Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

“PENETUAN KADAR KOLESTEROL SERUM”

Oleh:
Kelompok 10
Semester 3
Angkatan 2019

1. Indah kamula dina (20191880041)


2. Antika qobliyatul R (20191880042)
3. Afrida hadiyati S (20191880043)
4. Moch hamammul M (20191880044)

PROGRAM STUDI S-1 KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURABAYA
2020
JAWABAN DARI DISKUSI

1. pemeriksaan kolestrol serum ini menggunkaan metode pemeriksaan enxzimatik


dan kuantifikasi senya yang berbenruk sppektrofotometrik. Kolestrol darah terdaat
dalam bentuk kolestrol dan kolestro ester. Kolestrol ester dihidrolisis
menggunakan enzum kolestrol esterase menghasilkan kolestrol. Kemudian
kolestrol dikosidasi mengahsikan kolesternon dan hidrogen peroksida yang
nantinya akan bereaksi dengan aminofenazon dan klorofenol membentuk senyawa
berwarna yang kadarnya dapat diukur dengan spektrofotometri pada gelombang
546 nm. Indicator kolorimetrik pada percobaan ini adalah quinonimine yang
terbentuk antara 4-aminoantypirine, phenol dan hydrogen peroksida yang
dikatalisa oleh enzim peroksidase .

2. kolestrol esterase adalah enzim yang berfungsi untuk menghidrolisis kolestrol


esterase. Kolestrol esterase atau yang disebut CE disintesis di pancreas dan
dilepaskan terhadap respon CCK dalam aktif penuh. Emzim ini tidak berpengaruh
terhadap absorpsi dari kolestrol bebas tetapi secara drmatis dapat menurunkan
absorpsi dari kolestrol ester yang akan menghidrolisisnya menjadi kolestril bebas
dan FA. Kemampuan hidrolisis dari enzim kolestrol esterase tidak spesisik
sehingga juga akan menghidrolisis TAG dan MAG. Tetapi pengaruhnya terhadap
TAG tidak signifikan secara klinis, berbeda dengan MAG yang akan meunurnkan
proses reesterfikasi menjadi TAG yang terjadi pada enterosit.

3. Enzim ini termasuk dalam famili oksidoreduktase. Nama sistematis kelas enzim ini


adalah kolesterol: oksigen oksidoreduktase . Nama lain yang umum digunakan
termasuk kolesterol-O2 oksidoreduktase , 3beta-hidroksi steroid oksidoreduktase ,
dan 3beta-hidroksisteroid: oksidoreduktase oksigen. Enzim ini berpartisipasi
dalam biosintesis asam empedu . Reaksi oksidasi kolesterol melibatkan enzim
sebagai katalisator, yaitu enzim kolesterol oksidase. Enzim kolesterol oksidase
diproduksi dengan menggunakan metode fermentasi submerged. Untuk
meningkatkan efektifitas enzim kolesterol oksidase dalam oksidasi kolesterol,
maka dibutuhkan matriks pendukung. Enzim kolesterol oksidase diimobilisasi
dengan material magnetit silikon dioksida. Material magnetit silikon dioksida
disintesis melalui metode hidrotermal dengan proses pelapisan silika pada partikel
magnetit. Reaksi oksidasi dilakukan dengan metode oksidasi secara langsung
terhadap substrat.

4. Peroksidase adalah enzim yang mengkatalis reaksi oksidasi oleh hidrogen


peroksida dari sejumlah substrat yang merupakan donor hidrogen seperti senyawa
fenol, anilin, pirogalol, dan asam askorbat. Oksidasi fenol oleh peroksidase
dengan H2 O2 menghasilkan reaksi kopling oksidatif, sehingga terbentuk polimer
fenol. Peroksidase berfungsi mengkatalisis reaksi, sedangkan H2 O2 berfungsi
untuk menginisiasi biosintesis beberapa metabolisme sekunder yang diperlukan
pada proses pertumbuhan dan diferensiasi. Peroksidase adalah katalis yang
selektif terhadap polimerisasi fenol. Reaksi enzimatik dengan peroksidase
merupakan proses yang ramah lingkungan dibanding reaksi dengan katalis kimia.
Contoh reaksi kopling oksidatif yang dikatalisis oleh peroksidase dengan baik
adalah sintesis dimer naftol.

