Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN GASTRO PADA Ny.

Y
DENGAN MASALAH MOBILITAS FISIK

OLEH
INTAN YULIASARI
20190660024

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN DENGAN JUDUL :
“ASUHAN KEPERAWATAN GASTRO PADA Ny. Y
DENGAN MASALAH GANGGUAN MOBILITAS FISIK“

TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN DARI PEMBIMBING AKADEMIK

Telah disetujui pada :

Hari :
Tanggal :

DISUSUN OLEH :
INTAN YULIASARI
NIM : 20190660024

Pembimbing Akademik

Ns. Uswatun Hasanah, S.Kep.,ners M.KepJ

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA 2020/2021
1. Konsep Mobilisasi Pada Pasien Stroke Non Hemoragik

1.1 Pengertian Mobilisasi


Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur
dan mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Kehilangan
kemampuan untuk bergerak menyebabkan ketergantungan dan membutuhkan
tindakan keperawatan (Ambarwati, 2014).
Menurut hidayat, (2009) mobilisasi atau mobilitas merupakan kemampuan individu
untuk betgerak bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya.

1.2 Etiologi
Keletihan dan kelelahan menjadi penyebab paling umum yang sering terjadi dan
menjadi keluhan bagi lanjut usia. Sekitar 43% lanjut usia telah diidentifikasi memiliki
gaya hidup kurang gerak yang turut berperan terhadap intoleransi aktivitas fisik
danpenyakit, sekitar 50% penurunan fungsional padalanjut usia dikaitkan dengan
kejadian penyakit sehingga mengakibatkan mereka menjadi ketergantungan pada
orang lain (Stanley dan beare, 2007). Berdasarkan Nursing Outcome and Nursing
Intervension Clarification (NIC & NOC ) 2015 adalah pasien mengalami kesulitan
dalam membolak – balik posisi, ketrerbatasan dalam kemampuan melakukan
keterampilan motoric dan keterbatasan rentang pergerakan sendi.
Menurut Mubarak (2014) kehilangan kemampuan untuk bergerak menyebabkan
ketergantungan dann ini membutuhkan tindakan keperawatan.

1.3 klasifikasi / Macam-macam Mobilisasi


menurut Hidayat (2009), ada 2 jenis mobilitas yaitu :
A. mobilitas penuh
merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas
sehingga dapat melakukan interaksi social dan menjalankan peran sehari-hari.
Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motoric volunteer dan sensorik untuk
dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
B. Mobilitas Sebagian
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan Batasan jelas dan
tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf
motoric dan sensorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus
cedera atau patah tulang dengan pemasangan traksi. Mobilitas sebagian dibagi
menjadi dua jenis, yaitu :

a) Mobilitas Sebagian Temporer


Merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan Batasan yang
sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma
reversible pada system muskuloskletal, contohnya adalah adanya sendi
dan tulang.
b) Mobilitas Sebagian Permanen
Merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan Batasan yang
sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya system saraf
yang revresibel, contohnya terjadi hemiplegia karena stroke, praplegi
karena cedera tulang belakang, poliomyelitis karena terganggunya system
saraf motoric dan sensorik.

1.4 Tanda dan Gejala

Mayor : - subyektif 1. Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas

- Obyektif 1. Kekuatan otot menurun


2. Rentang gerak ( ROM ) menurun

Minor : - subjektif 1. Nyeri saat bergerak


2. enggan melakukan pergerakan
3. merasa cemas saat bergerak
- Objektif 1. Sendi kaku
2. Gerakan tidak terkoordinasi
3. gerakan terbatas
4. fisik lemah

1.5 Masalah Keperawatan Yang Muncul


1. Stroke
2. Cedera
3. Trauma
4. Osteoarthritis
5. Ostemalasia
6. Keganasan

1.6 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Stroke non Hemoragik Dengan
Gangguan Mobilitas Fisik

Menurut Hidayat, 2009 konsep asuhan keperawatan pada pasien stroke non
hemoragik dengan gangguan mobilitas fisik adalah sebagai berikut :

1. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
identitas klien yang perlu dikaji meliputi nama, jenis kelamin, tanggal lahir,
nomor register, usia, agama, alamat, status perkawinan, pekerjaan, dan
tanggal masuk rumah sakit.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Gejala yang menjadi keluhan utama pada pasien stroke non hemoragik
adalah lemah sebelah anggota gerak yang timbul mendadak, dan sakit
kepala (Bararah & Jauhar, 2013)

2) Riwayat kesehatan sekarang


Keluhan yang muncul pada pasien stroke non hemoregik dengan masalah
gangguan mobilitas fisik pada saat dikaji adalah adanya lemah sebelah
anggota gerak, bicara kurang jelas, dan nyeri dikepala.

3) Riwayat kesehatan dahulu


Biasanya klien dengan penyakit stroke non hemoragik memiliki kebiasaan
atau pola hidup yang kurang sehatseperti gaya hidup merokok, memakan
makanan yang mengandung banyak garam, makanan yang berminyak dan
bersantan, adanya riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus, anemia,
riwayat trauma kepala, riwayat jatuh, penyakit kardiovaskuler (widagdo,
dkk, 2008)

4) Riwayat kesehatan keluarga


Perlu dikaji adanya riwayat keluarga yang memiliki penyakit keturunan
seperti adanya riwayat jantung, hipertensi, DM.

c. Pola Pengkajian :
1) Pola Nutrisi
Biasanya mengalami penurunan nafsu makan, mual muntah, kehilangan
sensasi pada lidah
2) Pola Aktivitas dan Latihan
Biasanyan tidak akan mampu melakukan aktivitas dan perawatan diri
secara mandiri karena kelemahan anggota gerak, kekuatan otot
berkurang, mengakami gangguan koordinasi, gangguan keseimbangan
mudah Lelah.
Aktivitas fisik yang kurang dapat mempengaruhi frekuensi denyut jantung
menjadi lebih tinggi sehingga otot jantung harus bekerja lebih keras pada
setiap kontraksi. Otot jantung yang bekerja semakin keras dan sering
memompa, maka makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri
sehingga dapat menyebabkan tekanan darah meningkat (Potter & perrt,
2012)
3) Pola Tidur dan Istirahat
Biasanya lebih banyak tidur dan istirahat karena semua system tubuhnya
akan mengalami penurunan kerja dan penurunan kesadaransehingga lebih
banyak diam.
4) Pola Eliminasi
Biasanya terjadi retensi urin dan inkontinensia akibat kurang aktivitas dan
pengontrolan urinasi menurun, biasanya terjadi konstipasi dan diare akibat
impaksi fekal.

d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : biasanya pasien sadar, terkadang sedikit gelisah
2) Tingkat Kesadaran : biasanya composmentis (dengan GCS 14-15)
3) TTV
a. TD : bisa terjadi hipotensi atau hipertensi
b. N : biasanya terjadi perubahan denyut nadi
c. RR : biasanya pasien bisa sesak
d. S : bisa terjadi hipotermia atau hipertermia

4) Kepala : normachepal
5) Wajah : biasanya simetris, wajah pucat
6) Mata : biasanya sklera ikhterik, reflek pupil negative,
anemis, penglihatan berkurang
7) Mulut dan Bibir : biasanya sianosis, mukosa bibir kering,
stromatitis, mengalami gangguan pengecapan, reflek menunyah menelan
buruk, dan bibir tidak simetris.
8) Hidung : biasanya terjadi gangguan penciuman
9) Telinga : biasanya terjadi gangguan pendengaran
10) Leher : biasanya ada gangguan menelan
11) Thoraks :
a) Paru-paru
1. Inspeksi : biasanya simestis kiri dan kanan
2. Palpasi : biasanya fremitus kiri dan kanan
3. Perkusi : biasanya sonor
4. Auskultasi : suara napas bisa normal (vesikuler) atau tidak
normal (ronkhi)
b) Jantung
1. Inspeksi : biasanya iktus tidak terlihat
2. Palpasi : biasanya ictus teraba di ric 4
3. Perkusi : biasanya batas jantung normal
4. Auskultasi : biasanya suara vesikuler
12) Abdomen :
a) Inspeksi : biasanya simetris, tidak ada asites
b) Palpasi : biasaya tidak ada pembesaran hepar
c) Perkusi : biasanya thympani
d) Auskultasi : biasanya bising usus hiperaktif
13) Genitalia dan anus : klien dengan stroke non hemoragik biasanya
akan mengalami masalah dalam proses eliminasi sehingga harus dipasang
kateter.
14) Ekstremitas : lemah anggota gerak dengan kekuatan otot
biasanya 2 – 3, akral teraba hangat, CRT <2 detik.

e. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Digiulio & Jackson, 2007 pemeriksaan diagnostik yang dilakukan adalah :
1. CT scan mengidentifikasi area pendarahan
2. MRI (Magnetic Resonance Imaging) mengidentifikasi lokasi ischemic (lebih lambat
dari pada CT scan).

F. Pemeriksaan Laboratorium
a. pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan darah lengkap seperti Hb, Leukosit, Trombosit, Eritrosit Hal ini
berguna untuk mengetahui apakah pasien menderita anemia. Sedangkan leukosit untuk
melihat sistem imun pasien. Bila kadar leukosit diatas normal, berarti ada penyakit infeksi
yang sedang menyerang pasien.
b. test kimia darah
Cek darah ini untuk melihat kandungan gula darah, kolesterol, asam urat, dll. Apabila
kadar gula darah atau kolesterol berlebih, bisa menjadi pertanda pasien sudah menderita
diabetes dan jantung. Kedua penyakit ini termasuk ke dalam salah satu pemicu stroke

2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan Nanda 2015 – 2017 :

a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot


b. Defisit perawatan diri mandi berhubungan dengan kelemahan
c. Resiko kerusakan integritas kulit
d. Resiko Jatuh

3. INTERVENSI

Anda mungkin juga menyukai