Anda di halaman 1dari 9

JURNAL AKADEMI FARMASI PRAYOGA, 3(1), 2018

Jurnal Akademi Farmasi Prayoga


ISSN-Online : 2548-141X
Diterbitkan Oleh Akademi Farmasi Prayoga Padang
http:// jurnal.akfarprayoga.ac.id

IDENTIFIKASI DRP PASIEN GERIATRI YANG MENERIMA RESEP


POLIFARMASI PADA PENYAKIT STROKE DI
RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI
Diza Sartika, Sanubari Rela Tobat Amelisa
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis Padang
dizasartika@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya DRP pada pasien geriatrik yang mendapat
resep polifarmasi pada pasien stroke di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. Penelitian
dilakukan pada bulan November 2017. Penelitian ini merupakan penelitian prospektif dengan
data yang disajikan secara deskriptif. Data diperoleh dari catatan medis, kartu informasi obat
dan wawancara pasien. Hasil dari penelitian ini adalah 41 pasien yang digunakan sebagai
subjek. Ada 3 orang (7,32%) mengalami DRP dan 38 orang (92,68%) tidak mengalami DRP.
Dari tujuh kategori DRP hanya ada 2 kategori DRP yang didirikan, ada 1 kategori terapi obat
bawaan yang tidak terlokalisasi (2,44%) dan 2 kategori insiden dosis terlalu tinggi (4,88%).
Keywords : Drug Related Problem, Polypharmacy, Geriatri.

PEDAHULUAN terlalu rendah, reaksi obat yang tidak


Drug Related Problems (DRP) adalah diinginkan, dosis terlalu tinggi, dan
kejadian yang tidak menyenangkan yang ketidakpatuhan (Cipolle, Strand &
dialami oleg pasien karena terapi obat dan Morley, 2004). Polifarmasi merupakan
mengganggu dalam mencapai tujuan penggunaan obat dalam jumlah yang
terapi yang diinginkan. DRP terbagi banyak dan tidak sesuai dengan kondisi
dalam tujuh kategori yaitu terapi obat kesehatan pasien. Meskipun istilah
yang tidak diperlukan, terapi obat polifarmasi telah mengalami perubahan
tambahan, obat yang tidak efektif, dosis dan digunakan dalam berbagai hal
Identifikasi Drp Pasien Geriatri Yang Menerima Resep Polifarmasi
Pada Penyakit Stroke Di RS. Stroke Nasional Bukittinggi Sartika D

maupun berbagai situasi, tetapi arti dasar kategori ketidakpatuhan pada lanjut usia
dari polifarmasi itu sendiri adalah obat yang dapat mempengaruhi tidak
dalam jumlah yang banyak yang terdapat tercapainya outcome terapi yang
dalam suatu resep untuk efek klinik yang diharapkan. Oleh karena itu peran
tidak sesuai. Jumlah dari suatu obat yang apoteker dalam pelayanan dan monitoring
diambil tidak selalu menjadi indikasi penggunaan obat pada lanjut usia perlu
utama akan adanya polifarmasi akan tetapi ditingkatkan untuk mencegah dan
juga dihubungkan dengan adanya efek mengatasi DRP sehingga tingkat
klinis yang sesuai atau tidak sesuai pada pengetahuan dan kepatuhan lanjut usia
pasien (Rambhade, 2012). meningkat serta outcome terapi tercapai
Lanjut usia adalah seseorang yang telah (Purworini, 2013)
mencapai usia 60 tahun ke atas Penyakit stroke merupakan penyakit yang
(Pemerintah RI, 1998). Pada usia tersebut sering terjadi pada lansia dan berpotensi
terjadi perubahan fisiologis akibat proses mendapatkan resep polifarmasi. Di Unit
penuaan yang bersifat universal berupa rawat inap bangsal syaraf RRSN
kemunduran dari fungsi biosel, jaringan, Bukittinggi, terlihat peningkatan jumlah
organ, bersifat progesif, perubahan secara kasus stroke yaitu 77,39% pada tahun
bertahap, akumulatif dan intrinsik 2013, 76,54% pada tahun 2014 dan
(Departemen kesehatan, 2006). 79,26% pada tahun 2015. (Laporan
Hasil penelitian di RSUP dr. Sardjito Kinerja Instalasi Rekam Medis , 2015)
Yogyakarta menyebutkan terdapat 48 Berdasarkan latar belakang tersebut
kasus pemilihan obat yang tidak tepat penulis tertarik melakukan penelitian
pada pasien lanjut usia diantaranya 31% untuk mengetahui dan mengidentifikasi
obat yang kontraindikasi dalam jenis dan jumlah persentase kejadian DRP
pemakaiannya untuk pasien dan 25% obat yang terjadi pada pasien lanjut usia di
yang diterima pasien bukan merupakan Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi
obat yang paling tepat (Rahmawati et al., dipilih karena masih sedikit penelitian
2008). mengenai DRP pada pasien lanjut usia di
Dari hasil penelitian di Apotek Farmasi RS. Stroke Nasional Bukittinggi.
Airlangga Surabaya pada bulan Februari
2013 menunjukan tingginya kejadian DRP

