Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

PERBANYAKAN MASSAL AGENS HAYATI


“Nutrisi dan Media Perbanyakan Bakteri Agens Hayati”

Oleh :

Nama : Maulanie Prameshwari Muqsith


Nim : D1F118001
Kelas : PTP-A

JURUSAN PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada dasarnya, mikroorganisme dapat memanfaatkan berbagai komponen


organik sebagai sumber karbon dan energi yang digunakan untuk pertumbuhannya
(Volkering et al., 1998). Hal ini terjadi apabila subtrat yang terkandung dalam media
telah memenuhi syarat media yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan bagi
mikroba (Pitt dan Hocking, 1997). Media merupakan sumber nutrisi bagi
mikroorganisme. Nutrisi tersebut digunakan untuk menghasilkan energi yang baik
dalam melakukan berbagai aktivitas seperti pertumbuhan, pembentukan zat, serta
hasil akhir dari biosintesis mikroorganisme tersebut (Abou-Zeid, 1980).
Untuk menumbuhkan dan mempelajari sifat-sifat satu bakteri diperlukan suatu
substansi yang sudah diatur komposisi nutrisinya, yaitu media. Media adalah suatu
bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk
membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-macam media dapat
dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan  perhitungan
jumlah mikroba (Sutedjo,1996).
Menurut Giyanto et al. (2009) salah satu faktor penting yang mempengaruhi
pertumbuhan bakteri selain kondisi untuk pertumbuhan seperti suhu, pH, kadar air,
aerasi dan agitasi, juga sangat ditentukan oleh kandungan nutrisi media
perbanyakannya. Untuk melakukan hal ini harus diketahui jenis-jenis nutrisi yang
disyaratkan oleh bakteri tersebut, selain lingkungan fisik yang menyediakan kondisi
optimum bagi pertumbuhannya. Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan
fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan
energi (Cappucino, 2014).
Berdasarkan uraian sebelumnya maka penting dibuat makalah tentang nutrisi
dan media perbanyakan bakteri agens hayati untuk mengetahui jenis media dan
nutrisi dalam menumbuhkan bakteri.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut.
1.2.1. Apa syarat media dan nutrisi untuk perbanyakan bakteri?
1.2.2. Jenis media dan kandungan nutrisi dalam perbanyakan bakteri agens hayati.

1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui syarat media dan nutrisi
untuk perbanyakan bakteri dan mengetahui jenis media dan kandungan nutrisi dalam
perbanyakan bakteri agens hayati.
BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Syarat Media dan Nutrisi untuk Perbanyakan Bakteri

