Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Analisis Pengaruh Massa Jenis terhadap Kualitas Minyak


Goreng Kelapa Sawit Menggunakan Alat Ukur Massa Jenis dan
Akuisisinya pada Komputer
Warsito, Gurum Ahmad Pauzi, Miftahul Jannah

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung


Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
Email : warsito@unila.ac.id

Abstrak. Telah dianalisis kualitas minyak berdasarkan perubahan massa jenisnya


menggunakan alat ukur massa jenis dengan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega
8535 sebagai sistem akuisisi data. Pada penelitian ini menggunakan dua perangkat yaitu
perangkat keras dan perangkan lunak. Perangkat keras terdiri dari rangkaian sensor,
rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMega 8535. Sensor optik yang digunakan
ialah LDR (Light Dependent Resistor) sebagai receiver dan menggunakan LED sebagai
transmitter Rangkaian sensor digunakan untuk mendeteksi massa benda berupa intensitas
cahaya yang terdiri dari sensor LDR dn LED yang menghasilkan keluaran berupa tegangan.
Sinyal analog yang dihasilkan oleh LDR memiliki rentang 3,99 – 4,51 Volt, nilai keluaran
ini cukup besar sehingga tidak perlu menggunakan pengkondisi sinyal. Sinyal keluaran
selanjutnya menjadi inputan pada mikrokontroler dan diubah kedalam sinyal digital oleh
ADC yang terdapat pada mikrokontroler ATMega 8535. Sinyal keluaran dari mikrokontroler
ATMega 8535 akan dikirim menggunakan K-125 ke PC selanjutnya diproses sehingga
didapatkan kesetaraan nilai massa dengan ADC dan dilakukan proses perhitungan massa
jenis menggunakan bantuan program Visual Basic 6.0 dan ditampilkan ke monitor PC.
Perangkat lunak yang digunakan pada penelitian ini adalah BASCOM AVR untuk
pemrograman mikrokontroler dan Visual Basic 6.0 untuk program komunikasi serial
komputer. Adapun range pengukuran pada alat ini yaitu untuk massa memiliki batasan 0,05
– 2,80 kg dan volume antara 0,10 – 1,80 liter. Pengukuran dilakukan pada minyak yang
belum mengalami pemanasan, 30 menit pemanasan, dan 1 jam pemanasan. Dari ketiga
minyak tersebut didapatkan nilai massa jenis terbesar pada minyak goreng yang belum
mengalami pemanasan. Hal ini dikarenakan minyak goreng kelapa sawit yang telah
digunakan mengalami pemanasan sehinggaa ikatan antar molekulnya berkurang dan
menyebabkan kerapatan minyak berkurang. Minyak kelapa sawit yang belum dipakai
memiliki nilai kerapatan yang paling besar karena minyak tersebut belum mengalami
pemanasan sehingga molekul –molekulnya tidak mengalami perenggangan.

Kata kunci: Massa Jenis, Minyak Goreng Kelapa Sawit, Alat Ukur

PENDAHULUAN kebutuhannya semakin lama semakin


meningkat.
Menggoreng adalah suatu proses untuk Minyak dapat bersumber dari tanaman,
memasak bahan pangan menggunakan misalnya minyak zaitun, minyak jagung,
lemak atau minyak pangan. Minyak pangan minyak kelapa sawit, dan minyak biji
yang biasa kita kenal dengan minyak matahari. Minyak, khususnya minyak
goreng merupakan kebutuhan pokok nabati, mengandung asam-asam lemak
manusia sebagai alat pengolahan bahan esensial seperti asam linolenat, lenolenat
makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai dan arakidonat yang dapat mencegah
media penggorengan sangat penting dan penyempitan pembuluh darah akibat

