Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“RETARDASI MENTAL”

Di Susun Oleh :
Nama Kelompok 5 :
1. Dea Putri Eka Nurulita (P1337420418009)
2. Fasichatul Muslimawati (P1337420418015)
3. M. Riza Bayhaqi (P1337420418028)
4. Sintha Putri N. (P1337420418035)
5. Eni Muntafia (P1337420418105)
6. Nina Khilmiyana (P1337420418043
Kelas : 1A
Dosen Pembimbing : Siswoko,S.Kep,Ns,M.Sc
Mata Kuliah : Psikologi

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN BLORA
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang 
Banyak orangtua yang menganggap bahwa anak-anak yang memiliki
kebutuhan khusus merupakan suatu aib yang sngat besar dan memalukan bagi
keluarga. Dan tidak jarang mereka membuang atau menggugurkan janin yang
ada di rahim mereka.
Salah satu dari anak yang memiliki kebutuhan khusus itu adalah anak
yang memiliki IQ di bawah 70, dan pada umumnya orangtua akan
menganggap anak meeka bodoh.
Anak-anak yang memiliki IQ di bawah 70 ini jarang sekali dapat
mengurus dirinya sendiri dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
Untuk itu, peran orangtua sangat di butuhkan namun jarang sekali orangtua
sadar dan mengerti akan kebutuhan anaknya.

1. 2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dinamakan dengan Retardasi Mental ?
2. Apa saja tingkatan Retardasi Mental ?
3. Bagaimana ciri-ciri Retardasi Mental ?
4. Apa saja penyebab dari Retardasi Mental ?
5. Bagaimana cara penanggulangan dan penyembuhan dari Retardasi
Mental ?

1.3     Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa itu Retardasi Mental.
2. Untuk menambah wawasan tentang psikologi abnormal.
3. Agar pembaca dapat mengetahui definisi, ciri-ciri, tingkatan, dan
pencegahan dari Retardasi Mental.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Retardasi Mental


Keterbelakangan Mental atau lazim disebut Retardasi Mental (RM)
yaitu suatu keadaan dimana keadaan dengan Intelegensia yang kurang
(subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak-
anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara
keseluruhan, tetapi gejala utama ialah Intelegensi yang terbelakang. Retardasi
Mental disebut juga Oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa)
atau Tuna Mental. Keadaan tersebut ditandai dengan fungsi kecerdasan
umum yang berada dibawah rata-rata dan disertai dengan berkurangnya
kemampuan untuk menyesuaikan diri atau berprilaku adaptif.
Retardasi Mental sebenarnya bukan suatu penyakit walaupun retardasi
mental merupakan hasil dari proses Patologik di dalam otak yang
memberikan gambaran keterbatasan terhadap Intelektualitas dan fungsi
Adaptif. Retardasi Mental ini dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa
maupun gangguan fisik lainnya.

2.2Tingkatan Retardasi Mental


Pada kenyataannya IQ (Intelligence Quotient) bukanlah satu-satunya
patokan yang dapat dipakai untuk menentukan berat ringannya Retardasi
Mental.Melainkan harus dinilai berdasarkan sejumlah besar keterampilan
spesifik yang berbeda.Penilaian tingkat kecerdasan harus berdasarkan semua
informasi yang tersedia, termasuk temuan Klinis, Prilaku Adaptif dan hasil
Tes Psikometrik. Sebagai kriteria dan bahan pertimbangan dapat dipakai juga
kemampuan untuk dididik atau dilatih dan kemampuan sosial atau
kerja.Tingkatannya mulai dari taraf yang Ringan, Taraf Sedang, Taraf Berat,
dan Taraf Sangat Berat. Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada
laki-laki dibandingkan dengan perempuan.
 Retardasi Mental Ringan
IQ sekitar 50-55 sampai 70.Sekitar 85 % dari orang yang terkena
Retardasi Mental.Pada umumnya anak-anak dengan Retardasi Mental Ringan
ini tidak dapat dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau
kedua disekolah.
 Retardasi Mental Sedang
IQ sekitar 35-40 sampai 50-55
 Retardasi Mental Berat
IQ sekitar 20-25 sampai 35-40.
 Retardasi Mental Sangat Berat
IQ dibawah 20 atau 25.

