Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sehat merupakan kondisi dimana tubuh  dalam keadaan yang maksimal, baik dari fisik,

mental dan sosial sehingga mampu melakukan suatu aktifitas.  Adapun kondisi tubuh yang

sehat dapat kita lihat dari kebugaran tubuh kita. Boleh di bilang sehat itu investasi yang

sangat penting untuk mendukung pembangunan ekonomi. Pembangunan kesehatan harus

dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Menurut pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan merupakan salah satu

komponen utama selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun

1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,

jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang

sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu

KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.

Sedangkan penyuluhan PHBS itu adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau

menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan

membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi),

bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Kondisi

umum kesehatan dipengaruhi oleh   banyak faktor  yaitu lingkungan, perilaku, dan pelayanan

kesehatan. Sementara itu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain

ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, tenaga

kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan  yang paling

dasar,  yaitu Puskesmas yang  didukung dengan adanya  Puskesmas Pembantu dan  juga

ii
Puskesmas keliling yang  langsung tepat menuju sasaran,  yaitu daerah daerah

terpencil  yang  mana semua itu   telah hampir merata di indonesia.  adapun total dari  jumlah

Puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.550 unit, Puskesmas Pembantu 22.002 unit dan

Puskesmas keliling 6.132 unit.

Masalah kesehatan tidak hanya ditandai dengan keberadaan penyakit, tetapi gangguan

kesehatan yang ditandai dengan adanya perasaan terganggu fisik, mental dan spiritual.

Gangguan pada lingkungan juga merupakan masalah kesehatan karena dapat memberikan

gangguan kesehatan atau sakit. Di negara kita mereka yang mempunyai penyakit

diperkirakan 15% sedangkan yang merasa sehat atau tidak sakit adalah selebihnya atau 85%.

Selama ini nampak bahwa perhatian yang lebih besar ditujukan kepada mereka yang sakit.

Sedangkan mereka yang berada di antara sehat dan sakit tidak banyak mendapat upaya

promosi. Untuk itu, dalam penyusunan prioritas anggaran, peletakan perhatian dan biaya

sebesar 85 % seharusnya diberikan kepada 85% masyarakat sehat yang perlu mendapatkan

upaya promosi kesehatan.

Dengan adanya tantangan seperti tersebut di atas maka diperlukan suatu perubahan

paradigma dan konsep pembangunan kesehatan. Beberapa permasalahan dan tantangan yang

dihadapi dalam pembangunan kesehatan antara lain :

Pengelolaan upaya kesehatan dan pembinaan bangsa yang sehat memerlukan pendekatan

holistic yang lebih luas, menyeluruh, dan dilakukan terhadap masyarakat secara kolektif dan

tidak individual. Tenaga kesehatan harus mampu mengajak, memotivasi dan memberdayakan

masyarakat, mampu melibatkan kerjasama lintas sektoral, mampu mengelola system

pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, mampu menjadi pemimpin, pelopor, dalam

pembinaan dan teladan hidup sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sangat

diperlukan dan harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut karena faktor

perilaku memiliki andil 30 – 35 % terhadap derajat kesehatan, maka diperlukan berbagai

ii
upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat, salah satunya melalui

program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis tertarik membuat penugasan promkes

dengan judul Penggerakan Masyarakat melalui Prilaku Hidup Bersih dan Sehat diwilayah

kerja Puskesmas Satria Kota Tebing Tinggi”.

1.2 Ruang Lingkup

Dalam pembuatan penugasan promosi ini penulis membuat dalam bentuk

makalah,membahas tentang : Penggerakan Masyarakat melalui Prilaku Hidup Bersih dan

Sehat yang dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Satria Kota Tebing Tinggi.

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang : Penggerakan Masyarakat melalui

Prilaku Hidup Bersih dan Sehat diwilayah kerja Puskesmas Satria Kota Tebing Tinggi

1.3.2 Tujuan Khusus

Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk

melaksanakan PHBS serta meningkatkan peran aktif masyarakat dalam gerakan PHBS di

masyarakat

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan ini adalah bermanfaat untuk :

1.4.1 Klien dan Keluarga

ii
Untuk menambah pengetahuan klien dan keluarga tentang pentingnya

pergerakan prilaku hidup bersih dan sehat dalam lingkungan rumah keluarga

1.4.2 Peneliti

Menambah wawasan serta mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat dan akan

diamalkan kepada masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Satria Kota Tebing

Tinggi.

