PENDAHULUAN
mengambil jaringan yang tidak sehat agar jaringan periodontal dapat kembali
prabedah dan anatomi rongga mulut yang baik, agar tidak terjadi kesalahan ketika
melakukan pembedahan.
Bedah periodontik yang dibahas kali ini adalah teknik bedah gingiva yang
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1) Persiapan pasien
b. Premedikasi
2
3
c. Merokok
d. Informed consent
pasien harus diinformasikan kembali secara verbal dan tulisan, lalu jika
informed consent.
2) Peralatan emergensi
dokter gigi dan stafnya. Proteksi ini yaitu memakai handscoon steril, masker
akan berkontak dengan saliva namun tidak dapat disterilkan harus ditutup
benda tajam seperti jarum dan scalpel blade harus mendapat penanganan
khusus.
pada pasien. Daerah yang akan dirawat harus diberikan anestesi dengan blok
dan infiltrasi lokal. Injeksi langsung pada papilla interdental akan sangat
berguna. Pasien yang harus ditangani secara khusus dapat diberikan sedasi
Metode yang paling efektif dan mudah dilakukan pada praktik dental
adalah menggunakan sedasi inhalasi nitrous oxide dan oxigen. Dapat juga
kecemasan.
5
5) Manajemen jaringan
atau takut.
Meskipun scalling dan root planning telah dilakukan pada fase terapi
I, permukaan akar yang terekspos harus diperiksa apakah sudah bersih dari
kalkulus atau belum. Area yang cukup sulit diakses, seperti furkasi atau
poket yang dalam, permukaannya kasar atau bahkan terdapat kalkulus yang
7) Hemostasis
pack. Pack ini meminimalisir dari adanya kontak infeksi pasca operasi dan
yang terkena trauma dari mastikasi, dan melindungi agar tidak nyeri saat
disediakan dalam bentuk cairan dan bubuk yang kemudian diaduk bersama
sebelum digunakan. Eugenol dalam tipe pack seperti ini dapat menimbulkan
reaksi alergi berupa area yang kemerahan dan nyeri seperti rasa terbakar
9) Instruksi post-operasi
setiap 6 jam pada 24 jam pertama. Minum kembali obat jika masih
d. Selama 3 jam pertama setelah operasi hindari makanan panas, agar pack
e. Jangan merokok. Merokok dapat mengiritasi gusi dan efek nikotin akan
memperlambat penyembuhan.
operasi.
berlanjut pada hari ketiga dan keempat. Jika terjadi, kompres area
tersebut dari bagian wajah dengan air hangat. Jika terjadi bengkak dan
j. Biasanya darah akan terlihat dalam saliva 4-5 jam pasca operasi. Jika
masih terjadi perdarahan, maka tekan dengan gauze selama kurang lebih
k. Setelah pack dilepaskan, gusi akan terlihat berdarah, namun hal ini
pertama :
c. Bengkak
d. Perasaan lemas
9
makanan pada gigi. Setelah menyikat gigi, pasien juga diinstruksikan untuk
Pada beberapa pasien yang merasakan nyeri yang cukup hebat, perlu
ditangani dengan khusus. Sumber rasa sakit dapat berasal dari adanya
dalam frena.
ibuprofen (600-800 mg) 1 tablet setiap 8 jam untuk 24-48 jam sangat efektif
1) Indikasi
mengurangi rasa cemas dan rasa takut pasien. Tindakan perawatan yang
sakit.
2) Persiapan pasien
pada semua pasien, obat ini membuat pasien tertidur dengan lelap pada
prosedur pembedahan.
reflek batuk, hal ini dilakukan agar tidak mengganggu jalan nafas.
3) Instruksi post-operasi
3. Periosteal elevator
4. Surgical chisels
5. Surgical files
6. Gunting
b. Interdental knives. Pisau Orban #1-2 dab pisau Merrifield #1, 2, 3, dan
Gambar 3. Surgical blade. Dari atas ke bawah, #15, #12D, #15C. Blade ini
disposable.
Kuret yang lebih besar dan berat dan sickle sering diperlukan dalam
dimana Ball scaler #B2-B3 merupakan sickle berat yang sering digunakan.
Blade yang berat dan lebih lebar membuat tindakan bedah lebih mudah
dilakukan.