Pembiakan di dalam laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara


serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara yang
digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sistesis sel, keperluan energi
dalam metabolisme, dan pergerakan lazimnya, media biakan berisi air, sumber energi,
zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidorgen dan trace
element.
Pertumbuhan mikroorganisme dalam media dapat tumbuh jika memenuhi
persyaratan, antara lain:
a. Media harus memenuhi semua nutrien yang mudah digunakan oleh
mikroorganisme.
b. Media harus mempunyai tekanan osmosis, pH, dan tegangan permukaan yang
sesuai dengan pertumbuhan mikroorganisme
c. Media tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme
d. Media harus steril sebelum digunakan agar mikroorganisme dapat tumbuh dengan
baik. (Utami, 2004).
Makanan (nutrien) yang diperlukan oleh bakteri dapat berfungsi sebagai
sumber energi, bahan pembangun sel, juga sebagai aseptor dan donor elektron.
Nutrien atau makanan harus menyediakan cukup energi untuk mempertahankan
fungsi tubuh, aktivitas dan pertumbuhan bagi bakteri.
Dari macam-macam media yang sudah dibuat, baik yang diramu maupun
bentuk siap pakai untuk keperluan isolasi, identifikasi dan pemeliharaan bakteri
diperlukan bahan-bahan nutrisi sebagai berikut.
1. Energi
Untuk keperluan pertumbuhan bakteri pada media diperlukan energi, yang
diperoleh dari oksidasi senyawa organic yang terkandung dalam media tersebut
seperti karbohidrat dan protein.
2. Sumber karbon (C)
Sumber C bisa diperoleh dari senyawa organik protein dan karbohidrat.
Protein diperoleh misalnya dari ekstrak daging atau pepton, sedangkan karbohidrat
misalnya glukosa, laktosa, sukrosa.
3. Nitrogen (N)
Sumber N untuk kebutuhan nutrisi ada 2 yaitu : N berasal dari nitrogen
anorganik dan N dari nitrogen organik. Kebutuhan N dari nitrogen anorganik
biasanya dipakai amoniumnitrat (NH4NO3) atau amoniumsulfat (NH4)2SO4,
sedangkan N dari nitrogen organic diperoleh dari protein/pepton atau asam-asam
amino.
4. Belerang (S)
Sumber S untuk kebutuhan nutrisi ada 2, yaitu S yang berasal dan senyawa
anorganik dan S dari senyawa organik. Kebutuhan S dari senyawa anorganik
biasanya dipakai amoniumsulfat (NH4)2SO4, sedangkan kebutuhan S dan
senyawa organik diperoleh dalam molekul protein/pepton atau asam-asam amino.
5. Fosfat
Fosfat dipakai biasanya dalam bentuk garam seperti kalium dihidrogen fosfat
(KH2PO4), dikaliumhidrogenfosfat (K2HP04), natriumdihidrogenfosfat
(NaH2PO4) dan dinatriumhidrogenfosfat (Na2HP04).
6. Unsur logam anorganik
Beberapa spesies bakteri ada yang memerlukan unsur logam tertentu, unsur-
unsur ini diperlukan dan berguna untuk mengaktifkan enzim, supaya reaksi
biokimiawi dalam sel berjalan lancar. Unsur logam ini pemakaiannya sedikit
sekali, dan merupakan elemen mikro.
1) Vitamin
Vitamin diperlukan untuk mengaktifkan enzim, banyak spesies bakteri yang
dapat mensintesa sendiri vitamin yang dibutuhkannya. Beberapa vitamin yang
biasa/sering digunakan adalah vitamin B, vitamin B6, vitamin C dan vitamin B
komplek.
2. NaCI
Selain sebagai elemen mikro, garam NACI diperlukan untuk menaikkan
tekanan osmosa dan keseimbangan fisiko khemis sel bakteri yang tumbuhdalam
media tersebut.
3. Air
Air mutlak diperlukan selain sebagai pelarut bahan media, umumnya bakteri
senang/lebih subur tumbuhnya dengan kandungan air, dan biasanya digunakan air
suling(aquadest).

2.2. Jenis Media dan Kandungan Nutrisi dalam Perbanyakan Bakteri Agens
Hayati
Media yang digunakan harus mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan bakteri seperti dari bahan-bahan yang kaya akan karbohidrat dan
protein.

