 37 5,2 1,874 1,24-2,84
dipilih dari 1.694 blok sensus, dimana setiap provinsi, *
pemilihan blok sensus di daerah perkotaan dan pedesaan 32
≥2 46,2 254 36,0 1
dilakukan dengan menggunakan multistage stratified 6

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013


Nur Endah Permatasari et al., Determinan Penghentian Penggunaan IUD di Indonesia

Karakte Karakte
Penghentian p- Penghentian p-
ristik 95% ristik 95%
Penggunaan valu OR Penggunaan valu OR
Respon CI Respon CI
IUD e IUD e
den den
Berhen Berhen
Lanjut Lanjut
ti ti
N % N % N % N %
Agama Ya 51 7,2 28 4 0,268 0,760 0,47-1,24
Non 14 36 51,6 263 37,3
20,8 106 15,0 0,784 0,957 0,70-1,31 Tidak 1
muslim 7 4
26 38,0 185 26,2 Mekanis
Muslim 1
8 me
Pendidik Tindak
an Lanjut
Tidak 17,7 8,8 0,030 2 4,1 25 3,5
56 28 1,859 1,06-3,27 Ya 0,430 0,799 0,46-1,39
sekolah 2 6 * 9
16 52,5 20,8 38
SD+SMP 66 0* 2,338 1,51-3,63 Tidak 54,7 266 37,7 1
6 3 9 6
12 36,2 38,8 Diskusi
SMA 131 0,497 0,866 0,57-1,31
2 0 7 KB
Pergurua 32,1 29,8 dengan
71 66 1
n tinggi 3 6 Suami
Pekerjaa 12 0,001
Tidak 17,8 57 8,1 1,790 1,25-2,56
n 6 *
Tidak 14 43,5 25,9 0,029 28
87 1,450 1,04-2,03 Ya 40,9 234 33,1 1
bekerja 6 8 7 * 9
20,8 9,5 0,007 * Signifikan pada α = 0,05, dengan menggunakan uji
Pertanian 70 32 1,891 1,19-3,01
9 5 * Chi-square
Bukan 19 32,9 28,4
172 1
pertanian 9 5 8 Berdasarkan karakteristik demografi, distribusi
akseptor IUD di Indonesia sebagian besar berusia tua
(52,7%), bertempat tinggal di daerah perkotaan
(62,2%), memiliki jumlah anak ≥2 (82,2%), dan
Status beragama Islam (64,2%). Ditinjau dari kondisi sosial
Ekonomi ekonomi, distribusi akseptor IUD di Indonesia lebih
Sangat 23,5 15,4 banyak menyelesaikan pendidikannya hingga tingkat
29 19 0,715 0,891 0,48-1,66
miskin 8 5 SMA (35,8%), bekerja di bidang bukan pertanian
38,2 22,7 (52,5%), status ekonomi sangat kaya (45,5%), dan
Miskin 47 28 0,426 0,810 0,48-1,36
1 6 pernah terpapar media massa (50,8%). berdasarkan
Menenga 46,1 23,0 kualitas pelayanan KB, distribusi akseptor IUD di
72 36 0,097 0,680 0,43-1,07
h 5 8 Indonesia sebagian besar tidak mendapat informasi
40,5 35,6 tentang KB (88,8%), juga tidak mendapatkan
Kaya 82 72 0,367 1,194 0,81-1,76
9 4 mekanisme tindak lanjut dari pelayanan KB (92,4).
Sangat 18 50,1 36,8 Berdasarkan adanya diskusi KB antara suami-istri,
136 1
kaya 5 4 6 distribusi akseptor IUD di Indonesia sebagian besar
Paparan menyatakan pernah mendiskusikan KB dengan
Media suaminya (74,1%).
Massa Hasil analisis bivariabel terlihat bahwa uji Chi-
Tidak 21 29,8 137 19,4 0,357 1,152 0,85-1,55 square signifikan pada variabel usia, jumlah anak,
terpapar 0 pendidikan, pekerjaan, dan diskusi KB antara suami-
20 29,0 154 21,8 istri dikarenakan kelima p-value variabel tersebut
Terpapar 1
5 kurang dari α=0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Informa penghentian penggunaan IUD cenderung terjadi pada
si akseptor yang berusia muda, memiliki jumlah anak <2,
Tentang berpendidikan rendah, tidak bekerja, dan tidak
KB mendiskusikan KB dengan suami. Sementara itu, hasil