34 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 3 No 1, 2018


Identifikasi Drp Pasien Geriatri Yang Menerima Resep Polifarmasi
Pada Penyakit Stroke Di RS. Stroke Nasional Bukittinggi Sartika D

METODE PENELITIAN di bangsal syaraf RS. Stroke Nasional


Penelitian ini merupakan penelitian Bukittinggi. Variabel yang digunakan
prospektif dengan data yang akan adalah tujuh kategori DRP menurut
disajikan secara deskriptif. Pada Cipolle, Strand, Morley (2004) dan
penelitian ini gambaran yang ingin dilihat parameternya adalah penyebab dari
adalah kejadian DRP yang terjadi pada masing-masing tujuh kategori tersebut.
pasien geriatri yang menerima resep Tujuh kategori tersebut adalah terapi obat
polifarmasi pada penyakit stroke dengan yang tidak diperlukan, kebutuhan akan
data yang diambil dari wawancara pasien, terapi obat tambahan, obat tidak efektif,
rekam medik dan KIO ( Karu Informasi dosis terlalu rendah, ADR, dosis terlalu
Obat) di bangsal syaraf rawat inap RS. tinggi dan ketidakpatuhan. Jumlah pasien
Stroke Nasional Bukittinggi. geriatri yang dirawat di bangsal syaraf
Waktu dan Tempat Penelitian dalam bulan November 2017 adalah 102
Penelitian ini dilakukan dari bulan orang. Pasien yang memenuhi kriteria
Oktober sampai bulan Desember tahun inklusi sebanyak 41 orang. Dan pasien
2017 di bangsal syaraf rawat inap RS. yang tidak memenuhi kriteria inklusi
Stroke Nasional Bukittinggi. sebanyak 61 orang.
Sampel Tabel 1. Distribusi pasien berdasarkan
Pasien geriatri yang menerima resep jenis kelamin
polifarmasi pada penyakit stroke di RS. Jumlah
Jenis kelamin %
Stroke Nasional Bukittinggi selama bulan Pasien
November 2017. Laki-laki 27 65,85
Hasil dan Pembahasan Perempuan 14 34,15
Penelitian ini bertujuan untuk melihat Jumlah 41 100
apakah terjadi DRP pada pasien geriatri
yang menerima resep polifarmasi pada Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi
penyakit stroke di RS.Stroke Nasional stroke pada pria sebesar 65,85% dan
Bukittinggi. Pada penelitian ini, objek wanita sebesar 34,15% yang disajikan
penelitiannya yaitu pasien geriatri yang pada tabel 1. Hal ini sesuai dengan
berusia ≥60 tahun yang menderita American Heart Association pada tahun
penyakit stroke dan menjalani rawat inap 2006 yang menyebutkan prevalensi stroke

