Anda di halaman 1dari 9

Buletin Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak

Vol 15, No. 2, Desember 2018, Hal 41-49


p-ISSN: 1412 – 7156, e-ISSN: 2579-9495

PERAWATAN PAYUDARA SEBAGAI


TREATMENT KELANCARAN ASI

Elly Trisnawati1, Amanda Distrilia2


1
Universitas Muhammadiyah Pontianak
2
Universitas Muhammadiyah Pontianak

*
e-mail: elly_occ.health@yahoo.co.id
Jalan Ahmad Yani No. 111, Pontianak

ABSTRACT

Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi, yang merupakan emulsi lemak
dalam larutan protein, laktosa dan mineral. Kolostrum yang terkandung dalam ASI pada hari
pertama sampai dengan hari ke-7 setelah ibu melahirkan, terbukti bermanfaat meningkatkan
kadar antibodi pada bayi. Besarnya manfaat ASI tidak sebanding dengan eviden based yang
muncul. Permasalahan yang terjadi justru banyak ditemukan ibu-ibu yang gagal dalam
memberikan ASI eksklusif. Permasalahan lain terkait pemberian ASI yang sering dialami oleh
ibu menyusui adalah kurang maksimalnya jumlah ASI yang masuk ke tubuh bayi, hal ini
dikarenakan tidak lancarnya ASI pada awal periode pemberiannya, sehingga berat badan bayi
tidak mengalami peningkatan secara signifikan. ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan
Muhammadiyah yang terdiri dari perempuan-perempuan produktif menjadi kelompok
potensial yang diharapkan mampu sebagai motor penggerak dalam mewujudkan masyarakat
peduli ASI di Kalimantan Barat, khususnya dalam melakukan transfer knowledge tentang
perawatan payudara sebagai treatment kelancaran ASI. Kegiatan ini difokuskan pada
masyarakat Kelurahan Mariana, yang merupakan salah satu kelompok kader-kader ‘Aisyiyah
Kota Pontianak dan bekerjasama dengan MPM (Majelis Pemberdayaan Masyarakat) PW
Muhammadiyah Kalbar.
Metode yang digunakan dalam kegiatan adalah sebagai berikut : (1) melaksanakan
penyuluhan tentang ASI dan manfaat perawatan payudara kepada ibu-ibu ‘Aisyiyah; (2)
melaksanakan pelatihan perawatan payudara sebagai treatment kelancaran ASI ; dan (3)
pembentukan kader ASI ‘Aisyiyah.
Melalui kegiatan ini diharapkan bisa menjadi inisiator dalam program kaderisasi ASI
pada masyarakat. Luaran yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah terlaksanakannya edukasi
pada kelompok sasaran serta terbentuknya skill ibu-ibu kader Áisyiyah dalam melakukan
treatment perawatan payudara. Selain itu luaran konkret lain dari program ini adalah
terbentuknya kader ASI ‘Aisyiyah sehingga bisa berlanjut sebagai trainer bagi masyarakat
sekitarnya.

Keyword : Perawatan Payudara, Kader ASI, ‘Aisyiyah, MPM

41
Buletin Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak
Vol 15, No. 2, Desember 2018, Hal 41-49
p-ISSN: 1412 – 7156, e-ISSN: 2579-9495