Semirata 2013 FMIPA Unila |35


Miftahul Jannah dkk: Analisis Pengaruh Massa Jenis terhadap Kualitas Minyak Goreng
Kelapa Sawit Menggunakan Alat Ukur Massa Jenis dan Akuisisinya pada Komputer

penumpukan kolesterol. Minyak juga produk goreng dipengaruhi oleh beberapa


berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi faktor, diantaranya : 1) suhu dan waktu
vitamin-vitamin A, D, E dan K (Ketaren, yang berbanding lurus dengan peningkatan
2008). Diantara macam-macam minyak jumlah minyak yang diserap oleh produk
goreng tersebut adalah minyak kelapa goreng, 2) air yang terkandung dalam bahan
sawit. Minyak kelapa sawit dalam pangan yang akan tergantikan oleh minyak
pemasarannya mampu mengisi dan selama proses penggorengan, dan 3)
bersaing dengan minyak nabati lainnya. kualitas minyak yang digunakan. Jenis
Dilihat dari nilai gizinya, penggunaan bahan pangan yang digoreng pun akan
minyak kelapa sawit sebagai minyak mempengaruhi penyerapan minyak. Produk
goreng sangat menguntungkan, adanya goreng yang berasal dari bahan pangan
karoten dan tokoferol yang terkandung nabati dan mengandung pati akan menyerap
didalamnya menyebabkan minyak kelapa minyak lebih banyak dari pada bahan
sawit tidak mudah tengik, selain itu minyak pangan hewani.
kelapa sawit dengan minyak sumber Parameter kualitas minyak meliputi sifat
energi dapat dikatakan sebagai minyak non fisik dan kimia. Sifat fisik minyak meliputi
kolesterol. massa jenis, warna, bau, kelarutan, titik
Seringkali kita temukan penggunaan cair, titik didih, titik pelunakan, slipping
minyak goreng yang terlalu lama sehingga point, shot melting point, bobot jenis,
menyebabkan sifat-sifat yang menyebabkan viskositas, indeks bias, titik kekeruhan, titik
terjadinya perubahan warna, bau, massa asap, titik nyala dan titik api (Sutiah dkk.,
jenis, viskositas maupun kimia lainnya dari 2008).
minyak goreng itu sendiri. Perubahan sifat Salah satu parameter kualitas minyak
kimia dan fisika dari minyak goreng akibat ialah massa jenis. Massa jenis minyak
lamanya penggunaan ini tentu saja goreng yang baik ialah 860 – 910 kg/m3.
berpengaruh pada nilai gizi yang Untuk itu diperlukan sebuah alat untuk
terkandung di dalam minyak goreng itu mengukur kualitas minyak goreng
sendiri, secara langsung maupun tidak berdasarkan bobot jenis nya. Massa jenis
langsung mempengaruhi sistem kesehatan ialah besarnya massa per satuan volume
tubuh kita yang mengkonsumsi minyak (Anonymous, 2009). Uji massa jenis telah
goreng tersebut. Proses penggorengan yang dilakukan oleh Sutiah dkk, namun pada
menggunakan energi panas menimbulkan penelitian ini, pengukuran dilakukan secara
berbagai perubahan yang terjadi pada manual, artinya dilakukan dengan
minyak dan menghasilkan komponen mengukur massa minyak goreng
flavor. Perubahan sifat fisika kimia akibat menggunakan timbangan, sedangkan
pemanasan ini mengakibatkan terjadinya volume minyak diukur dengan
kerusakan pada minyak dan menurunkan menggunakan gelas ukur. Kemudian massa
mutu produk gorengnya. Lebih jauh lagi minyak dibagi dengan volume minyak
penurunan kualitas minyak ini berhubungan maka akan didapat massa jenis minyak.
dengan masalah keamanan produk goreng Untuk itu dalam penelitian ini akan
yang dihasilkan. dirancang sebuah sistem alat yang dapat
Kerusakan minyak selama proses mengukur massa jenis suatu minyak goreng
penggorengan akan mempengaruhi mutu dengan menggunakan sensor optik yaitu
dan nilai gizi dari bahan yang digoreng LDR dan menggunakan mikrokontroler
(Ketaren, 2008). Karena menurut Pokorny ATMega 8535 sebagai sistem akuisisi data
(1989), proses penggorengan agar dapat diketahui minyak tersebut masih
memungkinkan makanan menyerap layak atau tidak untuk digunakan.
sejumlah minyak. Penyerapan minyak oleh

36| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

METODE PENELITIAN selanjutnya diubah menjadi data digital


oleh ADC yang terdapat pada
Alat ukur massa jenis ini terdiri dari dua mikrokontroler yang selanjutnya menjadi
perangkat yaitu perangkat keras dan nilai inputan pada K-125 yang kemudian
perangkat lunak. Perangkat keras terdiri dikonversi ke dalam nilai massa dan
dari rangkaian LDR, rangkaian catudaya, menggunakan persamaan 1 untuk
PC dan rangkaian mikrokontroler. mendapatkan nilai massa jenis minyak
Mikrokontroler ialah sebuah sistem kelapa sawit. Selanjutnya menggunakan
mikroprosesor dimana di dalamnya sudah program Visual Basic untuk
terdapat CPU, RAM, ROM, I/O, Clock dan menampilkannya ke layar PC.
peralatan internal lainnya yang saling
terhubung dan terorganisasi (Winoto, Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
2010).
Perangkat lunak terdiri dari BASCOM (1)
AVR sebagai bahasa pemograman
Dimana
mikrokontroler dan Visual Basic 6.0
sebagai program pada komunikasi serial. Massa jenis
LDR digunakan sebagai pendeteksi massa Massa
Volume
yang di pengaruhi jarak LED dengan LDR.
Adapun posisi LDR dan LED dapat dilihat HASIL DAN PEMBAHASAN
pada Gambar 1a dan untuk rangkaaian
keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 1b. Proses pembuatan alat ukur massa jenis
Fungsi LDR difokuskan pada pengaruh dapat dilihat pada Gambar 3.
massa benda. Ketika zat cair diletakkan di Sinyal Analog yang dihasilkan LDR
gelas ukur pada alat mengakibatkan pegas adalah sebagai fungsi jarak pada pegas
tertekan kebawah sehingga terjadi yang memiliki nilai k = 24,5 N/m. Sinyal
perubahan panjang pegas sebesar dan analog dari LDR memiliki range 3,99 –
intensitas yang diserap oleh LDR 4,51 Volt sehingga tidak perlu
mengakibatkan perubahan nilai resistansi menggunakan pengkondisi sinyal. Sinyal
sehingga nilai tegangan berubah. keluarandari LDR selanjutnya masuk ke
Nilai tegangan keluaran dari LDR dalam ADC internal yang berada pada
digunakan sebagai inputan mikrokontroler mikrokontroler ATMega 8535.
ATMega 8535Data analog keluaran LDR Ketika timbangan diberi massa, terjadi
tekanan pada pegas yang mengakibatkan
perubahan jarak antara LED dan LDR
terjadinya perubahan tegangan. Tegangan
keluaran dari LDR selanjutnya diubah oleh
ADC yang telah terintegrasi dalam

GAMBAR 1. Desain Alat GAMBAR 3. Blok Diagram Keseluruhan

Semirata 2013 FMIPA Unila |37


Miftahul Jannah dkk: Analisis Pengaruh Massa Jenis terhadap Kualitas Minyak Goreng
Kelapa Sawit Menggunakan Alat Ukur Massa Jenis dan Akuisisinya pada Komputer

mikrokontroler ATMega 8535 menjadi 940


sinyal digitVl yang akhirnya akan 920

ADC
ditampilkan ke komputer. Pengujian sensor 900
untuk melihat kelinieran sensor dalam 880
mengubah besaran fisis ke besaran elektrik. 860
Hasil pengujian sensor dapat dilihat pada
840
Tabel 1.
820
TABEL 1. Hasil Pengujian Sensor keluaran 800
Tegangan terhadap Jarak 0.0 1.0 2.0 3.0
Massa Jarak Tegangan Resistansi Intensitas ADC
(kg) (cm) (Volt) (ohm) (watt/m2) Massa (kg)