15
3) Periosteal elevator
flap setelah insisi yang dibuat saat tindakan bedah flap. Elevator Woodson
4) Surgical Chisels
Gambar 6. Chisel
5) Tissue forceps
Fox #16.
7) Needleholder
yaitu Castroviejo.
Berhubungan
2.1 Mandibula
19
molar. Jarak dari kanal ke apical molar paling pendek berada di molar ketiga
dan jarak meningkat semakin ke anterior. Pada daerah premolar canal dibagi
menjadi dua: incisive canal, yang berlanjut secara horizontal ke midline, dan
membelok ke depan dan menurun menyuplai kulit dan dagu. Dua cabang
lainnya berjalan secara anterior dan naik menyuplai kulit dan membrane
pasien ini dievaluasi untuk penempatan atau implant, jarak antara canal dan
cabang divisi posterior nervus mandibula dan turun sekitar ramus mandibula
medial dan di depan nervus alveolar inferior. Nervus lingual berada dekat
dengan permukaan mukosa oral pada area molar ketiga dan semakin dalam.
21
Nervus lingualis bisa rusak selama injeksi anestesi dan selama prosedur
bedah mulut seperti ekstraksi molar ketiga. Lebih sedikit, nervus lingual
ditinggikan pada region molar ketiga atau ketika melepaskan insisi dibuat.
membuat permukaan datar di area posterior antara gigi dan batas anterior
ramus. Hasil ini pada formasi ridge oblique eksterna, yang berjalan menurun
dan ke depan pada region molar pertama atau kedua. Terapi resektif tulang
bisa sulit atau tidak mungkin pada area karena sejumlah tulang yang bisa
dihilangkan.
2.2 Maksila
palatum keras.
kemungkinannya kecil.
perbatasan palatum keras. Nervus palatinal dan pembuluh darah yang masuk
melalui foramen dan terus akan menjalar ke anterior dari submukosa palatal,
antara palatal dengan processus alveolaris. Palatal flap dan donor site untuk
mengandung kelenjar palatal, dimana lebih compact pada palatum lunak dan
Eksisi dengan pembedahan distal wedge dilakukan dari otot tensor palatinal
bagian tengah, yang dimulai dari sayap tulang sphenoid dan berakhir pada
posterior palatum keras. Pada body maxilla terdapat sinus maxillary atau
menyusun daerah sinus bagian inferior, terdiri dari processus alveolar, dan
superior ke dalam middle nasal fossa dan secara anterior dalam sinus.
maxillary terpisah dari apices dan akar dari gigi posterior rahang atas oleh
bone plate tipis. Pada daerah dinding tulang posterior sinus maxilla yang
edentulous hanya akan berkontak dengan bone plate yang tipis dengan
letak torus mandibula pada daerah lingual caninus dan premolar dan di atas
palatum keras; torus yang kecil tampak di atas akat palatal molar.
Gambar 13. A. Saraf dan pembuluh darah dari foramen palatina mayor
2.3 Otot
Perlekatan tulang dan otot ini memberikan pergerakan pada bibir dan pipi.
26
bidang operasi pada bedah periodontal. Ruang ini memiliki jaringan ikat
longgar tetapi dapat dengan mudah bengkak oleh cairan inflamasi dan
infeksi.