PENDAHULUAN
Sumber daya yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama dalam pembangunan
kesehatan. Kesehatan merupakan salah satu aspek penting selain pendidikan dan
perekonomian dalam mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Masalah kesehatan anak
merupakan salah satu permasalahan yang di hadapi di Indonesia. Berdasarkan hasil Survey
Penduduk Antar Sensus [1] masih ada kematian bayi yang terjadi di Indonesia yaitu sebesar
22,23 per 1000 kelahiran hidup. Ada beberapa penyebab tingginya kematian bayi di Indonesia
diantaranya adalah kelainan bawaan, sepsis, infeksi saluran pernafasan atas, faktor nutrisi dan
lingkungan. Sumber nutrisi bagi bayi yang mengandung gizi yang cukup dan merupakan
makanan yang sangat sempurna adalah air susu ibu (ASI)[2]. Menyusui memberi anak awal
terbaik di dalam hidupnya. ASI Eksklusif sesuai dalam Permenkes RI No. 15 tahun 2013
adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan tanpa
menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Di Indonesia hampir
9 dari 10 ibu pernah memberikan ASI, namun penelitian IDAI menemukan hanya 49,8%
yang memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan sesuai rekomendasi WHO.
Rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif ini dapat berdampak pada kualitas hidup
generasi penerus bangsa dan juga pada perekonomian nasional. Permasalahan yang sering
dialami ibu menyusui adalah pembengkakan payudara (mastitis) dan puting susu lecet, hal
tersebut disebabkan karena kurangnya perawatan payudara selama kehamilan. Survey
menunjukkan bahwa 46% ketidaklancaran ASI terjadi akibat perawatan payudara yang
kurang, 25% akibat frekuensi menyusui yang kurang dari 8x/hari, 14% akibat BBLR, 10%
akibat prematur, dan 5% akibat penyakit akut maupun kronis [3]. Provinsi Kalimantan Barat
menduduki peringkat 8 terendah dalam cakupan ASI eksklusif yakni 22,9% [4]. Permasalahan
lain terkait pemberian ASI yang sering dialami oleh ibu menyusui adalah kurang maksimalnya
jumlah ASI yang masuk ke tubuh bayi, hal ini dikarenakan tidak lancarnya ASI pada awal
periode pemberiannya. Dan ketika hal tersebut tidak diatasi segera, maka ketidaklancaran ASI
tersebut dapat berlanjut di periode waktu berikutnya dan berefek pada penghentian pemberian
ASI secara dini. Oleh karena itu, perlu adanya upaya preventif dan promotif dalam
meningkatkan jumlah ASI dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
payudara ibu menyusui, sehingga membantu pengeluaran ASI secara lancar [5].
‘Aisyiyah merupakan organisasi perempuan Muhammadiyah yang menjadi pilar
strategis Muhammadiyah sebagai gerakan perempuan dalam melaksanakan da’wah, amar
ma’ruf nahi munkar. ‘Aisyiyah memiliki Majelis Kesehatan yang bertujuan meningkatkan
kesehatan masyarakat khususnya perempuan, anak dan bayi yang berbasis pelayanan
kesehatan dan komunitas.
‘Aisyiyah juga memiliki majelis tabliq yang ada di dalam ‘Aisyiyah merupakan wadah
yang potensial dalam mengembangkan program pengabdian ini, yaitu melalui pengajian-
pengajian rutin yang dilaksanakannya oleh majelis tabliq. Potensi lain yang dimiliki ‘Aisyiyah
Kalbar adalah keberadaan anggota-anggota muda (wanita usia produktif) di wadah tersebut
yang tepat untuk menjadi sasaran dalam mengaplikasikan upaya preventif dan promotif ini
serta bisa menjadi motor penggerak keberlanjutan program sampai pada daerah, cabang dan
ranting ‘Aisyiyah. Permasalahan yang ditemukan di ‘Aisyiyah, masih terdapat ibu-ibu yang
tidak menyusui secara eksklusif serta mengalami permasalahan ketidakcukupan ASI sehingga
perlu didampingi dengan susu formula sebelum bayi memasuki usia 6 bulan. Banyak yang
mampu memberikan ASI eksklusif tetapi berat bayi tidak meningkat secara siginifikan di tiap

42
Buletin Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak
Vol 15, No. 2, Desember 2018, Hal 41-49
p-ISSN: 1412 – 7156, e-ISSN: 2579-9495

bulan penimbangan. Data tersebut berdasarkan survey kualitatif kepada anggota PW ‘


