Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 5 - KALIMAT EFEKTIF

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan suatu


pikiran, gagasan, perasaan yang utuh. Kalimat terdiri dari beberapa unsur antar
lain subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Kalimat dikatakan
sempurna jika minimal memiliki unsur subjek dan predikat.
Kalimat efektif kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan
kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang
ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur SP.
b. Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
c. Menggunakan diksi yang tepat.
d. Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis
dan sistematis.
e. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
f. Melakukan penekanan ide pokok.
g. Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
h. Menggunakan variasi struktur kalimat.

Kalimat Efektif memiliki kriteria :


a. Kelogisan : ide kalimat dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai
EYD.
b. Kepararelan : jika bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan
seterusnya juga harus menggunakan nomina. Jika bentuk pertama
menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
c. Ketegasan : suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat.
d. Kehematan : Kehematan adalah hemat menggunakan kata, frasa, atau bentuk
lain yang dianggap tidak perlu. Penghematan di sini mempunyai arti
penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak
menyalahi kaidah tata bahasa.
e. Kesepadanan : keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa
yang dipakai. Kesepadanan kalimat diperlihatkan kesatuan gagasan yang
kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
f. Kecermatan : Yang dimaksud dengan cermat adalah kalimat yang tidak
menimbulkan tafsir ganda dan tepat dalam pilihan kata.
g. Koherensi : Yang dimaksud dengan koherensi adalah keterkaitan antara
bagian yang satu dengan bagian yang lainnya sehingga kalimat itu memiliki
makna yang utuh dan keberadaannya bisa berdiri sebagai bentuk yang mandiri
ataupun merupakan bagian dari konteks.

Pola-pola kesalahan penulisan kalimat yang serting terjadi :


a. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat.
b. Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat.
c. Penggunaan imbuhan yang kacau.
d. Kalimat tak selesai.

1
e. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku.
f. Penggunaan kata tidak tepat ‘di mana’ dan ‘yang mana’.
g. Penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat.
h. Pilihan kata yang tidak tepat.
i. Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti.
j. Pengulangan kata yang tidak perlu.
k. Kata ‘kalau’ yang dipakai secara salah.

Penggunaan kalimat efektif juga digunakan pada karya sastra. Namun,


penggunaan kalimat efektif pada karya sastra biasanya menggunkan makna
konotatif dan bermajas. Penggunaan kalimat efektif pada karya sastra bertujuan
agar ide pengarang sampai kepembaca. Berbeda dengan karya tulis ilmiah yang
menggunakan bahasa denotatif.

TUGAS 6 – POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF

Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan.


Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua
kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau
topik, kalimat-kalimat penjelas, sampai pada kalimat penutup.
Kegunaan paragraf adalah untuk menandai pembukaan topik baru, atau
pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya dan menambah hal-hal yang penting
untuk memerinci apa yang sudah diutarakan dalam paragraf sebelumnya atau
paragraf yang terdahulu.

Berdasarkan macamnya tujuan paragraf dibagi menjadi :


a. menandai pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih lanjut topik
sebelumnya.
b. Untuk menambah hal-hal yang penting atau untuk memerinci apa yang sudah
diutarakan dalam paragraf sebelumnya atau paragraf yang terdahulu.

Syarat terbentuknya paragraf :


a. Kesatuan. Tiap paragraf hanya mengandung satu topik karena itu, tidak boleh
terdapat unsur yang tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut.
b. Kepaduan. Menitikberatkan pada hubungan antar kalimat sehingga paragraf
menjadi padu dan memudahkan pembaca memahami apa yang disampaikan.
c. Kelengkapan. Berisi kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan
kalimat topik atau kalimat utama.

Empat cara untuk meletakkan kalimat utama, yaitu :


a. Pada awal paragraf (deduktif). Kalimat utama biasa dikemukakan awal
paragraf yang diikuti kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan pikiran
utama. Bersifat umum ke khusus.
b. Pada akhir paragraf (induktif). Awal paragraf dimulai dengan kalimat-kalimat
penjelas kemudian diikuti kalimat utama. Bersifat khusus ke umum.

2
c. Pada awal dan akhir paragraf. Kalimat utama berada di awal paragraf yang
kemudian di tekankan kembali di akhir paragraf.
d. Tanpa kalimat utama. Paragraf ini tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utama
tersebar diseluruh kalimat yang membangun masalah tersebut. Biasa digunakan
dalam karangan yang berbentuk narasi dan deskripsi. Pikiran utama didukung
oleh semua kalimat.

Teknik mengembangkan paragraf :


a. Berdasarkan teknik : secara ilmiah, klimaks dan antiklimaks, umum ke
khusus atau khusus ke umum.
b. Berdasarkan isi : perbandingan dan pertentangan, analogi, contoh-
contoh, sebab-akibat, definisi luas, klasifikasi.

Maksud paragraf klimaks dan antiklimaks adalah dalam sebuah paragraf


terdapat konflik atau puncak permasalahan. Setelah itu, terdapat antiklimaks yang
menunjukan konflik di paragraf tersebut mulai menurun menuju arah peyelesaian.

Anda mungkin juga menyukai