5. Secara garis besar ada tiga jalur metabolisme yang terjadi didalam tubuh yaitu jalur
metabolisme eksogen, jalur metabolisme endogen dan jalur revers cholesterol
transport atau jalur balik kolesterol.
1.) Jalur Eksogen
Trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan masuk ke usus dan dicerna,
selain itu didalam usus juga terdapat kolesterol yang berasal dari hati yang
dieskresikan bersama dengan empedu ke usus halus. Setelah melewati mukosa
usus halus, asam lemak bebas akan diubah kembali menjadi trigliserida dan
kolesterol diesterifikasi menjadi kolesterol ester. Kedua jenis molekul ini
bersamaan dengan fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk lipoprotein
yang disebut dengan kilomikron. Kilomikron ini akan masuk ke saluran limfe dan
menuju ke aliran darah, didalam aliran darah kilomikron dihidrolisis oleh enzim
lipoprotein lipase menjadi asam lemak bebas.
2.) Jalur Endogen
Hati memiliki kemampuan mensintesis kolesterol dan trigliserida, kedua produk
ini dieskresikan ke dalam sirkulasi darah dalam bentuk lipoprotein VLDL (very
low density lipoprotein). Sirkulasi trigliserid dihidrolisis oleh enzim lipoprotein
lipase, sehingga VLDL berubah menjadi IDL (intermidate density lipoprotein).
IDL sebagian kembali ke hati dan sebagian lainnya akan dihirolisis kembali oleh
lipase sehingga berubah menjadi Low density lipoprotein (LDL). LDL adalah
lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol, sebagian LDL akan
dibawah ke hati dan jaringan steroidgenik lainya seperti kelenjar adrenal, testis,
dan ovarium yang memiliki reseptor untuk kolesterol-LDL.
3.) Jalur Balik Kolesterol
Jalur ini berkaitan dengan metabolisme kolesterol-HDL, HDL dilepaskan sebagai
partikel kecil yang miskin kolesterol dan mengandung apolipoprotein (apo) A, C,
dan E. HDL ini disebut dengan HDL nascent, HDL ini berasal dari usus halus dan
hati. HDL nascent akan mendekati makrofag untuk mengambil kolesterol yang
tersimpan di makrofag dan kemudian berubah menjadi HDL dewasa. Kolesterol
yang sudah diambil HDL akan diesterifikasikan oleh enzim LCAT (lecithin
cholesterol acyltransferase) menjadi kolesterol ester, kolesterol ester ini kemudian
di transport dalam dua jalur. Pertama jalur hati dan ditangkap oleh reseptor
kolesterol HDL, jalur kedua kolesterol ester dalam HDL akan dipertukarkan
dengan trigliserida dari VLDL dan IDL dengan bantuan CETP (cholesterol ester
transfer protein).

6. Kadar kolesterol normal dalam tubuh sekitar 140-200 mg/dL. Sedangkan kadar
kolesterol dikatakan tinggi atau tidak normal berada di angka 200-400 mg/dL

7. berilah penjelasan mengapa terjadi ketidaknormalan kadar kolesterol dalam


tubuh manusia ?

Pada dasarnya kolesterool itu merupakan unsur penting dalam tubuh yang
diperlukan untuk mengatur proses kimiawi di dalam tubuh, mengapa kadar
kolesterol ini mengalami abnormal dalam kadarnya. Itu disebabkan oleh adanya
penggumpalan darah yang bercampur dengan kadar kolesterol dalam bentuk lemak
/LDL. Saat kadar kolesterol ini abnormal akan mengalami hiperkolesterolisme
yang bisa menimbulkan beberapa penyakit seperti jantung coroner, DM, dan lain
lain.

Factor yang yang mempengaruhi timbulnya hiperkolesterolisme adalah


asupan lemak yang berlebihan, jenis kelamin, usia, factor genetic, merokok, dan
jarang melakukan aktivitas fisik.

8. serum yang digunankan untuk praktikum ini dengan cara puasa atau tidak,
mengapa demikian jelaskan?

