Anda di halaman 1dari 41

PULAU

TIDUNG
KEPULAUAN SERIBU

Barri Mochamad Burhan 153060022


Bunga Auliya Wiladatika 153060035
M Nurul Maulana Putra 153060002
M Rahmat Rohman 153060042
Rifda Berliani 153060034
Tugas ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah perencanaan pariwisata Yudha Prahasta 133060006
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan limpahan karunia-Nya Laporan
Kuliah Lapangan ke Pulau Tidung ini dapat terselesaikan secara maksimal. Kuliah
Lapangan ini memberikan banyak sekali tambahan wawasan dan pengetahuan kepada
Mahasiswa Universitas Pasundan, khususnya bagi kami selaku penulis. Di dalam Laporan
ini kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa disajikan. Dimana didalam laporan
ini ada beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya tempat – tempat wisata yang ada
di Pulau Tidung yang indah dan menawan.
Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami
tentang Pulau Tidung, menjadikan keterbatasan kami pula untuk memberikan
penjabaran yang lebih dalam tentang masalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
laporan ini.
Harapan kami, semoga laporan ini membawa manfaat, setidaknya untuk sekedar
membuka cakrawala berpikir kita tentang Pulau Tidung. Juga berharap Laporan ini
bermanfaat dan memberikan kesan positif terhadap pembaca. Demikian persembahan
laporan ini untuk dunia pendidikan.

1
PENDAHULUAN
BAB I

2
1.1 Latar Belakang
BAB I
Indonesia mempunyai kekayaan alam yang sangat luas yang bisa dibanggakan untuk bisa
dijadikan suatu objek wisata. Tidak hanya alamnya yang bisa dijadikan objek wisata,
keanekaragaman kuliner khas Indonesia pun bisa dijadikan suatu objek wisata. Setiap daerah
mempunyai keunikannya masing-masing. Salah satu daerah yang paling menarik di Indonesia
adalah daerah pesisir pantai karena Indonesia sendiri dikelilingi pesisir pantai.
Salah satu kepulauan yang mempunyai banyak keanekaragaman pesisir pantai yang dekat
dengan ibukota Indonesia adalah Kepulauan Seribu. Kepulauan Seribu adalah salah satu
kawasan taman nasional laut di Indonesia. Ada beberapa pulau yang sudah dikenal sebagai
daerah objek wisata yang termasuk di dalam kawasan Kepulauan Seribu yaitu pulau Tidung,
pulau Bidadari, pulau Pramuka, pulau Pari, pulau Semak Daun dan lain-lain.
Setiap pulau yang ada di kepulauan seribu mempunyai keunikannya masing-masing.
Misalnya, di pulau pramuka terdapat penangkaran penyu, dan di pulau semak daun kita bisa
mempunyai pengalaman menginap di sebuah pulau hanya dengan tenda saja atau berkemah.
Penulis akan mengenalkan salah satu pulau dari Kepulauan Seribu yang sudah penulis kunjungi

1.2 Tujuan
Pembahasan dari laporan ini bertujuan untuk mengenalkan apa saja keunikan dan
keanekaragaman yang ada di objek wisata Pulau Tidung, menjelaskan kelebihan dan
kekurangan dari objek wisata Pulau Tidung.

3
1.3 Ruang Lingkup
BAB I
Ruang Lingkup Wilayah

Pulau Tidung terletak berdekatan dengan Ibukota Jakarta, dan merupakan salah satu pulau
wisata yang terletak di Kabupaten Kepulauan Seribu Jakarta. Jarak tempuh yang dibutuhkan
untuk mencapai pulau Tidung adalah sekitar 2-3 jam, jika berangkat dari pelabuhan Muara Angke
Jakarta dengan menggunakan kapal penumpang Ferry Tradisional.
Jakarta yang terkenal dengan penduduknya yang padat dan jalannya yang macet
ternyata masih memiliki lokasi pasir putih yang lembut dengan lautnya yang jernih. Pulau Tidung
yang berada di kepulauan seribu selatan- Jakarta Utara ini, menjadi salah satu objek wisata
pantai yang ada di wilayah DKI Jakarta. Pulau Tidung terdiri dari dua buah pulau, yaitu Pulau
Tidung besar dan Kecil. Jumlah penduduk Pulau Tidung Besar sekitar 6000 jiwa, sedangkan Pulau
Tidung Kecil tidak berpenghuni telah di jadikan kawasan penanaman mangrove serta beberapa
jenis tanaman lainnya. Kedua pulau tersebut di hubungkan oleh jembatan yang di namakan
dengan jembatan cinta, yang menjadi Icon wisata di pulau tidung.
Sebagai salah satu tujuan favorit paket wisata, pulau tidung ini dapat ditemui perkampungan
penduduk dan beberapa warung yang menyediakan makanan dan minuman ringan,
selanjutnya jalan setapak yang panjang ini akan melewati fasilitas umum, seperti kantor polisi,
sekolah setingkat SMU untuk para pelajar dari pulau sekeliling, kumpulan warung dan menuju ke
jembatan cinta yang menghubungkan Pulau Tidung Besar dengan Pulau Tidung Kecil tanpa
penduduk.

4
1.4 Cara Pengambilan Data
Untuk mendapatkan data pada laporan Perencanaan Pariwisata Di Pulau Tidung ini melakukan
pengambilan data dengan cara pengambilan data Primer, yaitu pengambilan data dengan cara
terjun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data eksisting.
· Primer:
BAB I
Ø Observasi lapangan
Ø Dokumentasi
Ø Wawancara

1.5 Cara Analisis


Cara analisis menggunakan metode skoring yaitu metode penilaian suatu objek dilihat dari
variabel-variabel terkait, yaitu:
· Fisik Geogras,
· Daya Tarik,
· Aksesibilitas,
· Fasilitas,
· Dampak Sosial-Ekonomi, dan
· Dampak Lingkungan.

1.6 Sistematika Pembahasan


Ÿ Bab 1 pendahuluan. Di dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, tujuan, ruang lingkup,
cara pengambilan data, cara analisis, dan sistematika pembahasan.
Ÿ Bab 2 Landasan Teori. Di dalam bab ini berisikan tentang teori-teori yang akan digunakan dalam
Perencanaan Pariwisata di Pulau Tidung untuk menjadi panduan dalam analisis
Ÿ Bab 3 Karakteristik Objek Wisata. Pada bab ini menjelaskan kondisi eksisting dari karakteristik dari
Pulau Tidung
Ÿ Bab 4 Analisis. Bab ini menjelaskan cara menganalisis dalam Perencanaan Pariwisata di Pulau Tidung.
Ÿ Bab 5 Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang didapat dari analisis
untuk menghasilkan Perencanaan Pariwisata di Pulau Tidung.

