Anda di halaman 1dari 18

KONJUNGSI

konjungsi adalah kata-kata yang digunakan untuk menhubungkan kata dengan kata,

klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat. Berdasarkan pendapat tersebut dapat

dijabarkan bahwa pada dasarnya (konjungsi) berfungsi menghubungkan kata dengan kata,

frase dengan frase, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.

B.  Jenis-jenis Konjungsi


Aturan penggunaan konjungsi itu adalah sebagai berikut:

1.         Konjungsi Penjumlahan

Konjungsi Penjumlahan adalah konjungsi yang menghubungkan menjumlahkan. Yang

termasuk konjungsi ini adalah konjungsi dan, serta, dan dengan. Aturan penggunaannya

adalah sebagai berikut:

a.       Konjungsi dan di gunakan untuk menyatakan“hubungan penjumlahan” digunakan:

1)      Di antara dua kata berkategori nomina. Contoh:

         Ibu dan Ayah pergi ke pasar

         Nenek mambeli gula dan kopi

2)      Diantara dua buah kata berkategori verba. Contoh:

         Mereka makan dan minum di kelas

         Ibu mencuci dan menyetrika pakaian kami

3)      Diantara dua kata berkategori adjektiva yang tidak bertentangan. Contoh:

         Anak itu rajin dan pandai

         Rumah itu besar dan indah


Bila kedua kata berkategori adjektiva yang dihubungkan dengan konjungsi dan itu

sifatnya bertentangan, maka tidak mungkin menduduki fungsi predikat. Jadi konstruksi

“Anak itu rajin dan malas“ tidak berterima; tetapi bila menduduki fungsi subjek berterima.

Simak kontruksi berikut:

         Kaya dan miskin di depan Tuhan sama saja

       Tua dan muda boleh datang, asal membayar

4)      Diantara dua  buah klausa dalam kalimat majemuk koordinatif. Contoh:

           Nenek bermain gitar dan kakek  meniup klarinet

ika belajar  bahasa Inggris dan Nita belajar bahasa Jepang

Catatan:
(1)   Bila yang digabungkan lebih dari dua buah kata, maka konjungsi dan hanya ditempatkan

diantara dua kata yang terakhir. Contoh:

         Ibu, ayah, dan kakak pergi ke Bogor

         Ibu kepasar membeli beras, minyak, gula, dan kopi

(2)   Bila klausa-klausa yang digabungkan dari dua buah, maka konjungsi dan hanya ditempatkan

diantara dua kalusa yang terakhir. Contoh:

         Ali pergi ke Yogyakarta, Adi pergi ke Malang, dan Ida pergi ke Surabaya

         Kami belajar di ruang dalam, ibu memasak di dapur, dan adik-adik bermain di halaman

(3)   Konjungsi dan tidak dapat digunakan pada awal kalimat. Contoh:

         Dan ibu ayah pergi ke pasar

         Dan adik belajar bahasa Inggris

b.      Konjungsi serta digunakan untuk menyatakan hubungan penjumlahan.

c.       Konjungsi dengan dinyatakan untuk menyatakan “hubungan penjumlahan” digunakan

diantara dua buah kata berkategori nomina pengisi fungsi subjek. Contoh:

dengan ayah pergi ke pasar


ru dengan murid berada di kelas
Catatan:

(1)                Sebaiknya kata dengan sebagai konjungsi diganti dengan konjungsi dan.

(2)                Kata dengan lebih berstatus sebagai preposisi daripada sebagai konjungsi.

2.        Konjungsi Pemilihan

Konjungsi pemilihan adalah konjungsi yang memnghubungkan memilih salah satu

konstituen yang dihubungkan. Yang termasuk konjungsi ini hanyalah kata atau. Konjungsi

atau digunakan:

1)      Di antara dua buah kata berkategori nomina atau dua buah frase nominal. Contoh:

         Nama gadis itu Siti atau Ami?

         Adi atau Ahmad yang kamu cari?