Berdasarkan Dinas Kesehatan Surabaya (2013) bahwa puasa bisa


menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan lipid serta dapat mengendalikan
tekanan darah. Itulah sebabnya, puasa sangat dianjurkan bagi perawatan mereka
yang menderita penyakit diabetes, kolesterol tinggi, kegemukan dan darah tinggi
karena puasa dapat menjaga perut yang penuh disebabkan banyak makan yang
merupakan salah satu penyebab utama kepada bermacam-macam penyakit
khususnya obesitas, hiperkolesterol, diabetes dan penyakit yang diakibatkan
kelebihan nutrisi lainnya. Ardi (2014) juga mendukung bahwa puasa membantu
membuat kadar glukosa dalam darah menjadi lebih stabil karena pola makan yang
lebih teratur dan asupan kalori yang relatif sama dari hari ke hari. Serta membantu
untuk mengatur peningkatan kadar glukosa dan insulin dalam tubuh. Membantu
kadar glukosa menjadi lebih rendah, menurunkan tekanan darah dan trigliserida.
Penurunan kadar gula darah ketika puasa juga disebabkan karena penurunan
sekresi insulin. Maka dari itu, para dokter menyarankan untuk berpuasa terlebih
dahulu sebelum melakukan pemeriksaan kadar kolesterol atau pemeriksaan
lainnya. Minimal berpuasa 8 sampai 10 jam sebelum melakukan pemeriksaan.

9. Hasil yang berbeda-beda pada tiap kelompok bergantung pada masing-masing


serum yang diambil dari seorang individu dan digunakan untuk praktikum. Dimana
itu berarti kadar kolesterol pada seorang bisa berbeda-beda, faktor yang
mempengaruhi terjadinya hal itu diantaranya ada faktor genetik, gaya hidup, pola
makan, usia, dan aktivitas yang seseorang lakukan.
PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan kadar HDL


Kolesterol menggunakan darah yang langsung dicentrifuge dan dibekukan sebelum
dicentrifuge. Pemeriksaan kadar HDL Kolesterol serum darah yang langsung
dicentrifuge menunjukkan hasil lebih rendah dibandingkan dengan kadar HDL
Kolesterol serum yang dibekukan sebelum dicentrifuge. Hasil tersebut disebabkan
karena pada saat sampel darah langsung dicentrifuge terjadi hemolisis serta
kandungan lemak yang berada di dalam serum belum terlepas sempurna, sehingga
dapat berpengaruh terhadap kadar lemak.

Proses pra analitik juga sangat berpengaruh terhadap pemeriksaan kadar


lemak, salah satunya yaitu pemeriksaan kadar HDL Kolesterol. Darah yang
langsung dicentrifuge tanpa melalui proses pembekuan terlebih dahulu akan
menghasilkan serum dengan jumlah lebih sedikit, dibandingkan darah yang
melalui proses pembekuan. Hal tersebut disebabkan karena proses koagulasi yang
tidak sempurna, sehingga masih terdapat protein di dalam serum serta kandungan
lemak masih terikat di dalam serum, karena fibrinogen tidak berubah menjadi
fibrin (Lestari, 2017). Proses pembuatan serum ternyata sangat berpengaruh
terhadap hasil yang diperoleh. Hasil uji t independen adalah 0,011 > 0,05, sehingga
menunjukkan adanya perbedaan antara perlakuan sampel darah langsung
dicentrifuge dan dibekukan sebelum dicentrifuge. Sampel darah yang dibekukan
sebelum dicentrifuge sudah sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur) apabila
dibandingkan dengan darah yang langsung dicentrifug.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nugroho (2015) dan Lestari (2017)
yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap pemeriksaan
berdasarkan perlakuan sampel. Hasil yang diperoleh dari serum darah yang
langsung dicentrifuge lebih rendah dibandingkan dengan serum dari darah yang
dibekukan terlebih dahulu sebelum dicentrifuge.
Daftar Pustaka

Yani, M., 2015. Mengendalikan kadar kolesterol pada


hiperkolesterolemia. Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi), 11(2).

Oktomalioputri, B., Darwin, E. and Decroli, E., 2016. Pengaruh Lama


Pemberian Diet Tinggi Kolesterol terhadap Kadar LDL dan TGF-Β Serum Tikus
Putih (Rattus novergicus) strain Wistar. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(1).

Yulia A. Produksi senyawa bioaktif dari reaksi guaiakol dengan enzim


peroksidase dan uji aktivitas alelopati.[skripsi]. Depok: Jurusan Kimia Universitas
Indonesia; 2004. 23-68.

Mauli, I., 2005, Pengaruh Perasan Segar Buncis (Phaseolus vulgaris L)


Terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang diberi Diet
Kolesterol Tinggi, Skripsi, Fakultas Farmasi Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai