b=6,26 m

Hf=2 m
EL. PUNCAK + 72.00
EL MAB + 70.00 B=0,3 l1=1,29 m 1
1
2
EL MAN + 67.30 2
1
1 3
4
3 2 5
4 6
3 1
H=17,00 5 7
2 8
h1=15,00 m 6 4 3
7 1 9
ho=12,30 m 3
8 5 10
4 2
9 6 3 11
5
10
7 4
11 12
12 8 5
EL DS + 55.00 1 1
ZONA PONDASI

2 2 1
3 3 H=
3
4 4 5.67 m
Nf =5 5 5
Np= 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
ZONA ZONA
ZONA LULUS AIR TRANSISI ZONA KEDAP AIR TRANSISI ZONA LULUS AIR
Nf =12 Nf =8 Nf =5 Nf =5 Nf =5
Np= 6 Np= 2 Np= 4 Np= 1 Np= 5
KETERANGAN : - ZONE LULUS AIR (A) - ZONE TRANSISI (B) - ZONE KEDAP AIR (C) - ZONE TRANSISI (D) - ZONE LULUS AIR (E)
JARINGAN TRAYEKTORI
SKALA 1: 350
KETERANGAN: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS TEKNIK
C:\Users\ASUS\Pictures\images(23).png
EL MAB : Muka Air BAnjir EL MAN : Muka Air Normal JURUSAN SIPIL PENGAIRAN
Jl.St.Alauddin NO.259 Telp.(0411)866 972 Fax.(0411) 865 588 Makassar 90221
H : Tinggi Bendungan h1 : Tinggi Muka Air Banjir
h0 : Tinggi Muka Air Normal I0 : Jarak Horizontal Keseluruhan TUGAS :
b : Lebar Mercu Bendungan I1 : Jarak Horizontal Antara Titik B dan C KONSTRUKSI BENDUNGAN I
L : Lebar Bendungan I2 : Jarak Horizontal Antara Titik C dan D DI PERIKSA DI SETUJUI DI GAMBAR NO GAMBAR
EL DS : Elevasi Dasar Saluran Hf : Tinggi Jagaan
d : Jarak Horizontal Antara Titik B dan C LUTFI HAIR DJUNUR, HAJRIANI
04
Fauziah Latief ST., MT
ST.,MT