         Sarjana teknik atau sarjana sastra sama pentingnya dalam pembangunan

2)      Di antara dua buah kata berkategori verba. Contoh:

         Jangan menegur atau mengajak bicara anak-anak nakal itu!

         Silahkan bertanya atau berkomentar!

         Dalam peperangan tak ada pilihan lain, membunuh atau terbunuh!

3)      Di antara dua buah kata berkategori ajektifa yang maknanya berlawanan. Contoh:

           Mahal atau murah akan kubeli rumah itu

           Banyak atau sedikit tidak masalah, yang penting barangnya ada

           Dicari tenaga kerja terampil, pria atau wanita

4)      Di antara dua kata berkategori verba atau adjektiva dengan bentuk ingkarnya. Contoh:

         Kamu bisa datang atau tidak, bukanlah urusanku

         Jujur atau tidak mereka itu, saya tidak tahu

5)      Di antara dua buah klausa dalam kalimat mejemuk koordinatif.

Contoh:
         Sebaiknya kita berangkat sekarang atau kita tunggu dulu kedatangan beliau

         Aku yang datang kerumahmu, atau kamu yang datang kerumahku?

Catatan :

Kalau yang dipilih terdiri lebih dari dua unsur, maka konjungsi atau ditempatkan di

muka unsur terakhir. Contoh:

         Nama anak itu Rita, Nita, atau Lita?

 Kamu datang mau membayar utang, mau mengejek, atau mau berkelahi?

3.        Konjungsi Pertentangan

Konjungsi pertentangan adalah konjungsi yang menghubungkan mempertentangkan.

Yang termasuk konjungsi ini adalah kata tetapi, namun, sedangkan, dan sebaliknya. Adapun

penggunaannya adalah sebagai berikut:

a.              Konjungsi tetapi untuk menyatakan “hubungan mempertentangkan” digunakan:

1)        Di antara dua buah kata berkategori ajektifa yang berkontras di dalam    sebuah klausa.

Contoh:

         Dia memang bodoh tetapi rajin


         Anak itu memang cerdas tetapi malas
2)    Di antara dua buah klausa yang subjeknya bukan identitas  yang sama, sedangkan predikatnya

adalah dua buah kata berkategori ajektifa yang berkontras. Contoh:

         Pak Lurah kita memang tegas tetapi hatinya baik


         Beliau sungguh kaya tetapi pelitnya bukan main
3)   Di antara dua buah klausa yang subjeknya bukan identitas yang sama; sedangkan predikatnya

berupa dua buah kata berkategori ajektifa yang bertentangan. Contoh:

         Kakaknya pandai tetapi adiknya bodoh sekali


         Rumahku jauh dari kampus tetapi rumah beliau disebelah kampus
4)        Di antara dua buah klausa, yang klausa pertama berisi pernayataan, sedangkan klausa kedua

berisi pengingkaran dengan adverbia tidak. Contoh:


   Ida sebenarnya ingin melanjutkan sekolah tetapi orang tuanya tidak mampu lagi

membiayainya

   Saya memang hadir disana tetapi tidak melihat hal-hal yang mencurigakan

5)  Di antara dua buah klausa yang klausa pertamanya berisi pengingkaran dengan adverbia bukan

dan kalusa keduanya berisi pernyataan yang membetulkan isi klausa pertama. Contoh:

         Mereka datang bukan untuk menolong tetapi  untuk menonton

         Almarhum bukan mati karena gantung diri tetapi karena digantung orang.