dan dibatasi superior oleh quadratuss labii superior, anterior oleh orbicularis
oris, dan posterior oleh otot buccinator. Infeksi daerah ini menghasilkan
melekat pada otot mentalis, otot depressor bibir bawah, dan otot depressor
dari sudut mulut. Infeksi dari daerah ini adanya pembengkakan besar pada
tendon otot temporalis, dan ramus mandibula dan bagian belakang bodi
trismus parah dan rasa sakit. Jika abses menempati bagian terdalam area ini,
wajah yang bengkak mungkin tidak terlihat jelas, tetapi pasien mungkin
mengeluh rasa sakit dan adanya trismus. Pasien juga mungkin mengalami
dasar mulut dan berisi kelenjar sublingual dan duktus ekskretoris nya,
submandibular atau duktus Wharton, dan dilalui oleh nervus lingualis dan
pembuluh darah dan nervus hypoglossal. Batas nya adalah otot geniohyoid
dan otot genioglossus medial dan permukaan lingual dari mandibula dan di
bawah otot mylohyoid lateral dan anterior. Infeksi pada daerah ini
platysma inferior. Dibatasi lateral oleh mandibula dan posterior oleh tulang
hyoid, dan dilalui oleh bagian anterior dari otot digastric. Infeksi wilayah ini
getah bening. Infeksi daerah ini berasal di daerah molar atau premolar dan
dan nyeri saat menelan. Ludwig’ angina adalah bentuk parah dari infeksi
menyebabkan terjadinya sesak napas akibat edema pada leher dan glottis
distal molar yang terakhir, maka akan terisi oleh gingival yang membesar
margin alveolar dari molar ketiga dan diteruskan ke daerah anterior. Otot
sublingual terpisah, dan letaknya lebih ke anterior dan superior, dari rongga
Tujuan
jaringan radang bergranulasi kronik yang terbentuk pada dinding lateral dari
Oleh karena itu, tujuan utama dari tindakan kuretase ini adalah untuk
Gambar 18. Daerah pengkuretan pada kuretase gingival (panah putih) dan
Indikasi
pada saku infraboni dengan kedalaman sedang yang berada pada sisi yang
tehnik bedah lainnya, atau bagi pasien yang karena alasan medis, usia dan
seperti bedah flep misalnya. Namun harus diingat, bahwa pada pasien
3. Kuretase sering juga dilakukan pada kunjungan berkala dalam rangka fase
planning.
1. Anestesi.
Apabila masih ada partikel kalkulus yang tertinggal atau sementum yang
Permukaan luar gingival ditekan dari arah luar dengan jari dari tangan yang
tidak memegang alat, lalu dengan sapuan ke arah luar dan koronal epitel
saku dikuret. Untuk penyingkiran secara tuntas semua epitel saku dan
epitel penyatu sampai ke jaringan ikat yang berada antara dasar saku dengan
6. Pengadaptasian.
34
tergantung kebutuhan.
selesai.
35
Teknik Lain
Attachment Procedure/ENAP)
Indikasi
5,0 mm) yang mempunyai zona gingiva berkeratin dengan lebar yang
Kontra Indikasi
apabila:
Tahapan Prosedur
sesuai.
dari tepi gingiva ke arah apikal menuju krista tulang alveolar. Pada waktu
sesedikit mungkin papila interdental yang terambil. Pada tehnik ini tidak
melalui serat krista alveolaris (dan pada permukaan proksimal melalui juga
gingiva tidak bertaut rapat, plat tulang vestibular sedikit ditipiskan dengan
jalan osteoplastik.
Luka sedikit ditekan dari arah oral dan vestibular selama 2 – 3 menit agar
Gambar 21. A. Daerah yang akan dieksisi; B. Keadaan setelah eksisi scalling dan
B. Kuretase Ultrasonik
Morse scaller.
dari dinding lateral poket atau untuk eliminasi spesifik pada epitelium.
diusulkan dan tidak digunakan lagi setelah ada penelitian yang menunjukan
bisa terkontrol.
secara menyeluruh atau sebagian tidak ada lapisan epitelial. Hemorage juga
39
terjadi pada jaringan dengan kapiler yang berdilatasi dan lekosit PMN yang
berlebih muncul pada bekas luka. Hal ini diikuti dengan cepat oleh
3.2 Gingivektomi
enlargement.
Indikasi
1. Adanya poket supraboni dengan kedalaman lebih dari 4 mm, yang tetap
ada walaupun sudah dilakukan skaling dan pembersihan mulut yang cermat
5. Flap perikoronal.
Kontraindikasi
maksila.
Prosedur
1. Anestesi
2. Menandai poket
tanda yang dibuat pada gingiva fasial dan lingual dapat digunakan sebagai
3. Insisi gingivektomi
harus diasah setiap akan digunakan. Pemilihan jenis pisau yang akan
Insisi harus dibuat di sebelah apical dari tanda yang sudah dibuat
yaitu di apical dasar poket dan bersudut 450 sehingga blade dapat menembus
seluruh gingiva menuju ke dasar poket. Insisi yang kontinu (tidak berupa
insisi sabit yang terputus) dibuat mengikuti dasar poket. Insisi yang akurat
yang ramping; bila insisi terlalu datar akan terbentuk kontur pasca operasi
yang kurang memuaskan. Kesalahan yang paling sering dibuat pada operasi
ini adalah insisi pada posisi koronal sehingga dinding dasar poket tetap
42
4. Pemotongan Jaringan
dengan kuret atau skaler yang besar. Sisa jaringan fibrosa dan jaringan
kalkulus dan bila perlu permukaan akar harus diskaling dan dilakukan root
dapat dipasang dressing periodontal pada daerah luka yang relative sudah
cukup kering.
menutupi daerah luka dan mengisi seluruh ruang interdental. Dressing harus
dimuscle trimming dengan cara menggerakkan bibir, pipi dan lidah dan
Penyembuhan
Gingivoplasti
fisiologis.