1.4.3 Bagi Puskesmas

Sebagai sumber pengetahuan yang dapat di pergunakan sebagai bahan bacaan

tambahan di puskesmas.

ii
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

2.1 PHBS (Prilaku Hidup bersih dan Sehat)


2.1.1 Defenisi

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi yang

dicanangkan oleh Departemen Kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan Millenium

2015 melalui rumusan visi dan misi Indonesia Sehat, sebagaimana yang dicita-citakan oleh

seluruh masyarakat Indonesia dalam menyongsong Milenium Development Goals (MDGs).

"Health is not everything, but without health everything is nothing". Kesehatan

memang bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak berarti. Setiap

individu mempunyai hak untuk hidup sehat, kondisi yang sehat hanya dapat dicapai dengan

kemauan dan keinginan yang tinggi untuk sehat serta merubah prilaku tidak sehat menjadi

prilaku hidup sehat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk

menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada

keluarga , artinya  harus ada komunikasi antara kader dengan keluarga/masyarakat untuk

memberikan informasi dan melakukan pendidikan kesehatan.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan

manusia kapan saja dan dimana saja. PHBS di rumah tangga/keluarga, institusi kesehatan,

tempat-tempat umum, sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku merupakan sikap dan

tindakan yang akan membentuk kebiasaan sehingga melekat dalam diri seseorang.

2.1.2 Manfaat PHBS bagi rumah tangga :

1. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit

2. Anak tumbuh sehat dan cerdas

3. Anggota keluarga giat bekerja.

ii
4. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga.

5. Pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

2.1.3 Tatanan PHBS

PHBS berada di lima tatanan yakni :

1. Tatanan rumah tangga

Membudayakan hidup sehat tidaklah sulit harus ada kesadaran, keinginan dan kemauan

untuk memulainya. Setiap keluarga dapat menerapkan prinsip untuk hidup bersih serta

menjadikan perilaku sehat menjadi kebiasaan setiap anggota keluarga. Jika kebiasan yang

baik telah ditanamkan sejak dini maka tidaklah sulit melakukannya, karena sesuatu yang

dilakukan sebagai kebiasaan sangat mudah untuk dikerjakan. Tanamkan prinsip bahwa

kesehatan merupakan suatu "kebutuhan", sehingga kita akan termotivasi untuk mencapainya

dan melakukannya.

a.    Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.

Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menurunkan resiko gangguan pasca

persalinan dan mencegah infeksi neonatus.

b.    Memberi Asi esklusif

Asi ekslusif secara nyata mampu menekan angka kematian balita, memberikan Asi

ekslusif tidak hanya memberikan manfaat bagi bayi namun bermanfaat juga bagi ibu. Ibu

yang menyusui 20 persen terhindar dari resiko terkena kanker payudara dan kanker

rahim.

c.    Menimbang balita setiap bulan.

Jika keluarga memiliki balita wajib membawanya ke pos yandu untuk dilakukan

penimbangan. Menimbang berat badan merupakan parameter untuk menentukan status

gizi balita, dengan melakukan penimbangan setiap bulan dapat diketahui pertumbuhan

ii
dan perkembangan balita serta dapat diketahui lebih awal jika terdapat indikasi

kekurangan gizi.

d.   Menggunakan air bersih

Berbagai penyakit dapat diakibatkan oleh penggunaan air yang tidak bersih. Jika kondisi

air yang digunakan tidak jernih, keruh atau berbau sebaiknya air yang digunakan diolah

terlebih dahulu agar menjadi air bersih dengan menggunakan saringan sederhana.

e.    Mencuci tangan dengan air dan sabun. 

Membiasakan untuk mencuci tangan setelah melakukan pekerjaan dan ketika akan

mengerjakan suatu pekerjaan hal ini secara nyata telah mencegah perpindahan kuman

dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh berbagai bakteri penyebab infeksi antara

lain hepatitis B, HIV/AIDS.

f.    Menggunakan jamban sehat.

Kotoran manusia merupakan sumber penyebaran penyakit yang sangat kompleks antara

lain tipus, disentri, kolera, berbagai macam penyakit cacing, schisosomiasis dan

sebagainya. Secara langsung kotoran ini dapat mengkontaminasi makanan, minuman,

sumber air, tanah dan sebagainya.

g.   Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.