Catatan:

(1)     Konjungsi tetapi pada penggunaan (5) sebaiknya diganti dengan konjungsi melainkan

(2)  Konjungsi tetapi tidak boleh digunakan pada awal kalimat, atau sebagai konjungsi antar

kalimat. Simak:

      Saya ingin terus belajar. *Tetapi ayah menyuruh saya bekerja (seharusnya: Saya ingin terus

belajar, tetapi ayah menyuruh saya bekerja)

   Ibu mengizinkian saya pergi kesana. *Tetapi ayah melarang (seharusnya: Ibu mengizinkan

saya pergi ke sana, tetapi ayah melarang)

b.        Konjungsi namun digunakan untuk menyatakan “hubungan mempertentangkan” digunakan

diantara dua buah kalimat. Kalimat pertama atau kalimat sebelumnya berisi peryataan; dan

kalimat kedua berisi peryataan yang kontras dengan kalimat pertama. Contoh:

         Sejak kecil anak itu kami asuh, kami didik,dan kami sekolahkan, Namun, setelah dewasa dan

jadi orang besar dia lupa kepada kami.

        Sehabis lebaran kantor-kantor pemerintah masih sepi. Pegawai-pegawai cuma duduk –duduk,

mengobrol, atau baca koran. Namun, mereka berada di tempat sampai jam kantor usai.

Catatan:
(1)  Konjungsi namun sebenarnya sama fungsinya dengan konjungsi tetapi. Bedanya kalau

konjungsi tetapi adalah konjungsi antar klausa, sedangkan konjungsi namun adalah konjungsi

antar kalimat.

(2)     Konjungsi namun, untuk lebih menegaskan, dapat diikuti kata begitu atau demikian. Contoh :

     Sejak kecil dia kami rawat dan kali sekolahkan. Namun begitu,   setelah dewasa dan jadi orang

besar dia lupa kepada kami.

       Anak itu memang bandel, keras kepala, dan suka membantah. Namun demikian, hatinya baik

dan suka menolong.

c.         Konjungsi sedangkan untuk menyatakan “pertentangan” digunakan  di antara dua buah

klausa dalam satu kalimat. Contoh:

         Dua orang pencuri masuk ke rumah itu, sedangkan seorang temannya menunggu di luar

   Sebuah bus Trans Jakarta meluncur dengan cepat di jalurnya, sedangkan kendaraan lain

terjebak dalam kemacetan luar biasa.

d.        Konjungsi sebaliknya digunakan untuk menyatakan “pertentangan” dapat digunakan di

antara dua buah klausa atau di antara dua buah kalimat. Contoh:

     Minat anak-anak tamatan SMA untuk masuk Fakultas Kedokteran atau Teknik besar sekali.

Sebaliknya, untuk masuk Fakultas Sastra sedikit sekali

         Para perusuh itu bukan dicegah melakukan penjarahan; sebaliknya, tampaknya seperti

dibiarkan oleh para petugas.

4.        Konjungsi Pembetulan

Konjungsi pembetulan atau peralatan adalah konjungsi yang menhubungkan dan

membetulkan atau meralat kedua konstituen yang dihubungkan. Yang termasuk konjungsi ini

adalah kata-kata melainkan, dan hanya. Aturan penggunaannya adalah sebagai berikut:
a.    Konjungsi melainkan untuk menghubungkan “membetulkan atau meralat” digunakan di

antara dua buah klausa. Klausa pertama atau klausa sebelumnya berisi pernyataan yang

disertai advebia bukan; klausa kedua berisi ralat terhadap klausa pertama. Contoh:

         Bukan dia yang datang, melainkan temannya

         Kami bukan mengejek, melainkan mengatakan apa adanya

         Yang diundang bukan 100 orang, melainkan hanya 10 orang

b.    Konjungsi hanya digunakan untuk menghubungkan “membetulkan atau meralat” digunakan

di antara dua buah klausa. Klausa pertama berisi pernyataan positif dan klausa kedua yang

meralatnya berisi pernyataan yang mengurangi kepositifan itu. Contoh:

         Dia tidak apa-apa, hanya kelelahan

         Rumah itu besar dan bagus, hanya halamannya sempit

         Kue ini enak rasanya, hanya kurang manis

5.        Konjungsi Penegasan

Konjungsi penegasan atau penguatan adalah konjungsi yang menghubungkan

menegaskan atau menguatkan. Yang termasuk konjungsi ini adalah kata-kata bahkan,

apalagi, lagipula, hanya, itupun, begitu juga, dan demikian pula. Aturan penggunaannya

adalah:

a.  Konjungsi bahkan digunakan untuk menghubungkan “menegaskan atau menguatkan”

digunakan diantara dua buah kalimat atau klausa. Contoh:

         Anak itu memang sangat nakal. Bahkan ibunya sendiri sering ditipunya

         Kikirnya bukan main. Bahkan untuk makan sendiri pun dia segan mengeluarkan uang

         Orang lain menyumbang minimal Rp 10.000,00. Dia Cuma Rp1.000,00. Bahkan itupun

diberikan dengan perasaan terpaksa


b.    Konjungsi apalagi digunakan untuk menhubungkan “menyatakan penegasan” diletakkan

diantara dua buah klausa (kalimat). Dalam hal ini klausa (kalimat) kedua memberikan

penegasan terhadap klausa (kalimat) pertama itu. Contoh:

         Hawa di daerah itu sangat sejuk. Apalagi pada pagi hari

         Lalu lintas di Jakarta sangat ramai. Apalagi pada jam-jam sibuk di pagi dan siang hari

         Anak itu memang nakal sekali.Apalagi kalau jauh dari ibunya

c.       Konjungsi lagipula digunakan untuk menyatakan “hubungan penegasan” sebagai alasan

penguat terhadap pernyataan yang disebutkan pada klausa  (kalimat) pertama. Konjungsi ini

diletakkan di muka klausa (kalimat) terakhir dari beberapa klausa (kalimat) sebelumnya.

Contoh:

         Mari kita makan di kedai itu; haganya murah; lagipula pelayanannya sangat baik

         Anak gadismu itu jangan kamu kawinkan dulu. Dia masih kecil. Umurnya belum seberapa.

Lagipula dia masih ingin bersekolah

d.      Konjungsi hanya digunakan untuk menghubungkan “menegaskan”digunakan pada awal

klausa kedua untuk menegaskan bahwa keadaan atau kejadian pada klausa pertama tidak

seberapa. Contoh:

         Sakitnya tidak parah; hanya batuk-batuk dan masuk angin

e.       Konjungsi itupun digunakan untuk menghubungkan “menegaskan” diletakkan pada awal

klausa (kalimat). Dalam hal ini klausa (kalimat) pertama diawali dengan adverbia hanya.

Contoh:

         Hanya seribu rupiah yang dapat kubeikan kepadamu, itupun sebenarnya lembaran uangku

satu-satunya yang terakhir

f.       Konjungsi begitu juga adalah konjungsi antara kalimat. Digunakan untuk menghubungkan

menegaskan; ditempatkan pada awal kalimat kedua. Contoh:

         Anak itu bukan main nakalnya. Begitu juga dengan kakaknya
6.              Konjungsi Pembatasan

Konjungsi pembatasan adalah konjungsi yang menghubungkan membatasi. Yang

termasuk konjungsi ini adalah kata kecuali dan hanya. Aturan penggunaannya adalah sebagai

berikut:

a.       Konjungsi kecuali digunakan untuk menghubungkan “membatasi” diletakkan pada awal

klausa (kalimat) kedua. Contoh:

     Saya akan datang memenuhi undanganmu; kecuali kalau hujan lebat

         Semua warga sudah setuju untuk menyumbang masing-masing Rp 20.000,00. Kecuali Tuan

Ali yang kaya raya itu

b.      Konjungsi hanya untuk menghubungkan ‘membatasi’ pada dasarnya sama dengan  adverbia

pembatasan hanya atau sebagai konjungsi penegasan hanya.

7.        Konjungsi Pengurutan

Konjungsi pengurutan adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan klausa

dengan klausa dalam urutan beberapa kejadian atau peristiwa secara kronologis. Yang

termasuk konjungsi pengurutan ini adalah kata-kata sesudah,sebelum, lalu, mula-mula,

kemudian, selanjutnya, setelah itu, atau kata-kata pertama, kedua, ketiga, dfan seterusnya.