2.3   Ciri-ciri Retardasi Mental


Pada pemeriksaan fisik pasien dengan Retardasi Mental dapat
ditemukan berbagai macam perubahan bentuk fisik, misalnya perubahan
bentuk kepala: Mikrosefali ( Kepala kecil), Hidrosefali ( Kepala membesar
yang berisi cairan ), dan Sindrom Down. Wajah pasien dengan Retardasi
Mental sangat mudah dikenali seperti Hipertelorisme ( Kedua Mata
terpisah jauh ), lidah yang menjulur keluar, gangguan pertumbuhan gigi
dan ekspresi wajah tampak tumpul.

2.4   Penyebab Retardasi Mental


Beberapa penyebab retardasi mental yaitu:
1. Akibat Infeksi dan/atau Intoksikasi.
Dalam Kelompok ini termasuk keadaan Retardasi Mental karena
kerusakan jaringan otak akibat infeksi Intrakranial, cidera Hipoksia
(kekurangan oksigen), cidera pada bagian kepala yang cukup berat, Infeksi
sitomegalovirus bawaan, Ensefalitis, Toksoplasmosis kongenitalis,
Listeriosis, Infeksi HIV, karena serum, obat atau zat toksik lainnya.
2. Akibat Rudapaksa dan atau Sebab Fisik Lain.
Rudapaksa sebelum lahir serta juga trauma lain, seperti sinar x,
bahan kontrasepsi dan usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan
kelainan Retardasi Mental, Pemakaian alkohol, kokain, amfetamin dan
obat lainnya pada ibu hamil, Keracunan metilmerkuri, Keracunan timah
hitam juga dapat mengakibatkan Retardasi Mental.
3. Akibat Gangguan Metabolisme, Pertumbuhan atau Gizi.
Semua Retardasi Mental yang langsung disebabkan oleh gangguan
Metabolisme (misalnya gangguan metabolime lemak, karbohidrat dan
protein), Sindroma Reye, Dehidrasi hipernatremik, Hipotiroid kongenital,
Hipoglikemia (diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik),
pertumbuhan atau gizi termasuk dalam kelompok ini hal-hal seperti
Kwashiorkor, Marasmus, Malnutrisi dapat mengakibatkan Retardasi
Mental.
4. Akibat Kelainan pada Kromosom
Kelainan ini bisa diartikan dengan kesalahan pada jumlah
Kromosom (Sindroma Down), defek pada Kromosom (sindroma X yang
rapuh, sindroma Angelman, sindroma Prader-Willi), dan Translokasi
Kromosom.
5. Akibat Kelainan Genetik dan Kelainan Metabolik Yang Diturunkan.
Seperti Galaktosemia, Penyakit Tay-Sachs, Fenilketonuria,
Sindroma Hunter, Sindroma Hurler, Sindroma Sanfilippo, Leukodistrofi
metakromatik, Adrenoleukodistrofi, Sindroma Lesch-Nyhan, Sindroma
Rett, Sklerosis tuberose.
6. Akibat Penyakit Otak Yang Nyata (Postnatal).
Dalam kelompok ini termasuk Retardasi Mental akibat Neoplasma
(tidak termasuk pertumbuhan sekunder karena rudapaksa atau peradangan)
dan beberapa reaksi sel-sel otak yang nyata, tetapi yang belum diketahui
betul etiologinya (diduga herediter).Reaksi sel-sel otak ini dapat bersifat
degeneratif, infiltratif, radang, proliferatif, sklerotik atau reparatif.
7. Akibat Penyakit/Pengaruh Pranatal Yang Tidak Jelas.
Keadaan ini diketahui sudah ada sejak sebelum lahir, tetapi tidak
diketahui etiologinya, termasuk Anomali Kranial Primer dan Defek
Kogenital yang tidak diketahui sebabnya.
8. Akibat Prematuritas dan Kehamilan Wanita diatas 40 tahun.
Kelompok ini termasuk Retardasi Mental yang berhubungan
dengan keadaan bayi pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500
gram dan/atau dengan masa hamil kurang dari 38 minggu.Serta
behubungan pula dengan kehamilan anak pertama pada wanita Adolesen
dan diatas 40 tahun.
9. Akibat Gangguan Jiwa Berat.
Untuk membuat diagnosa ini harus jelas telah terjadi gangguan
jiwa yang berat itu, dan tidak terdapat tanda-tanda patologi otak.
10. Akibat Deprivasi Psikososial dan Lingkungan
Retardasi Mental dapat disebabkan oleh fakor-faktor Biomedik
maupun Sosio-budaya seperti Kemiskinan, Status ekonomi rendah,
Sindroma deprivasi.Contohnya Gangguan gizi yang tergolong berat dan
berlangsung lama dibawah dan sebelum umur 4 tahun sangat
memepengaruhi perkembangan otak dan dapat mengakibatkan Retardasi
Mental. Namun keadaan gangguan Gizi ini dapat diperbaiki dengan
memperbaiki gizi sebelum usia menginjak umur 6 tahun, namun tetap saja
intelegensi yang rendah itu sudah sukar ditingkatkan walaupun anak itu
dibanjiri dengan makanan bergizi.

