Subjektif :
Nama : Tn. R
Umur : 32 tahun
Alamat : Sago
Keluhan utama : Demam sejak 8 hari yang lalu dan lebih sering timbul pada malam hari.
Pasien laki-laki, 32 tahun, datang dengan keluhan Demam sejak 8 hari yang lalu dan lebih sering
timbul pada malam hari. Demam awalnya tidak terlalu dirasa tinggi namun semakin lama
semakin panas pada hari-hari berikutnya. Menurut pasien demam yang dirasakan sempat tinggi
namun tidak di ukur. Selain itu pasien juga mengalami sakit kepala disertai mual, namun tidak
sampai muntah. Sakit kepala dirasakan dikepala bagian depan dan lebih sering pada malam hari.
Sakit kepala tidak berputar dan tidak dipengaruhi oleh perubahan posisi. Pasien menyangkal
adanya rasa pegal ataupun nyeri pada tulang dan tidak didapati keluhan batuk. Pasien mengalami
sakit perut dan tidak bisa buang air besar selama 2 hati terakhir. Nafsu makan dirasakan sedikit
berkurang.
Riwayat Penyakit Dahulu: Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM,
dan hipertensi sebelumnya
Riwayat pengobatan: Pasien mendapatkan paracetamol 3x1, ondansentron 2x1 pada tanggal
12-12-2019 dari puskesmas
Riwayat keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, penyakit
menular, dan penyakit kejiwaan
Status Generalisata
KEPALA
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor, reflex cahaya +/+
Mulut
TORAKS
I : Simetris
Pa : Nyeri tekan daerah epigastrium (+), Supel, nyeri lepas (-), tidak ada pembesaran
Pe : Timpani
A : BU (+) normal
EKSTREMITAS
Pemeriksaan Labor
Assasment :
Demam tifoid adalah infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan
kesadaran. Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella enterica serotype typhi, dapat juga
disebabkan oleh Salmonella enterica serotype paratyphi A, B, atau C(demam paratifoid).
Pengetahuan tentang gambaran klinis demam tifoid sangatlah penting untuk membantu
mendeteksi secara dini.
Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu badan yang meningkat. Pada minggu pertama,
ditemukan keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut umumnya yaitu demam, nyeri
kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di
perut, batuk, dan epistaksis. Karakteristik demamnya adalah demam yang meningkat secara
perlahan-lahan berpola seperti anak tangga dengan suhu makin tinggi dari hari ke hari, lebih
rendah pada pagi hari dan tinggi terutama pada sore hingga malam hari. Pada akhir minggu
pertama, demam akan bertahan pada suhu 39-40°C. Pasien akan menunjukkan gejala rose spots,
yang warnanya seperti salmon, pucat, makulopapul 1-4 cm lebar dan jumlahnya kurang dari 5;
dan akan menghilang dalam 2-5 hari. Hal ini disebabkan karena terjadi emboli oleh bakteri di
dermis. Pada minggu kedua, gejala klinis menjadi semakin berkembang jelas, berupa demam,
bradikardia relatif dimana setiap peningkatan 1o C tidak diikuti peningkatan denyut nadi 8 kali
per menit, kemudian didapatkan pula lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepi dan ujung lidah
merah serta tremor), hepatomegali, splenomegali, meteroismus, gangguan mental berupa
somnolen, stupor, koma, delirium, atau psikosis.
Rencana konservatif 2 hari, jika keluhan tidak berkurng akan dilakukan tindakan lebih lanjut. Mendapat
terapi :
- IVFD RL 20 tpm
- Inj. Ceftriaxone 2x1 (IV)
- Inj. Ranitidin 2x1 (IV)
- Inj. Domperidon 3x1 (IV)
- Paracetamol 3 x 500 mg(IV)
- Sucralfat Syr 3x1
Abstrak
Pasien laki-laki, 32 tahun, datang dengan keluhan Demam sejak 8 hari yang lalu dan lebih sering
timbul pada malam hari. Demam awalnya tidak terlalu dirasa tinggi namun semakin lama
semakin panas pada hari-hari berikutnya. Menurut pasien demam yang dirasakan sempat tinggi
namun tidak di ukur. Selain itu pasien juga mengalami sakit kepala disertai mual, namun tidak
sampai muntah. Sakit kepala dirasakan dikepala bagian depan dan lebih sering pada malam hari.
Sakit kepala tidak berputar dan tidak dipengaruhi oleh perubahan posisi. Pasien menyangkal
adanya rasa pegal ataupun nyeri pada tulang dan tidak didapati keluhan batuk. Pasien mengalami
sakit perut dan tidak bisa buang air besar selama 2 hati terakhir. Nafsu makan dirasakan sedikit
berkurang.
Riwayat Penyakit Dahulu: Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM,
dan hipertensi sebelumnya
Riwayat pengobatan: Pasien mendapatkan paracetamol 3x1, ondansentron 2x1 pada tanggal
12-12-2019 dari puskesmas
Riwayat keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, penyakit
menular, dan penyakit kejiwaan