Konjungsi pengurutan ini bisa digunakan satu, dua, tiga, atau beberapa sekaligus tergantung

pada jumlah klausa yang membentuk kalimat itu. Contoh:

        Mula-mula kami dipersilahkan masuk, lalu dipersilahkannya duduk, dan selanjutnya ditanya

apa keperluan kami kepadanya.

8.        Konjungsi Penyamaan

Konjungsi penyamaan adalah konjungsi yang menhubungkan menyamakan antara dua

klausa atau antara klausa dengan bagian klausa.


a.              Konjungsi adalah digunakan untuk menghubungkan dua bagian kalimat dimana bagian

pertama merupakan maujud yang sama dengan bagian kedua. Konjungsi ini biasa digunakan

didalam konstruksi definisi atau pembatasan. Contoh:

         Soekarno adalah Presiden pertama Republik Indonesia.

b.             Konjungsi ialah untuk menghubungkan menyamakan secara terbatas dapat dipergunakan

sebagai varian dari konjungsi adalah. Contoh:

         Soekarno  adalah (ialah)  Presiden pertama Republik Indonesia

c.       Konjungsi yaitu untuk menghubungkan menyamakan digunakan untuk dua bagian kalimat

yang maujudnya sama, biasanya antara maujud subjekdengan aposisinya. Contoh:

         Presiden pertama Republik Indonesia, yaitu Soekarno dimakamkan di Blitar.

d.      Konjungsi yakni secara bebas dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi yaitu. Anak

beliau ada dua orang  yaitu (yakni) Ali dan Siti.

9          Konjungsi Penjelasan

            Konjungsi penjelasan adalah konjungsi yang menghubungkan menjelaskan, dimana

klausa kedua berlaku sebagai penjelas dari keadaan, peristiwa, atau hal pada klausa pertama.

Satu-satunya konjungsi penjelasan adalah kata bahwa.

(1)   Sebagai penjelasan wujud subjek ditempatkan dibelakang subjek.Contoh:

         Kabar bahwa mereka akan menikah bulan depan saya sudah tahu

(2)   Sebagai penjelasan predikat transitif diletakkan pada awal fungsi objek. Contoh:

         Kami belum mendengar bahwa harga sembako sudah normal lagi

(3)   Lazim juga konjungsi bahwa ditempatkan pada awal kalimat. Contoh;

         Bahwa dia akan menikah lagi kami benar-benar belum tahu
10.       Konjungsi Penyimpulan

Konjungsi penyimpulan konjungsi yang menghubungkan menyimpulkan. Yang

termasuk konjungsi ini, antara lain maka, maka itu, jadi, karena itu, oleh karena itu, sebab

itu, oleh sebab itu, dengan demikian, dan dengan begitu.

Semua konjungsi penyimpulan ini memiliki fungsi yang sama yaitu untuk

menghubungkan menyimpulkan terhadap isi kalimat-kalimat yang disebutkan di depannya.

Secara semantik perbedaannya memang ada, yaitu bagaimana menarik kesimpulan itu.

Namun semuanya dapat saling disubstansikan. Contoh:

         Ibunya meninggal ketika dia berumur dua tahun. Ayahnya meninggal ketika dia berusia

empat tahun. Maka, sejak kecil dia sudah yatim piatu.

11.       Konjungsi Penyebaban

            Konjungsi penyebab adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan sebab

terjadinya keadaan atau peristiwa pada klausa utama.

a.       Konjungsi karena digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘sebab’ ditempatkan pada

awal klausa bawahan. Lalu, karena klausa bawahan bias berposisi sebagai klausa pertama

maupun klausa kedua maka konjungsi karena dapat berposisi pada awal kalimat maupun pada

tengah kalimat. Contoh:

         Mereka terlambat karena jalan macet

b.  Konjungsi sebab digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘sebab’ secara umum dapat

menggantikan posisi konjungsi karena. Contoh:

Mereka terlambat   karena (sebab)   jalan macet.

