Anda di halaman 1dari 2

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA) MALANG

Jl. Baiduri Bulan no.1 Malang

Mata Kuliah : Kewirausahaan

Studi Kasus :

Jatuh bangun sebuah usaha tidak terlepas dari kegigihan dan kerja keras dari para pemiliknya. Selain
itu, sikap untuk tidak gampang menyerah dan selalu mencoba mencari celah bisnis baru merupakan
syarat mutlak yang harus dimiliki para pengusaha.

Bapak A mengawali usahanya sebagai penjual bakso keliling. Setiap pagi sekali dia selalu pergi ke pasar
membeli bahan untuk membuat bakso. Sepulang dari pasar, Bapak A dibantu istri dan anaknya
menyiapkan segala keperluan untuk membuat bakso. Sejak awal berjualan, Bapak A selalu memilih
bahan-bahan yang terbaik untuk menjaga kualitas bakso jualannya. Setelah bakso dan uba rampenya
siap, sekitar jam 4 sore Bapak A mulai menjajakan baksonya dengan menggunakan gerobak. Ada sekitar
8 kampung yang didatangi untuk berjualan bakso bahkan disaat hujan sekalipun tidak menyurutkan
semangat Bapak A untuk tetap menjajakan baksonya. Bila sedang ramai, jam 9 malam Bapak A sudah
bisa kembali ke rumah. Namun saat sedang sepi, sampai tengah malam baru kembali ke rumah. Itupun
masih dengan dagangan yang masih tersisa. Berbagai pengalaman pahit maupun manis pernah dialami
Bapak A. Mulai dari dagangan yang diborong orang mabuk tanpa dibayar, dirampas uang hasil penjualan
baksonya, sampai ditabrak metromini. Namun Bapak A tetap bersemangat berjualan bakso

Lambat laun jumlah pelanggan bakso Bapak A mulai banyak. Dia sudah menyisihkan sebagian uang dari
sebagian keuntungan penjualan baksonya sejak 10 tahun yang lalu, dan akhirnya punya uang untuk
menyewa sebuah ruko kecil di pasar kecamatan. Langkah cerdas yang dilakukan Bapak A seminggu
menjelang kepindahanya di tempat jualan yang menetap, dia membagikan brosur kecil kepada para
pelanggannya yang berisi informasi mengenai dimana dia akan berjualan secara menetap. Hal ini akan
memudahkan para pelanggan untuk menemukan dimana Bapak A berjualan.

Ternyata keputusan untuk berjualan secara menetap di pasar kecamatan merupakan keputusan yang
tepat. Kurang dari setahun usaha jualan bakso Bapak A berkembang dengan pesat dan mampu membeli
ruko yang selama ini disewa untuk tempat berjualan bahkan Bapak A juga membeli 3 ruko disamping
ruko yang ditempati sekarang. Sampai akhirnya tepat setahun setelah berjualan secara menetap,
Bapak A juga bisa membuka 3 cabang warung baksonya di ibukota kabupaten. Sejak saat itu, usaha
jualan bakso Bapak A terus berkembang dan sampai saat ini telah mempunyai cabang sebanyak 50
warung bakso yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Sampai akhirnya saat ini bisnis jualan bakso
telah dilakukan secara franchise mengingat banyaknya permintaan untuk membuka cabang di beberapa
kota lainnya. Dengan mengembangkan usaha secara franchise, secara otomatis Bapak A harus
mensuplai kebutuhan bakso pada setiap cabang. Hal inilah yang mendorong Bapak A untuk mendirikan
usaha pembuatan bakso. Bila semula produksi baksonya hanya untuk mencukupi kebutuhan cabang,
lambat laun hasil produksi baksonya tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan sendiri namun juga telah
mampu menghiasi rak-rak di beberapa supermarket besar tingkat nasional
Berawal dari berjualan bakso secara keliling yang kemudian meningkat menjadi berjualan menetap di
sebuah ruko sampai akhirnya memiliki perusahaan yang memproduksi bakso telah mengantarkan kisah
sukses Bapak A untuk menjadi salah satu pengusaha yang berhasil di Indonesia. Berkat ketekunan,
kejujuran, keuletan, serta jiwa pantang menyerah telah membuktikan bahwa tidak ada sesuatu yang
tidak mungkin diraih apabila kita mau berusaha

Tugas :

1. Temukan tindakan apa saja yang dilakukan oleh bapak A yg mencerminkan sikap atau jiwa
wirausaha
2. Pertimbangan apa saja yang dibuat oleh bapak A sehingga memutuskan untuk mengembangkan
usaha secara franchise
3. Apakah usaha bakso bapak A masih memiliki peluang untuk berkembang ? Buat analisis
lingkungan internal dan eksternal (analisis SWOT )

Anda mungkin juga menyukai