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013


Nur Endah Permatasari et al., Determinan Penghentian Penggunaan IUD di Indonesia

uji Chi-square tidak signifikan pada variabel tempat melanjutkan penggunaan kontrasepsinya daripada
tinggal, agama, status ekonomi, paparan media massa, akseptor IUD yang tinggal di daerah pedesaan.
informasi KB, dan mekanisme tindak lanjut dikarenakan Dalam penelitian ini didapatkan hubungan yang
keenam p-value variabel tersebut menunjukkan angka signifikan antara jumlah anak berhubungan dengan
lebih dari α=0,05. penghentian penggunaan IUD. Hasil analisis bivariabel
Hasil analisis multivariabel menggunakan uji menunjukkan bahwa akseptor IUD yang memiliki
Chi-square menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel jumlah anak <2 memiliki risiko 1,874 kali lebih besar
yang berhubungan secara signifikan dengan penghentian untuk berhenti menggunakan metode tersebut daripada
penggunaan IUD, yaitu usia, jumlah anak, dan akseptor IUD yang memiliki jumlah anak ≥2. Hasil
pendidikan akseptor IUD. Hal ini didasarkan pada nilai penelitian ini searah dengan penelitian yang dilakukan
p dari ketiga variabel tersebut yang kurang dari α=0,05. oleh Maryatun, yang menyatakan bahwa terdapat
Adapun alternatif model yang dihasilkan dari analisis hubungan antara paritas dengan pemakaian metode
multivariabel pada penelitian ini: kontrasepsi [7]. Hasil analisis bivariat antara kedua
variabel ini menunjukkan kecenderungan bahwa
g (x) = -2,986 + 0,131X1 – 1,485X3(1) -0,347X5(1) – sebagian responden yang memakai metode kontrasepsi
0,314X5(2) + 0,644X5(3) IUD mempunyai paritas lebih dari 2. Ibu-ibu yang
memiliki anak lebih dari 2 menunjukkan pola
kecenderungan memakai metode kontrasepsi IUD yang
Pembahasan bertujuan untuk membatasi kelahiran.
Hasil analisis menunjukkan bahwa secara statistik
Hasil analisis bivariabel menunjukkan bahwa agama tidak berhubungan dengan penghentian
secara statistik usia berhubungan dengan penghentian penggunaan. Selain itu, akseptor IUD yang beragama
penggunaan IUD. Akseptor IUD yang berusia muda selain Islam cenderung untuk melanjutkan penggunaan
berisiko 2,681 kali lebih besar untuk berhenti kontrasepsinya daripada akseptor IUD yang beragama
menggunakan metode tersebut daripada yang berusia Islam. Hasil penelitian ini searah dengan hasil penelitian
tua. Hasil penelitian ini searah dengan penelitian yang yang dilakukan oleh Gustiana yang menyatakan bahwa
dilakukan oleh Curtis & Blanc yang menyatakan bahwa tidak ada variasi yang terjadi dalam hal penghentian
wanita yang lebih muda memiliki risiko lebih tinggi kontrasepsi karena adanya perbedaan agama [8}.
penghentian kontrasepsinya karena kegagalan Umumnya hal ini dikarenakan program KB di Indonesia
kontrasepsi dan menginginkan lebih banyak anak telah menyebar ke semua bagian negara dan diterima
daripada wanita yang lebih tua [4]. Penelitian yang oleh semua kelompok agama yang ada di Indonesia.
dilakukan oleh Kalmus et al juga mengungkapkan Pandangan agama terhadap program KB telah berubah,
bahwa wanita di kelompok usia muda memiliki risiko terutama bagi agama Islam bahwa mereka telah
lebih tinggi untuk berhenti menggunakan metode memahami program tersebut dengan baik dan
kontrasepsi daripada wanita yang lebih tua [5]. Menurut mendukungnya dengan fatwa-fatwa dari para ulama
Ayik dan Didik, proporsi drop out IUD tertinggi yang sudah beredar luas dan diterima baik di kalangan
terdapat pada kelompok usia muda daripada kelompok umat Islam.
usia tua [6]. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ditemukannya hubungan antara tingkat
Maryatun juga menyatakan adanya hubungan umur ibu pendidikan dengan penghentian penggunaan IUD pada
terhadap pemakaian metode kontrasepsi IUD [7]. penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Hasil penelitian juga menunjukkan tidak ada oleh Gustiana, yang menyatakan bahwa perempuan yang
hubungan yang signinifikan antara tempat tinggal berpendidikan rendah memiliki probabilitas yang tinggi
dengan penghentian penggunaan IUD. Menurut untuk menghentikan penggunaan kontrasepsi mereka
Gustiana, adanya perbedaan pada hasil penelitian ini [8]. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa semakin
yaitu tempat tinggal tidak berhubungan secara signifikan tinggi tingkat pendidikan akseptor IUD maka
dengan penghentian penggunaan IUD dapat disebabkan kemungkinan untuk berhenti menggunakan metode
oleh program KB di Indonesia yang telah menyebar ke tersebut semakin kecil. Penelitian yang dilakukan oleh
semua wilayah, baik di daerah perkotaan maupun Ayik dan Didik juga menyatakan bahwa pada umumnya
pedesaan [8]. Menurut Depkes RI, pemanfaatan orang yang mempunyai pendidikan rendah cenderung
pelayanan kesehatan berhubungan dengan akses memiliki pengetahuan yang kurang, termasuk
geografis, yang dimaksudkan dalam hal ini adalah pengetahuan KB beserta IUD [6]. Hasil penelitian ini
tempat memfasilitasi atau menghambat pemanfaatan. juga didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Akses geografis menghubungkan antara lokasi suplai Purba yang menyatakan bahwa ada hubungan yang
dan lokasi dari klien yang dapat diukur dengan jarak, searah antara pendidikan dengan pemakaian alat
waktu tempuh dan biaya tempuh [9]. Sehingga akseptor kontrasepsi [10].
IUD yang tinggal di daerah perkotaan cenderung untuk