5
BAB II

LANDASAN TEORI 6
II.1. Tinjauan Umum Pariwisata
II.1.1. Pengertian Pariwisata
Undang-undang Nomor 10 tahun 2009, menyebutkan pariwisata adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha
yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata, dengan demikian pariwisata meliputi:
1. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
2. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata seperti: kawasan wisata, Taman rekreasi, kawasan
peninggalan sejarah, museum, pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat atau yang bersifat
alamiah: keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai.
3. Pengusahaan jasa dan sarana pariwisata yaitu: usaha jasa pariwisata (biro perjalanan wisata, agen
perjalanan wisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran, konsultan pariwisata, informasi
pariwisata).
Usaha sarana pariwisata yang terdiri dari akomodasi, rumah makan, bar, angkutan wisata. Pariwisata
menurut daya tariknya menurut Fandeli (1995:3) dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Daya Tarik Alam
Pariwisata daya tarik alam yaitu wisata yang dilakukan dengan mengunjungi daerah tujuan wisata
yang memiliki keunikan daya tarik alamnya, seperti laut, pesisir pantai, gunung, lembah, air terjun, hutan
dan objek wisata yang masih alami.
2. Daya Tarik Budaya
Pariwisata daya tarik budaya merupakan suatu wisata yang dilakukan dengan mengunjungi tempat-
tempat yang memiliki keunikan atau kekhasan budaya, seperti kampung naga, tanah toraja, kampung

BAB II LANDASAN TEORI 7


3.Daya Tarik Minat Khusus

Pariwisata ini merupakan pariwisata yang dilakukan dengan mengunjungi objek wisata yang sesuai dengan minat
seperti wisata olahraga, wisata rohani, wisata kuliner, wisata belanja, dengan jenis-jenis kegiatannya antara lain
bungee jumping. Dalam kegiatan kepariwisataan ada yang disebut subjek wisata yaitu orang orang yang melakukan
perjalanan wisata dan objek wisata yang merupakan tujuan wisatawan. Bermacam-macam pendapat para ahli
mengenai pengertian pariwisata dalam buku Wahab (1992:15) diantaranya:
1. Menurut Gamal Suwartono, SH
Kepariwisataan adalah suatu proses kepergian sementara dari seorang, lebih menuju ketempat lain diluar
tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan baik karena kepentingan
ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain.
2. E. Guyer Freuler
Pariwisata merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan
pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya
disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil dari pada
perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan dari pada alat-alat pengangkutan.
3. A.J. Burkart dan S. Malik
Dalam bukunya yang berjudul “Tourism, Past, Present, and Future”, berbunyi bahwa pariwisata adalah
perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat dimana
mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat tujuan itu.

BAB II LANDASAN TEORI 8


II.1.2. Jenis Pariwisata
Seorang wisatawan mengadakan perjalanan wisata karena didorong oleh berbagai motif yang tercermin
dalam berbagai macam jenis pariwisata. Bagi daerah sangat perlu mempelajari motif ini karena berhubungan
dengan fasilitas yang perlu disiapkan dan program-program promosinya. Beberapa jenis pariwisata yang sudah
dikenal, antara lain Pendit (1994:14):
1. Wisata Budaya yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup
seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan
rakyat, kebiasan dan adat istiadat, cara hidup, kebudayan dan seni mereka.
2. Wisata Kesehatan yaitu perjalanan seseorang wisatawan yang bertujuan untuk menukar keadaan dan
lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan
rohani.
3. Wisata Olahraga yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan untuk berolahraga atau
memang sengaja untuk mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau Negara.
4. Wisata Komersial yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan
pekan raya yang bersifat komersial seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.
5. Wisata Industri yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan mahasiswa atau pelajar, atau orang-orang
awam ke suatu tempat perindustrian dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan penelitian.
6. Wisata Bahari yaitu perjalanan yang banyak dikaitkan dengan olahraga air seperti danau, pantai atau laut.
7. Wisata Cagar Alam yaitu jenis wisata yang biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan
yang mengkhususkan usaha-usaha dengan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, Taman
lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya, yang kelestariannya dilindungi oleh Undang-Undang.
8. Wisata Bulan Madu yaitu suatu perjalanan yang dilakukan bagi pasangan pengantin baru yang sedang
berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan.

akan dengan baik maka justru akan membawa kerugian atau berdampak negatif bagi daerah tempat pariwisata
berkembang.

BAB II LANDASAN TEORI 9


II.1.3. Tujuan Pariwisata
Tujuan pariwisata telah dijabarkan oleh para ahli di bidang pariwisata sebagai optimalisasi pemanfaatan dan
pengembangan sumber-sumber daya pariwisata. Daerah tujuan wisata menurut Surjanto (dalam A. hari Karyono, 1997:11) yaitu
daerah-daerah yang berdasarkan kesiapan prasarana dan sarana dinyatakan siap menerima kunjungan wisatawan di Indonesia.
Daerah tujuan wisata diharuskan memiliki objek wisata dan daya tarik wisata (atraksi wisata) sebagai media untuk menarik minat
wisatawan.
Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan membawa perubahan pada daerah tersebut. Perubahan yang dimaksud
dapat bernilai positif jika pengembangan pariwisata dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang benar, yakni melalui
perencanaan yang cermat dan matang supaya sesuai dengan kondisi setempat. Namun demikian, jika pelaksanaannya tidak
direncanakan dengan baik maka justru akan membawa kerugian atau berdampak negatif bagi daerah tempat pariwisata
berkembang.

