Anda di halaman 1dari 3

CRITICAL REVIEW JURNAL

Nama / Nrp : Ajeng Elliya Maulidia Adkha / 08211940000017


Judul Jurnal : Land use change mapping and analysis using Remote Sensing and GIS:
A case study of Simly watershed, Islamabad, Pakistan.
( Pemetaan dan analisis Perubahan Penggunaan Lahan Mengunakan
Penginderaan Jauh dan GIS: Studi Kasus Daerah Aliran Sungai Simly,
Islamabad, Pakistan)
Link Jurnal : https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1110982315000332
Tahun Penulisan : 2015
RINGKASAN :
Jurnal ini merupakann jurnal yang berisi penelitian tentang perubahan tutupan lahan/
penggunaan lahan di daerah aliran sungai Simly selama periode 20 tahun dari tahun 1992 – 2012.
Simly merupakan salah satu kawasan perairan yang berada di Islamabad, Pakistan. Sungai Simly
terletak di Dataran Tinggi Pothwar dimana wilayah ini secara geologis terdiri dari batu pasir
tersier, batu gamping, dan endapan alluvial. Sungai Simly atau merupakan tempat penampungan
air minum terbesar bagi warga Islamabad yang memiiki dua aliran utama yang mengalirkan
airnya ke Soan Nullah dan Khad Nullah. Pada penelitian ini, data yang digunakan berupa
beberapa peta tematik seperti peta penggunaan lahan, dan peta topografi serta menggunakan data
satelit. Teknik yang digunakan untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan yang terjadi di
DAS Simly ini adalah teknik overlay dengan bantuan software ArcGis. Namun sebelum
dilakukan analisis overlay pada software ArcGis, dilakukan suatu penilaian akurasi klasifikasi
citra tahun 1992 dan 2012 untuk menentukan kualitas informasi yang diperoleh dari data.
Penggunaan lahan di DAS Simly ini diklasifikasikan menjadi lima kelas, yaitu pertanian.
Permukiman, tanah kosong atau bebatuan, vegetasi, dan kawasan air. Berdasarkan analisis
overlay yang telah dilakukan antara peta tematik dan peta penggunaan lahan di Islamabad pada
tahun 1992 dan 2012, didapatkan hasil bahwa terjadi perubahan penggunaan lahan yang
signifikan. Perubahan ini terjadi pada semua klasifikasi lahan, baik mengalami penurunan
maupun peningkatan. Penurunan yang cukup besar terjadi pada klasifikasi lahan vegetasi dan
kawasan air sedangkan untuk daerah permukiman, tanah kosong atau bebatuan, dan lahan
pertanian meningkat. Lahan vegetasi menyusut dari 69% menjadi 43% dari total luas dan untuk
kawasan air yang memiliki totalan luas paling sedikit menurun dari 4% menjadi 1%. Sementara
itu untuk lahan yang mengalami peningkatan penggunaan lahannya yaitu permukiman yang
meningkat dari 6% menjadi 11%, lahan pertanian meningkat dari 11% menjadi 29%, dan tanah
kosong atau bebatuan yang meningkat dari 10% menjadi 16%. Perbandingan nilai-nilai tersebut
menunjukkan bahwa selama 20 tahun terjadi perubahan penggunaan lahan di DAS Simly.
Selama periode itu, presentase luas yang tercakup dalam lahan pertanian di DAS
meningkat 163,7%. Tren peningkatan tutupan lahan ini menunjukkan bahwa perubahan lahan di
DAS juga memperkuat nilai ekonomi dan merupakan stimulus utama pada antropogenik
pergantian tanah. Hal tersebut juga menjadi alasan mengapa kebanyakan lahan di DAS Simly ini
berubah menjadi tutupan lahan pertanian. Setelah lahan pertanian, tanah kosong merupakan
klasifikasi lahan yang memiliki peningkatan luas yang cukup besar yaitu 63,3% secara
keseluruhan. Peningkatan ini terjadi karena kegiatan penebangan hutan yang terus menerus
terjadi secara illegal. Penebangan hutan ini terjadi karena nilai pasar kayu yang tinggi serta
penggunaan kayu hutan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Hilangnya hutan ini
pada akhirnya membuat kualitas lahan menjadi kurang produktif sehingga lahan ini tidak
dimanfaatkan menjadi lahan pertanian dan ditinggalkan begitu saja menjadi lahan tandus.
Sementara itu, untuk lahan vegetasi mengalami total penurunan luas sebesar 38,2% selama kurun
waktu 20 tahun yang mana lahan vegetasi ini kebanyakan berubah menjadi lahan pertanian dan
permukiman.
Selain terjadi perubahan penggunaan dan tutupan lahan yang terjadi, DAS Simly juga
mengalami peningkatan lahan terbangun dari tahun 1992 hingga 2012 sebesar sebesar 80,1%.
Sementara itu kawasan air di DAS Simly mengalami penurunan presentase dimana luas yang
tercakup untuk kawasan air selama kurun waktu 20 tahun adalah 74,3%. Selain itu, perubahan
luas total Danau Simly juga berubah. Danau Simly sendiri merupakan salah satu sumber air dari
tiga sumber utama yang memasok air ke Islamabad dan Rawalpindi. Klasifikasi menunjukkan
bahwa luas area danau adalah 148 hektare pada tahun 1992 dan area ini berkurang menjadi 139
hektare pada tahun 2012. Perubahan tutupan lahan air ini terjadi karena aksesibilitas air yang
mudah sehingga menyebabkan kuantitas air menipis pada anak-anak sungai yang pada akhirnya
sungai pun mengering. Menipisnya kuantitas sungai dan kekeringan ini juga merupakan dampak
dari adanya lahan tandus dan pembangunan permukiman di DAS.