Mencuci dan membersihkan bak mandi dan tempat-tempat penyimpanan air minimal

seminggu sekali dan mengubur kaleng-kaleng bekas tindakan ini merupakan cara

memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah. Karena nyamuk demam berdarah

bertelur di tempat genangan/penampungan air jernih bukan air got atau sejenisnya.

h.   Makan buah dan sayur setiap hari.

Sayur dan buah merupakan sumber gizi yang lengkap dan sehat serta mudah didapatkan.

Dengan mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari kebutuhan gizi dapat terpenuhi.

ii
i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.

Aktifitas fisik, gerak badan atau melakukan pekerjaan di rumah akan meningkatkan

kekuatan otot dan menyehatkan badan.

j.    Tidak merokok didalam rumah.

Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap orang–orang

disekelilingnya, untuk itu hindarilah untuk merokok di dalam rumah. 

2. Tatanan sekolah

Indikator PHBS di sekolah antara lain:

a.   Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.

Sebab air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit,

bila digunakan maka kuman dan bakteri berpindah ke tangan. Pada saat makan kuman

dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit antara lain diare,

thypus, cacingan, flu burung dll.

b.    Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.

Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan tambahan makanan

(BTM) yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan bumbu penyedapnya

aman untuk kesehatan atau tidak.

c.    Menggunakan sampah pada tempatnya

Sampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga dan tikus, menjadi sumber

polusi dan pencemaran terhadap tanah, air dan udara.Sampah menjadi media

perkembangan kuman-kuman penyakit yang dapat membahayakan kesehatan. Dan

sampah juga bisa menimbulkan kecelakaan dan kebakaran.

d.   Olah raga yang teratur dan terukur.

Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan terkendali, otot lebih lentur dan

tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, daya tahan tubuh terhadap

ii
penyakit lebih baik dan menghindarkan diri dari penyakit jantung, osteoporosis, diabetes,

stroke dan hipertensi.

e.    Memberantas jentik nyamuk.

Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk, sehingga nyamuk tidak

berkembang di lingkungan sekolah. Khususnya jentik nyamuk Aedes aeghypty yang

menyebabkan penyakit DBD, karena nyamuk ini menggigit pada siang hari dimana siswa

sedang belajar.

Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu, menguras tempat-tempat penampungan air seminggu

sekali seperti vas bunga,bak mandi dll, menutup tempat-tempat penampungan air dengan

rapat dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan.

f.    Tidak merokok.

Karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain terjangkit

penyakit kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk kronis, kelainan

kehamilan, katarak, kerusakan gigi, dan efek ketagihan serta ketergantungan terhadap

rokok. Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang

terbukti menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin, tar dan CO.

g.    Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,

Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi. Agar

pertumbuhan anak dapat berkembang secara optimal.

h.    Menggunakan jamban.

Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak berbau. Supaya tidak

mencemari sumber air dilingkungan sekitar. Dan juga agar tidak mengundang datangnya

serangga kecoa/ lalat yang dapat menjadi vektor penyakit seperti diare, cholera, disentri,

thypus, cacingan dll.

ii
3. Tatanan tempat kerja

Indikator PHBS di tempat kerja antara lain :

Semua PHBS diharapkan dilakukan di tempat kerja. Namun demikian, tempat kerja telah

masuk kategori Tempat Kerja Sehat, bila masyarakat pekerja di tempat kerja :

1.    Tidak merokok di tempat kerja

2.    Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.

3.    Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik

4.    Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar

dan buang air kecil

5.    Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.

6.    Menggunakan air bersih.

7.    Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.

8.    Membuang sampah pada tempatnya. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai

jenis pekerjaan.

4. Tatanan tempat umum

PHBS ditempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung

dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktekkan PHBS

dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum sehat.

Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau

swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana

pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana

sosial lainnya.

a.    PHBS di Pasar

Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban,

Tidak merokok di pasar, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk

ii
b.    PHBS di tempat Ibadah 

Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban,

Tidak merokok di tempat ibadah, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik

nyamuk.

c.    PHBS di Rumah Makan

Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban,

Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, Tidak merokok di rumah makan, Menutup

makanan dan minuman, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk

d.   PHBS di Angkutan Umum (Bus, angkot, kereta, pesawat, kapal Laut dll)

Menggunakan air bersih, membuang sampah pada tempatnya, menggunakan jamban,

tidak merokok di angkutan umum, tidak meludah Sembarangan

Manfaat :

1.       Bagi masyarakat:

Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit. Masyarakat mampu

mengupayakan lingkungan sehat, serta mampu mencegah dan mengatasi masalah-

masalah kesehatan yang dihadapi

2.       Bagi tempat umum

Lingkungan menjadi lebih bersih, indah dan sehat sehingga meningkatkan citra

tempat umum, Meningkatkan pendapatan bagi tempat-tempat umum sebagai akibat

dari meningkatnya kunjungan pengguna tempat-tempat umum

3.        Bagi pemerintah Kabupaten/kota

Peningkatan presentase tempat umum sehat menunjukkan kinerja dan citra

pemerintah kabupaten/kota yang baik Kabupaten /kota dapat dijadikan pusat

pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di tempat-tempat umum.

ii
5. Tatanan fasilitas kesehatan     

Indikator PHBS di fasilitas kesehatan antara lain :

1. Menggunakan air bersih

2. Menggunakan jamban yang bersih & sehat

3. Membuang sampah pada tempatnya

4. Tidak merokok

5. Tidak meludah sembarangan

6. Memberantas jentik nyamuk.

2.2 Langkah- langkah pembinaan PHBS di Rumah Tangga ;

2.2.1 Di Kabupaten Kota

1. Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PHBS di Rumah Tangga melalui Tim

Penggerak PKK di seluruh kecamatan dan desa/kelurahan

2. Sosialisasi pembinaan PHBS di Rumah Tangga kepada Tim Penggerak PKK

3. Mengadvokasi Bupati /Walikota /DPRD untuk memperoleh dukungan kebijakan dan

dana bagi pembinaan PHBS di Rumah Tangga diseluruh kecamatan dan

desa/kelurahan.

4. Memantau kemajuan pelaksanaan pembinaan PHBS di Rumah Tangga dan

pencapaian rumah tangga tingkat Kabupaten/Kota.

5. Memberikan penghargaan terhadap pelaksana terbaik PHBS di rumah tangga tingkat

Kabupaten/Kota.

2.2.2 Di Kecamatan

1. Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PHBS di Rumah Tangga melalui Tim

Penggerak PKK di seluruh desa /kelurahan

2. Sosialisasi pembinaan PHBS di rumah tangga kepada tim penggerak PKK desa

/kelurahan dan organisasi masyarakat lainnya.

ii
3. Mengadvokasi Camat dan lintas sektor terkait untuk memperoleh dukungan

kebijakan dan dana bagi pembinaan PHBS di rumah tangga di seluruh

desa/kelurahan.

4. Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan pembinaan PHBS di Rumah Tangga

berdasarkan prioritas masalah PHBS tingkat desa/kelurahan

5. Melatih TP-PKK desa/kelurahan dalam melaksanakan pembinaan PHBS di Rumah

Tangga.

6. Memantau kemajuan pelaksanaan pembinaan PHBS di Rumah Tangga dan

pencapaian Rumah Tangga diseluruh desa.

7. Mengirimkan hasil pengumpulan data PHBS di seluruh desa/kelurahan ke Dinasa

Kesehatan kabupaten/kota untuk diolah lebih lanjut melalui Sistim Informsi

Manajemen PHBS (SIM-PHBS).

8. Melaksanakan penilaian PHBS di Rumah Tangga tingkat desa/kelurahan.

9. Memberikan penghargaan terhadap Pelaksana Terbaik PHBS di rumah tangga

tingkat desa/kelurahan.

2.2.3 Di Desa/Kelurahan

1. Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga

2. Pengumpulan data PHBS di Rumah Tangga

3. Pengolahan Data dan Pemetaan PHBS

4. Perencanaan kegiatan

5. Penggerakan dan Pelaksanaan Kegiatan.

6. Pemantauan dan Penilaian.

2.3 Dukungan untuk PHBS di Rumah Tangga

1. Bupati/Walikota/Gubernur

ii
Mengeluarkan kebijakan dalam bentuk surat keputusan , surat edaran, atu intruksi

tentang pembinaan PHBS di Rumah Tangga

Mengalokasikan anggaran untuk pembinaan PHBS di Rumah Tangga

Mengkoordinasikan kegiatan pembinaan PHBS di Rumah Tangga

Memantau kemajuan pencapaian Rumah Tangga Sehat

2. DPRD

Menyutujui anggaran untuk pembinaan PHBS di Rumah Tangga.

