ABSTRAK......................................................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................................3
2.1 Kajian Teori........................................................................................................................................3
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................................................................4
3.1 Model Penelitian...............................................................................................................................6
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................................................................8
4.1 Hasil Penelitian................................................................................................................................10
BAB V PENUTUP........................................................................................................................................12
ANALISA EFEK COVID-19 TERHADAP DIMENSI KEHIDUPAN MANUSIA
ABSTRAK
Kecemasan dan ketakutan melanda manusia di awal tahun 2020. Hal ini
disebabkan oleh hadirnya virus baru yang menyerang bagian penting dari organ
tubuh manusia. Ia tidak hanya menyerang, namun juga mematikan. Ratusan ribu
manusia telah terjangkit sengatannya. Puluhan ribu jiwa telah ditewaskannya.
Ratusan negara telah menikmati keganasannya. Penularan dan penyebarannya
sangat cepat. Nilai-nilai kearifan budaya global dan lokal yang dibangun oleh
manusia selama ini menjadi kadaluarsa karena kehadirannya. Para pemimpin
negara gonjang-ganjing dan dituntut berpikir ekstra menyelamatkan rakyatnya.
Para tenaga medis pun mengalami kelelahan, bahkan menjadi korban paparan
virus ini. Para pemimpin spiritual keagamaan juga telah melakukan berbagai
devosi untuk mengakhiri wabah ini. Solidaritas dan kerja sama global, nasional,
lokal hingga tiap individu sangat dibutuhkan untuk memutus rantai kebringasan
Covid-19.
BAB 1 PENDAHULUAN
Virus Corona adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat. Diketahui ada dua jenis virus corona yang
menyebabkan dan menimbulkan penyakit gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit jenis baru yang belum
pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab Covid-19 ini
dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan
dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing
luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan
yang menjadi sumber penularan Covid-19 ini sampai saat ini masih belum
diketahui.[1]
Tanda dan gejala umum infeksi Covid-19 antara lain gejala gangguan pernafasan
akut seperti demam, batuk, sesak nafas, sakit tenggorokan, pilek, pneumonia
ringan hingga berat. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi
terpanjang 14 hari. Pada kasus berat Covid-19 dapat menyebabkan pneumonia,
sindrom pernafasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan
gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam ?38?C,
kesulitan bernafas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di
kedua paru.[4]
Berdasarkan penelitian dan bukti ilmiah, Covid-19 dapat menular dari manusia ke
manusia melalui sentuhan fisik dan cairan batuk/bersin. Orang yang paling
berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien Covid-
19 termasuk yang merawat pasien Covid-19. Rekomendasi standar untuk
mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara teratur,
menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan
manusia, ternak, hewan liar dan menghindari kontak dekat dengan siapa pun
yang menunjukkan gejala penyakit pernafasan seperti batuk dan bersin. Selain
itu, menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) saat berada di
fasilitas kesehatan terutama unit gawat darurat.[5]
Pada dasarnya, virus adalah sepotong materi genetik yang tidak dapat melakukan
banyak hal dengan sendirinya. Covid-19 sama seperti virus-virus lainnya
membutuhkan inang, dalam kasus ini, yakni tubuh manusia sebagai area
perkembangbiakan dan penyebarannya. Ia harus menyerang tubuh manusia agar
ia dapat berkembang biak. Karena, tanpa tubuh manusia, virus ini akan mati.
Virus dapat menggandakan dirinya apabila ia berhasil masuk ke dalam tubuh
manusia.
Jalur penularan utama virus Corona adalah melalui cairan atau tetesan
batuk/bersin. Seseorang yang terinfeksi Covid-19 akan mengalami batuk dan
bersin yang mengeluarkan cairan mengandung virus. Virus tersebut akan masuk
ke tubuh orang lain saat bernafas atau menyentuh di mana tetesan tersebut
menempel. Selanjutnya, saat seseorang memegang wajah dengan tangan dan
bernafas, ia pun akan terpapar virus ini.
Saat virus Corona telah masuk ke dalam tubuh, dengan cepat ia akan menuju
belakang tenggorokan dan hidung orang tersebut. Lapisan hidung dan
tenggorokan disebut sebagai mukosa. Di dalam lapisan hidung dan tenggorokan,
virus berbentuk paku ini akan menempelkan dirinya sebelum ia mulai bekerja.
Ketika mencapai bagian belakang hidung, virus ini akan mengambil alih sel-sel di
lorong hidung. Ia akan masuk ke dalam dan memprogram ulang untuk berhenti
melakukan pekerjaan apapun dan hanya fokus membuat lebih banyak virus.
Setelah sel tersebut menghasilkan lebih banyak virus daripada kapasitasnya, virus
pun akan meledak dan menempelkan diri ke sel-sel yang berdekatan. Kemudian
menggunakannya sebagai tempat untuk reproduksi, dan siklus kembali berulang.
Penghancuran sel-sel di hidung dan tenggorokan akan menyebabkan batuk
kering dan sakit ternggorokan. Rasa sakit yang dirasakan adalah tanda bahwa sel
berada dalam kesulitan dan sedang dihancurkan.
