KIMIA ORGANIK
KARBOHIDRAT
3 DESEMBER 2020
KELOMPOK 1 :
1. HAWIN PRADANA NPM : 08.2017.1.01795
2. RENDY MEYDIANTO NPM : 08.2018.1.01830
3. DAVE FARADAY NPM : 08.2018.1.01838
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Kelompok 1
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Menunjukkan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat-Nya makalah tentang Karbohidrat ini dapat di selesaikan untuk
memenuhi tugas yang harus terselesaikan dan sebagai pelengkap pembelajaran
yang kami laksanakan.
Dalam makalah ini memuat berbagai penjelasan tentang berbagai uji terhadap
karbohidrat. Pada kesempatan ini juga, tak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Terutama kepada Menunjukkan Yang Maha Esa, orang tua, dosen
mata kuliah Kimia Organik 2, teman-teman, serta pihak-pihak yang terkait dalam
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari makalah kami masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kami meminta maaf jika makalah yang kami susun tidak sesuai dengan apa yang
pembaca harapkan. Akhir kata, kami harapkan agar hasil kerja kami dapat
memberikan manfaat dan kemajuan pendidikan di Menunjukkan. Saran dan kritik
sangat kami harapkan untuk kemajuan makalah kami kedepannya.
Penyusun
ABSTRAK
Karbohidrat adalah zat gizi penghasil energi dalam tubuh. Beberapa uji karbohidrat pada
praktikum ini yaitu uji fehling, benedict, barfoed, hidrolisa sukrosa dan hidrolisa asam pada glukosa,
sukrosa dan tepung kanji. Uji ini dilakukan untuk mengetahui berbagai macam uji karbohidrat dan
mengidentifikasi jenis karbohidrat pada larutam glukosa, sukrosa, dan tepung kanji. Pengujian
dilakukan secara kualitatif dengan mereaksikan sampel dengan pereaksi tertentu kemudian
mengamati perubahan yang terjadi. Hasil dari uji karbohidrat pada uji fehling dan uji benedict,
glukosa terbentuk endapan merah bata menandakan adanya gula pereduksi. Pada uji barfoed, larutan
glukosa tidak membentuk endapan merah bata. Pada larutan sukrosa, uji hidrolisis sukrosa
membentuk endapan merah bata yang menandakan adanya gula pereduksi. Sedangkan larutan
glukosa tidak membentuk endapan merah bata. Pada larutan kanji, uji fehling tidak terbentuk
endapan merah bata dan hidrolisis asam terbentuk larutan berwarna putih keruh yang menandakan
polisakarida yaitu pati.
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan ....................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................3
2.1 Karbohidrat ..............................................................................................3
2.2 Monosakarida ..........................................................................................5
2.3 Polisakarida .............................................................................................4
2.4 Sukrosa ....................................................................................................7
2.5 Amilum ...................................................................................................7
2.6 Uji Kualitatif Karbohidrat .......................................................................7
2.7 NaOH .......................................................................................................9
2.8 HCl.........................................................................................................11
BAB III METODE PERCOBAAN .....................................................................14
3.1 Skema Percobaan ...................................................................................14
3.1.1 Skema Percobaan Uji Fehling pada Glukosa dan Sukrosa ...............14
3.1.2 Skema Percobaan Uji Benedict pada Glukosa dan Sukrosa .............14
3.1.3 Skema Percobaan Hidrolisa Sukrosa pada Glukosa dan Sukrosa.....14
3.1.4 Skema Percobaan Uji Barfoed pada Glukosa dan Sukrosa ..............17
3.1.5 Skema Percobaan Uji Fehling pada Tepung Kanji ...........................17
3.1.6 Skema Percobaan Hidroksi Asam pada Tepung Kanji .....................18
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................19
3.2.1 Alat Percobaan ..................................................................................19
3.2.2 Bahan Percobaan...............................................................................19
3.3 Gambar Alat ..........................................................................................20
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ...................................22
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Skema Percobaan Uji Fehling pada Glukosa dan Sukrosa ............ 14
Gambar 3.2 Skema Percobaan Uji Benedict pada Glukosa dan Sukrosa .......... 15
Gambar 3.3 Skema Percobaan Hidrolisa Sukrosa pada Sukrosa ...................... 16
Gambar 3.4 Skema Percobaan Uji Barfoed pada Glukosa dan Sukrosa ........... 17
Gambar 3.5 Skema Percobaan Uji Fehling pada Tepung Kanji ....................... 17
Gambar 3.6 Skema Percobaan Hidroksi Asam pada Tepung Kanji .................. 18
Gambar 3.7 Tabung Reaksi ............................................................................... 20
Gambar 3.8 Gelas Ukur 50 mL.......................................................................... 20
Gambar 3.9 Botol Semprot ................................................................................ 20
Gambar 3.10 Batang Pengaduk ........................................................................... 20
Gambar 3.11 Penjepit .......................................................................................... 20
Gambar 3.12 Pipet Tetes ..................................................................................... 20
Gambar 3.13 Bunsen ........................................................................................... 21
Gambar 3.14 Kompor .......................................................................................... 21
Gambar 3.15 Panci .............................................................................................. 21
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Glukosa dan Sukrosa ......................................22
Tabel 4.2 Data Hasil Percobaan Larutan Tepung Kanji .....................................22
2.1 Karbohidrat
Menurut Irawan (2007), karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari
molekul karbon, hidrogen, dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi
utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram
karbohidrat yang dikonsumsi menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil
proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh
tubuh untuk menjalankan sebagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi
jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti
berolahraga atau bekerja.