0,00 2,84 3,99 12440 65,21 816


0,10 2,74 4,01 12370 66,24 820 GAMBAR 4. Grafik ADC terhadap Massa
0,20 2,64 4,02 12320 66,84 822

0,30 2,54 4,03 12240 67,61 824 dimana y merupakan massa (kg) dan x
0,40 2,44 4,05 12190 68,56 829 merupakan keluaran nilai ADC . Kemudian
0,50 2,34 4,07 12140 69,53 832 persamaaan 2 selanjutnya digunakan untuk
839
0,60 2,24 4,10 12090 70,85 perhitungan massa jenis pada Visual Basic
842
0,70 2,13 4,12 12020 71,96 6.0 yang selanjutnya akan ditampilkan pada
0,80 2,03 4,13 11980 72,55 845
komputer. Output dari ADC diproses
0,90 1,93 4,14 11920 73,27 847
852
mikrokontroler dengan menggunakan
1,00 1,83 4,16 11850 74,41
857
bascom AVR untuk dikirimkan ke
1,10 1,73 4,19 11800 75,81
860 komputer. Data yang diterima komputer
1,20 1,63 4,19 11680 76,59
1,30 1,52 4,22 11570 78,43 863 dari mikrokontroler selanjutnya diolah
1,40 1,42 4,24 11520 79,52 867 komputer menggunakan program Visual
1,50 1,32 4,27 11470 81,00 873 Basic 6.0 untuk dikonversi lagi nilai massa
1,60 1,22 4,28 11430 81,66 876 jenis yang akan ditampilkan pada program
1,70 1,12 4,22 11380 79,74 863 VB 6.0. Agar mikrokontroler dapat
1,80 1,02 4,24 11310 81,00 867 menerima sinyal keluaran dari sensor maka
1,90 0,91 4,26 11270 82,05 871 diperlukan pemrograman untuk dapat
880
2,00 0,81 4,30 11210 84,05 mengolah data sensor tersebut. Pada
886
2,10 0,71 4,33 11180 85,45 penelitian ini digunakan bahasa
2,20 0,61 4,36 11110 87,19 892
897
pemograman untuk mengolah data keluaran
2,30 0,51 4,38 11060 88,39
899
tersebut yaitu bahasa basic dengan program
2,40 0,41 4,39 11000 89,27
902 Bascom AVR untuk mengkompile ke file
2,50 0,30 4,41 11060 89,60
909 hex. Selanjutnya digunakan sebuah alat
2,60 0,20 4,44 11000 91,32
2,70 0,10 4,47 10940 93,07 915 untuk mendownload file hex tersebut yaitu
2,80 0,00 4,51 10890 95,17 922 K-125 dengan program AVROSP II. Untuk
Dari Gambar 4 tampak bahwa respon menampilkan nilai massa jenis ke
LDR terhadap perubahan jarak. Semakin komputer digunakan alat berupa K-125
dekat jarak LED dan LDR semakin kecil untuk komunikasi serial dan program
nilai resistansinya dan semakin besar Visual Basic 6.0 untuk menampilkannnya.
intensitas cahaya yang didapat oleh LDR, Bahasa pemrograman yang digunakan
sehingga nilai tegangan yang dihasilkan adalah bahasa BASIC (Begginers All-
semakin besar. Dari Gambar 4 diperoleh Purpose Symbolic Instrucsion Code) yang
persamaan hubungan massa terhadap dapat merupakan bahasa pemrograman tingkat
dilihat pada persamaan 2. tinggi yang sederhana.
y = 0.0262x - 21.173 (2)

38| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Pada Visual Basic 6.0 untuk dapat volume yaitu adalah 100 -1800 ml atau 0,10
berkomunikasi dengan perangkat lain di – 1,80 liter sedangkan untuk massa antara
luar komputer, Visual Basic 6.0 0,05 – 2,80 kg
menyediakan komponen MS Comm
Control 6.0 sebagai media komunikasi. Perbandingan Hasil Uji Alat Ukur Massa
Sebelum membuka serial port, Jenis
dilakukan pengaturan protokol komunikasi Setelah alat pengukur massa jenis selesai
serial dengan property MSComm. dibuat, langkah selanjutnya adalah
Menentukan nomor port komunikasi melakukan pengujian pengambilan data
menggunakan CommPort dan menentukan pengukuran terhadap sampel (berbagai jenis
baud rate, parity, data bits, stop bits minyak kelapa sawit). Nilai perbandingan
mengguankan property setting. Setting massa jenis hasil pengukuran alat dengan
MSComm pada program adalah pengukuran timbangan analog dapat dilihat
9600,N,8,1 yaitu Baud Rate 9600 bps, pada Tabel 3.
N=Tanpa Paritas, 8=Jumlah data 8 bit, 1= Adapun bentuk alat ukur massa jenis dan
jumlah bit stop. CommPort yang digunakan tampilannya dapat dilihat pada Gambar 4
adalah Comm1. Pengaturan ini dilakukan dan Gambar 5.
agar mikrokontroler dapat berkomunikasi Nilai massa jenis (ρ) pada Tabel 3
dengan komputer. Pada pengaturan tersebut diperoleh dengan melakukan pengukuran
data 8 bit dikirim secara serial dengan massa dan volume sampel minyak terlebih
kecepatan 9600bps. dahulu. Pengukuran dilakukan dengan
Berikut ialah program pada Visual Basic 6.0 menggunakan perhitungan dengan nilai
untuk mendapatkan nilai massa jenis. volume 0.0008 m3. Nilai massa dan volume
yang diperoleh dari pengukuran kemudian
buffer = Val(MSComm1.Input)
tegangan = (buffer / 1023) * 5 dihitung dengan menggunakan persamaan
massa = (buffer * 0.0262) – 21.143 2. Dari Tabel 3 terlihat nilai massa jenis
massajenis = massa / val(text3.text) alat dan hasil perhitungan timbangan. Pada
kolom persentase kesalahan didapatkan dari
Alat ukur massa jenis minyak goreng perhitungan Persamaan 4.
kelapa sawit ini dapat bekerja pada rentang
(4)
( )

GAMBAR 4. Alat Ukur Massa Jenis (a) Tampilan pada Komputer (2)

Semirata 2013 FMIPA Unila |39


Miftahul Jannah dkk: Analisis Pengaruh Massa Jenis terhadap Kualitas Minyak Goreng
Kelapa Sawit Menggunakan Alat Ukur Massa Jenis dan Akuisisinya pada Komputer

TABEL 3. Perbandingan Nilai Massa Jenis Menggunakan Perhitungan dengan Massa Jenis Alat
No Nama Massa Jenis Massa Jenis Hitung Kesalahan
Sampel Alat
I II I II I II

1 A 900,00 833,75 900,00 812,50 0,00 2,61


2 B 900,00 833,75 900,00 812,50 0,00 2,61
3 C 890,00 833,75 900,00 837,50 0,00 0,44

TABEL 4. Pengukuran Massa Jenis Minyak Goreng Kelapa Sawit

(kg/m3)