35 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 3 No 1, 2018


Identifikasi Drp Pasien Geriatri Yang Menerima Resep Polifarmasi
Pada Penyakit Stroke Di RS. Stroke Nasional Bukittinggi Sartika D

pada pria 1,25 kali lebih besar sedikit ≥85 tahun sebesar 2,44%.
dibandingkan wanita. Hal ini disebabkan Distribusi ini sesuai dengan susunan
oleh gaya hidup pria yang lebih tidak penduduk Indonesia hasil sensus
sehat dibanding wanita seperti merokok, penduduk tahun 2010 yang menyatakan
mengkonsumsi alkohol, dll. Dari segi bahwa jumlah penduduk terus menurun
fisiologis, pria juga memiliki metabolisme seiring dengan pertambahan usia (BPS,
yang cenderung melambat seiring dengan 2012). Usia jelas saja mempengaruhi
bertambahnya umur dan berat badan. kondisi kesehatan seseorang, seiring
Artinya semakin tinggi berat badan dengan pertambahan usia, maka
seseorang maka semakin besar pula resiko metabolisme tubuh juga akan semakin
atau prevalensi pasien tersebut untuk menurun serta fungsi organ dan jaringan
terkena stroke. tubuh yang kurang optimal. Hal ini akan
Tabel 2. Distribusi Pasien Berdasarkan memperparah kondisi dan keadaan
Usia seseorang apabila disertai dengan kondisi
Jumlah hipertensi yang meningkatkan resiko
Usia (tahun) %
Pasien seseorang terkena stroke.

60-64 16 39,02 Tabel 3. Distribusi Pasien Berdasarkan


Jenis Stroke
65-69 11 26,83
Jumlah %
Jenis stroke
70-74 4 9,76 Pasien

Iskemik 28 68,29
75-79 6 14,63

Hemoragik 13 31,71
80-84 3 7,32

Jumlah 41 100
≥85 1 2,44

Jumlah 41 100
Jenis stroke yang dialami oleh pasien
Pada tabel 2 dapat dilihat distribusi usia stroke adalah hemoragik sebesar 31,71%
pada responden dimana jumlah responden dan iskemik sebesar 68,29% seperti tersaji
paling banyak berada pada rentang usia pada tabel 3. Hasil penelitian ini
60-64 tahun sebesar 39,02% dan paling mendekati pernyataan Junaidi (2004) yang

36 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 3 No 1, 2018


Identifikasi Drp Pasien Geriatri Yang Menerima Resep Polifarmasi
Pada Penyakit Stroke Di RS. Stroke Nasional Bukittinggi Sartika D

menyebutkan bahwa di negara-negara 7 10 24,39


berkembang atau Asia prevalensi stroke
8 9 21,95
hemoragik sekitar 30% dan iskemik 70%.
Dengan kata lain prevalensi stroke 9 4 9,76
hemoragik lebih kecil dari pada stroke
10 4 9,76
iskemik. Hal ini sesuai dengan data dari
WHO tahun 2007 yang menyatakan 2,43
11 1
bahwa prevalensi kasus iskemik adalah
Jumlah 41 100
yang terbesar karena biasanya stroke ini
terjadi pada saat seseorang sedang
beraktivitas fisik dan hal ini terjadi tiba- Berdasarkan tabel 4 pasien mendapatkan

tiba, sedangkan untuk stroke hemoragik obat sebanyak 5 macam (4,89%) 6 macam

terjadi pada saat seseorang setelah (26,83%), 7 macam (24,39%), 8 macam

istirahat malam dan biasanya tidak disertai (21,95%), 9 macam (9,76%), 10 macam

dengan penurunan kesadaran. Stroke (9,76%), 11 macam (2,43%). Penggunaan

iskemik merupakan salah satu pembunuh obat yang berjumlah lima atau lebih

paling ditakuti karena kejadiannya yang berarti pada lanjut usia terjadi polifarmasi.

