Anda di halaman 1dari 5

PENTINGNYA INTERPROFESIONAL COLABORATION DENGAN

KESELAMATAN PASIEN
Hanifah Regita Pulungan
(181101092)
Hanifahregita16@gmail.com

ABSTRAK

Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada
pasien/klien dalam melakukan diskusi tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan,
saling berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya.
Apapun bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang
memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator. Kolaborasi merupakan proses komplek yang
membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab
bersama untuk merawat pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga
professional.

Kata kunci : Kesehatan,Kolaborasi,Pelayanan

PENDAHULUAN dibutuhkan untuk meningkatkan kepuasan


pasien dalam melakukan pelayanan
Di era kemajuan ilmu kesehatan saat ini,
kesehatan.
pendidikan merupakan suatu hal yang
penting dalam mengembangkan kualitas Pendekatan kolaborasi yang masih

pelayanan kesehatan, berdasarkan hal berkembang saat ini yaitu interprofessional

tersebut maka untuk menyesuaikan collaboration (IPC) sebagai wadah dalam

kebutuhan masyarakan perlunya sistem upaya mewujudkan praktik kolaborasi yang

pendidikan yang bermutu dan mempunyai efektif antar profesi. Terkait hal itu maka

orientasi pada ilmu pengetahuan yang perlu diadakannya praktik kolaborasi sejak

berkembang pesat seperti saat ini . dini dengan melalui proses pembelajaran

(Febriyani, 2014). yaitu dengan melatih mahasiswa Pendidikan


kesehatan. Sebuah grand design tentang
Peningkatan permasalahan pasien yang
pembentukan karakter kolaborasi dalam
kompleks membutuhkan keterampilan dan
praktik sebuah bentuk pendidikan yaitu
pengetahuan dari beberapa tenaga
interprofessional education (IPE) (WHO,
profesional (Keshtkaran et al., 2014). Oleh
2010, Department of Human Resources for
karena itu kerja sama dan kolaborasi yang
Health).IPC merupakan wadah kolaborasi
baik antar profesi kesehatan sangat
efektif untuk meningkatkan pelayanan tenaga kesehatan antarprofesi secara tidak
kesehatan kepada pasien yang didalamnya langsung membuat pasien dalam sebuah
terdapat profesi tenaga kesehatan meliputi resiko kesalahan dalam perawatan yang akan
dokter, perawat, farmasi, ahli gizi, dan mempengaruhi keselamatan nyawa pasien.
fisioterapi (Health Professional Education Sudah dapat dibuktikan bahawa
Quality (HPEQ), 2011). Sedangkan IPE Interprofessional Education (IPE) dapat
merupakan proses satu kelompok mahasiswa meningkatkan upaya Interprofessional
yang berhubungan dengan kes ehatan yang Collaboration karena apabila peningkatan
memiliki latar belakang jurusan pendidikan hanya dialami oleh satu profesi belum tentu
yang berbeda melakukan pembelajaran akan berpengaruh terhadap profesi lain.
bersama dalam masa pendidikan dengan Interprofessional Education yang dilakukan
berinteraksi untuk mencapai tujuan yang sejak dini akan meningkatkan fokus
penting dengan berkolaborasi dalam upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
promotif, preventif, kuratif, rehablitatif antar profesi tenaga kesehatan (Health
(WHO, 2010, Department of Human Professional Education Quality [HPEQ],
Resources for Health). 2011).