II.2 Pengertian Wisatawan, Pengunjung dan Karakteristik

II.2.1. Wisatawan
Wisatawan adalah orang-orang yang melakukan kegiatan wisata (Undangundang nomor 10 tahun 2009). Jadi menurut
pengertian ini, semua orang yang melakukan perjalanan wisata dinamakan wisatawan. Apapun tujuannya yang penting,
perjalanan itu bukan untuk menetap dan tidak untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjungi. Pacic Area Travel Association
memberi batasan bahwa wisatawan sebagai orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dalam jangka waktu 24 jam
dan maksimal 3 bulan di dalam suatu negeri yang bukan negeri di mana biasanya ia tinggal, mereka ini meliputi:
1. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk bersenang-senang, untuk keperluan pribadi atau untuk
keperluan kesehatan.
2. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk bisnis, pertemuan, konferensi, musyawarah atau sebagai utusan
berbagai badan/organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI 10


3. Pejabat pemerintahan dan militer beserta keluarganya yang di tempatkan di negara lain tidak termasuk kategori ini, tetapi
bila mereka mengadakan perjalanan ke negeri lain, maka dapat digolongkan wisatawan.
Pendit (1994:38) Wisatawan dapat dibedakan lagi menjadi:
1. Wisatawan Internasional (Mancanegara) adalah orang yang melakukan perjalanan wisata diluar negerinya dan
wisatawan didalam negerinya.
2. Wisatawan Nasional (Domestic) adalah penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan di wilayah Indonesia diluar
tempatnya berdomisili, dalam jangka waktu sekurang-kurangya 24 jam atau menginap kecuali kegiatan yang mendatangkan
nafkah ditempat yang dikunjungi Pendit (1994:39)
II.1.3. Tujuan Pariwisata
Tujuan pariwisata telah dijabarkan oleh para ahli di bidang pariwisata sebagai optimalisasi pemanfaatan dan
pengembangan sumber-sumber daya pariwisata. Daerah tujuan wisata menurut Surjanto (dalam A. hari Karyono, 1997:11) yaitu
daerah-daerah yang berdasarkan kesiapan prasarana dan sarana dinyatakan siap menerima kunjungan wisatawan di Indonesia.
Daerah tujuan wisata diharuskan memiliki objek wisata dan daya tarik wisata (atraksi wisata) sebagai media untuk menarik minat
wisatawan.
Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan membawa perubahan pada daerah tersebut. Perubahan yang dimaksud
dapat bernilai positif jika pengembangan pariwisata dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang benar, yakni melalui
perencanaan yang cermat dan matang supaya sesuai dengan kondisi setempat. Namun demikian, jika pelaksanaannya tidak
direncanakan dengan baik maka justru akan membawa kerugian atau berdampak negatif bagi daerah tempat pariwisata
berkembang.

BAB II LANDASAN TEORI 11


II.2 Pengertian Wisatawan, Pengunjung dan Karakteristik

II.2.1. Wisatawan
Wisatawan adalah orang-orang yang melakukan kegiatan wisata (Undangundang nomor 10 tahun 2009). Jadi menurut
pengertian ini, semua orang yang melakukan perjalanan wisata dinamakan wisatawan. Apapun tujuannya yang penting,
perjalanan itu bukan untuk menetap dan tidak untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjungi. Pacic Area Travel Association
memberi batasan bahwa wisatawan sebagai orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dalam jangka waktu 24 jam
dan maksimal 3 bulan di dalam suatu negeri yang bukan negeri di mana biasanya ia tinggal, mereka ini meliputi:
1. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk bersenang-senang, untuk keperluan pribadi atau untuk
keperluan kesehatan.
2. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk bisnis, pertemuan, konferensi, musyawarah atau sebagai utusan
berbagai badan/organisasi.
3. Pejabat pemerintahan dan militer beserta keluarganya yang di tempatkan di negara lain tidak termasuk kategori ini, tetapi
bila mereka mengadakan perjalanan ke negeri lain, maka dapat digolongkan wisatawan.
Pendit (1994:38) Wisatawan dapat dibedakan lagi menjadi:
1. Wisatawan Internasional (Mancanegara) adalah orang yang melakukan perjalanan wisata diluar negerinya dan
wisatawan didalam negerinya.
2. Wisatawan Nasional (Domestic) adalah penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan di wilayah Indonesia diluar
tempatnya berdomisili, dalam jangka waktu sekurang-kurangya 24 jam atau menginap kecuali kegiatan yang mendatangkan
nafkah ditempat yang dikunjungi Pendit (1994:39)

BAB II LANDASAN TEORI 12


II.2.2 Pengunjung dan Karakteristiknya
Bila diperhatikan, orang-orang yang datang berkunjung disuatu tempat atau negara, biasanya mereka disebut sebagai
pengunjung yang terdiri dari beberapa orang dengan bermacam-macam motivasi kunjungan termasuk didalamnya adalah
wisatawan, sehingga tidak semua pengunjung termasuk wisatawan. Menurut International Union of Ofcial Travel Organization
(IUOTO), pengunjung yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud
apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah. Pengunjung digolongkan dalam dua kategori, yaitu:
1. Wisatawan (tourist)
Pengunjung yang tinggal sementara sekurang-kurangnya selama 24 jam di Negara yang kunjunginya dan tujuan
perjalanannya dapat digolongkan kedalam klasikasi sebagai berikut:
a. Pesiar (leisure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan dan olahraga.
b. Hubungan dagang (business), keluarga, konferensi, misi, dan lain sebagainya.
2. Pelancong (exursionist)
Pengunjung sementara yang tinggal di suatu negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam. Dari beberapa
pengertian tersebut, dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pengunjung adalah seseorang yang melakukan kunjungan
pada objek dan daya tarik wisata yang dalam hal ini adalah objek wisata Pantai Penyusuk sebagai lokasi penelitian. Karakteristik
pengunjung dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu karakteristik sosial-ekonomi dan karakteristik perjalanan wisata Smith
(1989:13).
Dalam hal ini karakteristik pengunjung memberikan pengaruh yang tidak langsung terhadap pengembangan pariwisata.
Tidak dapat diterapkan secara langsung langkahlangkah yang harus dilakukan hanya dengan melihat karakteristik pengunjung,
melainkan perlu melihat keterkaitan dengan persepsi pengunjung. Pengunjung pada suatu objek wisata memiliki karakteristik dan
pola kunjungan, kebutuhan ataupun alasan melakukan kunjungan ke suatu objek wisata masing-masing berbeda hal ini perlu
menjadi pertimbangan bagi penyedia pariwisata sehingga dalam menyediakan produk dapat sesuai dengan minat dan
kebutuhan pengunjung.
Adapun karakteristik pengunjung meliputi:

