1002106063-3-Bab Ii PDF
1002106063-3-Bab Ii PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Demam
pelepasan panas, keseimbangan ini diatur oleh pengatur suhu (termostat) yang
terdapat di otak (hipotalamus). Pada orang normal termostat diatur pada suhu
36,50 C-37,20 C (Hartanto, 2003). Demam pada umumnya diartikan suhu tubuh di
atas 37,20 C (Nelwan, 2006). Demam didefinisikan sebagai suatu bentuk system
suhu tubuh yang mengakibatkan kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkadian
yang normal sebagai akibat dari perubahan pusat termoregulasi yang terletak
keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh jaringan, khususnya oleh otot
dan hepar, dengan panas yang hilang. Mekanisme kehilangan panas yang penting
mulai turun (Dinarello dan Gelfrand, 2001; Wilmana dan Gan, 2007; Ganong,
2008). Demam yang berarti temperatur tubuh di atas batas normal, dapat
disebabkan oleh kelainan di dalam otak sendiri atau oleh bahan-bahan toksik yang
7
8
perbedaan antara pengukuran suhu di aksilla dan oral maupun rektum. Dalam
keadaan biasa perbedaan ini berkisar sekitar 0,50 C; suhu rectal lebih tinggi
a. Demam septic
Pada tipe demam septik, suhu tubuh berangsur naik ke tingkat yang tinggi
sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi
hari. Demam sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang
tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
b. Demam remiten
Pada tipe demam remiten, suhu tubuh dapat turun setiap hari tetapi tidak
pernah mencapai suhu normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat
mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam
septik.
c. Demam intermiten
Pada demam intermiten, suhu tubuh turun ke tingkat yang normal selama
beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dua hari sekali
disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam diantara dua serangan
d. Demam kontinyu
Pada demam tipe kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih
e. Demam siklik
Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu tubuh selama beberapa hari
yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi dan non infeksi. Beberapa
penyebab demam dari infeksi meliputi infeksi dari virus, jamur, parasit maupun
bakteri. Penyebab demam non infeksi bisa dari faktor lingkungan seperti
lingkungan yang padat dan dapat memicu timbulnya stres ataupun pengeluaran
panas berlebihan dalam tubuh (Guyton & Hall, 2007). Secara umum, demam
dapat disebabkan oleh karena produksi zat pirogen (eksogen atau endogen) yang
Demam terjadi oleh karena pengeluaran zat pirogen dalam tubuh. Zat
pirogen sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu eksogen dan endogen. Pirogen
eksogen adalah pirogen yang berasal dari luar tubuh seperti mikroorganisme dan
toksin. Sedangkan pirogen endogen merupakan pirogen yang berasal dari dalam
factor-alfa (TNF-A). Sumber utama dari zat pirogen endogen adalah monosit,
limfosit dan neutrofil (Guyton, 2007). Seluruh substansi di atas menyebabkan sel-
sel fagosit mononuclear (monosit, makrofag jaringan atau sel kupfeer) membuat
10
sitokin yang bekerja sebagai pirogen endogen, suatu protein kecil yang mirip
interleukin, yang merupakan suatu mediator proses imun antar sel yang penting.
sel-sel di Susunan Saraf Pusat (SSP) dan kemudian bekerja pada daerah preoptik
siklooksigenase (COX, atau disebut juga PGH sintase) dan menyebabkan demam
Fox, 2002; Wilmana dan Gan, 2007; Ganong. 2008; Juliana, 2008; Sherwood,
2010).
berbeda distribusinya pada jaringan dan juga memiliki fungsi regulasi yang
prostanoid regulatoris pada berbagai jaringan, terutama pada selaput lender traktus
tidak konstitutif tetapi dapat diinduksi, antara lain bila ada stimuli radang,
yang merupakan mediator nyeri dan radang. Penemuan ini mengarah kepada,
11
Davey, 2005).
termosensitif. Area ini juga kaya dengan serotonin dan norepineprin yang
saraf pusat sehingga suhu thermostat meningkat dan tubuh menjadi panas untuk
menyesuaikan dengan suhu thermostat (Dinarello dan Gelfrand, 2001; Fox, 2002;
Wilmana dan Gan, 2007; Ganong, 2008; Juliana, 2008; Sherwood, 2010).