Aisyiyah. Faktor yang mempengaruhi masalah tersebut, salah satunya adalah belum
terpaparnya ibu terkait tentang treatment penunjang kelancaran ASI. Faktor inilah yang
menjadi bagian terpenting dari pemilihan kelompok sasaran karena ‘Aisyiyah memiliki 2 tipe
komponen pembentuk keberhasilan pemberian ASI dan sangat potensial untuk memperoleh
paparan treatment kelancaran ASI melalui program perawatan payudara. Program serupa
belum pernah diterapkan di lingkungan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah, sehingga pemahaman
ibu-ibu ‘Aisyiyah perlu ditingkatkan terlebih dahulu, sehingga selanjutnya dapat bergerak
secara maksimal dalam melakukan transfer knowledge dan menjadi motor penggerak dalam
membudayakan pemberian ASI eksklusif di lingkungan keluarga ‘Aisyiyah.
Dalam hal ini Lembaga Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) bekerja sama dengan
PW Muhammadiyah dalam melaksanakan kegiatan pengabdian di Kelurahan Mariana dengan
memaksimalkan kader ‘Aisyiyah di Kelurahan Mariana sebagai sasaran kegiatan. Hal ini
sejalan dengan visi MPM yaitu melakukan Pemberdayaan Masyarakat berbasis misi Penolong,
Kesengsaraan ‘Oemoem’ (PKO) dan gerakan Al-Maa’uun menuju kehidupan masyarakat
yang lebih adil, sejahtera, dan berkeadaban.
Adapun tujuan kegiatan pengabdian yaitu Melaksanakan pemberdayaan masyarakat
melalui program peningkatan knowledge tentang ASI dan manfaat perawatan payudara kepada
ibu-ibu ‘Aisyiyah, Melaksanakan pemberdayaan masyarakat melalui program pelatihan
perawatan payudara kepada ibu-ibu ‘Aisyiyah sebagai treatment kelancaran ASI dan,
Membentuk dan melakukan pendampingan kader ASI ‘Aisyiyah yang bisa menjadi promotor
ASI ke daerah, cabang dan ranting.
Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada
masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancar pengeluaran ASI [6]. Gerakan pada
perawatan payudara bermanfaat melancarkan reflek pengeluaran ASI. Produksi ASI dimulai
pada hari ke 2 – 5 setelah ibu melahirkan [7]. Selain itu juga merupakan cara efektif
meningkatkan volume ASI. Terakhir yang tak kalah penting, mencegah bendungan pada
payudara [8]. Perawatan payudara dapat dilakukan ibu pada usia kehamilan 2 bulan sebaiknya
ibu mulai menggunakan BH/bra yang dapat menopang perkembangan payudaranya. Setelah
menyusui dilakukan gerakan otot-otot badan yang berfungsi menopang payudara. Misalnya
gerakan untuk memperkuat otot pektoralis: kedua lengan disilangkan didepan dada, saling
memegang siku lengan lainnya, kemudian lakukan tarikan sehingga terasa tegangan otot-otot
di dasar payudara. Gerakan ini dapat dilakukan ibu sekali atau dua kali dalam sehari [9].
Mengompres payudara selama 2-3 menit dengan kapas yang dibasahi dengan air
hangat. Hal ini berguna merangsang dilatasinya pembuluh-pembuluh saluran payudara
sehingga ASI mudah mengalir ke areola. Gunakan kompres dingin sesudah menyusui untuk
mengurangi pembengkakan. Disamping perawatan payudara, ibu juga perlu mengetahui
keterampilan-keterampilan yang dapat digunakan oleh ibu ketika memulai pemberian ASI dan
selama periode menyusui bayi secara keseluruhan adalah masase payudara, pengeluaran ASI
secara normal (memerahpayudara), dan nipple rolling atau memuntir puting payudara [9].

43
Buletin Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak
Vol 15, No. 2, Desember 2018, Hal 41-49
p-ISSN: 1412 – 7156, e-ISSN: 2579-9495

Adapun SOP Perawatan Payudara yang dilakukan adalah sebagai berikut:


Hal yang perlu diperhatikan
a. Potong kuku tangan agar tidak melukai payudara
b. Cuci bersih tangan dan terutama jari tangan
Alat yang digunakan
a. Minyak kelapa atau baby oil
b. Handuk kering
c. Washlap
d. Baskom
e. Air hangat dan air dingin
f. Cawan

Teknik Perawatan Payudara


a. Tempelkan kapas yang sudah diberi minyak kelapa atau baby oil
selama ±5 menit, kemudian puting susu dibersihkan
b. Tempelkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara
c. Pengurutan dimulai kearah atas, kesamping, lalu kearah bawah. Dalam
pengurutan posisi tangan kiri kearah sisi kiri, telapak tangan kearah sisi
kanan
d. Pengurutan diteruskan ke bawah, ke samping selanjutnya melintang,
lalu telapak tangan mengurut kedepan kemudian kedua tangan
dilepaskan dari payudara, ulangi gerakan 20-30 kali
e. Tangan kiri menopang payudara kiri, lalu tiga jari tangan kanan
membuat gerakan memutar sambil menekan mulai dari pangkal
payudara sampai pada puting susu. Lakukan tahap yang sama pada
payudara kanan, lakukan dua kali gerakan pada setiap payudara
f. Satu tangan menopang payudara, sedangkan tangan yang lain
mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah tepi kearah puting
susu. Lakukan tahap yang sama pada kedua payudara. Lakukan
gerakan ini sekitar 30 kali.
g. Selesai pengurutan, payudara disiram dengan air hangat dan dingin
bergantian selama ±5 menit, keringkan payudara dengan handuk bersih
kemudian gunakan BH yang bersih dan menopang.
Durasi perawatan payudara
30 menit