BAB II LANDASAN TEORI 13


1. Jenis kelamin yang dikelompokkan menjadi laki-laki dan perempuan
2. Usia adalah umur responden pada saat survei
3. Kota atau daerah asal adalah daerah tempat tinggal responden
4. Tingkat pendidikan responden
5. Status pekerjaan responden
6. Status perkawinan responden
7. Pendapatan perbulan responden
Sedangkan pola kunjungan responden merupakan alasan utama perjalanan adalah motif atau tujuan utama dilakukannya
perjalanan tersebut meliputi :
1. Maksud kunjungan yang merupakan tujuan utama melakukan perjalanan wisata.
2. Frekuensi kunjungan adalah banyaknya kunjungan ke objek wisata yang pernah dilakukan oleh responden.
3. Teman perjalanan adalah orang yang bersama-sama dengan responden melakukan perjalanan wisata.
4. Lama Waktu kunjungan adalah jumlah waktu yang dihasilkan responden selama berada di objek wisata.
5. Besar pengeluaran adalah jumlah pengeluaran atau biaya selama melakukan perjalanan wisata.
II.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perjalanan wisata adalah sebagai berikut Foster (1985:5):
a. Prol Wisatawan (Tourist Prole)
Prol wisatawan dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu:
· Karakteristik sosial ekonomi wisatawan (Sosio-economic characteristic) yang meliputi umur, pendidikan dan tingkat
pendapatan.
· Karakteristik tingkah laku (behavioural Characteristic) yang meliputi motivasi, sikap dan keinginan wisatawan.
b. Pengetahuan untuk melakukan perjalanan (travel awareness) yang meliputi informasi tentang daerah tujuan wisata serta
ketersediaan fasilitas dan pelayanannya.

BAB II LANDASAN TEORI 14


c. Karakteristik perjalanan (trip features) yang meliputi jarak, waktu tinggal di daerah tujuan, biaya dan waktu perjalanan.
d. Sumber daya dan karakteristik daerah tujuan (resources and characteristic of destinataon) yang meliputi jenis atraksi,
akomodasi, ketersediaan dan kualitas fasilitas pelayanan, kondisi lingkungan dan sebagainya.
Keempat faktor di atas dirumuskan melalui unsur penawaran (supply) dan unsur permintaan (demand). Adanya kedua unsur
yang berlawanan ini melahirkan berbagai jenis kegiatan rekreasi yang dapat dinikmati oleh pengunjung di suatu kawasan wisata.
Faktor yang mendorong suatu perjalanan wisata dari daya tarik objek wisata diharapkan membentuk citra atau image.
Citra wisata adalah gambaran yang diperoleh wisatawan dari berbagai kesan, pengalaman dan kenangan yang didapat
sebelum, ketika dan sesudah mengunjungi objek wisata. Dengan demikian untuk membentuk citra dari suatu kawasan wisata
perlu adanya suatu produk wisata yang dapat mempengaruhi perjalanan seorang wisatawan. Produk tersebut dirumuskan
dengan menampilkan objek yang menarik dan sarana yang mendukung sehingga mempunyai nilai kompetisi.

II.3 Atraksi Wisata

II.3.1 Objek dan Daya Tarik Wisata


Menurut Edward Inskeep (1991:27), mengatakan bahwa suatu objek wisata harus mempunyai 5 unsur penting, yaitu:
1. Daya tarik
Daya tarik merupakan faktor utama yang menarik wisatawan mengadakan perjalanan mengunjungi suatu tempat, baik suatu
tempat primer yang menjadi tujuan utamanya, atau tujuan sekunder yang dikunjungi dalam suatu perjalanaan primer karena
keinginannya untuk menyaksikan, merasakan, dan menikmati daya tarik tujuan tersebut. Sedangkan daya tarik sendiri dapat
diklasikan kedalam daya tarik lokasi yang merupakan daya tarik permanen.
2. Prasarana Wisata
Prasarana wisata ini dibutuhkan untuk melayani wisatawan selama perjalanan wisata. Fasilitas ini cenderung berorientasi
pada daya tarik wisata di suatu lokasi, sehingga fasilitas ini harus terletak dekat dengan objek wisatanya. Prasarana wisata
cenderung mendukung kecenderungan perkembangan pada saat yang bersamaan. Prasarana wisata ini terdiri dari:

BAB II LANDASAN TEORI 15


a. Prasarana akomodasi
Prasarana akomodasi ini merupakan fasilitas utama yang sangat penting dalam kegiatan wisata. Proporsi terbesar dari
pengeluaran wisatawan biasanya dipakai untuk kebutuhan menginap, makan dan minum. Daerah wisata yang menyediakan
tempat istirahat yang nyaman dan mempunyai nilai estetika tinggi, menu yang cocok, menarik, dan asli daerah tersebut
merupakan salah satu yang menentukan sukses tidaknya pengelolaan suatu daerah wisata.
b. Prasarana pendukung
Prasarana pendukung harus terletak ditempat yang mudah dicapai oleh wisatawan. Pola gerakan wisatawan harus diamati
atau diramalkan untuk menentukan lokasi yang optimal mengingat prasarana pendukung akan digunakan untuk melayani
mereka. Jumlah dan jenis prasarana pendukung ditentukan berdasarkan kebutuhan wisatawan.
1. Sarana Wisata
Sarana Wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan
dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun objek wisata tertentu
harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Lebih dari itu, selera pasar pun dapat
menentukan tuntutan berbagai sarana yang dimaksud. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata
antara lain biro perjalanan, alat transportasi, dan alat komunikasi, serta sarana pendukung lainnya. Tidak semua objek wisata
memerlukan sarana yang sama atau lengkap. Pengadaan sarana wisata tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan
wisatawan.
2. Infrastruktur
Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana wisata, baik yang berupa sistem pengaturan
maupun bangunan sik diatas permukaan tanah dan dibawah tanah, seperti: sistem pengairan, sumber listrik dan energi, sistem
jalur angkutan dan terminal, sistem komunikasi, serta sistem keamanan atau pengawasan. Infrastruktur yang memadai dan
terlaksana dengan baik di daerah tujuan wisata akan membantu meningkatkan fungsi sarana wisata, sekaligus membantu
masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya.
3. Masyarakat, Lingkungan, dan Budaya