Mengevaluasikinerja Bupati /Walikota/ yang berkaitan dengan pencapaian Rumah

Tangga Sehat.

3. Dinkes Kab / Kota

Mengadvokasi Bupati / Walikota dan DPRD untuk memperoleh dukungan kebijakan

dan dana bagi pembinaan PHBS di Rumah Tangga.

Sosialisasi PHBS di Rumha Tangga di berbagai kelompok sasaran.

Menyusun rencana, pelaksanaan , pemantauan dan penilaian kegiatan pembinaan

PHBS di Rumah Tangga melalui integrasi dan kemitraan lintas program dan

sektoral.

Menyediakan dan mendistribusikan media promosi pembianan PHBS di Rumah

Tangga ke berbagai sasaran.

Memantau kemajuan pencapaian Rumah Tangga Sehat.

4. Lintas Sektor

Memberi dukungan terhadapa pelaksanaan pembinaan PHBS di rumah tangga sesuai

dengan permasalahan yang ditemui dan berkaitan dengan kewenangan dan fungsi

masing-masing. Menciptakan suasana atau opini yang positif untuk pengembangan

PHBS di rumah tangga.

ii
(https://puskesmasbatuputihberau.wordpress.com/promkes/info-kesehatan/phbs-di-

rumah-tangga/28/05/2018 11.28 WIB)

2.4 Tahap Pemantauan dan Penilaian

a.    Pemantauan

Untuk mengetahui program PHBS telah berjalan dan memberikan hasil atau dampak

seperti yang diharapkan, maka perlu dilakukan pemantauan.

Waktu pemantauan dapat dilakukan secara berkala atau pada pertemuan bulanan,

topik bahasannya adalah kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan dikaitkan

dengan jadwal kegiatan yang telah disepakati bersama. Selanjutnya kendala-kendala

yang muncul perlu dibahas dan dicari solusinya.

Cara pemantauan dapat dilaksanakan dengan melakukan kunjungan lapangan ke tiap

tatanan atau dengan melihat buku kegiatan/laporan kegiatan intervensi penyuluhan

PHBS.

b.      Penilaian

Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sudah dirancang sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai. Penilaian dilaksanakan oleh pengelola PHBS

lintas program dan lintas sektor. Penilaian PHBS meliputi masukan, proses dan

keluaran kegiatan. Misalnya jumlah tenaga terlatih PHBS media yang telah

dikembangkan, frekuensi dan cakupan penyuluhan.Waktu penilaian dapat dilakukan

pada setiap tahun atau setiap dua tahun Caranya dengan membandingkan data dasar

PHBS dibandingkan dengan data PHBS hasil evaluasi selanjutnya menilai

kecenderungan masing-masing indikator apakah mengalami peningkatan atau

penurunan, mengkaji penyebab masalah dan melakukan pemecahannya, kemudian

merencanakan intervensi berdasarkan data hasil evaluasi PHBS.

ii
Contoh di Kabupaten Pariaman data perilaku tidak merokok tahun 2001

menunjukan 44,2% sedangkan tahun 2002 ada peningkatan sebesar 73,6 %

Cara melakukan penilaian melalui :

1)      Pengkajian ulang tentang PHBS

2)      Menganalisis data PHBS oleh kader/koordinator PHBS

3)      Melakukan analisis laporan rutin di Dinas Kesehatan Kabupaten/kota (SP2TP)

4)      Observasi. wawancara mendalam. diskusi kelompok terarah kepada petugas,

kader dan keluarga.

Hasil yang dicapai pada tahap pemantauan dan penilaian adalah :

1)      Pelaksanaan program PHBS sesuai rencana

2)      Adanya pembinaan untuk mencegah terjadinya penyimpangan

3)      Adanya upaya jalan keluar apabila terjadi kemacetan/hambatan

4)     Adanya peningkatan program PHBS.

ii
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Adapun yang menjadi kesimpulan dari tulisan diatas, sebagai berikut :

1.    Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dipraktekkan oleh

setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan

aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.