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013


Nur Endah Permatasari et al., Determinan Penghentian Penggunaan IUD di Indonesia

Dalam penelitian ini didapatkan hubungan yang tindak lanjut tidak berhubungan secara signifikan
signifikan antara pekerjaan dengan penghentian terhadap keputusan akseptor IUD untuk berhenti
penggunaan IUD. Hasil analisis menunjukkan bahwa menggunakan metode tersebut menunjukkan bahwa
akseptor IUD yang bekerja di bidang bukan pertanian tidak ada perbedaan keputusan akseptor IUD baik yang
cenderung untuk melanjutkan penggunaan kontrasepsi menerima mekanisme tindak lanjut maupun yang tidak
tersebut. Hasil penelitian ini searah dengan hasil menerima mekanisme tindak lanjut untuk berhenti
penelitian yang dilakukan oleh Ayik dan Didik yang menggunakan metode tersebut. Hasil analisis
menyatakan bahwa pekerjaan memiliki hubungan yang menunjukkan bahwa akseptor IUD yang mendapatkan
signifikan dengan penghentian kontrasepsi IUD [6]. mekanisme tindak lanjut cenderung untuk melanjutkan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gustiana juga penggunaan kontrasepsi tersebut daripada akseptor IUD
menyatakan bahwa perempuan yang saat ini bekerja di yang tidak mendapatkan mekanisme tindak lanjut.
luar rumah kurang mungkin untuk menghentikan Hasil analisis menunjukkan bahwa secara
penggunaan kontrasepsi [8]. statistik diskusi KB antara suami-istri berhubungan
Tidak ditemukannya hubungan antara status dengan penghentian penggunaan IUD sehingga diskusi
ekonomi dengan penghentian penggunaan IUD sejalan KB antara suami-istri merupakan faktor risiko terhadap
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh penghentian penggunaan IUD. Akseptor IUD yang tidak
Gustiana yang menyatakan bahwa hampir tidak ada pernah mendiskusikan KB dengan suami memiliki risiko
perbedaan penghentian kontrasepsi antara wanita ditiga 1,79 kali lebih besar untuk berhenti menggunakan
tingkat status ekonomi [8]. Hal ini dikarenakan akses metode tersebut daripada akseptor IUD yang pernah
dan biaya yang dikeluarkan untuk pelayanan kontrasepsi mendiskusikan KB dengan suaminya. Hasil penelitian
yang mereka gunakan diberikan secara gratis baik untuk ini searah dengan penelitian yang dilakukan oleh
metode sederhana maupun metode kontrasepsi jangka Gustiana yang menyatakan bahwa diskusi antara suami
panjang. istri tentang KB dapat mempengaruhi tingkat
Dalam penelitian ini tidak didapatkan hubungan penghentian kontrasepsi [8]. Hasil penelitian ini juga
antara paparan media massa dengan penghentian didukung hasil penelitian oleh Fajarningtiyas yang
penggunaan IUD sehingga media massa bukan menyatakan bahwa diskusi tentang KB baik dengan
merupakan faktor risiko terhadap penghentian keluarga, teman atau kerabat dapat memberikan dampak
penggunaan IUD. Hal ini menunjukkan bahwa akseptor positif pada pencegahan penghentian kontrasepsi [11].