BAB II LANDASAN TEORI 16


Daerah dan tujuan wisata yang memiliki berbagai objek dan daya tarik wisata akan mengundang kehadiran wistawan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan masyarakat, lingkungan dan budaya adalah sebagai berikut:
a. Masyarakat
Masyarakat di sekitar obyek wisatalah yang akan menyambut kehadiran wisatawan tersebut, sekaligus akan memberikan
layanan yang diperlukan oleh para wisatawan. Layanan yang khusus dalam penyajiannya serta mempunyai kekhasan sendiri
akan memberikan kesan yang mendalam. Untuk itu masyarakat di sekitar objek wisata perlu mengetahui berbagai jenis dan
kualitas layanan yang dibutuhkan oleh para wisatawan.
b. Lingkungan
Disamping masyarakat di sekitar objek wisata, lingkungan alam di sekitar objek wisata pun perlu diperhatikan dengan
seksama agar tidak rusak dan tercemar. Lalu-lalang manusia yang terus meningkat dari tahun ke tahun dapat mengakibatkan
rusaknya ekosistim dari fauna dan ora di sekitar objek wisata. Oleh sebab itu perlu adanya upaya untuk menjaga kelestarian
lingkungan melalui penegakan berbagai aturan dan persyaratan dalam pengelolaan suatu objek wisata.
c. Budaya
Lingkungan masyarakat dalam lingkungan alam di suatu objek wisata merupakan lingkungan budaya yang menjadi pilar
penyangga kelangsungan hidup suatu masyarakat. Oleh karena itu lingkungan budaya ini pun kelestariannya tak boleh tercemar
oleh budaya asing, tetapi harus ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan kenangan yang mengesankan bagi setiap
wisatawan yang berkunjung.
II.3.2. Sarana dan Prasarana Wisata
Sarana pariwisata disebut sebagai ujung tombak usaha kepariwisataan dapat diartikan sebagai usaha yang secara
langsung maupun tidak langsung memberikan pelayanan kepada wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata dimana
keberadaannya sangat tergantung kepada adanya kegiatan perjalanan wisata. Menurut Edward Inskeep (1991:42), sarana tersebut adalah sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI 17


1. Akomodasi
Wisatawan akan memerlukan tempat tinggal untuk sementara waktu selama dalam perjalanan untuk dapat beristirahat.
Dengan adanya sarana ini, maka akan mendorong wisatawan untuk berkunjung dan menikmati objek dan daya tarik wisata
dengan waktu yang relatif lebih lama. Informasi mengenai akomodasi ini mempengaruhi penilaian wisatawan pilihan jenis
akomodasi yang dipilih, seperti jenis fasilitas dan pelayanan yang diberikan, tingkat harga, jumlah kamar yang tersedia dan
sebagainya.
2. Tempat makan dan minum
Wisatawan yang berkunjung ke suatu objek wisata tentunya ingin menikmati perjalanan wisatanya, sehingga pelayanan
makanan dan minuman harus mendukung hal tersebut bagi wisatawan yang tidak membawa bekal. Bahkan apabila suatu
daerah tujuan wisata mempunyai makanan yang khas, wisatawan yang datang disamping menikmati atraksi wisata juga
menikmati makanan khas tersebut. Pertimbangan yang diperlukan dalam penyediaan fasilitas makanan dan
minuman antara lain adalah jenis dan variasi makanan yang ditawarkan, tingkat kualitas makanan dan minuman, pelayanan
yang diberikan, tingkat harga, tingkat kebersihan, dan hal-hal lain yang dapat menambah selera makan seseorang serta lokasi
tempat makannya.
3. Tempat belanja
Berbelanja merupakan salah satu aktivitas kegiatan wisata dan sebagian pengeluaran wisatawan didistribusikan untuk
berbelanja. Penilaian dalam penyediaan fasilitas belanja ini dilakukan terhadap ketersediaan barang-barang yang dijual dan
pelayanan yang memadai, lokasi yang nyaman dan akses yang baik serta tingkat yang relatif terjangkau.
4. Fasilitas umum di lokasi objek wisata
Fasilitas umum yang akan dikaji adalah fasilitas yang biasanya tersedia di tempat rekreasi seperti tempat parkir, toilet umum,
musholla, dan lain-lain.
Edward Inskeep (1991:44) mengemukakan bahwa prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan
manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata prasarana dasar yang melayani
penduduk lokal seringkali juga melayani kegiatan pariwisata, seperti jalan, sumber listrik dan energi, sumber air dan sistem
pengairan, fasilitas kesehatan, sistem pembuangan kotoran/sanitasi, telekomunikasi, terminal angkutan, jembatan, dan
sebagianya.

BAB II LANDASAN TEORI 18


Dalam melaksanakan pembangunan prasarana wisata perlu disesuaikan dan mempertimbangkan kondisi dan lokasi yang
akan meningkatkan aksesibilitas suatu objek wisata yang pada waktunya dapat meningkatkan daya tarik objek wisata itu sendiri,
selain itu juga diperlukan koordinasi dan dukungan antar instansi terkait.

II.4 Komponen-Komponen Produk Wisata


Produk wisata bukanlah suatu produk yang nyata, produk ini merupakan suatu rangkaian jasa yang tidak hanya mempunyai
segi-segi yang bersifat ekonomis, tetapi juga yang bersifat sosial, psikologis dan alam, walaupun produk wisata itu sendiri sebagian
besar dipengaruhi oleh tingkah laku ekonomi. Jadi produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang saling terkait,
yaitu:
1) Jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan (segi ekonomi) yang berupa angkutan, penginapan, pelayanan makan minum,
jasa tour dan sebagainya.
2) Jasa masyarakat dan pemerintah (segi sosial/psikologis) antara lain prasarana umum, kemudahan, keramahtamahan,
adat istiadat, seni budaya dan sebagainya.
3) Jasa alam antara lain pemandangan alam, pegunungan, pantai, gua alam, Taman laut dan sebagainya.
Menurut Medlik dan Middleton (Yoeti, 1996:28), yang dimaksud dengan hasil industri pariwisata ialah semua jasa-jasa yang
dibutuhkan wisatawan semenjak ia berangkat meninggalkan tempat kediamannya, sampai ia kembali ke rumah dimana ia
tinggal. Produk wisata terdiri dari berbagai unsur dan merupakan suatu package yang tidak terpisahkan, yaitu:
1) Objek pariwisata yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata, yang menjadi daya tarik orang-orang untuk datang
berkunjung ke daerah tersebut.
2) Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti akomodasi perhotelan, bar dan restoran, hiburan dan rekreasi.
3) Transportasi yang menghubungkan negara/daerah asal wisatawan serta transportasi di tempat tujuan ke objek-objek
pariwisata.