Tahapan akhir dari rangkaian program pengabdian ini adalah pembentukan kader ASI
‘Aisyiyah. Tujuan pembentukan kader ini adalah untuk menjadi perpanjangan tangan upaya
edukasi terkait treatment perawatan payudara sekaligus sebagai promotor warga ‘Aisyiyah
peduli ASI yang bergerak ke daerah-daerah. Ibu-ibu ‘Aisyiyah yang telah diberikan edukasi
dan telah dilatih akan menjadi penyuluh ASI ke daerah, cabang dan ranting ‘Aisyiyah se-
Kalimantan Barat. Akan dilakukan pemetaan sumber daya pada level pimpinan wilayah
‘Aisyiyah untuk dapat menjadi motor penggerak ke PDA sampai PRA melalui berbagai
macam kegiatan yang dilaksanakan di daerah hingga ranting, seperti penyuluhan di kegiatan-
kegiatan pengajian rutin. Kegiatan ini sekaligus diharapkan dapat menghidupkan kembali

44
Buletin Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak
Vol 15, No. 2, Desember 2018, Hal 41-49
p-ISSN: 1412 – 7156, e-ISSN: 2579-9495

ghirah ber’Aisyiyah sampai level ranting. Melalui kader ASI ‘Aisyiyah ini juga diharapkan
seluruh masyarakat, khususnya warga ‘Aisyiyah, dapat terpapar informasi tentang ASI secara
keseluruhan dan tentang perawatan payudara sebagai salah satu treatment kelancaran ASI.
Indikator capaian produk pengabdian ini adalah :
1. Terlaksanakannya pemberdayaan masyarakat melalui program peningkatan knowledge
tentang manfaat perawatan payudara kepada ibu-ibu kader ‘Aisyiyah
2. Terlaksanakannya pemberdayaan masyarakat melalui program pelatihan perawatan
payudara kepada ibu-ibu kader ‘Aisyiyah sebagai treatment kelancaran ASI
3. Terbentuk kader ASI ‘Aisyiyah yang bisa menjadi promotor ASI ke daerah, cabang dan
ranting
4. Dihasilkannya Video Tutorial SOP Perawatan Payudara
5. Tersosialisasinya kegiatan pengabdian melalui kegiatan diseminasi dan publikasi
6. Modul Teknis Perawatan Payudara
7. Buku Ajar Manajemen Laktasi dan Teknis Perawatan Payudara (sebagai luaran tambahan)

METODE PENGABDIAN
Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian adalah sebagai berikut :

Tahap Persiapan

SDM, Peralatan Treatment dan Pembuatan Media Film (Video)

Koordinasi dan Sosialisasi Tujuan Program Pengabdian

Pelaksanaan Program

Evaluasi Kegiatan

Penyusunan Pelaporan

Diseminasi Hasil Kegiatan Pengabdian

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah: (1) melakukan tahap persiapan; (2)
mempersiapkan SDM, peralatan treatment dan pembuatan media film (video); (3) melakukan
koordinasi dan sosialisasi tujuan program pengabdian; (4) melaksanakan program intervensi
perawatan payudara di Kelurahan Mariana; (5) melakukan evaluasi kegiatan; (6) melakukan
penyusunan pelaporan; (7) melakukan diseminasi hasil kegiatan pengabdian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan pengabdian dilakukan di Kelurahan Mariana Kota Pontianak yang merupakan
salah satu wilayah kerja kegiatan ‘Aisyiyah Kota Pontianak. Kelurahan Mariana terdiri dari
10 RW dan 44 RT serta memiliki luas wilayah sebesar 0,50 Km2 dan luas luas wilayah
pemukiman sebesar 0,25 Km2. Batas wilayah Kelurahan Mariana sebelah Utara adalah Kec.