1. Gingiva dipertahankan
3. Furkasi terlihat
46
dan mukosa (ketebalan yang sebagian). Pada flap dengan ketebalan yang
pembukaan pada tulang yang utama. Pembukaan lengkap dari tulang utama
penghubung, termasuk periosteum. Tipe flap ini disebut juga split thickness
47
flap. Flap dengan ketebalan yang parsial diindikasikan saat flap pada posisi
apikal atau saat operator tidak membuka tulang. Flap dengan ketebalan
parsial berguna pada kasus margin tulang crestal tipis dan dibuka saat flap
pada apikal.
dijahit pada posisi aslinya dan 2) displaced flap yang diletakkan pada
apikal, korona, atau lateral dari posisi aslinya. Pada flap dengan ketebalan
terpisah seluruhnya dari tulang. Akan tetapi, flap palatal tidak dapat
Ga
mbar 27. A. Insisi internal bevel (insisi pertama) pada flap dengan
3. Penanganan papila
konvensional, papila interdental dirobek di bawah titik kontak dari dua gigi
untuk mengikuti flap bukal dan lingual. Insisi harus tetap dengan menjaga
menghilangkan poket.
Teknik
Langkah-langkah
1. Insisi internal bevel, sebesar ½ - 1 mm dari margin gingiva. Irisan scallop
3. Insisi krevikular dibuat dari dasar poket ke arah tulang mengelilingi jaringan
4. Setelah flap dilepas, irisan ke 3 dibuat di interproksimal, koronal dari tulang,
dengan kuret atau pisau interproksimal, dan jaringan gingiva (yang diinsisi)
dibuang.
5. Jaringan granulasi dibuang dengan kuret. Permukaan akar diperiksa dengan
kuret. Permukaan akar diperiksa, lalu dilakukan scalling atau rootplan. Sisa
7. Jahitan terputus dibuat di daerah interdental ditutup dengan salep tetrasiklin
B. Undisplaced Flap
point)
Langkah-langkah
4. Insisi interdental
dibuang
3. Insisi vertikal. Untuk flap ketebalan penuh dipakai alat tumpul atau untuk
6. Pembalut periodontal
Pada flap konvensional, insisi untuk flap bagian fasial dan lingual
atau palatal mencapai ujung papila interdental atau sekitarnya, dengan cara
seluruhnya tertutup.
52
Gambar 29. Desain flap untuk menginsisi sulkus. A. Desain insisi. B. Flap
ke posisi asal.
4.7 Insisi
Insisi Horizontal
horizontal dilakukan sepanjang margin gingiva pada arah mesial dan distal.
Dua tipe insisi horizontal yaitu insisi internal bevel, yang dimulai dari
margin gingiva sampai crest tulang, dan insisi krevikular, yang dimulai dari
Gambar 32. A. Insisi internal bevel dapat dibuat dengan berbagai macam lokasi
dan sudut, tergantung dari anatomi dan keadaan poket. B. Tampak oklusal
akar. Insisi internal bevel dimulai dari mendesain area pada gingiva menuju
area atau dekat crest tulang (Gambar 31). Titik permulaan pada gingiva
ditentukan dari flap yang dipindahkan secara apikal atau tidak (Gambar 32).