Tahap selanjutnya adalah demam. Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh atau
imun telah menyadari adanya benda asing di dalam tubuh. Bahan kimia yang
disebut sebagai pirogen pun dilepaskan oleh sistem imun. Zat ini
menginstruksikan otak untuk menaikkan suhu tubuh, menyebabkan seseorang
mengalami demam tinggi, yaitu sekitar ?38?C. Demam membantu tubuh memicu
bagian lain dari sistem kekebalan tubuh untuk mulai bekerja dan juga
menciptakan lingkungan yang tidak menguntungkan atau berlawanan dengan
virus. Ada pendapat yang mengatakan bahwa demam membantu melawan
infeksi, tetapi karena demam merupakan penanda tidak sehat, seseoorang
mencoba untuk menurunkannya dengan meminum obat penurun
demam. Namun, gejala demam, batuk, maupun sakit tenggorokan adalah waktu
di mana gejala berakhir di sebagian besar orang. Dalam waktu 5-7 hari,
kekebalan tubuh akan memberikan respon secukupnya untuk menghancurkan
virus dan orang tersebut pun akan pulih.
Apabila sistem imun seseorang tidak kuat, dengan cepat virus ini akan terus
menyebar. Saat virus menggandakan diri dan menginfeksi lebih banyak sel di
dalam tubuh, ia turun menuju ke paru-paru. Di sini, virus menyerang sel-sel di
paru-paru. Kondisi ini membuat paru-paru kesulitan melakukan tugasnya
mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Paru-paru pun akan
bekerja lebih keras dan orang tersebut akan mengalami sesak nafas. Inilah yang
menyebabkan virus Corona dikaitkan dengan kesulitan bernafas. Saat virus
semakin banyak menyerang bagian paru-paru, maka akan terjadi peradangan.
Ketika peradangan semakin meningkat itu berarti cairan dan nanah sudah banyak
mengisi paru-paru, sehingga seseorang mengalami pneumonia. Selanjutnya,
apabila paru-paru terus membengkak dan terisi dengan banyak cairan dan nanah
dari virus ini, pasien membutuhkan ventilator (mesin yang berfungsi untuk
menunjang dan membantu membantu pernafasan). Saat paru-paru tidak mau
bekerja sekalipun dibantu oleh ventilator, pasien akan mengalami kematian.
Para peneliti di berbagai belahan dunia masih terus melakukan penelitian untuk
menciptakan vaksin. Hingga sekarang, situasi wabah masih terus berkembang
dan kajian tentang virus ini masih terus diperbarui.
1. Memastikan ketersediaan sarana untuk cuci tangan pakai sabun (CTPS), alat
pembersih sekali pakai (tissue), dan/atau hand sanitizer di berbagai lokasi
strategis di lingkungan unit kerja.
2. Menyediakan sarana untuk cuci tangan menggunakan air dan sabun atau
pencuci tangan berbasis alkohol di berbagai lokasi strategis di sekolah sesuai
dengan jumlah yang dibutuhkan.
7. Jika terdapat ketidakhadiran dalam jumlah besar karena sakit yang berkaitan
dengan pernafasan, Dinas Pendidikan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan.
14. Warga sekolah dan keluarga yang bepergian ke negara dengan transmisi
lokal Covid-19 dan mempunyai gejala demam atau gejala pernafasan seperti
batuk/pilek/sakit tenggorokan/sesak nafas diminta untuk tidak melakukan
pengantaran, penjemputan, dan berada di area sekolah.
Isi protokol ini hampir sama dengan poin 2.4.3 di atas. Beberapa tambahan
penting yang mau disoroti dalam protokol ini. Pertama, petugas bandara dan
pelabuhan tidak melakukan stigmatisasi dan diskriminasi kepada pelaku
perjalanan dari negara tertentu terkait Covid-19. Kedua, dalam melakukan proses
wawancara, para petugas bertindak kooperatif menyampaikan pertanyaan,
sedangkan para pengunjung secara jujur memberikan jawaban kepada para
petugas dan mengikuti arahan sesuai dengan protokol penanganan Covid-19.
Ketiga, para pengunjung mengikuti alur skrining Covid-19.[19]
Dokumen ini memuat beberapa protokol dalam lingkup khusus pemerintahan,
yakni:
1. Jika sakit, tetap di rumah. Jangan pergi bekerja, ke sekolah, atau ke ruang
publik untuk menghindari penularan Covid-19 ke orang lain di masyarakat.
d. Ukur suhu tubuh dan observasi gejala batuk atau sesak nafas.
e. Terapkan perilaku sehat dan bersih.
f. Berada di ruang terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi.
b. Ukur suhu tubuh dan observasi gejala batuk atau sesak nafas.
d. Jika hasilnya positif, maka lakukan isolasi diri sendiri dan selanjutnya tempuh
tindakan medis.
BAB V PENUTUP
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam social distancing, yakni tetap tinggal di
rumah dan bekerja dari rumah, menghentikan kegiatan tatap muka di
sekolah/kampus dan beralih ke metode belajar online, bertemu orang lain
melalui telepon atau video call, dan membatalkan atau menunda konferensi dan
rapat. Aktivitas belajar, bekerja, dan beribadat dilakukan di rumah masing-
masing.[29]