mendadak dan biasanya penanganan Polifarmasi adalah penggunaan lima atau

terhadap stroke ini berlangsung lebih lebih obat dalam satu hari dan umumnya

lambat dari onset terjadinya stroke. Oleh terjadi pada pasien lanjut usia (Koh,

karena itu stroke iskemik lebih tinggi Kutty, & Li., 2005). Peningkatan

prevalensinya dibandingkan hemoragik. penggunaan obat pada lanjut usia berisiko

Tabel 4. Distribusi obat berdasarkan tinggi menyebabkan permasalahan terkait

jumlah item (dalam satu hari obat misalnya ketidaktepatan penggunaan

perawatan) obat, penggunaan obat yang efektif,


medication errors, ketidakpatuhan,
Jumlah Jumlah %
interaksi obat-obat dan obat-penyakit dan
Obat Pasien
yang paling penting Adverse Drug
5 2 4,89
Reactions (Nobilli., et al. 2009). ADR
6 11 26,83 yang terjadi pada lanjut usia berkaitan
dengan terjadinya perubahan

37 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 3 No 1, 2018


Identifikasi Drp Pasien Geriatri Yang Menerima Resep Polifarmasi
Pada Penyakit Stroke Di RS. Stroke Nasional Bukittinggi Sartika D

farmakokinetika dan farmakodinamika. Potensial 13 31,7


Hal ini terlihat pada perubahan absorpsi,
Tidak
distribusi, metabolisme dan eliminasi.
mengalami 25 60,96
Salah satu contohnya terjadi perubahan
DRP
volume distribusi pada pasien lanjut usia
dimana komposisi lemak tubuh lebih Jumlah 41 100
besar dibanding cairan tubuh. Hal itu
menyebabkan obat-obat yang bersifat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
hidrofilik akan sulit didistribusikan
41 resep yang diidentifikasi terdapat 3
sehingga mengakibatkan konsentrasi obat
pasien mengalami DRP dan 38 pasien
dalam plasma meningkat (Bressler, R., &
tidak mengalami DRP (tabel 5). Pada
Bahl, J. 2003).
penelitian ini DRP digolongkan menjadi
Tabel 5. Distribusi pasien yang dua yaitu DRP aktual dan potensial.
mengalami DRP Keduanya memiliki perbedaan, tetapi
pada kenyataannya problem yang muncul
Jumlah % tidak selalu terjadi segera dalam
Keadaan
Pasien prakteknya. DRP aktual adalah suatu
Mengalami 7,32 masalah yang telah terjadi dan farmasis
3
DRP wajib mengambil tindakan untuk
Tidak 92,68 memperbaikinya. Sedangkan DRP
38
mengalami DRP potensial adalah suatu kemungkinan yang
Jumlah 41 100 kira-kira akan terjadi pada pasien karena
resiko yang sedang berkembang jika
farmasis tidak turun tangan (Rovers et al,
Tabel 6. Distribusi DRP aktual dan
2003). Pada penelitian ini didapatkan hasil
potensial
DRP aktual sebanyak 3 kejadian dan DRP
Jumlah
Jumlah DRP % potensial sebanyak 13 kejadian.
Pasien
Berdasarkan kategori DRP menurut
Aktual 3 7,32 Cipolle (2004) dari 3 pasien yang
teridentifikasi DRP aktual yaitu; DRP

38 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 3 No 1, 2018


Identifikasi Drp Pasien Geriatri Yang Menerima Resep Polifarmasi
Pada Penyakit Stroke Di RS. Stroke Nasional Bukittinggi Sartika D

kategori terapi obat tambahan 1 kejadian kejadian (4,88%)