BAB II LANDASAN TEORI 19


II.4.1 Konsep Perencanaan dan Pengembangan Produk Wisata
Smith (1991:15) mengatakan bahwa masalah utama dalam perencanaan produk wisata adalah seberapa besar daya tarik
suatu daerah wisata untuk dapat dikembangkan lebih lanjut hingga menarik para wisatawan untuk mengunjunginya. Daerah
dengan sedikit objek peninggalan sejarah, sedikit pemandangan alam yang menarik, tanpa pantai, iklim yang jelek, sedikit
kesempatan untuk berbelanja, dan sedikit potensi lain yang bisa dikembangkan merupakan pilihan paling rendah untuk dipilih
menjadi suatu objek wisata yang berkembang, baik oleh pemerintah maupun investor. Produk wisata yang baik harus dapat
mendatangkan wisatawan sebanyakbanyaknya, menahan mereka dalam waktu yang lama, serta memberi kepuasan kepada
wisatawannya. Untuk mencapai hasil itu, beberapa syarat harus dipenuhi
yaitu (Soekadijo, 1996):
1. Kegiatan dan objek yang merupakan atraksi itu sendiri harus dalam keadaan yang baik. Untuk dapat memberikan
kepuasan, atraksi wisata harus dalam keadaan baik, baik atraksi yang berupa kegiatan seperti tarian dan upacara, maupun
atraksi yang berupa objek, seperti candi, keris dan sebagainya.
2. Karena atraksi wisata itu harus disajikan di hadapan wisatawan, maka cara penyajiannya harus tepat. Atraksi wisata boleh
dikatakan berhasil kalau menimbulkan kesan kepada wisatawan, sehingga ia merasa puas. Kepuasan itu tidak hanya
tergantung kepada keadaan atraksi wisata itu sendiri, akan tetapi juga kepada caranya mempresentasikan di hadapan
wisatawan.
3. Objek wisata terintegrasi dengan syarat-syarat pariwisata lainnya, yaitu jasa pelayanan, transportasi dan aktualisasi.
Dengan membangun objek wisata saja wisataan belum berdatangan. Objek wisata itu harus diintegrasikan dengan syarat-
syarat pariwisata lainnya, yaitu jasa pelayanan, transportasi dan aktualisasi.
4. Dapat menahan wisatawan di tempat atraksi dalam waktu yang cukup lama.
Tujuan pembangunan pariwisata adalah tidak hanya mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya, akan tetapi juga
untuk menahan mereka selama mungkin. Dengan asumsi bahwa akan semakin besar keuntungan yang diharapkan dari
kehadiran mereka, yakni dengan semakin lamanya wisatawan dapat bertahan di suatu objek wisata maka akan semakin
bertambah pula perputaran uang yang terjadi.

BAB II LANDASAN TEORI 20


Perencanaan menurut Spillane, (1994:41) merupakan suatu rangkaiankegiatan untuk mencapai suatu tujuan di masa
mendatang dengan mengelola sumber daya dan potensi yang ada. Suatu perencanaan terdiri dari beberapa rangkaian
kegiatan dan juga proses yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan untuk masa depan yang lebih baik
dari masa sekarang dengan mengelola dan mengoptimalkan potensi atau sumber daya yang ada sebaik mungkin. Dalam suatu
konsep perencanaan wisata, para pengembang harus memperhatikan semua aspek pendukung pariwisata, karena pariwisata
merupakan kegiatan yang berlangsung di atas permukaan tanah dan menyangkut semua bentukbentuk unsur alam, air, udara,
kehidupan liar didalamnya, bentang alam, hutan, iklim, sungai, laut, pantai dan lainnya. Selain faktor alam terdapat pula faktor-
faktor lainnya yaitu faktor buatan manusia seperti pasar, transportasi dan karakteristik masyarakat setempat.
Manuel Boud-Bovy and Fred Lawson (1977:43), mengemukakan bahwa dalam menganalisis pengembangan produk wisata
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Riset pasar (market research), meliputi: luas cakupan area, kependudukan dan kondisi sosial ekonomi, kompetitor sejenis
disekitar, faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan wisata di masa datang.
2. Pengamatan lokasi (site investigation), meliputi: jarak pencapaian dari dan ke lokasi, lingkungan sekitar, ketersediaan
infrastruktur, pengembangan lingkungan sekitar, kendala dan biaya, dampak lingkungan dan sosial ekonomi.
3. Program, meliputi: penetapan waktu alternatif objek wisata, persyaratan kebutuhan fasilitas, estimasi biaya (modal dan
operasional), manajemen pengelolaan dan keuangan.
4. Perencanaan sik, meliputi: trafc, sirkulasi dan menejemen transportasi pada saat puncak keramaian terjadi, diversikasi
atraksi wisata dan kegiatan yang lebih variatif.

BAB II LANDASAN TEORI 21


BAB III KARAKTERISTIK OBJEK WISATA

22
3.1 Pengertian Dasar Kepariwisataan
Di kala seseorang merencanakan suatu perjalanan ke suatu tempat, disebabkan karena adanya suatu maksud tertentu,
tujuan atau motivasi, entah itu untuk maksud kepentingan bisnis(business purposes), seperti perdagangan, investasi dll., ataupun
motivasi pesiar, atau maksud kunjungan lainnya seperti kunjungan resmi, konferensi, pendidikan dsb.
Motivasi perjalanan itu dirangsang atau ditimbulkan oleh adanya “sesuatu yang menarik”, yang lazim disebut daya tarik wisata
(tourism attraction, tourist attraction), yang dimiliki tempat kunjungan tersebut, baik untuk kepentingan bisnisnya maupun sebagai
tempat pesiar, misalnya iklim tropis yang hangat, iklim ekonomi yang kondusif buat investasi, dll.
Dalam kaitannya dengan manajemen kepariwisataan, daya tarik atau atraksi (attraction) tersebut dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu obyek wisata (site attraction) dan atraksi wisata (event attraction).
Lebih lanjut, obyek wisata juga terbagi menjadi dua kelompok, obyek wisata alam , – ciptaan Tuhan – (natural site-attraction)
dan obyek wisata karya manusia (man-made site-attraction). Demikian juga halnya dengan atraksi wisata yang terbagi menjadi
dua yakni atraksi “asli” (real, authentic) dan atraksi “pentas” (staged, articial).
3.2 Komponen Pariwisata
Komponen pariwisata menurut Endar Sugianto dan Sri Sulastiningrum dalam bukunya Pengantar Akomodasi dan Restoran,
meliputi :
1. Objek dan daya tarik wisata Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya atau tata hidup dan sebagainya
yang memiliki daya tarik untuk dikunjungi atau yang menjadi sasaran bagi wisatawan.
2. Sarana dan fasilitas yang meliputi :
a. Akomodasi
Akomodasi adalah tempat bagi seseorang untuk tinggal sementara. Akomodasi ini bisa berupa hotel, losmen, guest house,
pondok, cottage, inn, perkemahan dan sebagainya.