12
Pirogen endogen
Fagosit mononuklear
Sitokin pirogen
Fosfolipid
Asam arakidonat
Enzim lipooksigenase Enzim siklooksigenase
Dihambat
Hidroperioksid Endoperioksid (PGG2/PGH) antipiretik
Demam
terjadi perubahan nilai set point di hipotalamus. Demam pada prinsipnya dapat
penurunan, tetapi demam juga dapat merugikan karena apabila seorang anak
demam, maka anak akan menjadi gelisah, nafsu makan menurun, tidurnya
terganggu serta bila demam berat bisa menimbulkan kejang demam (Kania,
2013).
13
tubuh yang terlalu tinggi ke dalam batas suhu tubuh normal dan bukan untuk
terapi non farmakologi meliputi pemberian cairan yang cukup untuk mencegah
kompres hangat agar terjadi vasodilatasi pembuluh darah sehingga set point akan
tercapai dan kembali ke batas suhu tubuh inti yang normal. Pengobatan
farmakologi pada intinya yaitu pemberian obat antipiretik, obat anti inflamasi, dan
analgesik yang terdiri dari golongan berbeda serta memiliki susunan kimia.
Tujuan pemberian obat tersebut yaitu untuk menurunkan set point hipotalamus
efek antipiretik yang sama. Dalam dosis yang sama, parasetamol mempunyai efek
antinyeri yang paling aman, juga untuk swamedikasi (Tjay dan Rahardja, 2002).
eritem atau urtikaria dan gejala yang lebih berat berupa demam dan lesi pada
14
ringan enzim hati dalam darah tanpa disertai ikterus; keadaan ini reversibel bila
obat dihentikan. Pada penggunaan kronis dari 3-4 g sehari dapat terjadi kerusakan
hati, pada dosis di atas 6 g mengakibatkan nekrose hati yang tidak reversibel
(Tjay, 2002).
Vaksin DPT terdiri atas kuman difteri yang dilemahkan atau toksoid difteri
menggunakan fraksi sel (seluler) yang berisi komponen spesifik dari Bordettella
pertusis (Tumbelaka dan Hadinegoro, 2005; Hay et al., 2009). Dosis yang
diber\ikan adalah 0,5 ml intramuscular tiap kali pemberian pada umur 2, 4 dan 6
bulan sebagai imunisasi dasar. Reaksi yang mungkin terjadi biasanya demam
ringan, pembengkakan, kemerahan dan nyeri di tempat suntikan selama 1-2 hari.
Efek samping dapat berupa demam tinggi, kejang dan abses. Kontraindikasi
pemberian vaksin adalah panas yang lebih dari 380C, riwayat kejang serta reaksi
kejang, penurunan kesadaran, syok atau reaksi anafilaktik lainnya (Isbagio et al.,
Vaksin DPT yang memiliki efek samping demam terutama vaksin DPT
dengan fraksi seluler Bordettella pertusis, bukan vaksin DPaT yang mengandung
fraksi aseluler kuman tersebut. Fraksi seluler Bordettella pertusis diduga berperan
vaksin DPT (Hay et al., 2009). Vaksin DPT digunakan sebagai bahan pirogen
karena dapat menimbulkan panas. Vaksinasi DPT pada bayi selalu memberi efek
demam pada bayi tersebut. Demam yang ditimbulkan vaksin DPT lebih tinggi
daripada vaksin-vaksin yang lain. Pada penelitian ini, pemberian vaksin dilakukan
secara intramuskuler, hal ini untuk efisiensi dan keefektifan perlakuan. Dosis
vaksin DPT yang akan diberikan ditentukan berdasarkan orientasi dosis, yaitu
dosis yang mulai menimbulkan demam pada tikus putih sebesar 0,5 cc (Syarifah,
2010).
bawang merah sebagai obat, komponen bawang merah yang berpotensi sebagai
2.3.1 Klasifikasi
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monotyledonae
Ordo : Liliales
Familia : Liliaceae
16
Genus : Allium
berbentuk rumpun. Tinggi tanaman berkisar antara 15-25 cm, berbatang semu,
Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang
berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis. Umbi
bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu
(Samadi, 2005).
