Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nila Septiana Sari

No : 20
Kelas : XII IPA 3

KISAH QARUN

Qarun pun berani memfitnah Nabi Musa. Dia mengupah seorang wanita agar mengaku telah
berbuat serong dengan Nabi Musa. Ketika seluruh Bani Israil telah berkumpul, Qarun
berkata, ''Wahai Bani Israil, ketahuilah, Musa yang kalian anggap sebagai Nabi dan orang
baik itu, sebenarnya tidak demikian. Bahkan, dia telah menghamili wanita ini.''

Nabi Musa merasa sedih dan langsung berdoa agar Allah menampakkan kebenaran
sesungguhnya. Bahwa semua yang dituduhkan tersebut adalah fitnah belaka. Allah
menunjukkan kekuasannya. Lidah perempuan yang disuruh berbohong tersebut kelu dan dia
pun akhirnya mengucapkan cerita yang sebenarnya, bukan kata-kata bohong yang sudah
disiapkan sebelumnya.

''Musa tidak berbuat apa-apa dengan saya, dia orang baik, saya diupah oleh Qarun untuk
mengatakan bahwa saya dihamili oleh Musa.'' Mendengar itu, Nabi Musa segera sujud
sebagai bentuk rasa syukurnya kepada Allah. Kisah ini menjadi sebab turun dari surah al-
Ahzab ayat 69.

Tidak berhenti di sana, Qarun juga menantang Nabi Musa untuk berdoa bersama. Siapa
doanya yang dikabulkan, dialah yang benar dan harus diikuti. Qarun lalu berdoa, ''Wahai
dewa penguasa jagat raya, matikan Musa saat ini juga.'' Namun, Nabi Musa tidak meninggal,
beliau tetap hidup dan berdiri tegak. Nabi Musa kemudian berdoa, ''Wahai bumi telanlah si
Qarun dan seluruh kekayaannya saat ini juga!''

Tidak lama kemudian, bumi berguncang dan seketika bumi terbelah sehingga tubuh Qarun
dan seluruh kekayaannya habis ditelan bumi seperti didokumentasikan dalam Surah al-
Qashash ayat 81. ''Maka, Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka,
tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah
ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).'' Tidak ada seorang pun yang dapat
menolong dan menahannya dari bencana itu.
Alquran juga mengisahkan hal ini di dalam surah yang lain, yaitu al-Ankabut ayat 39-40.
''Dan (juga) Qarun, Firaun, dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa
dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi, mereka
berlaku sombong di (muka) bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari
kehancuran itu). Maka, masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, lalu di
antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu, kerikil, dan di antara mereka
ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur. Kemudian, di antara mereka ada yang Kami
benamkan ke dalam bumi dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah
sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka
sendiri.''

Tempat di mana Qarun dan seluruh kekayaannya dibenamkan oleh Allah ke dalam bumi ini
berada di sebuah tempat yang kini dikenal dengan sebutan Danau Qarun (Bahirah Qarun).
Namun, tidak ada satu pun kekayaan Qarun yang tersisa, selain puing-puing istananya yang
bernama Qasru el-Qarun yang sampai saat ini masih berdiri kokoh di pinggir Tasik Qarun,
Kota Fayyoum, yang tidak terlalu jauh dari Kairo, Mesir.

Setelah menyaksikan kejadian yang menimpa Qarun, bertambahlah keimanan orang-orang


Bani Israil kepada Allah. ''Benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa saja yang Dia
kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan
karunia-Nya atas kita, benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah,
tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah),'' ujar mereka.

Kisah Qarun ini mengajarkan kita tentang bahaya sifat kufur, cinta dunia, dan sombong.
Allah mengingatkan agar kita selalu bersyukur atas limpahan nikmat kekayaan yang kita
miliki. ''Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih,''
demikian Surah Ibrahim ayat 7.
Hikmah yang dapat diambil dari kisah Qarun

1. Harta melimpah yang diberikan Tuhan kepada Qarun bukan tanda bahwa Tuhan
mencintainya sebagaimana anggapan segelintir orang. Justru itu adalah ujian Allah Swt.,
apakah kita mampu mensyukurinya dengan baik dengan menggunakannya di jalan Allah.
2. Jangan mudah silau dan terpukau pada harta dan perhiasan orang lain. Sesungguhnya
seseorang yang memiliki harta banyak menanggung beban yang lebih besar pula yaitu
mempertanggungjawabkan pencarian dan penggunaan hartanya di hadapan Allah Swt.
3. Bandingkanlah harta di dunia dengan kenikmatan akhirat yang kekal abadi. Kesadaran
terhadap kenikmatan akhirat yang kekal abadi, akan membuat seorang Muslim menjadi
mawas diri terhadap pemberian Allah Swt.

Anda mungkin juga menyukai