IUD yang mendapat paparan media massa dan akseptor Selain itu, Maryatun menyatakan pola kecenderungan
IUD yang tidak mendapat paparan media massa yang didapatkan dari hasil penelitiannya bahwa
memiliki persepsi yang sama tentang penggunaan sebagian besar ibu pengguna metode kontrasepsi IUD
kontrasepsi. Hasil analisis menunjukkan bahwa akseptor dalam mempersepsikan dukungan suami adalah pernah
IUD yang tidak terpapar pesan KB melalui media massa mendapatkan dukungan suami tersebut [7].
memiliki risiko 1,152 kali lebih besar untuk berhenti Berdasarkan model yang diperoleh dari hasil
menggunakan metode tersebut daripada akseptor IUD analisis multivariabel menggunakan uji Regresi Logistik
yang terpapar pesan KB melalui media massa. terdapat 3 variabel yang memiliki hubungan signifikan
Hasil analisis menunjukkan bahwa secara statistik terhadap penghentian penggunaan IUD, yaitu usia
informasi tentang KB tidak berhubungan dengan akseptor IUD (X1), jumlah anak akseptor IUD (X2),
penghentian penggunaan IUD sehingga informasi dan pendidikan akseptor IUD (X5). Hal ini didasarkan
tentang KB bukan merupakan faktor risiko terhadap pada nilai p dari ketiga variabel tersebut yang kurang
penghentian penggunaan IUD. Hasil analisis dari α=0,05. Pada model tersebut menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa akseptor IUD yang mendapatkan variabel usia dan riwayat pendidikan tidak sekolah
informasi tentang KB cenderung untuk melanjutkan memiliki nilai yang positif terhadap penghentian
penggunaan kontrasepsi tersebut daripada akseptor IUD penggunaan kontrasepsi. Hal ini menunjukkan bahwa
yang tidak mendapatkan informasi tentang KB. Adanya usia akseptor IUD dan riwayat pendidikan yang tidak
perbedaan pada hasil penelitian ini yaitu informasi yang bersekolah cenderung mendukung akseptor IUD untuk
diberikan kepada klien tidak berhubungan secara berhenti menggunakan metode kontrasepsi tersebut.
signifikan terhadap keputusan akseptor IUD untuk Sedangkan variabel jumlah anak dan tingkat pendidikan
berhenti menggunakan metode tersebut menunjukkan SD hingga perguruan tinggi memiliki nilai yang negatif
bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan antara akseptor terhadap penghentian penggunaan IUD. Hal ini
yang mendapat informasi tentang KB dengan akseptor menunjukkan bahwa variabel jumlah anak dan tingkat
yang tidak mendapat informasi tentang KB. pendidikan SD hingga perguruan tinggi cenderung
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara mendukung akseptor IUD untuk melanjutkan
statistik mekanisme tindak lanjut tidak berhubungan penggunaan kontrasepsinya.
dengan penghentian penggunaan IUD. Adanya Hasil analisis dan pembahasan data sekunder
perbedaan hasil dari penelitian ini yaitu mekanisme pada penelitian ini terbatas pada data yang tersedia.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013