45
Buletin Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak
Vol 15, No. 2, Desember 2018, Hal 41-49
p-ISSN: 1412 – 7156, e-ISSN: 2579-9495

Pontianak Barat, sebelah Barat adalah Sui. Jawi, sebelah Timur adalah Sui. Kapuas, dan
sebelah Selatan adalah Kel. Tengah. Dalam kegiatan ini tim pengabdi melibatkan berbagai
pihak antara lain pihak Kelurahan Mariana sebagai wilayah terpilih beserta kader-kader
‘Aisyiyah di wilayah tersebut, serta tim Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PW
Muhammadiyah Kalimantan Barat.
Kegiatan pertama yang dilaksanakan adalah edukasi dan pelatihan perawatan payudara
di Surau Darussa’adah Kelurahan Mariana pada 19 Februari 2018 jam 16.00 WIB.
Sebelumnya telah dilakukan koordinasi intensif dengan pihak kelurahan, dan langsung
disetujui oleh ibu lurah. Dalam kegiatan tersebut, peserta sangat antusias mengikuti kegiatan.
Mereka menganggap bahwa materi yang disampaikan adalah sesuatu informasi baru, karena
focus pada konsep dan tata cara dalam perawatan payudara. Peserta yang menjadi sasaran
dalam kegiatan ini adalah ibu usia produktif yang tinggal di RW 10 Kelurahan Mariana dan
merupakan kader-kader ‘Aisyiyah. Dari 40 orang yang diundang, sebanyak 34 orang dapat
hadir dan mengikuti rangkaian kegiatan secara penuh. Tidak maksimalnya jumlah peserta
dalam kegiatan jika dibandingkan dengan target peserta, disebabkan oleh karena saat
berlangsungnya kegiatan pengabdian cuaca sedang hujan, sehingga beberapa tamu undangan
tidak bisa hadir dalam kegiatan edukasi dan pelatihan ini.
Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh kepala lurah Kelurahan Mariana dan
dilanjutkan dengan perkenalan dan pemaparan tujuan kegiatan oleh tim pengabdi. Kegiatan
selanjutnya dilakukan penyebaran kuesioner pre test kepada peserta yang hadir untuk
mengukur pengetahuan dan pemahaman peserta mengenai perawatan payudara. Selanjutnya
dilaksanakan penyuluhan mengenai perawatan payudara oleh tim pengabdi dalam kurun waktu
60 menit dan dilanjutkan dengan diskusi selama kurang lebih 60 menit.
Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan tersebut, selain pemberian materi melalui
power point dan video juga dilakukan simulasi perawatan payudara menggunakan phantom
sehingga peserta yang hadir dapat mengikuti dengan baik proses perawatan payudara yang
sesungguhnya. Pada saat yang bersamaan peserta dibagikan modul yang berisi materi yang
akan disampaikan.
Adapun materi yang disampaikan pada saat penyuluhan adalah mengenai pengertian
perawatan payudara, penting nya perawatan payudara pada masa menyusui, waktu
pelaksanaan yang tepat dalam melakukan perawatan payudara, dan alat yang dibutuhkan untuk
melalukan perawatan payudara, serta teknik pelaksanaan perawatan payudara yang dapat
dilakukan oleh ibu secara mandiri. Dalam pelaksanaan tersebut peserta sangat antusias
menyimak arahan yang diberikan.
Setelah kegiatan penyuluhan dilaksanakan, selanjutnya diadakan sesi tanya jawab.
Banyak dari peserta yang menyuarakan pengalaman serta bertanya mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan kelancaran ASI dan perawatan payudara. Peserta sangat antusias dalam sesi
tanya jawab.
Kegiatan selanjutnya adalah pembentukan kelompok pendukung ASI yaitu “Kader ASI
‘Aisyiyah”. Kegiatan ini berhasil membentuk satu kelompok kader ASI yang terdiri dari 5
orang ibu yang bersedia menjadi kader dan bersedia membantu serta membimbing ibu-ibu
yang mempunyai bayi untuk memberikan ASI secara eksklusif.
Pembentukan kader ASI mempunyai peran yang sangat penting bagi warga khususnya
ibu yang mempunyai bayi di wilayah tersebut. Peran kader ASI adalah untuk membantu ibu
yang mempunyai bayi untuk bias memberikan ASI eksklusif bagi bayinya. Kader ASI akan