No Jenis Minyak Belum dipakai Pemanasan 1 Pemanasan 2


Kelapa Sawit
1 A 900,00 866,25 833,75
2 B 900,00 866,25 833,75
3 C 890,00 866,25 812,25
Pengukuran selanjutnya adalah uji sehingga didapatkan rata – rata persentase
sampel minyak kelapa sawit. Pada kesalahan sebesar 0,30%.
pengujian ini menggunakan 3 contoh Dari Tabel 4 dapat diketahui nilai massa
minyak yang akan diuji, pengukuran jenis minyak kelapa sawit yang paling kecil
dilakukan pada minyak yang belum adalah minyak goreng yang telah
dipakai, minyak yang telah dipanaskan dipanaskan 1 jam pemanasan. Hal ini
dengan lama pemanasan 30 menit dengan dikarenakan minyak goreng kelapa sawit
api yang sama, dan minyak 1 jam pemanasan mengakibatkan ikatan antar
pemanasan dengan api yang sama. Tujuan molekulnya berkurang dan menyebabkan
dari pengukuran ini adalah agar dapat kerapatan minyak berkurang. Minyak
melihat perubahan nilai massa jenis minyak goreng kelapa sawit yang belum dipakai
belum dipakai, 30 menit pemanasan, dan 1 tidak mengalami pemanasan sehingga
jam pemanasan yang akan mempengaruhi molekul – molekulnya tidak mengalami
kualitas minyak goreng. Nilai massa jenis perenggangan dan nilai kerapatan yang
(ρ) pada Tabel 3 diperoleh dengan lebih besar. Hasil penelitian ini
melakukan pengukuran massa dan volume menunjukkan hasil yang sama dari
sampel zat cair terlebih dahulu. Pengukuran penelitian Edwar, Z., dkk, 2011, yang
dilakukan dengan menggunakan timbangan menunjukkan bahwa pemanasan minyak
analog dan volume telah ditetapkan yaitu goreng akan mengakibatkan penurunan
800 ml atau 0,0008 m3. Nilai massa dan jumlah titrasi larutan Huble.
volume yang diperoleh dari pengukuran
kemudian dihitung dengan menggunakan KESIMPULAN
persamaan 1. Dari Tabel 3 terlihat nilai
massa jenis alat dan hasil perhitungan Dari penelitian yang dilakukan dapat
timbangan. Nilai yang ditunjukkan pada disimpulkan bahwa semakin besar
masing-masing sampel minyak memiliki massanya maka semakin dekat jarak antara
presentase kesalahan berbeda-beda, LED dengan LDR sehingga terjadi
perubahan nilai resistansi dan tegangan.

40| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Tegangan ini selanjutnya dibaca oleh ADC sawit dan minyak goreng jagung, J
yang semakin besar. Alat ini dapat Indon. Med Assoc Volume 61 Nomor 6,
digunakan pada volume 0,1 – 1,8 liter Juni 2011, hal. 248 – 252.
dengan range massanya antara 0,05 – 2,80 Ketaren, S., 2008. Minyak dan Lemak
kg. Pangan. Penerbit Universitas Indonesia,
Minyak goreng yang belum dipakai Jakarta.
memiliki nilai massa jenis lebih besar
dibandingkan dengan massa jenis Pokorny, J. 1989. Flavor Chemistry of
pemanasan 2, hal ini dikarenakan ikatan Deep-Fat Frying ini Oil. Departement of
antar molekul pada minyak berkurang yang Food Chemistry, Praque Institute of
menyebabkan kerapatan minyak juga Chemical Technology Suchbaturova 5
berkurang. CS – 166 28 Praque 6. Czechoslavakia.
Sutiah, Firdausi K Sofjan, Budi Wahyu
DAFTAR PUSTAKA Setia. 2008. Studi Kualitas Minyak
Goreng dengan Parameter Viskositas
Anonymous, 2009. dan Indeks Bias. Jurnal Berkala Fisika
ttp:id.wikipedia.org/wiki/massa–jenis Volume 11 No 2, April 2008, hal. 53 –
Diakses pada tanggal 6 Mei 2012 pukul 58.
16-.05 WIB. Winoto, Ardi. 2010. Mikrokontroler AVR
Edwar Zulkarnain, Heldrian Suyuthie, Ety Atmega8/32/16/8535 dan
Yerizal dan Delmi Sulatri, 2011. Pemrogramannya dengan Bahasa C
Pengaruh pemanasan terhadap pada WinAVR. Informatika. Bandung
kejenuhan asam lemak minyak goreng

Semirata 2013 FMIPA Unila |41

Anda mungkin juga menyukai