BAB III KARAKTERISTIK OBJEK WISATA 23


b. Restoran
Restoran adalah industri jasa yang bergerak di bidang penyediaan makan dan minum, yang dikelola secara komersil, baik
secara mandiri ataupun terkait dengan usaha lain.
c. Biro perjalanan
Biro perjalanan adalah suatu badan usaha dimana operasionalnya meliputi pelayanan semua proses perjalanan dari
seseorang sejak berangkat hingga kembali.
e. Transportasi atau Jasa angkutan
Transportasi adalah bidang usaha jasa angkutan. yang dapat dilakukan melalui darat, laut dan udara.
f. Tempat penukaran uang (Money Changer)
Suatu tempat/usaha yang bergerak dalam bidang penukaran mata uang asing.
g. Atraksi Wisata
Atraksi wisata adalah suatu kegiatan yang dapat menghibur seseorang ketika menyaksikan kegiatan tersebut. Atraksi
wisata ini berupa pertunjukan tari-tarian, musik dan upacara adat yang sesuai dengan kebudayaan setempat.
Pertunjukan ini dapat secara tradisional maupun modern.
h. Cinderamata
Cinderamata adalah oleh-oleh atau kenang- kenangan yang dapat dibawa oleh para wisatawan pada saat kembali ke
tempat asalnya. Cinderamata harus memberikan suatu keindahan seni dan sifatnya khas untuk setiap daerah.
i. Prasarana Pariwisata
Prasarana pariwisata adalah suatu prasarana yang diperlukan dalam suatu objek wisata, diantaranya adalah:
Jalan raya
Listrik
Air minum
Telekomunikasi
Pelabuhan udara/laut.

BAB III KARAKTERISTIK OBJEK WISATA 24


3.3 Objek dan Daya Tarik Wisata
Adapun yang membedakan antara Obyek Wisata dan Atraksi Wisata adalah masing-masing karakteristiknya, antara lain
sebagai berikut:
Obyek Wisata, bersifat statis, terikat pada tempat, dapat dijamah (tangible). Contoh, Obyek Wisata Alam: Pantai,
Gunung/bukit, Hutan, Pulau, Danau, Air terjun, Gua, Lembah, Pemandangan Alam, Cagar alam, Suaka Margasatwa, Taman
Nasional, dll. Contoh, Obyek Wisata Karya Manusia: Situs Sejarah, Candi, Monumen, Tugu, Bangunan berasitektur khas/daerah,
Bangunan dan lokasi bersejarah seperti museum, pelabuhan, mesjid, gereja, kraton, makam tokoh agama/nasional/sejarah,
bangunan lain yang bernilai khusus antara lain jembatan (Ampera, Suramadu, Kutai-Kartanegara – sayang mengalami musibah),
bendungan, perkebunan, kebun binatang, taman kota, taman rekreasi, dsb;
Denisi Daya Tarik Wisata,Dalam UU. no X/Th. 2009 tentang Kepariwisataan, Obyek Wisata dan Atraksi Wisata tidak didenisikan
masing-masing secara terpisah, melainkan dalam satu denisi Daya Tarik Wisata (Tourism Attraction, Tourist Attraction), sebagai
berikut: Daya Tarik Wisata – adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman
kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
Jika kita telaah lebih cermat, denisi tersebut di atas mewakili semua penjelasan yang diuraikan sebelumnya seperti di atas, yaitu
obyek wisata, baik obyek wisata alam maupun karya manusia, serta atraksi wisata, baik yang asli melekat dalam kehidupan
masyarakat maupun yang dipentaskan.
Dalam literatur kepariwisataan luar negeri tidak dijumpai istilah objek wisata seperti yang biasa dikenal di Indonesia. Untuk
pengertian objek wisata mereka lebih banyak menggunakan istilah 'tourist attractions', yaitu segala sesuatu yang menjadi daya
tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Menurut Marioti tourist attraction itu sendiri dapat terbagi menjadi dua
bagian, yaitu tourism resources dan tourist service.

BAB III KARAKTERISTIK OBJEK WISATA 25


1. Tourism resources
Tourism resources ini oleh Prof. Marioti disebut dengan istilah “attractive spontance”, yaitu segala sesuatu yang tedapat di
daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang- orang mau datang berkunjung kesuatu tempat daerah tujuan
wisata, diantaranya antara lain :
· Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta (Natural Amenities), yang termasuk kelompok ini adalah: iklim,
bentuk tanah dan pemandangan, hutan belukar, fauna dan ora, dan pusat-pusat kesehatan natural.
· Hasil ciptaan manusia (Man-made supply), yang termasuk dalam kelompok ini adalah : benda- benda bersejarah,
kebudayaan dan keagamaan.
· Tata cara hidup masyarakat (The way life)
2. Tourist Service
Sedangkan untuk tourist service, Prof. Marioti menyebut dengan istilah “attraction device”, yaitu semua fasilitas yang
digunakan dan aktitas yang dapat dilakukan yang pengadaannya disediakan oleh perusahaan lain secara komersial. Tetapi
torist service bukanlah merupakan daya tarik dalam kepariwisataan, tetapi kehadirannya diperlukan bila kita hendak
mengembangkan kepariwisataan pada suatu daerah. Dalam pembangunan kawasan pariwisata tersebut juga harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
· Kemampuan untuk mendorong peningkatan perkembangan kehidupan ekonomi dan sosial budaya
· Nilai-nilai agama, adat istiadat, serta pandangan dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat
· Kelestarian budaya dan lingkungan hidup d.Kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri
· Tata ruang
· Rencana induk pembangunan pariwisata daerah

BAB III KARAKTERISTIK OBJEK WISATA 26


BAB IV
ANALISIS

27
4.1 Dasar Analisis

4.1.1. Dasar Penentuan Lokasi


Indonesia memiliki ribuan pulau menawan yang berpotensi mendukung sektor pariwisata. Bentang alam pantai
yang panjang merupakan anugerah yang harus dimanfaatkan dengan maksimal. Banyaknya tempat wisata yang
bermunculan didukung juga oleh pemerintah yang biasa kita lihat yaitu “Pesona Indonesia”. Salah satunya adalah
wisata kepulauan.
Hal ini yang menjadi dasar penentuan lokasi kajian. Salah satunya adalah pulau tidung, salah satu dari sekian banyak
destinasi wisatawan kepulauan yang memiliki eksistensi yang cukup tinggi dari Kepulauan Seribu.
Tujuan utama adalah menikmati fasilitas dan keindahan pulau tidung. Diantaranya yaitu melihat sunrise dan sunset,
barbeque, dan wisata olah raga air. Sebelum sampai ke pulau tersebut kita juga disuguhkan oleh pemandangan lepas
laut dan pulau pulau kecil Kepulauan Seribu yang Indah. Bila beruntung kita dapat melihat sekawanan lumba-lumba
berenang. Maka dari itu, Pulau Tidung merupakan tujuan yang direkomendasikan untuk wisata Kepulauan.