12.       Konjungsi Persyaratan


            Konjungsi persyaratan adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan syarat

atau keadaan atau peristiwa yang terjadi pada klausa utama dalam sebuah kalimat majemuk

subordinatif.

a.     Konjungsi kalau digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ ditempatkan pada

awal klausa bawahan. Lalu, karena klausa bawahan ini dapat berposisi sebagai klausa

pertama dan kedua, maka konjungsi kalau bisa berada pada awal kalimat bias juga ditengah

kalimat. Contoh:

         Saya akan datang kalau diberi  ongkos

b.      Konjungsi jika digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk

menggantikan konjungsi kalau. Contoh: 

         Saya akan datang  kalau (jika)  diberi ongkos.

c.         Konjungsi jikalau digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan

untuk menggantikan konjungsi jika. Namun secara semantik ada perbedaan kecil. Konjungsi

jikalau lebih memberi tekanan dibandingkan konjungsi jika.

d.     Konjungsi jika digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk

menggantikan konjungsi kalau. Contoh:

         Saya akan datang  kalau (jika) diberi ongkos.

e.      Konjungsi bilamana dan apabiila digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat

digunakan untuk menggantikan konjungsi bila. Hanya secara semantik konjungsi bilamana

dan apabila lebih menegaskan daripada konjungsi bila.

f.       Konjungsi asal digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ lazim digunakan dalam

bahasa ragam nonformal. Contoh:

         Saya akan datang asal diberi ongkos.


13.       Konjungsi Tujuan

                  Konjungsi tujuan adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan tujuan

dilakukannya tindakan pada klausa pertama. Yang termasuk konjungsi ini adalah kata-kata

agar, supaya, guna, dan untuk. Aturan penggunaannya adalah sebagai berikut:

a.   Konjungsi agar digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘tujuan’ ditempatkan pada

awal klausa kedua (klausa bawahan) dari sebuah kalimat majemuk subordinatif. Karena

klausa bawahan ini dapat berada pada awal kalimat, maka konjungsi agar dapat berposisi

pada awal atau pada tengah kalimat. Contoh:

         Jalan layang dibangun di beberapa persimpangan agar lalu lintas menjadi lancar

b.    Konjungsi supaya digunakan untuk menghubungkan menyatakan tujuan dapat digunakan

untuk menggantikan konjungsi agar. Simak contoh berikut:

            Agar (supaya)   tidak terlambat kita harus segera berangkat

c.       Konjungsi untuk menghubungkan menyatakan ‘tujuan’digunakan pada       awal klausa

bawahan pada sebuah kalimat majemuk subordinatif. Contoh:

         Jalan layang dibangun untuk melancarkan arus lalu lintas

d.      Konjungsi guna  digunakna untuk menghubungkan menyatakan ‘tujuan’ dapat digunakan

sebagai pengganti konjungsi untuk. Contoh:        

         Jalan layang dibangun untuk  (guna)   melancarkan arus lalu lintas

14.       Konjungsi Penyungguhan

            Konjungsi penyungguhan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyungguhkan

hal, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada klausa utama pada sebuah kalimat majemuk

subordinatif. Yang termasuk angggota konjungsi ini adalah kata-kata meskipun (meski),

biarpun (biar), walaupun (walau), sekalipun, sungguhpun, kendatipun, kalaupun.

            Konjungsi penyungguhan ini ditempatkan pada awal klausa bawahan pada sebuah

kalimat majemuk subordinatif. Semuanaya dapat saling dipertukarkan; dank arena klausa
utama dan klausa bawahan dapat saling bertukar posisi, maka konjungsi penyungguhan ini

dapat berada pada awal kalimat, dapat juga ditengah kalimat. Simak contoh berikut:

                Meskipun


-                  Biarpun
    Walaupun              dilarang ibu, dia pergi juga         
    Sekalipun  
   Kendatipun

 15.      Konjungsi Kesewaktuan


Konjungsi Kesewaktuan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan waktu

antara dua buah peristiwa, atau tindakan antara dua buah klausa pada sebuah kalimat

majemuk atau antara dua kalimat dalam sebuah paragraf.