Insisi krevikular, yang dilakukan pada insisi kedua, dibuat dari dasar
poket menuju crest tulang (Gambar 33). Insisi ini, bersama dengan insisi
inisial bevel, akan membentuk bentuk V. Insisi pada daerah ini mencakup
area terinflamasi dan bergranuloma pada dinding poket, epitel dan jaringan
flap akan terpisah dari tulang. Sebagian besar akhir apikal dari insisi internal
Gambar 34. Setelah flap diangkat. Insisi interdental sepanjang garis horizontal
pengikat pada lesi tulang harus dikuret dengan hati-hati sehingga seluruh
Insisi Vertikal
Insisi vertikal atau oblique dapat digunskan pada akhir dari insisi
horizontal, tergantung dari desain dan tujuan dari flap itu sendiri. Insisi
vertikal pada akhir diperlukan jika flap dipindahkan ke apikal. Insisi vertikal
Penjahitan
baik. Bahan yang digunakan adalah bahan silk dan bahan sintetis yang non-
resorbable berukuran 0,2mm dan dibuka dalam 7 – 14 hari. Jika lebih dari
14 hari, digunakan bahan Teflon. Jarum non-traumatik yang kecil lurus atau
Macam-macam penjahitan:
1. Jahitan terputus
2. Jahitan “menggantung”
3. Jahitan bersambung
58
Gambar 40. Jahitan bersambung tanpa mengikat flap bukal dan lingual.
melindungi luka post operasi. Pembalut ini harus adaptasi jaringan flap
dari pembalut periodontal adalah harus cukup lunak, plastis, fleksibel, rigid,
menganggu penyembuhan.
62
retikulum fibrin dengan banyak leukosit PMN, eritrosit, debris dari luka sel,
dan kapiler. Bakteri dan eksudat atau transudat juga merupakan hasil dari
injuri jaringan.
Pada satu sampai tiga hari setelah pembedahan, jarak antara flap
periodontal.
terbentuk sepenuhnya.
terhadap bifurkasi atau trifurkasi dari gigi berakar lebih dari satu. Furkasi
adalah daerah morfologi anatomi kompleks yang mungkin sulit atau tidak
63
Faktor Etiologi
bakteri dan inflamasi yang terjadi sebagai akibat dari terpaparnya plak
dental pada gigi dalam waktu yang lama. Luas kehilangan perlekatan
pertambahan usia. Karies gigi dan kematian pulpa juga mempengaruhi gigi
yang furkasinya terpapar atau bahkan daerah furkasi itu sendiri. Semua
hasil perawatan akhir. Faktor faktor ini termasuk (1) morfologi gigi yang
terlibat (2) posisi gigi-gigi yang berdekatan (3) anatomi lokal dari tulang
alveolar (4) konfigurasi dari beberapa lesi tulang, dan (5) adanya penyakit
81% dari furkasi memiliki furkasi 1 mm, dan 58% memiliki furkasi 0,75
mm.
lokal dari daerah furkasi, ketika memilih instrumentasi probing. Probe cross
Derajat I.
tidak selalu ditemukan.
Derajat II.
furkasi pada gigi yang sama. Lesi furkasi, pada dasarnya merupakan cul de
horizontal yang nyata. Jika lesi multiple terjadi, lesi tidak tergabung satu
dengan yang lain karena ada satu bagian tulang alveolar yang tersisa
Derajat III.
mungkin terisi jaringan lunak dan mungkin tidak terlihat. Klinisi bahkan
melewati furkasi karena terhalang oleh puncak bifurkasi atau margin tulang
fasial/lingual.
Bagaimanapun, jika klinisi menambahkan dimensi probing bukal
lebih besar daripada dimensi bukal/lingual dari orifisi furkasi gigi, klinisi
sudut radiografi dari gambaran radiografi dari furkasi derajat III dini
Derajat IV.
rusak,dan jaringan lunak turun ke apikal maka pembukaan furkasi secara
yang terlibat. Oleh karena itu probe periodontal dapat dengan mudah lewat
furkasi, tidak ada komponen furkasi horizontalyang terlihat nyata pada probing.
furkasi bukal terhubung dengan furkasi distal dari kedua molar ini,furkasi masih
sangat pendek, sedang, atau akar yang mungkin bersatu pada titik dekat
apeks gigi. Kombinasi jarak furkasi akar gigi dengan konfigurasi akar
akar gigi, semakin sedikit perlekatan yang dibutuhkan untuk hilang sebelum
yang pendek mungkin lebih mudah dicapai untuk prosedur perawatan, dan
pilihan, gigi dengan panjang percabangan akar yang tidak biasa atau akar
yang bersatu tidak mungkin menjadi kandidat yang tepat untuk perawatan
Gambar 42. Bentuk anatomi berbeda yang mungkin penting dalam prognosa dan
Panjang akar
Panjang akar secara langsung berhubungan level perlekatan penyangga gigi. Gigi
dengan percabangan akar yang panjang dan akar yang pendek mungkin kehilangan
dukungan lebih banyak ketika furkasi terinfeksi. Gigi dengan akar yang
70
panjang dan percabangan akar yang pendek hingga sedang memerlukan perawatan
peran fungsional.