2.    Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan

masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia

usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

3.    Tatanan PHBS ada lima yaitu :

a.   Tatanan sekolah

b.   Tatanan Rumah tangga

c.   Tempat umum

d.   Tempat kerja

e.    Fasilitas kesehatan

3.2 Saran

1.   Diharapkan kepada masyarakat agar dapat melakukan pergerakan perubahan

perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat ..

2.   Diharapkan kepada masyarakat hendaknya peduli untuk menjaga lingkungan sekitar

agar supaya tetap bersih, sehingga penyakit yang terjadi tiadak ada

3.   Diharapkan kepada petugas puskesmas hendaknya mau menginformasikan kepada

masyarakat melalui kegiatan PHBS untuk menyampaikan tentang pentingnya

menjaga kesehatan bagi masyarakat.

ii
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2011. Panduan Pembinaan dan Penilaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
Rumah Tangga Melalui Tim Penggerak PKK. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia Pusat Promosi Kesehatan Bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Pusat ,
Jakarta.

www.promosikesehatan.com (Online)

drmiftah.blogspot.com/2010/01/phbs  (Online)

http://www.puskel.com/10-indikator-phbs-tatanan-rumah-tangga/ (Online)

http://www.analisadaily.com/news/read/2011/11/21/22519/budayakan_prilaku_hidup_bersih
_dan_sehat/#.T5jdO8hlftQ (Online)

ii
PENGGERAKAN MASYARAKAT MELALUI PRILAKU
HIDUP BERSIH DAN SEHAT

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:

ROSDIANA LUMBAN TOBING, SKM


NIP : 196712291989032001

PUSKESMAS SATRIA KOTA


TEBING TINGGI
2017/2018

ii
DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................ 1


1.1.......................................................................................Latar Belakang
...................................................................................................... 1
1.2.......................................................................................Ruang lingkup
...................................................................................................... 3
1.3. Tujuan penulis ............................................................................ 3
1.4. Manfaat penulisan ..................................................................... 3

BAB II : TINJAUAN TEORITIS ................................................................. 5


2.1 PHBS............................................................................................. 5
2.1.1 Definisi ............................................................................ 5
2.1.2 Manfaat PHBS bagi rumah tangga.................................... 5
2.1.3 Tatanan PHBS.................................................................... 6
2.2 Langkah-langkah pembinaan PHBS dirumah tangga.................... 12
2.3 Dukungan untuk PHBS dirumah tangga........................................ 13
2.4 Tahap pemantau dan Penilaian ...................................................... 15

BAB III : PENUTUP........................................................................................ 17


3.1 Kesimpulan.................................................................................... 17
3.2 Penutup.......................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA
DAPTAR LAMPIRAN

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

karunia-Nya penulis masih diberi kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini

dengan baik. Adapun tujuan penulis menyelesaikan tugas ini adalah untuk memenuhi salah

satu Makalah dalam bidang promosi kesehatan yang akan dilaksanakan dipuskesmas dengan

judul : Penggerakan Masyarakat Melalui Prilaku Hidup Bersih dan Sehat diwilayah kerja

Puskesmas Satria Kota Tebing Tinggi..

untuk itu tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan dari berbagai

pihak yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan serta dukungan unruk membantu

penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar – besarnya kepada yang terhormat :

1. dr Nanang selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi yang telah memberikan

izin kepada penulis

2. dr Alven Julius Situmorang selaku Kepala Puskesmas Satria Kota Tebing Tinggi

3. Bapak Camat Tambangan Kota Tebing Tinggi

4. Bapak Lurah Tambangan Kota Tebing Tinggi.

5. Bapak/Ibu serta Staf Pegawai Puskesmas satria Kota Tebing Tinggi

6. Yang teristimewa buat suami serta anak penulis yang telah senantiasa memberikan

perhatian, dukungan, motivasi serta memenuhi segala kebutuhan baik moril maupun

materil sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan

jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penulisan maupun bahasanya. Maka dengan ini,

ii
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi

kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan untuk kemajuan dalam

bidang promosi kesehatan yang telah diberikan kepada penulis akan mendapat imbalan dari

Tuhan Yang Maha Esa. Atas perhatian yang diberikan kepada penulis saya ucapkan banyak

terima kasih.

Tebing Tinggi, Mei 2018

Penulis

(Rosdiana Lumban Tobing ,SKM)

ii

Anda mungkin juga menyukai