46
Buletin Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak
Vol 15, No. 2, Desember 2018, Hal 41-49
p-ISSN: 1412 – 7156, e-ISSN: 2579-9495

siap membantu ibu yang kesulitan atau mempunyai beberapa masalah yang dapat di diskusikan
dengan kader ASI berhubungan dengan kelancaran ASI ibu maupun proses pemberian ASI
eksklusif.
Setelah serangkaian kegiatan telah dilaksanakan, maka yang terakhir adalah peserta
dibagikan kuisioner post test untuk mengukur seberapa besar peningkatan pengetahuan dan
pemahaman peserta terhadap materi yang telah diberikan. Hasil analisa terhadap hasil pre-test
dan post-test dengan menggunakan analisa Wilcoxon. Adapun hasil yang diperoleh adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.
Hasil Analisa Pre Test dan Post Test serta Peningkatan Pengetahuan
Tentang Perawatan Payudara

Pengetahuan Peserta Rata – rata nilai P


Sampel value
Pre Post sd
Meningkat Tetap Menurun Sd
test test
34 100 0 0 5,65 1,041 9,74 0,567 0.000

Berdasarkan data diatas, dengan uji Wilcoxon didapatkan hasil bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara pengetahuan santri sebelum dan sesudah kegiatan dengan p
value 0,000. Nilai pre-test dan post-test terdapat perbedaan rata-rata yaitu 5,65 dan 9,74.
Kemudian dari 34 peserta yang hadir, ternyata 100% peserta mengalami peningkatan
pengetahuan mengenai perawatan payudara, dan tidak ada yang mengalami penurunan atau
tetap pengetahuannya mengenai perawatan payudara.
Kegiatan yang dilakukan sudah tepat yaitu dengan menampilkan video tutorial
perawatan payudara dan simulasi langsung dengan menggunakan phantom sekaligus
membagikan modul berisi materi mengenai perawatan payudara. Peserta dapat dengan jelas
melihat dan bertanya mengenai hal yang tidak dimengerti. Dengan dilaksanakannya sesi tanya
jawab diakhir penyuluhan, peserta termotivasi untuk mendengarkan dan memahami dengan
serius materi yang disampaikan pada saat penyuluhan dengan harapan dapat menyelesaikan
permasalahan ASI yang dialami nya. Oleh karena itulah, mereka hampir semua memahami
materi yang disampaikan. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan nilai pre-test dengan post-test
dari pertanyaan yang dijawab peserta.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mowor (2013) [10], yang
menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan praktek pemberian ASI di
Puskesmas Bahu Kota Manado (p value: 0,000). Penelitian yang dilakukan oleh Sulistiyawati
(2017) [11] yang berjudul “Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian ASI
eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember” juga menunjukkan hasil yang
sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
terhadap pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember (p
value: 0,003).
Pengetahuan dan kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku baru atau adopsi
melalui proses yang disadari oleh pengetahuan, kesadaraan, dan sikap yang positif, maka

47
Buletin Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak
Vol 15, No. 2, Desember 2018, Hal 41-49
p-ISSN: 1412 – 7156, e-ISSN: 2579-9495

