Anda di halaman 1dari 4

Etika Berkomunikasi dengan Guru dan Rekan Sejawat

di Masa Pembelajaran Daring (Dalam Jaringan)

Disusun oleh :
dr. Alta Ikhsan Nur

Fakultas Kedokteran
Universitas Riau
2021
Etika Berkomunikasi dengan Guru dan Rekan Sejawat
di Masa Pembelajaran Daring

Disusun oleh : dr. Alta Ikhsan Nur

Saat ini corona menjadi pembicaraan yang hangat. Dalam waktu singkat, namanya
menjadi trending topik dan diberitakan secara masif di media cetak maupun elektronik.
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang lebih dikenal
dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menyebabkan penyakit
menular ke manusia.
Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru
ditemukan. Walaupun lebih banyak menyerang ke lansia, virus ini sebenarnya bisa juga
menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Virus corona ini bisa
menyebabkan ganguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga
kematian.
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pertama kali ditemukan di kota Wuhan,
China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular sangat cepat dan telah menyebar hampir
ke semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Sehingga
WHO pada tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global.
Hal tersebut membuat beberapa negara menetapkan kebijakan untuk memberlakukan
lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Di Indonesia sendiri,
diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan
penyebaran virus ini.Karena Indonesia sedang melakukan PSBB, maka semua kegiatan yang
dilakukan di luar rumah harus dihentikan sampai pandemi ini mereda.
Beberapa pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk meliburkan
proses belajar tatap muka dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring (dalam
jaringan) atau online. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan di beberapa
wilayah provinsi di Indonesia pada hari Senin, 16 Maret 2020 yang juga diikuti oleh wilayah-
wilayah provinsi lainnya. Tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi beberapa sekolah di tiap-tiap
daerah. Sekolah-sekolah tersebut tidak siap dengan sistem pembelajaran daring, dimana
membutuhkan media pembelajaran seperti handphone, laptop, atau komputer.
Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa
tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang
menggunakan jaringan internet. Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat
personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru
dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media
sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya
sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat memastikan siswa mengikuti
pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.
Ketika pembelajaran sinkron dilaksanakan, tidak seperti pembelajaran biasa di kelas,
dosen tidak dapat melihat langsung aktivitas mahasiswanya. Sehingga, dosen juga tidak
mengetahui bagaimana kondisi ataupun sikap mahasiswanya selama pembelajaran
berlangsung. Ada beberapa sikap kurang santun yang dilakukan Ketika proses pembalajaran
secara daring seperti tidur, makan, bermain ketika proses belajar,serta meninggalkan kelasu
ntuk melakukan aktivitas lainnya. Tidak diterapkannya etika dalam dapat menimbulkan
masalah. Selain pembelajaran menjadi tidak efektif, rasa respect dari dosen ke mahasiswa
pun bisa berkurang. Contohnya ketika dosen berbicara dan tidak ada yang menanggapi maka
bisa saja dosen tersebut tersinggung dengan sikap mahasiswanya.
Isu etika dalam pembelajaran Interaksi secara tatap muka akan mendapatkan umpan
balik secara langsung, dapat melihat apakah seseorang berperilaku sesuai nilai atau norma
artau berperilaku sesuai etika. Sedangkan melalui media ada jarak yang menyebabkan etika
dan perilaku tidak terlihat secara nyata, yang oleh Savin (1992) dikatakan sebagai
psychological distance. Menurut Fass dalam Brown (2008), sembilan kategori yang
mempengaruhi proses pembelajaran secara online, dapat dilihat dari pembelajarnya, yaitu:
1. Bantuan yang kurang tepat
2. Penyalahgunaan sumber
3. Tutorial yang tidak maksimal
4. Interpretasi data yang kurang tepat
5. Penggunaan sumber akademi yang kurang tepat
6. Kurang menghormati kerja yang lain
7. Kurangnya perlindungan terhadap hasil penelitian atau makalah atau hasil kerja
8. Kurangnya etika dalam berkomunikasi melalui computer
9. Kurangnya pemahaman terhadap copy‐right atau plagiarism

Dalam proses belajar daring harus tetap beretika kepada Guru terutama dalam hal
berkomunikasi secara Daring seperti :
1. Jika mau bertanya /menyapa hendaklah mengucapkan Salam terlebih dahulu. 
2. Gunakanlah bahasa yang mudah dipahami dan sopan,baik dalam tulisan maupun
intonasi suara jika via telpon atau videocall. 
3. Tidak bertele-tele tapi langsung pada poin utama. 
4. Tidak menghubungi / mengChat di Jam Jam istirahat. 
5. Jika hendak menelpon atau videocall minta izin terlebih dahulu via chat. 
6. Jika sedang berlangsung pembelajaran daring, gunakanlah pakaian yang sopan,
rapih, dan tidak bersikap aneh-aneh.
7. Tidak banyak permintaan, patuhilah semua rules atau aturan yang Guru tetapkan.
8. Selalu mengerjakan tugas-tugas yang Guru intruksikan

Hal ini memang tidaklah mudah untuk mengubah proses pembelajaran secara daring. Butuh
kerjasama dari semua pihak baik dari orang tua, peserta didik,  tenaga pengajar, dan semua
elemen masyarakat agar pendidikan tetap berjalan dan khususnya bagi semua pelajar harus
selalu menjunjung tinggi budi pekerti dan Etika terhadap Guru. 

Anda mungkin juga menyukai