Konjungsi kesewaktuan yang menghubungkan dua buah klausa adalah ketika, waktu,

sewaktu, saat, tatkala, selagi, sebelum, sesudah, setelah, sejak, semenjak, dan sementara.

Konjungsi kesewaktuan yang menghubungkan dua buah kalimat adalah konjungsi ketika itu,

waktu itu, saat itu, saat itu, tatkala itu, sebelum itu, sesudah itu, sejak itu, semenjak itu, dan

sementara itu.

Adapun aturan penggunaannya sebagai berikut:

a.       Konjungsi ketika digunakan untuk menghubungkan menyatakan saat waktu yang sama

antara kejadian, tindakan, atau peristiwa yang terjadi pada klausa yang satu dengan pada

sebuah kalimat majemuk subordinatif.

Contoh:

         Beliau datang ketika kami sedang makan

         Ketika petugas lengah, cepat-cepat dia melarikan diri.

b.      Konjungsi, waktu, sewaktu, saat, dan tatkala secara umum dapat digunakan untuk

menggantukan konjungsi ketika.

c.       Konjungsi selagi digunakan untuk menghubungkan menyatakan durasi yang sama yang
terjadi antara dua buah klausa dalam sebuah kalimat majemuk subordinatif.
Contoh:
         Selagi kami makan dia menunggu di luar
         Dia bermain-main selagi kami belajar

d.      Konjungsi sementara secara umum dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi selagi.
Simak contoh berikut:
e.       Konjungsi sebelum digunakan untuk menghubungkan menyatakan waktu kejadian,

peristiwa, atau tindakan pada klausa utama terjadi ‘sebelum’ terjadinya kejadian, peristiwa

atau tindakan pada klausa bawahan. Contoh:

         Dia mandi dulu sebelum makan pagi

         Sebelum pergi disiapkannya dulu semua perlengkapan yang akan dibawa.

         Beliau sudah hadir sebelum kami tiba.

f.       Konjungsi sesudah digunakan untuk menghubungkan menyatakan waktu kejadian, peristiwa,

atau tindakan pada klausa utama terjadi ‘sesudah’ terjadinya kejadian, peristiwa, atau

tindakan pada klausa bawahan. Contoh:

           Sesudah makan, kami mencuci piring

           Saya baru bisa membayar hutang itu, sesudah menerima gaji

           Sesudah menyiapkan perlengkapan, kami segera berangkat.

g.      Konjungsi setelah secara umum dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi sesudah.

h.      Konjungsi sejak digunakan untuk menghubungkan menyatakan waktu kejadian, peristiwa,

atau tindakan pada klausa utama terjadi ‘berawal’ ketika kejadian, peristiwa, atau tindakan

pada klausa bawahan terjadi.

      Sejak ayahnya meninggal, anak itu berhenti sekolah

                   Dia tidak berani lagi naik sepeda motor sejak tabrakan itu terjadi

      Kemacetan lalu lintas di Jakarta terjadi sejak pertambahan kendaraan bermotor tidak

terkendalikan.

Catatans:
(1)   Konjungsi sejak secara dapat diganti oleh konjungsi semenjak.

(2)   Disamping sebagai konjungsi, ada juga sejak (semenjak) yang berkategori preposisi.
i.        Konjungsi ketika itu digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘waktu yang sama’ akan

kejadian, peristiwa, atau tindakan yang terjadi di antara dua buah kalimat yang berurutan.

Contoh:

      Pencuri berhasil masuk ke dalam rumah kami. Ketika itu kami masih terlelap tidur.

         Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.

ketika itu saya baru saja dilahirkan.