Berdasarkan sifat dan fungsinya, media terbagi menjadi beberapa kelompok


antara lain media transport, media diperkaya, media selektif (selective and
differential media), media pengujian, media perhitungan jumlah dan media umum
(universal media). Sedangkan berdasarkan bahan penyusunnya media dibedakan
dua macam yaitu media sintetis dan media alami. Media sintetis yaitu media yang
terdiri dari bahan-bahan yang telah diketahui komposisinya seperti media Nutrient
Agar. Media alami yaitu media yang terdiri dari bahan-bahan alami seperti ekstrak
kentang, sari wortel dan umbi-umbian (Rizky, 2013)
Media alternatif dapat digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme dari
bahan-bahan yang mudah ditemukan dialam. Seperti dari sumber protein yaitu kacang
tunggak, kacang hijau, kacang kedelai hitam (Arulananthan, 2012; Ravimannan,
2014). Media alternatif dari sayuran yaitu wortel, tomat, kubis, dan labu Deivanayaki
(2012), dari buah yaitu buah avokad dan buah bit (Famurewa, 2008; Al-Azzauy,
2011). Beberapa peneliti juga telah melakukan penelitian tentang media pertumbuhan
bakteri dari berbagai sumber karbohidrat seperti seperti ubi rambat, singkong,
Kentang dan umbi palmirah, bahkan Sagu (Kwoseh, 2012; Martyniuk, 2011;
Tharmila, 2011).
Berikut merupakan beberapa bakteri agens hayati beserta contoh media
perbanyakannya.
a. Pseudomonas Fluorescens
Bakteri Pseudomonas Fluorescens mempunyai sifat antagonistis yang luas
terhadap berbagai jenis mikroorganisme pathogen baik dari golongan cendawan
maupun dari golongan bakteri. Salah satu media yang dapat digunakan dan mudah
didapatkan untuk perbanyakan bakteri ini adalah air kelapa. Air kelapa adalah satu-
satunya limbah organik yang paling baik mendukung pertumbuhan Pseudomonas
Fluorescens. (Vigliair et al, 2006) menyebutkan bahwa air kelapa memiliki
kandungan nutrisi di dalamnya 4% karbohidrat, 0.1% lemak, 0.02% kalsium, 0.01%
fosfor, 0.5% besi serta total protein (9 g/L), vitamin C, vitamin B kompleks dan
garam-garam mineral.
b. Bacillus sp.
Bacillus subtilis merupakan salah satu bakteri yang banyak dikembangkan
sebagai agens hayati untuk mengendalikan patogen tanaman. B. subtilis termasuk
bakteri gram positif, berbentuk batang, dapat tumbuh pada kondisi aerob dan anaerob.
Bacillus subtilis merupakan bakteri saprofit yang mampu bertahan dan berkembang
biak pada sisa-sisa bahan organik. Berdasarkan sifat tersebut sehingga bakteri ini
dapat ditumbuhkan dan diperbanyak pada limbah organik cair yang tersedia
melimpah di masyarakat seperti limbah air kelapa, air tahu/ampas tahu dan molase.
Karakteristik kimia tepung ampas tahu mengandung protein 10,80% dalam 100 gram
tepung ampas tahu ( Yustina, 2012).
BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient)
yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-
macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis
dan  perhitungan jumlah mikroba. Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan
fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan
energy.

3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan baik dalam
bentuk kata maupun kalimat, untuk itu penulis sangat berharap masukan, kritik
maupun saran yang sifatnya membangun guna perbaikan penyusunan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abou-zeid, M. R. 1980. Production of the microorganims communicating current


research and educational topics and trends. J. App. Microbiol. 7(2) : 340-347.

Cappuccino, J. G & Natalie, S. (2013). Manual Laboratorium biologi; alih bahasa,


Nur Miftahurrahmah. Jakarta: EGC.

Giyanto A, Suhendar dan Rustam. 2009. Kajianpembiakan bakteri kitinolitik


Pseudomonasfluorescens dan Bacillus sp. pada limbah organikdan
formulasinya sebagai pestisida hayati (BIOPesticide). Prosiding seminar hasil
penelitian. IPB
Pitt, J. L., A. D. Hocking. 1997. Fungi and Food Spoilage. Second Edition. Blackie
Academic and Professional. New York. hlm. 252-254.

Rizky, W.D. (2013). Pengaruh Kandunngan Protein Tepung Bulu Ayam Sebagai
Media Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. Semarang: Jurusan Analis
Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Semarang.

Volkering, D., G. Cooper, N. Koric. 1998. Effect of nitrogen sources on surfactans


production by Microorganims ATCC 19558. J. Microbiol Enhanced Oil
Recovery. 16 (3): 66-71

Anda mungkin juga menyukai