Bentuk akar
Akar mesial pada kebanyakan molar satu dan dua mandibula dan
Dimensi interadikuler
Anatomi Furkasi
komplikasi tidak hanya skelling, root planning, dan pembedahan, tetapi juga
28,6% dari molar. Prevalensi tertinggi yaitu pada molar kedua maksila dan
tahun 1964 ; gambar merupakan contoh CEP kelas III. Proyeksi ini dapat
dengan leakage tulang yang tebal mungkin bertahan lama dan predisposisi
dalam. Pola kehilangan tulang pada permukaan gigi lainnya yang terlibat
molar dengan kehilangan perlekatan pada hanya satu akar mungkin dirawat
yang berdekatan mewakili masalah yang sama dengan adanya furkasi tanpa
pemisahan akar yang adekuat. Sama halnya dengan adanya kemungkinan dilakukannya
pencabutan gigi yang terlibatatau pemotongan satu atau lebih dari akar gigi
Adanya gingival cekat yang adekuat dan vestibulum yang sedang sampai
Perawatan
jalan masuk ke furkasi, Oral higiene, skelling, dan root planning cukup
Kelas II.
biasanya memberikan respon yang baik untuk prosedur flep lokal dengan
Gambar 44. Perawatan furkasi derajat III dengan osteoplasti dan odontoplasti.A.
Molar mandibula pertama ini telah dirawat endodontik dan daerah karies pada
Sacramento,Calif)
75
atau lebih furkasi dari gigi berakar banyak (derajat II,III atau IV lanjut) atau
Terapi Bedah
Reseksi akar
dilakukan pada gigi vital atau gigi yang dirawat endodontik. Hal tersebut
reseksi akar. Jika hal ini tidak memungkinkan, pulpa harus dibuang, saluran
Hal ini ditekankan kepada keduanya baik pasien maupun operator agar
menghasilkan reseksi akar yang vital dan berikut terjadinya hal yang tidak
restorasi cekat atau lepasan yang mana kehilangan gigi akan menghasilkan
2. Gigi yang memiliki sisa perlekatan yang cukup berfungsi. Gigi molar
3. Gigi yang mempunyai metode terapi yang lebih terprediksi dan biaya yang
lebih efektif tidak tersedia. Contohnya gigi dengan lesi furkasi yang telah
dengan fraktur tulang vertikal, kehilangan tulang lanjut, atau karies pada
akar gigi.
4. Gigi pasien dengan oral higiene yang baik dan aktivitas karies yang rendah
cocok untuk reseksi akar. Pasien yang tidak dapat melakukan kontrol oral
higiene dan tindakan preventif yang baik tidak cocok sebagai kandidat
ini dapat mewakili investasi yang cukup besar bagi pasien dalam
Gigi dengan lesi furkasi yang terisolasi dengan hal sebaliknya bagian
gigi yang masih utuh mungkin memiliki beberapa masalah diagnosa. Bagaimanapun,
1. Reseksi akar yang akan mengurangi furkasi dan biarkan akar gigi yang tersisa untuk
pemeliharaan jaringan.
2. Reseksi akar dengan kehilangan tulang dan perlekatan yang paling besar.
pembedahan agar gigi dapat mempertahankan posisi dan fungsinya. Gigi dengan
molar dua maksila dengan lesi intraboni berdinding dua antara molar dan
mengurangi furkasi dan mengatasi lesi intraboni berdinding dua dan juga
dalam, pendalaman groove, akar yang bergalur, atau adanya saluran akar
5. Reseksi akar yang memiliki komplikasi yang paling buruk dalam pemeliharaan
jaringan periodontal.
Gambar 45. Reseksi akar dengan kehilangan tulang lanjutA. Bentuk tulang bagian
fasial.Terdapat furkasi derajat II pada bagian fasial gigi molar pertama mandibular
dan furkasi derajat IIIpada gigi molar kedua mandibularB. Reseksi bagian mesial
79
dan dijahit.E. Gambar tiga bulan setelah perawatan dari bagian bukalreseksi.