(2,44%), DRP dosis terlalu tinggi 2
Tabel 7. Distribusi kategori DRP yang terjadi (aktual & potensial)
Kategori DRP Jumlah Pasien %
Aktual Potensial Aktual Potensial
Terapi obat yang tidak
0 0 0 0
diperlukan
Terapi obat tambahan 1 0 2,44 0
Obat tidak efektif 0 0 0 0
Dosis terlalu rendah 0 0 0 0
Dosis terlalu tinggi 2 0 4,88 0
ADR 0 13 0 31,7
Ketidakpatuhan 0 0 0 0
Jumlah 3 13 7,32 31,7
sehari (Dipiro,2011). Jika digunakan 3 x
Kategori DRP yang teridentifikasi adalah sehari pasien akan mengalami diare dan
kebutuhan obat tambahan dan dosis terlalu akan menyebabkan pasien kekurangan
tinggi. Pada kejadian DRP kebutuhan obat elektrolit dan mengurangi gerakan
tambahan disebabkan pasien mempunyai peristaltik usus.
kondisi yang membutuhkan terapi obat Salah satu contoh kejadian DRP potensial
tambahan. Pada kategori ini terjadi pada 1 yaitu DRP kategori interaksi obat yaitu
pasien yaitu pasien dengan No. Id 02. penggunaan bersama antara simvastatin
Pasien tidak mendapatkan terapi untuk dan diltiazem yang dapat menyebabkan
mengatasi stress ulcer yang miopatik dan rabdomiolis karena
mengakibatkan naiknya kadar asam diltiazem akan meningkatkan kadar atau
lambung. Pada kejadian DRP dosis terlalu efek dari simvastatin (Drug Interaction
tinggi terjadi pada 3 pasien dengan No.Id Checker, 2013; Sweetman, 2009).
03 dan 04. Pada kejadian ini pasien Sehingga penggunaan obat harus
mendapat obat laxadin dengan aturan dimonitoring. Begitu juga dengan
pakai 3xsehari. Laxadin merupakan obat penggunaan obat gemfibrozil dengan
pencahar dan aturan pemakaiannya 1 x simvastatin secara bersamaan dapat
menyebabkan miopatik sehingga

39 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 3 No 1, 2018


Identifikasi Drp Pasien Geriatri Yang Menerima Resep Polifarmasi
Pada Penyakit Stroke Di RS. Stroke Nasional Bukittinggi Sartika D

penggunaannya harus dimonitoring. Pada 2. Hendaknya ada penelitian lebih lanjut


pasien dengan No.Id 05, pasien mengenai DRP pada pasien geriatri
mendapatkan obat golongan opioid yaitu yang menerima resep polifarmasi di
codein dimana penggunaan obat ini harus bagian rawat jalan.
di monitoring karena dapat menyebabkan
konstipasi dan depresi pernafasan (Basic DAFTAR PUSTAKA
Pharmacology & Drug Notes, 2017). Beers, M. H. 2001. Age-Related Changes
Pada penelitian ini ditemukan hal-hal as a Risk Factor for Medication
Related Problems. Generation;
yang dapat dijadikan perhatian khusus Winter 24,4: ProQuest Sociology,
bagi profesional kesehatan khususnya 22.
Badan Pusat Statistik, 2012. Sensus
apoteker. Salah satu peran apoteker dalam Penduduk 2010, Badan Pusat
pharmaceutical care adalah identifikasi Statistik, http://sp2010.bps.go.id/,
diakses tanggal 13 Juli 2013
DRP. Peran apoteker penting dalam Bressler, R., & Bahl, J. 2003. Principles of
mengidentifikasi DRP guna mencegah Drug Therapy for the Elderly
Patient. Mayo Clin Pro, 78:1564-
DRP potensial dan mengatasi DRP aktual. 1577
KESIMPULAN Chan, D., Chen, J., Kuo, H., We, C., Lu,
I., Chiu, L., & Wu, S. (2012). Drug-
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh related problems ( DRPs ) identified
kesimpulan dari 41 pasien yang diteliti from geriatric medication safety
review clinics. Archives of
terdapat 3 orang (7,32%) mengalami DRP Gerontology and Geriatrics, 54(1),
dan 38 orang (92,68%) tidak mengalami 168–174.
Christina A.K. Dewi, et al,. 2014. Drug
DRP. Dari tujuh kategori DRP hanya dua Therapy Problems Pada Pasien
kategori DRP yang teridentifikasi yaitu Yang Menerima Resep Polifarmasi.
Universitas Airlangga. Surabaya
DRP kategori terapi obat tambahan 1 Cipolle, RJ, Strand, LM, Morley, PC
kejadian (2,44%) dan kategori dosis 2004, Pharmaceutical Care
Practice The Clinician’s Guide,
terlalu tinggi 2 kejadian (4,88%). McGraw-Hill, New York.
SARAN Departemen Kesehatan RI. 2006.
Pedoman Pelayanan Farmasi (Tata
1. Tenaga kesehatan termasuk apoteker Laksana Terapi Obat untuk Pasien
sebaiknya memberikan perhatian Geriatri). Jakarta: Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
khusus terhadap pasien geriatri yang Kesehatan Departemen Kesehatan
menggunakan obat. RI.
Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C.,
Matzke, G. A., Wells, B. G., &

