Anda di halaman 1dari 5

Latar Belakang

Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di masyarakat yang
sulit untuk ditanggulangi. Dari tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu penyakit
yang menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak. Menurut World Health
Organization (WHO), diare adalah penyebab kematian kedua pada anak dibawah 5
tahun.
Secara global setiap tahunnya ada sekitar 2 miliar kasus diare dengan angka
kematian 1.5 juta per tahun. Pada negara berkembang, anak– anak usia dibawah 3 tahun
rata-rata mengalami 3 episode diare pertahun. Penyebab utama kematian akibat diare
adalah terjadinya dehidrasi pada penderita secara cepat sehingga perlu tatalaksana
yang cepat dan tepat.
Untuk itu peran ibu menjadi sangat penting karena di dalam merawat anaknya ibu
seringkali berperan sebagai pelaksana dan pembuat keputusan dalam pengasuhan anak,
terutama memberi perawatan bila anak sakit. Dengan demikian bila ibu mengetahui
tatalaksana pencegahan diare secara tepat maka diharapkan dapat memberikan
pencegahan dan pertolongan diare pada anak (Purnamasari,2011).

Tanda-tanda Diare

- Buang air besar dengan frekuesi > 3x sehari selama 3 hari berturut-turut.

- Konsistensi tinja lebih encer dari biasanya

Penanganan Diare
Pertolongan pertama yang dapat diberikan pada penderita diare adalah
pencegahan dehidrasi dimana dehidrasi yang berkelanjutan dapat menyebabkan kematian
terutama pada bayi dan anak. Oleh karena itu ibu harus segera memberikan terapi
rehidrasi oral berupa oralit.
(Sudarmoko,2011).

Cairan rehidrasi oral (CRO) atau yang dikenal dengan nama ORALIT adalah
cairan yang dikemas khusus, mengandung air dan elektrolit digunakan untuk
mencegah dan mengatasi dehidrasi saat diare(Ikatan Dokter Anak Indonesia,
2014). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mencegah atau
mengatasi dehidrasi pada anak yang mengalami diare, yaitu (1) mengganti
kehilangan cairan yang telah terjadi, (2) mengganti kehilangan cairan yang
sedang berlangsung, dan (3) pemberian cairan rumatan(Ikatan Dokter Anak
Indonesia, 2014).

1. Tanpa dehidrasi

Pada keadaan ini, buang air kecil masih seperti biasa. ASI diteruskan, tidak perlu
membatasi atau mengganti makanan, termasuk susu formula. Dapat diberikan CRO
5-10 ml setiap buang air besar cair.

2. Dehidrasi ringan-sedang

Anak terlihat haus dan buang air kecil mulai berkurang. Mata terlihat agak
cekung, kekenyalan kulit menurun, dan bibir kering.  Pada keadaan ini, anak harus
diberikan cairan rehidrasi dibawah pengawsan tenaga medis, sehingga anak perlu
dibawa ke rumah sakit. CRO diberikan sebanyak 15-20 ml/kgBB/jam. Setelah
tercapai rehidrasi, anak segera diberi makan dan minum. ASI diteruskan. Pemberian
minuman seperti cola, gingerale, aple juice, dan minuman olah raga (sports drink)
umumnya mengandung kadar karbohidrat dan osmolaritas yang tinggi. Minuman
tersebut dapat menyebabkan diare osmotik yang lebih berat disamping mengandung
kadar Na yang rendah sehingga sering menyebabkan hiponatremia. Teh sebaiknya
tidak digunakan sebagai cairan rehidrasi karena juga mengandung kadar Na yang
rendah. Makanan tidak perlu dibatasi karena pemberian makanan akan
mempercepat penyembuhan. Pemberian terapi CRO cukup dilaksanakan pada ruang
observasi di UGD atau Ruang Rawat Sehari.Muntah bukan larangan untuk pemberian
CRO. CRO harus diberikan secara perlahan-lahan dan konstan untuk mengurangi
muntah. Keadaan anak harus sesering mungkin direevaluasi
3. Dehidrasi Berat

Selain gejala klinis yang terlihat pada dehidrasi ringan-sedang, pada keadaan ini
juga terlihat napas yang cepat dan dalam, sangat lemas, keasadaran menurun,
denyut nadi cepat, dan kekenyalan kulit sangat menurun. Anak harus dibawa segera
ke Rumah Sakit untuk mendapat cairan rehidrasi melalui infus.

I. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta dapat menerapkan cara
melakukan pertolongan pertama diare pada anak
b. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta dapat menerapkan cara
melakukan pencegahan dehidrasi pada anak

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta :
1) Mengetahui cara pertolongan pertama pada anak yang mengalami diare
2) Mengetahui cara mencegah anak supaya tidak dehidrasi dan bahaya dehidrasi pada
anak.

- DIARE
a. Apa boleh pemberian Lacto B sebagai pengganti oralit?
Jawab : lacto B merupakan probiotik dimana pemberian lacto B dapat diberikan
pada kondisi diare yang disebabkan karena infeksi sehingga pemberian lacto B
dapat meningkatkan flora normal perut. Namun pemberian oralit tetap perlu
diberikan sebagai cairan pengganti yang keluar saat diare
b. Apakah balita di bawah 1 tahun boleh diberi cairan garam dan gula?
Jawab : tentu saja boleh, karena cairan oralit (garam dan gula) sangat penting saat
terjadi diare.

Anda mungkin juga menyukai