Perkembangan praktek interprofesional Hal tersebut juga didukung oleh


dan fungsional yang terbaik dapat dicapai penelitian Bennet et al. (2011) bahwa IPE
melalui pembelajaran antar professional akan meningkatkan kolaborasi diseluruh
(Williams et al., 2013). Menurut Luecth et hambatan antara tenaga kesehatan dan
al. (1990) didalam IEPS (Interdisciplinary meningkatkan peran utama dalam melayani
Education Perception Scale) diterangkan konsumen pada pelayan kesehatan yang
terdapat empat komponen persepsi tentang berkulitas.
Interprofessional Education yaitu
METODE
kompetensi dan otonomi, persepsi
kebutuhan untuk bekerja sama, bukti Penelitian ini merupakan penelitian
kerjasama yang sesungguhnya, dan deskriptif observasional. Variabel yang
pemahaman terhadap profesi lain. diteliti adalah jurnal – jurnal dan buku-buku
Interprofessional Education penting ajar tentang proses keperawatan dengan cara
diimplementasikan untuk pencapaian Patient membandingkan tiap isinya satu sama lain.
safety, lemahnya kolaborasi yang pada
HASIL DAN PEMBAHASAN hubungan kerjasama yang kompleks dan
membutuhkan pertukaran pengetahuan yang
Berdasarkan data dari WHO, 70-80%
berorientasi pada pelayanan kesehatan untuk
kesalahan dalam pelayanan kesehatan
pasien. Membangun dan mempertahankan
disebabkan oleh buruknya komunikasi dan
kolaborasi tim kesehatan sangat diperlukan
pemahaman di dalam tim. Kerja sama tim
agar dapat memberikan pelayanan kesehatan
yang baik dapat membantu mengurangi
kepada pasien dengan optimal
masalah patien safety.
Kolaborasi tim kesehatan adalah
KESIMPULAN DAN SARAN
hubungan kerja yang memiliki tanggung
Kolaborasi tim kesehatan sangatlah
jawab bersama dengan penyedia layanan
penting karena masing-masing tenaga
kesehatan lain dalam pemberian
kesehatan memiliki pengetahuan,
(penyediaan) asuhan pasien (ANA, 1992
keterampilan, kemampuan, keahlian, dan
dalam Kozier, Fundamental Keperawatan).
pengalaman yang berbeda. Dalam kolaborasi
Kolaborasi kesehatan merupakan aktivitas
tim kesehatan, mempunyai tujuan yang sama
yang bertujuan untuk memperkuat hubungan
yaitu sebuah keselamatan untuk pasien.
diantara profesi kesehatan yang berbeda. 
Selain itu, kolaborasi tim kesehatan ini dapat
Kolaborasi tim kesehatan terdiri dari
meningkatkan performa di berbagai aspek
berbagai profesi kesehatan seperti dokter,
yang berkaitan dengan sistem pelayanan
perawat, psikiater, ahli gizi, farmasi,
kesehatan. Semua tenaga kesehatan dituntut
pendidik di bidang kesehatan, dan pekerja
untuk memiliki kualifikasi baik pada
sosial. Tujuan utama dari kolaborasi tim
bidangnya masing-masing sehingga dapat
kesehatan adalah memberikan pelayanan
mengurangi faktor kesalahan manusia dalam
yang tepat, oleh tim kesehatan yang tepat, di
memberikan pelayanan kesehatan.
waktu yang tepat, serta di tempat yang tepat.
Elemen penting dalam kolaborasi tim
DAFTAR PUSTAKA
kesehatan yaitu keterampilan komunikasi
yang efektif, saling menghargai, rasa Canadian Health Service Research
percaya, dan proses pembuatan keputusan Foundation.(2006). Teamwork in
(Kozier, 2010). Konsep kolaborasi tim Healthcare: Promoting Effective Teamwork
kesehatan itu sendiri merupakan konsep in Healthcare in Canada.
Canadian Medical Association. Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.
(2007). Putting patient first: patient- Indonesia.
centered collaborative care, a discussion
Lestari, Trisasi. Knteks Mikro dalam
paper.
Implementasi Patient Safety: Delapan
Family Health Teams. (2005). Guide to Langkah Untuk Mengembangkan Budaya
Collaborative Team Practice. Canada: Patient Safety. Buletin IHQN Vol
Ontario. II/Nomor.04/2006 Hal.1-3

Cahyono, J. B. S. B. (2008) Membangun Maghfiroh, L. and Rochmah, T. N. (2017)


Budaya Keselamatan Pasien dalam ‘Analisis Kesiapan Puskesmas Demangan
Praktik Kedokteran. Yogyakarta: Kanisius. Kota Madiun Dalam Menghadapi
Akreditasi’, Jurnal MKMI, 13(4), pp. 329–
Departemen Kesehatan R.I. (2007).
336
Panduan Nasional Keselamatan Pasien
Rumah (Patient Safety). Jakarta : Depkes. Mukti, A.G. (2007). Strategi Terkini
Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan:
Departemen Kesehatan R.I. (2008). Upaya
Konsep dan Implementasi, Pusat
Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit.
Pengembangan Sistem Pembiayaan dan
(konsep dasar dan prinsip). Jakarta: Depkes.
Manajemen Asuransi/Jaminan Kesehatan.
Ismaniar,Hetty .(2015). Keselamatan Pasien Yogyakarta: Fakultas Kedokteran
di Rumah Sakit. Yogyakarta : Deepublish Universitas Gajah Mada.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Muninjaya, A.G. (2004). Manajemen


(2015). Peraturan Menteri Kesehatan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku
Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 Kedokteran ECG.
tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Simamora. R.H (2019). Buku Ajar
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter,
Pelaksanaan Identifikasi Pasien Uwais
dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
Inspirasi Indonesia.
Indonesia.
Simamora, R.H .(2019). The Influence of
Kementerian Kesehatan Republik
Training Handover based SBAR
Indonesia .(2017). Peraturan Menteri
Communication for Improving Patients
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Safety Indian Journal of Public Health
Research & Development.

Simamora, R.H .(2019). Documentation of


Patients Identification into the Electronic
System to Improve the Quality of Nursing
Services : International Journal of scientific
& Technology Research.

Yahya, Adib A. (2006) Konsep dan Program


“Patient Safety”. Proceedings of  National
Convention VI of The Hospital Quality
Hotel Permata Bidakara, Bandung 14-15
November 2006.

Yahya, Adib A. (2007) Fraud & Patient


Safety. Proceedings of  PAMJAKI meeting
“Kecurangan (Fraud) dalam
Jaminan/Asuransi Kesehatan” Hotel Bumi
Karsa, Jakarta 13 December 2007

Anda mungkin juga menyukai