CRITICAL REVIEW :
Jurnal yang berjudul “Land use change mapping and analysis using Remote Sensing and
GIS: A case study of Simly watershed, Islamabad, Pakistan” ini menjabarkan fakta bahwa terjadi
perubahan penggunaan lahan di DAS Simly selama kurun waktu 20 tahun yang dianalisis melalui
software GIS. Teknik analisis yang digunakan oleh penulis jurnal pada jurnal ini menurut saya
sudah tepat dimana penulis menggunakan teknik overlay sehingga didapatkan hasil mengenai
lahan mana saja yang mengalami perubahan tutupan lahan. Lalu untuk kurun waktu penelitian,
yaitu tahun 1992-2012 menurut saya penulis jurnal sudah memilih kurun waktu yang tepat karena
untuk melihat sebuah perubahan penggunaan lahan di suatu daerah tentunya membutuhkan waktu
yang cukup lama. Jurnal ini juga melampirkan peta hasil analisis yang informatif mengenai
perubahan tutupan lahan di DAS Simly. Selain itu, pada jurnal ini telah dibahas bahwa sebagian
besar penggunaan lahan di DAS Simly ini mengalami perubahan menjadi lahan pertanian dan
permukiman yang dibangun karena kurang adanya perencanaan pembangunan yang terstruktur
dan pengelolaan DAS yang kurang tepat. Perubahan penggunaan lahan di DAS tentunya akan
berpengaruh terhadap kualitas air dan ketersediaan air di wilayah tersebut.
Selain itu, pada jurnal ini disebutkan bahwa perubahan penggunaan lahan di DAS Simly
ini dimanfaatkan untuk memperkuat ekonomi di daerah tersebut. Menurut saya, hal tersebut
merupakan salah satu perilaku yang kurang tepat karena bagaimanapun juga, pembangunan
ekonomi harus tetap mempertimbangkan dampak lingkungan yang ada. Penebangan hutan juga
terjadi di DAS Simly yang menyebabkan meningkatnya jumlah tanah kosong. Penebangan hutan
tersebut menyebabkan lahan menjadi kurang produktif dan ditinggalkan begitu saja oleh
masyarakat sekitar. Seharusnya, lahan tersebut mengalami perawatan kembali agar dapat
meningkatkan kualitasnya dan dapat digunakan lagi sebagai lahan vegetasi. Perawatan kembali
lahan kosong ini tentunya juga akan meningkatkan kualitas air serta mengurangi potensi
terjadinya beberapa bencana seperti banjir dan erosi. Selain itu, pembangunan kawasan pertanian
dan permukiman di DAS seharusnya memperhatikan regulasi-regulasi dan kemampuan lahan
pada wilayah tersebut. Karena kurang adanya pengawasan dan regulasi yang ketat, lahan vegetasi
dan kawasan air di DAS Simly menjadi target perluasan lahan pertanian dan permukiman. Oleh
karena itu, pengelolaan yang tepat terhadap sumber daya air di DAS ini sangat dibutuhkan karena
pengelolaan ini juga berkaitan dengan kualitas dan aksesibilitas air yang tentunya sangat
berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat di DAS Simly. Selain itu, setiap pembangunan yang
dilakukan sebaiknya harus menganalisis dampak lingkungan yang terjadi agar lingkungan sekitar
dan ekosistem tetap terjaga.
Pada jurnal ini, penulis juga memberikan beberapa rekomendasi terhadap studi kasus
yang ada di DAS Simly ini. Beberapa rekomendasi tersebut antara lain penanaman pohon yang
didorong oleh pejabat pemerintah dan bekerja sama dengan organisasi swasta, melindungi dan
memulihkan hutan serta memberikan insentif kepada masyarakat lokal untuk menjaga hutan,
pemerintah harus mengambil langkah yang tepat untuk memulihkan lahan yang terdegradasi,
khususnya tanah, air, dan hutan. perencanaan penggunaan lahan yang dilakukan untuk DAS yang
tepat harus dianalisis dampak lingkungan yang akan timbul (AMDAL). Menurut saya,
rekomendasi-rekomendasi yang diberikan oleh penulis masih menitikberatkan kepada usaha yang
harus dilakukan pemerintah secara khususnya, padahal lingkungan bukan hanya tanggung jawab
pemerintah melainkan tanggung jawab seluruh masyarakat juga. Selain itu, penulis
merekomendasikan untuk memulihkan lahan yang terdegradasi yang menurut saya sudah langkah
yang tepat, namun hal ini harus juga diiringi dengan upaya pencegahan agar tidak terjadi
degradasi lagi. Perencanaan pembangunan dengan memperhatikan analisis dampak lingkungan
(AMDAL) juga merupakan rekomendasi yang tepat untuk kasus di DAS Simly ini karena
pembangunan di DAS Simly ini berpengaruh terhadap kualitas lingkungan sekitar, terutama
kualitas air yang digunakan untuk kehidupan masyarakat sehari hari.

Anda mungkin juga menyukai