2.3.2 Morfologi
bawang merah adalah akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Yang digunakan
dalam penelitian adalah buah dari bawang merah. Bakal buah bawang merah
tampak seperti kubah, terdiri atas tiga ruangan yang masing-masing memiliki dua
bakal biji. Bunga yang berhasil mengadakan persarian akan tumbuh membentuk
buah, sedangkan bunga-bunga yang lain akan mongering dan mati. Buah bawang
merah berbentuk bulat; di dalamnya terdapat biji yang berbentuk agak pipih dan
berukuran kecil. Pada waktu masih muda , biji berwarna putih bening dan setelah
Herba semusim, tidak berbatang. Daun tunggal memeluk umbi lapis. Umbi
bongkol, mahkota bunga berbentuk bulat telur. Buah batu bulat, berwarna hijau.
Umbi bawang merah mengandung zat-zat gizi dan zat-zat non gizi
yaitu allisin, alliin, allil propel disulfide, asam fenolat, asam fumarat, asam
2007).
farmakologis terhadap tubuh. Beberapa bahan aktif yang berguna tersebut adalah
sebagai berikut.
18
kolesterol darah. Menurut dr. Widjaja Kusuma (1991), mengkonsumsi satu suing
bawang merah segar dapat meningkatkan kadar kolesterol ‘baik’ (HDL, high
density lipoprotein) sebesar 30%. Senyawa ini juga berfungsi sebagai antiseptic,
enzim allisin liase menjadi asam piruvat, ammonia, dan allisin antimikroba yang
b. Flavonoid
Bahan aktif ini dikenal sebagai antiinflamasi atau antiradang. Jadi, bawang
merah bisa digunakan untuk menyembuhkan radang hati (hepatitis), radang sendi
serta radang anak telinga (otitis media). Flavonoid juga berguna sebagai bahan
‘jahat’ (LDL, low density lipoprotein) dalam darah secara efektif (Jaelani, 2007).
Kandungan sulfur dalam bawang merah sangat baik untuk mengatasi reaksi
2007).
19
d. Fitoterol
Fitosterol adalah golongan lemak yang hanya bisa diperoleh dari minyak
tumbuh-tumbuhan atau yang lebih dikenal sebagai ‘lemak nabati’. Jenis lemak ini
(Jaelani, 2007).
e. Flavonol
maupun cendawan. Senyawa ini juga mampu bertindak sebagai antikoagulan dan
f. Kalium
Salah satu unsur penting dalam kandungan gizi bawang merah dan terdapat
dalam jumlah besar adalah kalium. Menurut Food and Nutrition Research Center,
Manila (1964), kandungan unsur kalium dalam bawang merah biasa lebih tinggi
daripada bawang Bombay, masing-masing 334 mg dan 102 mg dalam setiap 100
Unsure ini juga bermanfaat untuk menjaga fungsi saraf dan otot (Jaelani, 2007).
g. Pektin
Oleh karena itu, seperti pada flavonoid, pektin bersifat menurunkan kadar
20
h. Saponin
cukup banyak khasiat. Senyawa ini terutama berperan sebagai antikoagulan, yang
i. Tripropanal sulfoksida
Ketika umbi bawang merah diiris atau dilukai, akan keluar gas tripropanal
sulfoksida. Gas ini termasuk salah satu senyawa aktif eteris dalam bawang merah
yang menyebabkan keluarnya air mata (lakrimator). Agar mata tidak pedih dan
berair saat mengiris bawang merah, simpanlah bawang merah dalam lemari
menyengat yang merupakan aroma khas bawang merah. Bau ini berasal dari
senyawa propil disulfida dan propil-metil disulfida. Ketika bawang merah ditumis
atau digoreng, senyawa ini akan menebarkan aroma harum. Baik tripropanal
sulfoksida, propil disulfida, maupun propil metal disulfida dapat berfungsi sebagai
senyawa itu sangat berguna untuk merangsang fungsi kepekaan saraf maupun
terasa terutama pada saat biaya pengobatan semakin tinggi akibat krisi ekonomi
(Jaelani, 2007).
yang cukup penting bagi kesehatan keluarga. Yakni, memberikan solusi hidup
sehat dengan cara yang relatif mudah dan murah. Selain itu, bawang merah juga
dengan kondisi cukup kering dan agak keras jika dipencet. Aromanya kuat, kulit
obat.
