HIV/AIDS
Nama Kelompok :
STIKES RS HUSADA
2020
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Makalah ni dibuat untuk menambah pengetahuan mengenai
surveilans penyakit menular HIV/AIDS, sehingga kita dapat memahami sebuah
surveilans penyakit menular HIV/AIDS secara mendalam.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan
penyusun terima. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
12 Desember 2020
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................2
Daftar isi............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan................................................................................................................19
3.2 Saran..........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
3. Jelaskan mengenai surveilans penyakit menular (communicable disease)
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
1. INFLUENZA
Influenza atau yang lebih dikenal dengan flu adalah penyakit menular yang sudah
tidak asing bagi banyak orang. Penyakit ini banyak menyerang pada musim hujan
dan musim pancaroba (pergantian musim). Influenza ini disebabkan oleh virus.
Virus influenza merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan, seperti
hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Karena sulitnya sistem imun tubuh
mendeteksi virus influenza, maka tubuh cenderung lebih mudah terkena flu.
Bahkan tubuh dapat beberapa kali terkena flu dalam waktu yang berdekatan.
● Media Penularan
6
Flu dapat ditularkan melalui udara seperti batuk atau bersin, dapat ditularkan
melalui kontak kulit yaitu jabat tangan atau pelukan, dapat ditularkan melalui air
liur seperti berciuman atau minuman bersama, dan dapat juga ditularkan melalui
kontak dengan permukaan yang terkontaminasi seperti selimut atau pegangan
pintu. Maka jika kita berdekatan dengan orang yang sedang flu, kemungkinan kita
tertular flu sangatlah besar. Perantara udara adalah media penularan flu yang
paling cepat.
● Cara Pencegahan
Menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang virus. Misalnya dengan
makan teratur, istirahat yang cukup, minum air putih sesuai kebutuhan,
berolahraga, dan memiliki gaya hidup yang sehat. Selain itu, menjaga daya tahan
tubuh juga dapat juga didukung dengan asupan vitamin terutama Vitamin C yang
bisa didapatkan di buah-buahan maupun vitamin yang dijual di toko-toko.
Pencegahan lainnya adalah dengan menggunakan masker ditempat umum,
terutama bagi yang menderita influenza.
2. TUBERKOLOSIS (TBC)
● Media Penularan
7
Selain itu, penggunaan barang pribadi secara bergantian dengan penderita TBC
aktif, seperti gelas dan sendok pun dapat menjadi jembatan penularan TBC.
● Cara Pencegahan
Mengurangi kotak dengan penderita TBC aktif. Jika akan kontak pun, gunakanlah
masker untuk melindungi pernapasan kita. Serta hindari penggunaan barang
pribadi yang bergantian dengan penderita TBC aktif. Pemberian Vaksin BCG
(diberikan pada saat balita). Menjaga pola hidup yang baik dengan asupan
makanan yang bergizi dan olah raga teratur.
3. CACAR AIR
Cacar air adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varicella zoster yang
menimbulkan bintik kemerahan di kulit yang menggelembung maupun tidak,
melepuh, dan terasa gatal. Masa inkubasi virus penyebab cacar ini sekitar 2-3
minggu. Biasanya awal gejala ditandai dengan naiknya suhu tubuh.
● Cara Penularan
Cacar air dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita. Seperti
berjabat tangan, atau bersentuhan langsung dengan gelembung bintik yang pecah.
Cacar air juga dapat menular melalui udara. Misalnya, saat penderita cacar
bernapas, bersin, atau batuk dan terhirup oleh udara ke arah kita, kita dapat
tertular cacar air. Melalui barang pribadi penderita, seperti pakaian.
● Cara Pencegahan
Melakukan vaksinasi cacar air Menjaga kebersihan diri sendiri, pakaian, dan
lingkungan , mengkonsumsi makanan bergizi dan menghindari sumber penularan
cacar air.
4. TIFUS
Tifus adalah penyakit infeksi pada usus halus yang disebabkan oleh bakteri
salmonella.Biasanya ditandai dengan demam yang suhunya naik secara bertahap
8
hingga membuat penderita menggigil. Biasanya demam terjadi di malam hari dan
mereda, kemudian akan naik lagi di malam berikutnya. Gejala yang lain dapat
berupa sakit kepala, sakit di bagian perut, denyut jantung menurun, sampai
kehilangan nafsu makan.
● Media Penularan
Melalui makanan yang yang tidak sehat ataupun pembersihan yang tidak baik
sebelum bahan makanan tersebut dimakan, melalui tangan dan kuku yang tidak
bersih, melalui air yang digunakan untuk minum atau mencuci piring dan gelas
dan peralatan makan lainnya, melalui kulit karena bakteri ini dapat masuk lewat
kulit yang terkoyak akibat luka, dan tifus juga dapat menular melalui lingkungan
yang tidak bersih.
Cara Pencegahan
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang selanjutnya
memperlemah kekebalan tubuh manusia melawan infeksi dan penyakit. AIDS
adalah penyakit yang menyerang pada sel-sel darah putih yang bertugas untuk
membentuk kekebalan tubuh. Akibatnya, daya tahan tubuh menjadi merosot dan
sangat mudah dihinggapi berbagai macam penyakit. AIDS dapat menyebabkan
kematian.