perilaku tersebut akan bersifat langgeng (longlasting). Sebaliknya perilaku yang tidak disadari
oleh pengetahuan dan kesadaraan maka perilaku tersebut tidak akan berlangsung lama [12].
Pengetahuan merupakan faktor penting yang mempengaruhi sikap dan perilaku
sesorang. Kurangnya pengetahuan dapat berpengaruh pada tindakan yang dilakukan karena
pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposisi untuk terjadinya perilaku. Oleh karena
itu untuk mendidik masyarakat agar mempunyai perilaku yang baik, santri perlu diberikan
pengetahuan. Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi pola pikir daya cerna seseorang
terhadap informasi yang diterima dan Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin
tinggi pula informasi yang dapat diserap dan tingginya informasi yang diserap mempengaruhi
tingkat pengetahuannya, demikian juga sebaliknya.
Orang yang berpendidikan tinggi lebih besar kepeduliannya terhadap masalah
kesehatan dan peningkatan pendidikan akan meningkatkan tingkat partisipasi warga dalam
menjaga kesehatan. Selain promosi kesehatan yang dilakukan dengan metode ceramah, dalam
kegiatan ini juga dibagikan modul dan leaflet mengenai perawatan payudara saat peserta akan
pulang. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mengingat proses
perawatan payudara yang telah disampaikan pada saat penyuluhan dilaksanakan. Karena
dalam pendidikan kesehatan, metode leaflet yang bersifat individual ini digunakan untuk
membina perilaku baru , atau seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku
atau inovasi (perubahan sikap untuk mau menerapkan perawatan payudara). Penjelasan yang
dibaca dan dilihat dari leaflet yang menarik dapat membawa perubahan, ia tertarik atau dalam
menerima perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi
dari sebuah leaflet itu mempunyai dasar pengertian kesadaran yang kuat [12].
Dengan peningkatan pengetahuan ini, diharapkan timbulnya kesadaran para peserta
dalam bentuk sikap dan tingkah laku untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya dan
melakukan perawatan payudara sebagai upaya melancarkan produksi ASI. Kegiatan
selanjutnya sebagai tahapan pemantauan tim kader ASI ‘Aisyiyah, dilakukan tahapan
monitoring untuk memantau keberlanjutan tim kader ASI tersebut. Kelima kader yang telah
dibentuk dan berkomitmen sebagai promotor ASI eksklusif melakukan transfer knowledge
kepada ibu-ibu yang wilayah sekitarnya. Melalui media film/video dan modul yang dihasilkan
oleh tim pengabdi, para kader melanjutkan tahapan edukASI kepada masyarakat sekitar.

KESIMPULAN
Kegiatan pengabdian ini dapat dilaksanakan sesuai rencana dengan dukungan yang
optimal dari beberapa pihak, seperti Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Kalbar, Pimpinan
Muhammadiyah Kalbar khususnya Majelis Pemberdayaan Masyarakat serta pihak Kelurahan
Mariana yang sangat membantu dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan di wilayahnya.
Antusiasime dan komitmen sasaran kegiatan menjadi salah satu penilaian positif yang telah
diperoleh oleh tim pengabdi dalam kegiatan ini.
Berdasarkan dari evaluasi hasil pre test dan post test diperoleh hasil bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara nilai pengetahuan peserta sebelum dan sesudah kegiatan
dengan p value 0,000. Dari 34 peserta yang hadir 100% peserta mengalami peningkatan
pengetahuan mengenai perawatan payudara.
Dengan adanya peningkatan pengetahuan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan
sikap dan perilaku peserta khususnya wanita usia produktif dalam memberikan ASI eksklusif

48
Buletin Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak
Vol 15, No. 2, Desember 2018, Hal 41-49
p-ISSN: 1412 – 7156, e-ISSN: 2579-9495

dan melakukan perawatan payudara sebagai upaya meningkatkan produksi ASI agar dapat
memberikan ASI eksklusif pada bayi.

UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih kami ucapkan kepada LPPM UM Pontianak yang telah mendanai program
pengabdian ini, terima kasih juga kepada Lembaga ‘Aisyiyah dan MPM yang telah
memfasilitasi kegiatan ini serta Kelurahan Mariana dan warga yang hadir dalam kegiatan
intervensi perawatan payudara.

PUSTAKA
[1]. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2013.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta.
[2]. Maryunani, Anik. 2015. Asuhan Ibu Nifas dan Asuhan Ibu Menyusui. CV. Trans Info
Media. Jakarta
[3]. Depkes RI. 2010. Capaian Pembangunan Kesehatan Tahun 2010. Jakarta

[4]. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016. Jakarta : Kemenkes RI; 2016.
[5]. Prasetyono, D.S. 2009. ASI Eksklusif Pengenalan,Praktik dan
Kemanfaatankemanfaatannya. Diva Press. Yogyakarta
[6]. Elisabeth, Siwi W dan Endang P. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
[7]. Proverawati,A., dan Eni,R. 2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Nuha Medika.
Yogyakarta
[8]. Pramitasari RD, Saryono. 2009. Perawatan Payudara. Yogyakarta: Mitra Cendekia
[9]. Varney, H., Kriebs, J & Gegor, C. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC
[10]. Mowor Mariane, 2013. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pemberian ASI
Eksklusif pada Ibu Menyusui di Puskesmas Bahu Kota Manado. Jurnal publikasi.
[11]. Sulistyawati, 2017. Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian ASI
eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember. Jurnal Publikasi.
[12]. Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat : Prinsip-prinsip Dasar.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.

49

Anda mungkin juga menyukai