a. Bahan bahan yang akan digunakan harus terbebas dari zat-zat toksik, seperti
pestisida atau senyawa beracun lainnya, dan harus dibersihkan atau dicuci
b. Gunakan jenis dan jumlah bawang merah sesuai keperluan. Jangan sampai
penyembuhan tercapai.
c. Jangan memasak bawang merah dalam kondisi terlalu panas karena akan
merusak ikatan kimia dari zat-zat yang ada di dalamnya. Kecuali, jika sediaan
sebagai antipiretik
Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang mudah larut dalam air dan
cukup stabil dalam pemanasan yang mencapai suhu 1000C selama lebih dari 30
menit. Senyawa fenol mempunyai ciri sama yaitu cincin aromatik yang
mengandung satu atau dua gugus hidroksil. Semua senyawa fenol berupa senyawa
aromatik. Flavonoid dapat diekstraksi dengan etanol 70% (Ermawati, 2010). Efek
Volume cairan maksimal yang dapat diberikan per oral pada tikus putih
merah ( Allium ascalonicum L.) tidak boleh melebihi 5 ml/100g BB. Takaran
Faktor konversi dosis untuk manusia dengan berat badan 70 kg pada tikus
putih dengan berat badan 200 g adalah 0,018. Sedangkan berat rata-rata manusia
Indonesia adalah ± 50 kg (Imono, 1986). Dosis bawang merah untuk tikus adalah:
= 504 mg/200 g BB
= 252 mg/100 g BB
Dosis ekstrak bawang merah untuk tikus dibedakan menjadi 3 dosis, yaitu
dosis pertama setengah dari dosis normal, dosis kedua sebesar dosis normal dan
dosis ketiga yaitu dosis normal ditambah setengah dari dosis normal, sehingga
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Classis : Mammalia
Subclassis : Placentalia
Ordo : Rodentia
Familia : Muridae
Genus : Rattus
dan sangat cerdas. Tikus putih lebih tidak bersifat fotofobik jika dibandingkan
begitu besar. Dilihat dari sisi lain, aktifitas dari tikus putih tidak dipengaruhi oleh
adanya manusia di sekitarnya. Terdapat dua perbedaan sifat dari tikus hewan
25
percobaan lainnya dimana tikus putih tidak dapat muntah karena struktur anatomi
yang tidak lazim di tempat esofagus bermuara ke dalam lubang dan tikus putih
Jenis kelamin tikus yang digunakan adalah tikus jantan. Tikus jantan
dipilih untuk menghindari adanya kesalahan hasil karena pada tikus putih betina
tubuh tikus serta dilihat dari penelitian sebelumnya yang menggunakan tikus putih
jantan, didapatkan bahwa tikus putih jantan dapat memberikan hasil penelitian
yang lebih stabil. Selain itu, kecepatan metabolisme obat pada tikus putih lebih
cepat dan kondisi biologis tubuh yang lebih stabil dibandingkan dengan tikus jenis
betina (Syarifah, 2010). Tikus putih laboratorium jantan jarang berkelahi seperti
mencit jantan. Tikus putih dapat tinggal sendirian dalam kandang dan hewan ini
Menurut intanowa (2012), tipe bentuk badan tikus putih kecil, mudah
dipelihara dan obat yang digunakan di badannya dapat relatif cepat termanifestasi,
karena alasan fisiologis yang mirip dengan kondisi tubuh manusia. Tikus putih
memiliki organ yang terlengkap sebagai mamalia. Oleh karena itu, sering dipilih
sebagai makhluk percobaan untuk obat-obatan atau makanan yang nantinya akan
digunakan atau dikonsumsi oleh manusia (Intanowa, 2012). Selain itu juga,
tikus putih jantan dapat memberikan hasil penelitian yang lebih stabil karena tidak
dipengaruhi oleh adanya siklus menstruasi dan kehamilan seperti pada tikus putih
26
betina. Tikus putih jantan juga mempunyai kecepatan metabolisme obat yang
lebih cepat dan kondisi biologis tubuh yang lebih stabil dibanding tikus putih
Pada penelitian ini suhu tubuh tikus akan diinduksi dengan vaksin DPT.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh syarifah (2010), rata-rata penurunan suhu
rektal tikus putih setelah diberikan vaksin DPT adalah 2 jam. Jadi pada penelitian
ini suhu rektal tikus putih akan diukur setiap 30 menit sampai menit ke 120.