● Media Penularan
9
Melalui hubungan seksual dengan penderita, melalui transfusi darah, penggunaan
jarum bekas penderita, dan ditularkan oleh ibu yang tengah mengandung pada
bayi yang dikandungnya.
● Cara Pencegahan
a. Surveilans penyakit
Pada surveilans masyarakat global ini lebih ke kerja sama antar negara yang
dimana semua negara bekerja sama dalam menyelesaikan penyakit menular
10
baik dari negara maju maupun negara berkembang. Dengan begitu
memudahkan transmisi penyakit infeksi lintas negara seperti, konsekuensinya
dan masalah- masalah yang dihadapi baik dari negara maju maupun negara
berkembang. Timbulnya epicdemi global khususnya untuk mengambangkan
jejaring yang terpadu di seluruh dunia,yang dapat menyatukan para praktisi
kesehatan, penelitian, pemerintah dan organisasi lainnya agar dapat
memperhatikan kebutuhan- kebutuhan surveilans yang melintas batas- batas
negara. Ancaman aneka penyakit menular merebak pada skala global, baik
penyakit lama yang muncul kembali/ remerging diseases, maupun penyakit-
penyakit yang baru muncul/ newemerging diseases seperti HIV/AIDS, flu
burung dan SARS. agenda surveilans global yang komprehensif dapat
melibatkan aktor- aktor yang baru, termasuk pemangku kepentingan
pertahanan keamanan dan ekonomi.
11
tahunnya sejak munculnya HIV/AIDS di tahun 1987. Peningkatan paling tertinggi
di tahun 2016 yang dibandingkan di tahun tahun sebelumnya sebesar 10.315
kasus. Berikut merupakan jumlah kasus HIV/AIDS yang sumbernya dari ditjen
pencegahan dan penanggulangan penyakit (p2p), data laporan pada tahun 2017
yang bersumber dari sistem informasi HIV/AIDS dan IMS (SIHA).
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa data HIV dari tahun ke tahun
cenderung meningkat sedangkan data AIDS cenderung relatif stabil. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa banyak orang yang teridentifikasi HIV namun belum masuk
pada stadium AIDS.
12
Menurut Kemenkes 2013, tes darah merupakan satu-satunya cara untuk
mengetahui apakah seseorang terinfeksi HIV atau tidak. Tes HIV merupakan
prasyarat penegakan diagnosis menghubungkan orang dengan HIV/AIDS dengan
perawatan maupun pencegahan secara lebih dini. Dengan diagnosis yang telah
ditegakkan, maka akses terapi dapat dimulai.
13
3. Bila status HIV Negatif maka dapat mempertahankan diri agar tetap
negatif melalui upaya pencegahan seperti: perilaku seksual yang aman,
penggunaan kondom, mengurangi pasangan seksual (Kemenkes, 2010)
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui prevalensi penderita HIV/AIDS
b. Untuk mengetahui faktor risiko HIV/AIDS
14
c. Untuk mengetahui hubungan antara konsumsi narkoba dengan
HIV/AIDS
2. Definisi Kasus
6. Analisis Data
15
ini menggunakan data statistik dan dapat dianalisis selama proses
penelitian berlangsung. Analisis yang digunakan yaitu univariat dilakukan
untuk melihat distribusi karakteristik responden yang terdiri atas distribusi
usia, status perkawinan, tingkat pendidikan, usia, dan perilaku berisiko
HIV/AIDS, pengetahuan tentang HIV/AIDS, sikap terhadap pencegahan
HIV/AIDS.
16
AIDS rendah sebanyak 44 responden (67,7%) dan memiliki resiko tinggi
sebanyak 21 responden (23,3%). Analisis pengetahuan tentang HIV/AIDS
ditemukan bahwa narapidana memiliki pemahaman yang cukup mengenai
informasi dan penyebab HIV. Pengetahuan mengenai pencegahan HIV 66,1%
narapidana menjawab dengan benar, 78,5% narapidana menjawab benar
mengenai pemberian edukasi yang bisa dilakukan di lapas, dan 64,6%
narapidana menjawab dengan benar mengenai program pencegahan HIV yang
dilaksanakan di lapas, serta 63,1% narapidana menjawab dengan benar
mengenai pencegahan HIV/AIDS pada penasun. Sikap narapidana terhadap
pencegahan HIV/AIDS 55,5% narapidana memiliki sikap yang mendukung.
17
menunjukkan bahwa analisis bivariat menggunakan uji chi-square
memperoleh hasil sebagai berikut.
7. Mekanisme Diseminasi
8. Metode Evaluasi
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kemkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/infodatin/InfoDatin-HIV-AIDS-2018.pdf
https://osf.io/5bqvw/download/?format=pdf#:~:text=Menurut%20para%20ahli
%2C%20penyakit%20menular,atau%20melalui%20perantara%2Fpenghubung
https://www.jpkmsuryasumirat.com/index.php/berita/artikel/107-30-jenis-
penyakit-menular-penyebab-dan-pencegahannya
https://www.kemkes.go.id/article/view/17010600004/situasi-hiv-aids-di-
indonesia.html
20