4.1.2. Perumusan Kriteria


Tahapan analisis pertama adalah menentukan dan merumuskan apa saja kriteria objek daya tarik wisata (ODTW)
yang berada di Pulau Tidung. Dibawah ini beberapa objek daya tarik yang ditawarkan Pulau Tidung:

BAB IV ANALISIS 28
BAB IV ANALISIS 29
BAB IV ANALISIS 30
BAB IV ANALISIS 31
BAB IV ANALISIS 32
BAB IV ANALISIS 33
4.1.3 Penentuan Variable
Adapun variable yang dijadikan N Faktor Skor Tinggi 5 Skor Sedang Skor
sebagai kajian diantaranya Aksesibilitas, o Evaluasi 3 Rendah 1
Daya Tarik, fasilitas, Dampak sosial dan
ekonomi, dampak lingkungan 1 Aksesibilit Mudah Dapat Tidak dapat
as dijangkau/tersedia dijangkau/tid dijangkau
4.1.4 Dasar Nilai nya transportasi ak dapat
Penilaian yang dilakukan adalah dengan dan petunjuk jalan dilalui
metode 'skoring'. Dengan memberi nilai transportasi/a
terhadap variabel yang dikaji dari 0 – 5, da petunuj
jalan
dengan klasikasi 1 'rendah' 3 'sedang'
dan 5 'tinggi' 2 Daya Tarik Memiliki objek Hanya Tidak ada
daya tarik memiliki 1 daya tarik
pendukung lain >1 daya tarik pendukung
pendukung lain

3 Fasilitas Banyak Fasilitas Terdapat Kurang


fasilitas fasilitas

4 Dampak Memberi Tidak Memberi


Sosial- keuntungan memberikan kerugian
Ekonomi masyarakat sekitar dampak apa masyarakat
apa sekitar

5 Dampak Terdapat Pengelolaan Tidak


Lingkunga Pengelolaan sampah tersedia
n Limbah/sampah sederhana pengelolaan
limbah/samp
ah

BAB IV ANALISIS 34
4.3 Matriks Evaluasi

BAB IV ANALISIS 35
Dari Tabel diatas dapat diketahui informasi mengenai daya tarik utama dan daya tarik sekunder berdasarkan total nilai, serta
informasi mengenai bahan evaluasi berdasarkan total skor untuk menentukan arahan atau rencana baru dalam proses
perencanaan pariwisata di Pulau Tidung
Keterangan :
Daya Tarik Utama = 21- 25 (Tinggi)
Daya Tarik Sekunder = 17-20 (Rendah)

BAB IV ANALISIS 36
Dari hasil analisis diatas (Interval) dapat diketahui Objek yang menjadi daya tarik utama adalah Home Stay dan
Water Sport,
lalu objek yang menjadi daya tarik sekunder adalah Snorkling, Jembatan Cinta, dan Pantai Pasir putih meski
dalam analisis skoring menjadi daya tarik sekunder dikarenakan belum adanya fasilitas yang mendukung odtw
tersebut. Tetapi masih menarik wisatawan Pulau Tidung dari segi aksesibilitas, Daya Tarik, Dampak sosial dan
ekonomi, dampak lingkungan cukup baik, tidak ada masalah, dan berpotensi untuk lebih dikembangkan lagi.
Tetapi dari segi dampak terhadap lingkungan dan fasilitas masih kurang bahkan rendah dikarenakan fasilitas yang
ada seperti mushola, wc, tempat sampah, masih terbatas. Artinya pelayan dari fasilitas tersebut masih kurang baik.

BAB IV ANALISIS 37
38
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang daya tarik dari faktor aksesbilitas, daya tarik, fasilitas, dampak social dan
dampak lingkungan yang berada objek wisata pulau tidung kepulauan seribu, maka dapat diambil kesimpulan :
1. Bentang pantai yang panjang dan pemandangan yang indah memerikan nilai lebih terhadap pulau
tidung, tetapi belum tersedianya tempat sampah di sekitaran pantai menjadi kendala untuk para
pengunjung.
2. Jembatan cinta yang menjadi ciri dari pulau tidung yang membedakan dengan pulau-pulau lainya yang
berada di kepulauan seribu menjadi pemikat tersediri terlebih ada cerita mitos yang mewarnai jembatan
cinta itu.
3. Water sport yang terbilang masih murah membuat pulau tidung menjadi tempat wisata yang murah untuk
kalangan menengah.
4. Home stay (penginapan) yang tersedia cukup untuk memfasilitasi pengunjung yang menginap di pulau
tidung dengan harga yang relative murah.

5.2 Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka saran yang sangat bermanfaat dan membangun diperluakan
untuk membantu perkembangan objek wisata pulau tidung agar lebih maju di masa yang akan dating, yaitu :
1. Kapal-kapal yang menyebrang untuk menuju pulau tidung harus lebih ditinggkatkan lagi keamanannya
yaitu dengan peremajaan kapal atau peningkatan keamanan dengan standard pelayanan minimal yang di
tentukan oleh Dinas Perhbungan.
2. Untuk mengoptimalkan daya tarik utama water sport, harus di sediakannya tempat pembuangan
sampah.
3. Memberikan pengarahan terhadap setiap wisatawan yang akan bermain snorkling agar menjaga
kelestarian alam bawah laut dengan tidak merusak terumbu karang yang ada.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 39


DAFTAR PUSTAKA
http://www.pulautidungcity.com/sekilas-wisata-pulau-tidung/37-pulau-tidungku/89-
peta-lokasi-pulau-tidung-jakarta
https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Tidung,_Kepulauan_Seribu_Selatan,_Kepulauan_Serib
u
http://petualanganbarusayayangindah.blogspot.co.id/2015/06/keindahan-pulau-
tidung.html

40

Anda mungkin juga menyukai