Nur Endah Permatasari et al., Determinan Penghentian Penggunaan IUD di Indonesia

Sehingga penelitian ini tidak mampu mengatasi semua Ucapan Terima Kasih
faktor yang berhubungan dengan penghentian
penggunaan IUD karena mungkin ada faktor lain yang Terima kasih kepada Badan Kependudukan dan
dapat mempengaruhi penghentian penggunaan IUD Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur yang telah
namun tidak tersedia pada data. memberikan dukungan melalui Beasiswa Pendanaan
Skripsi tahun 2013.
Simpulan dan Saran
Daftar Pustaka
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil
penelitian ini sebagai berikut: Berdasarkan karakteristik (1) World Health Organization. Causes and
demografi, proporsi penghentian penggunaan IUD lebih Consequences of Contraceptive Discontinuation
tinggi pada akseptor yang berusia lebih muda dan yang [internet]. Switzerland: WHO Press; 2012 [diakses
memiliki jumlah anak <2. Sebaliknya, tidak ada 5 Februari 2013]. Available from:
perbedaan proporsi penghentian penggunaan IUD pada http://www.who.int/iris/bitstream_eng.pdf
tempat tinggal dan agama akseptor. Ditinjau dari (2) SDKI. Indonesia Demographic and Health Survey
karakteristik sosial ekonomi, proporsi penghentian 2007 [internet]. Calverton, Maryland, USA: BPS
penggunaan IUD lebih tinggi pada akseptor yang and Macro International; 2010 [27 Agustus 2010;
berpendidikan rendah dan yang tidak bekerja. diakses 20 Maret 2013]. Available from:
Sebaliknya, tidak ada perbedaan proporsi penghentian http://www.measuredhs.com/pubs/pdf/FR218/FR2
penggunaan IUD pada status ekonomi dan paparan 18[27August2010].pdf
media massa yang dimiliki akseptor. Berdasarkan (3) BKKBN, UNFPA. Strategi Nasional Jaminan
kualitas pelayanan KB, tidak ada perbedaan proporsi Ketersediaan Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN; 2006
penghentian penggunaan IUD pada informasi KB dan (4) Curtis S, Blanc AK. Determinant of contraceptive
mekanisme tindak lanjut yang diperoleh akseptor. Failure, switching, and discontinuation: an
Berdasarkan diskusi KB antara suami istri, proporsi analysis of DHS contraceptive histories [internet].
penghentian penggunaan IUD lebih tinggi pada akseptor Maryland: Macro International Inc; 1997 [diakses
yang tidak pernah mendiskusikan KB dengan suaminya. tanggal 24 Maret 2013] Available from:
Faktor yang dapat digunakan untuk memprediksikan http://www.measuredhs.com/pubs/pdf/AR6/AR6.p
penghentian penggunaan IUD di Indonesia yaitu usia, df
jumlah anak, dan pendidikan. (5) Kalmus D, Andrew RD, Linda FC, Stephen H,
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang Marvin R. Determinants of early implant
dapat diberikan adalah: 1) BKKBN perlu mengadakan discontinuation among lowincome women
evaluasi program yang terkait dengan proses konseling [internet]. Family Planning Perspective. 1996.
agar nantinya hal-hal yang mempengaruhi proses [diakses 11 Februari 2013] Available from:
