TINGKAT 2A
1. Arsytul Munawarrah
2. Gustia Anggun Rizovi
3. Mutiara Putri Sari
4. Rayhan Adra Gutama
5. Suci Angelina Mirza
Dosen Pembimbing :
WIWI SARTIKA, DCN. M. BIOMED
D3 KEPERAWATAN PADANG
POLTEKKES KEMENKES PADANG
2020/2021
A. Reformasi Birokrasi
1. Pengertian Reformasi Birokrasi
Reformasi merupakan proses upaya sistematis, terpadu, dan komprehensif,
dengan tujuan untuk merealisasikan tata pemerintahan yang baik. Good governance
(tata pemerintahan yang baik) adalah sistem yang memungkinkan terjadinya
mekanisme penyelenggaraan pemerintahan negara yang efektif dan efisien dengan
menjaga sinergi yang konstruktif di antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
Birokrasi menurut pemahamannya sebagai berikut.
a. Birokrasi merupakan sistem penyelenggaraan pemerintahan yang dijalankan
pegawai negeri berdasarkan peraturan perundang-undangan.
b. Birokrasi adalah struktur organisasi yang digambarkan dengan hierarki yang
pejabatnya diangkat dan ditunjuk, garis tanggung jawab dan kewenangannya
diatur oleh peraturan yang diketahui (termasuk Tata kelola pemerintahan
yang baik dan Bersih (CLEAN Governance & gOOD Government)
111sebelumnya), dan justifikasi setiap keputusan membutuhkanreferensi
untuk mengetahui kebijakan yang pengesahannya ditentukan oleh pemberi
mandat di luar struktur organisasi itu sendiri.
c. Birokrasi adalah organisasi yang memiliki jenjang diduduki oleh pejabat yang
ditunjuk/diangkat disertai aturan kewenangan dan tanggung jawabnya, dan
setiap kebijakan yang dibuat harus diketahui oleh pemberi mandat.
d. Birokrasi adalah suatu organisasi formal yang diselenggarakan berdasarkan
aturan, bagian, unsur, yang terdiri atas pakar yang terlatih. Wujud birokrasi
berupa organisasi formal yang besar, merupakan ciri nyata masyarakat
modern dan bertujuan menjalankan tugas pemerintahan serta mencapai
keterampilan dalam bidang kehidupan.
Reformasi birokrasi adalah upaya pemerintah meningkatkan kinerja melalui
berbagai cara dengan tujuan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas. Dengan demikian,
reformasi birokrasi berarti:
a) perubahan cara berpikir (pola pikir, pola sikap, dan pola tindak);
b) perubahan penguasa menjadi pelayan;
c) mendahulukan peranan dari wewenang;
d) tidak berpikir hasil produksi tetapi hasil akhir;
e) perubahan manajemen kerja;
f) mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, transparan, dan profesional,
bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), melalui penataan kelembagaan,
penataan ketatalaksanaan, penataan sumber daya manusia, akuntabilitas
kinerja yang berkualitas efisien, efektif, dan kondusif, serta pelayanan yang
prima (konsisten dan transparan).
2. Visi dan Misi Reformasi Birokrasi
a. Visi
Terwujudnya pemerintahan yang amanah atau terwujudnya tata
pemerintahan yang baik.
b. Misi
Mengembalikan cita dan citra birokrasi pemerintahan sebagai abdi negara dan
abdi masyarakat serta dapat menjadi suri teladan dan panutan masyarakat dalam
menjalani kehidupan sehari hari.
3. Tujuan Reformasi Birokrasi
Secara umum tujuan reformasi birokrasi adalah mewujudkan pemerintahan yang
baik, didukung oleh penyelenggara negara yang profesional, bebas korupsi, kolusi dan
nepotisme, dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga tercapai
pelayanan prima.
4. Sasaran Reformasi Birokrasi
a. Terwujudnya birokrasi profesional, netral dan sejahtera, mampu menem?patkan
diri sebagai abdi negara dan abdi masyarakat guna mewujudkan pelayanan masyarakat
yang lebih baik.
b. Terwujudnya kelembagaan pemerintahan yang proporsional, fleksibel, efektif,
efisien di lingkungan pemerintahan pusat dan daerah.
c. Terwujudnya ketatalaksanaan (pelayanan publik) yang lebih cepat tidak berbelit,
mudah, dan sesuai kebutuhan masyarakat.
Agar reformasi birokrasi dapat berjalan dengan baik dan menunjukkan cepatnya
keberhasilan, faktor sukses penting yang perlu diperhatikan dalam reformasi birokrasi
adalah:
a. Faktor Komitmen pimpinan; karena masih kentalnya budayapaternalistik dalam
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia.
b. Faktor kemauan diri sendiri; diperlukan kemauan dan keikhlasanpenyelenggara
pemerintahan (birokrasi) untuk mereformasi diri sendiri.
c. Kesepahaman; ada persamaan persepsi terhadap pelaksanaan reformasi
birokrasi terutama dari birokrat sendiri, sehingga tidak terjadi perbedaan pendapat
yang menghambat reformasi.Tata kelola pemerintahan yang baik dan Bersih (CLEAN
Governance & gOOD Government) 113
d. Konsistensi; reformasi birokrasi harus dilaksanakan berkelanjutan
dankonsisten, sehingga perlu ketaatan perencanaan dan pelaksanaan.