         Gelombang pasang menghantam rumah-rumah penduduk di Jakarta Utara. Ketika itu PBB

sedang mengadakan konfrensi perubahan cuaca di Bali.

j.        Konjungsi waktu itu, saat itu, dan tatkala itu secara umum dapat digunakan untuk

menggantikan konjungsi ketika itu.

k.      Konjungsi sebelum itu digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘sebelum’ terjadinya

kejadian, peristiwa, atau tindakan pada kalimat berikut. Contoh:

         Kini dia tinggal di Jakarta. Sebelum itu dia pernah tinggal di Medan

         Sekarang dia dapat hidup dengan layak. Sebelum itu dia hanya bisa makan sehari sekali.

         Balatentara Jepang dengan mudah menguasai Batavia. Sebelum itu mereka terlebih dahulu

telah menaklukkan Singapura.

l.        Konjungsi sesudah itu  digunakan untuk menghubungkan menyatakan waktu kejadian,

peristiwa, atau tindakan pada kalimat pertama terjadi ‘sesudah’ terjadinya kejadian, peristiwa,

atau tindakan pada kaliman berikutnya. Contoh:

           Pukul tujuh tepat kami menyantap sarapan kami. Sesudah itu kami berangkat ke kantor.

           Polisi menatapkan kami tidak bersalah. Sesudah itu kami diijinkan pulang.

Catatan :

(1)   Konjungsi setelah itu  dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi sesudah itu.

(2)   Konjungsi sesudah itu dan setelah itu dapat juga berfungsi sebagai konjungsi pengurutan.
m.    Konjungsi sementara itu digunakan untuk menghubungkan menyatakan kesamaaan waktu

antara kejadian, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada kalimat pertama dengan kedua

kalimat yang mengikutinya. Contoh:

         Saya akan mandi. Sementara itu Anda boleh membaca-baca diruang ini

         Kalian boleh melihat-lihat dulu pemandangan alam di sini. Sementara itu, kami akan

mengurus penginapan kalian.

         Bapak-bapak pergi menunaikan salat Jum’at. Sementara itu ibu-ibu sibuk menyiapkan

makan siang.

n.      Konjungsi sejak itu digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘waktu mulai’akan

kejadian, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada kalimat kedua berhubungan dengan

kejadian, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada kalimat pertama. Contoh:

         Ayahnya meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Sejak itu dia hanya tinggal bersama

ibunya.

         Kerusuhan terjadi di Jembatan Semanggi pada awal gerakan reformasi. Sejak itu dia hilang

tak tentu rimbanya.

         Sebuah pasar swalayan berdiri tidak jauh dari tempat tinggalnya. Sejak itu tokonya menjadi

sepi pembeli.

ngsi Pengakibatan

          Konjungsi pengakibatan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan

akibat atas terjadinya kejadian, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada klausa utama

terhadap kejadian, peristiwa, atau keadaan yang terjadi pada klausa bawahan. Yang

termasuk konjungsi ini adalah konjungsi sampai, hingga, dan sehingga. Simak contoh

penggunaannya.

         Pencuri naas itu dipukuli orang banyak sampai mukanya babak belur

         Dia harus berlalri mengejar waktu, hingga napasnya tersengal-sengal.


         Saya banyak mengeluarkan uang untuk keperluan itu sehingga tabungan saya ludes.

17.         Konjungsi Perbandingan

Konjungsi perbandingan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan bahwa

kejadian, peristiwa, atau keadaan yang terjadi pada klausa utama sama atau mirip seperti

yang terjadi pada klausa bawahan. Yang termasuk konjungsi ini adalah kata-kata seperti,

sebagai, laksana, dan seumpama. Simak contoh berikut:

        Dimakannya nasi itu dengan lahap seperti orang tiga hari belum makan.

      Dengan cepat dirampasnya tas perempuan itu sebagai elang menyambar    anak ayam.

        Kagetnya bukan main laksana mendenga suara guruh di siang bolong.

              Gaduh dan ramainya mereka bukan kepalang seumpama anak ayam kehilangan induknya.

Anda mungkin juga menyukai