konseling dapat diidentifikasi, sehingga proses http://www.guttmacher.org/pubs/journals/2825696
konseling yang akan dilakukan selanjutnya oleh .pdf
provider dapat segera diperbaiki baik isi informasi KB, (6) Ayik S, Didik B. Faktor yang Berpengaruh
cara penyampaian informasi KB maupun instrumen terhadap Penurunan Akseptor IUD di Beberapa
yang digunakan dalam penyampaian informasi KB; 2) Kota di Jawa Timur [internet]. Media Litbang
Pesan KB yang disampaikan melalui media massa Kesehatan Volume X Nomor 2 Tahun 2000; 2000
hendaknya konteks kalimatnya harus direvisi terlebih [diakses 12 Maret 2013] Available from:
dahulu oleh BKKBN baik pusat maupun daerah dan http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MP
perlu adanya evaluasi cara penyampaian pesannya agar K/article/view/981.pdf
nantinya pesan yang disampaikan melalui media massa (7) Maryatun. Analisis Faktor-Faktor pada Ibu yang
dapat menarik minat pembaca, serta akan lebih baik lagi Berpengaruh terhadap Pemakaian Metode
jika ada komunikasi dua arah pada saluran media massa Kontrasepsi IUD di Kabupaten Sukoharjo
yang melibatkan pendapat atau pertanyaan dari klien [internet]. Eksplanasi Volume 4 Nomor 8 Edisi
dengan seorang ahli di bidang KB sehingga informasi Oktober 2009; 2009 [diakses tanggal 20 April
yang diberikan kepada populasi yang luas akan menjadi 2013] Available from:
lebih optimal dan lebih efektif; 3) Perlu adanya inovasi http://www.kopertis6.or.id/journal/index.php/eks/a
dalam pemberian penyuluhan kepada masyarakat rticle/view/72.pdf
tentang program KB misalnya dengan metode simulasi (8) Gustiana R. Factors Associated with Contraceptive
seperti penyampaian materi pendidikan kesehatan Discontinuation in Indonesia [internet]. Tesis.
kontrasepsi dalam bentuk sosiodrama, permainan dan Mahidol University, Thailand; 2010 [diakses
dramatisasi supaya dapat meningkatkan diskusi KB tanggal 13 April 2013] Available from:
antara suami istri. http://www.populationasia.org/Publications/Resear

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013


Nur Endah Permatasari et al., Determinan Penghentian Penggunaan IUD di Indonesia

chPaper/AMCRP15.pdf
(9) Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2005.
Jakarta: Depkes RI; 2007
(10) Purba JT. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemakaian Alat Kontrasepsi pada Istri PUS di
Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu
Tahun 2008 [internet]. Tesis. Pascasarjana
Universitas Sumatra Utara Medan USU
Repository; 2009 [diakses tanggal 10 Mei 2013]
Available from:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/66
41/1/09E01788.pdf
(11) Fajarningtiyas DN. Factors Affecting The Reasons
for Discontinuation Among Modern Contraceptive
Users in Indonesia [internet]. The Finders
University of South Australia; 2010 [diakses
tanggal 15 Mei 2013] Available from:
http://www.guttmacher.org/pubs/journals/3705811
.pdf

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013

Anda mungkin juga menyukai