2.5   Pencegahan dan Pengobatan


Untuk mendiagnosa Retardasi Mental pada seseorang dengan tepat,
perlu diambil Anamnesa dari orang tua dengan sangat teliti mengenai
kehamilan, persalinan dan perkembangan anak.Bila mungkin dilakukan
juga pemeriksaan Psikologi, bila perlu diperiksa juga di laboratorium,
diadakan evaluasi pendengaran dan bicara.Observasi Psikiatrik dikerjakan
untuk mengetahui adanya gangguan Psikiatrik disamping Retardasi Mental
itu sendiri.
Pencegahan Primer pada orang dengan Retardasi Mental dapat
dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada masyarakat, perbaikan
keadaan Sosio-Ekonomi, Konseling Genetik dan Tindakan Kedokteran
(seperti perawatan Prenatal yang baik, pertolongan persalinan yang baik,
kehamilan pada wanita Adolesen dan diatas 40 tahun dikurangi dan
pencegahan peradangan otak pada anak-anak).
Pencegahan Sekunder meliputi diagnosa dan pengobatan dini
peradangan otak, Perdarahan Subdural, Kraniostenosis (sutura tengkorak
menutup terlalu cepat, dapat dibuka dengan Kraniotomi; pada Mikrosefali
yang Kogenital, operasi tidak menolong).
Pencegahan Tersier merupakan pendidikan penderita atau latihan
khusus sebaiknya disekolah luar biasa. Dapat diberi Neuroleptika kepada
yang gelisah, Hiperaktif atau Dektruktif.
Konseling kepada orang tua dilakukan secara Fleksibel dan
Pragmatis dengan tujuan antara lain membantu mereka dalam mengatasi
Frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan Retardasi Mental. Orang
tua sering menghendaki anak diberi obat, oleh karena itu dapat diberi
penerangan bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat membuat
anak menjadi pandai, hanya ada obat yang dapat membantu pertukaran Zat
(Metabolisme) sel-sel otak.
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang
(subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa
anak).Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara
keseluruhan, tetapi gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang. Retardasi
mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa)
atau tuna mental.
Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental
merupakan hasil dari proses patologik di dalam otak yang memberikan
gambaran keterbatasan terhadap intelektual dan fungsi adaptif. Retardasi
mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik
lainnya.
Jadi, sebagai orangtua harus menjaga dan mengerti atas kebutuhan
anaknya, serta tidak menjatuhkannya namun, membimbing ia agar menjadi
anak yang memiliki potensi khusus di balik kekurangannya.

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

http://anakbayi.com/tanya-jawab/apakah-retardasi-mental-itu-karena-keturunan

http://www.jevuska.com/2007/01/19/retardasi-mental

http://unordinary-world.blogspot.com/2009/03/penyebab-keterbelakangan-
mental.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Ski

http://primanetcangkring.blogspot.com/2014/11/-retardasi.html

Anda mungkin juga menyukai