Gambar 46. Kehilangan tulang lanjut pada satu akar dengan melibatkan furkasi.
pertama maksila. Lesi furkasi derajat I dan derajat II ditunjukkan pada gambar.
5.2 Hemiseksi
periodontal yang melibatkan bifurkasi, kelainan pada satu akar ,batas tepi
sebatas akar saja atau sebagian mahkota. Prosedur tersebut lebih sering
dilakukan pada gigi rahang bawah. Jika hanya dilakukan pembelahan gigi
dan akar,ruang antara akar dan bentuk akar mesial yang cekung di kedua sisi
karena akan lebih sulit bila dilakukan sesudah tindakan bedah. Alasan lain
periradikular, tidak peka pada perkusi, atau tidak ada gambaran fraktur
vertikal.
82
jarak dari CEJ ke apeks. Ketinggian tulang krestal harus relatif sama di
tulang kedua sisi mesial dan distal. Keadaan yang ideal ketinggian furkasi
BAB III
HASIL DISKUSI
Tambahan
hari pertama.
Pertanyaan
Jawaban:
kuretase yaitu:
Jawaban:
menyebabkannya:
1. Kegagalan ini dapat terjadi akibat: seleksi kasus yang tidak sesuai
6. Dressing lepas
Pertanyaan: Berapa batas indikasi kuretase? Komplikasi pasien lemas itu seperti
apa?
Jawaban:
Pasien yang merasa lemas sebagai komplikasi dari lesi yang bersangkutan,
Jawaban:
Kontraindikasi kuretase:
Indikasi gingivoplasty:
Jawaban:
Jawaban:
furkasi yang telah mengalami hemiseksi akan rentan terjadi karies dan fungsi dari
gigi tersebut tidak sebagus awalnya. Tetapi jika diagnosa benar, oral hygiene
baik, tindakan bedah yang hati-hati dan manajemen restorativenya baik, maka
Jenifer (160110090031)
perio?
Jawaban:
Karena ada beberapa otot yang akan kita temui ketika pembedahan flap
mentalis, incisivus labii inferioris, depressor inferioris labii, depressor anguli oris
diperhatikan dan mengalami cedera, maka tidak akan berfungsi dengan baik.
Karena Perlekatan tulang dan otot ini memberikan pergerakan pada bibir dan pipi.
Jawaban:
Bicuspididation itu adalah pembentukan gigi molar menjadi seperti gigi premolar.
Dari katanya “Bi” artinya dua dan “cusp” artinya cusp. Jadi pembentukan gigi
Tidak ada penggunaan spesifik dari dua jenis needleholder yang berbeda ini,
kembali?
Jawaban:
operasi, periodontal pack ini diaplikasikan dengan tujuan agar luka pasca bedah
tidak terekspos dan tidak berkontak dengan benda asing seperti makanan dan
adanya pembentukan epitel pada luka, dan tidak perlu dipasang kembali jika luka
Pertanyaan: Teknik penjahitan yang sering digunakan yang mana? Apa kerugian
dan keuntungannya?
Jawaban:
Teknik bersambung, digunakan untuk flap yang luas dan mukosa yang cukup
tipis, penjahitan ini melibatkan gigi. Teknik terputus digunakan untuk flap yang
melibatkan satu gigi dengan mukosa yang cukup tebal. Keuntungan dari teknik
terputus, jika salah satu jahitan lepas, tidak akan berpengaruh terhadap jahitan
lainnya.
91
BAB IV
KESIMPULAN
berupa penanganan pasien dan instrument bedahnya. Selain itu anatomi dari
rongga mulut juga harus diperhatikan. Anatomi yang harus diperhatikan adalah
saraf, pembuluh darah dan anatomi dari mandibula dan maksila. Perlekatan otot
dan spasia anatomi juga diperhatikan. Agar pembedahan dapat dilakukan dengan
benar.
untuk pemotongan ginggiva atau mukosa secara bedah dengan memisahkan dari
permukaan akar.
bifurkasi, kelainan pada satu akar ,batas tepi gingiva yang sangat dalam karena
DAFTAR PUSTAKA
Carranza, FA. 2006. Clinical Periodontology edisi 10. Philadelphia W.B Saunder
Company.
Mosby Company.
Sato, Naoshi and Yuzawa. 2000. Periodontal Surgery, A Clinical Atlas. Tokyo:
http://www.scribd.com/doc/74334576/Furkasi-Dan-Perawatan