40 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 3 No 1, 2018


Identifikasi Drp Pasien Geriatri Yang Menerima Resep Polifarmasi
Pada Penyakit Stroke Di RS. Stroke Nasional Bukittinggi Sartika D

Posey, L. M. 2011. third millennium. Journal of


Pharmacotherapy a Comorbidity , 1:28–44.
Pathophysiologic Approach 8th PURWORINI, V. D. A. (2013). Skripsi
edition.Pharmacy from McGraw- identifikasi drug therapy problems (
Hill. dtps ) pada pasien lanjut usia yang (
Dipiro, J.T., Barbara, G.W., Studi Di Apotek Farmasi Airlangga
Schwinghammer, T.L., Dipiro, Surabaya ) SKRIPSI ( DTPs ) pada
C.V. 2009. Pharmacotherapy, pasien lanjut usia yang ( Studi Di
Seventh Edition, Mc Graw Hill Apotek Farmasi Airlangga Surabaya
Companies ).
Drug Interaction Checker. 2017, Rambhade, S., Chakarborty, A.,
November. Retrieved July 15, 2013, Shrivastava, A., Patil, U. K., &
from Medscape Reference Drug, Rambhade, A. (2012). Original
Diseases and Article A Survey on Polypharmacy
Procedures:http://reference.medscap and Use of Inappropriate
e.com/drug-interactionchecker. Medications, (1), 68–74.
Junaidi, I., 2004, Panduan Praktis https://doi.org/10.4103/0971-
Pencegahan dan Pengobatan Stroke, 6580.94506
PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Rahmawati, F., Ellykusuma, N.Y.,
Gramedia, Jakarta. Pramantara , I. D. P., dan Sulaiman,
Kelompok Studi Serebrovaskular S. A. S. 2008. Problem Pemilihan
Perhimpunan Dokter Spesialis Obat Pada Pasien Rawat Inap
Saraf Indonesia, 2011, Guidelines Geriatri di RSUP dr. Sardjito
Stroke 2011.Perhimpunan Dokter Yogyakarta. Jurnal Farmasi
Spesialis Saraf Indonesia Indonesia, 23-29
(PERDOSSI), Jakarta. Rovers, J.P., Currie, J.D., Halgel.P,
Koh, Y., Kutty, F., & Li, S. C. 2005. Mcdonough, R.P., Sobotka, J.L. Eds.
Drug-related problems in 2003, A Practical Guide to
hospitalized patients on Pharmaceutical Care. 2nd Ed.
polypharmacy:the influence of age American Pharmaceutical
and gender. Therapeutics and Association, Whasington, D.C.
Clinical Risk Management, 39- WHO. Global Burden of Stroke. world
Nobilli, A., Garattini, S., & Mannucci, P. health organization; 2007. Available
M. 2011. Multiple diseases and from: URL: HIPERLINK
polypharmacy in the elderly:
challenges for the internist of the

41 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga, Vol 3 No 1, 2018

Anda mungkin juga menyukai