Karbohidrat didefinisikan secara umum sebagai senyawa dengan rumus
molekul Cm(H2O)n. Namun, kata karbohidrat umumnya digunakan dalam
pengertian lebih terbatas untuk menunjukkan zat yang terdiri atas polihidroksi
aldehid dan keton serta turunannya (Pine, 1988). Nama karbohidrat dikemukakan
pertama kali oleh para ahli kimia Perancis. Nama tersebut diberikan untuk
golongan senyawa-senyawa organik yang tersusun atas unsur karbon, hidrogen,
dan oksigen dalam senyawa-senyawa ini, dua unsur yang terakhir mempunyai
perbandingan 2:1, seperti perbandingan hidrogen dan oksigen pada air. Mereka
menganggap senyawa-senyawa ini merupakan hidrat dari karbon yang mempunyai
rumus perbandingan Cn(H2O)m : n = m atau kelipatan urutan bilangan bulat
seterusnya. Akhirnya, pada tahun 1880-an disadari bahwa anggapan “hidrat dari
karbon” merupakan anggapan yang keliru, dan karbohidrat sebenarnya adalah
polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton atau turunan dari keduanya
(Sumardjo, 2009).
Menurut Risnoyatiningsih (2008), karbohidrat merupakan sumber kalori utama
bagi manusia selain protein dan lemak. Karbohidrat yang mempunyai rumus
empiris (CH2O)n ini juga mempunyai peranan penting dalam menentukan
karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur dan lain-lain.
Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya
pemecahan-pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral dan
berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein.
Karbohidrat merupakan makromolekul yang paling banyak ditemukan di alam
dengan rumus umum Cn(H2O)n dan banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan yang
berwarna hijau melalui proses yang disebut dengan photosinethesa dengan
menggunaka bantuan energi matahari. Karbohidrat terbentuk pada proses
fotosintesis dengan bantuan energi matahari, dengan reaksi kimia :
2.2 Monosakarida
Monosakarida merupakan gula sederhana. Monosakarida terdapat dalam
bentuk ‘rantai terbuka’ dan bentuk cincin. Kedua bentuk ini dengan mudah saling
bertukar bentuk. Di dalam larutan bentuk ‘rantai terbuka’ menutup dan membentuk
struktur cincin yang lebih stabil (James dkk., 2008).
Hanya ada tiga monosakarida yang sering terdapat dalam makanan.
Monosakarida tersebut adalah glukosa (gula darah atau dekstrosa), fruktosa (gula
buah), dan galaktosa. Ketiganya memiliki rumus molekul C6H12O6 dan disebut juga
heksosa karena memiliki enam atom karbon. Monosakarida dengan lima atom
karbon disebut pentosa, contohnya ribosa dan deoksiribosa. Fruktosa, galaktosa,
dan glukosa merupakan isomer- memiliki rumus molekul yang sama tetapi rumus
strukturnya berbeda. Jadi ketiganya memiliki sifat kimiawi yang berbeda (James
dkk, 2008).
Menurut Marks dkk. (2000), suatu monosakarida, unit gula yang paling kecil,
dapat digambarkan sebagai suatu rantai lurus dari atom-atom karbon, yang salah
satunya membentuk sebuah gugus karbonil melalui ikatan rangkap dengan oksigen.
Karbon lain pada monosakarida biasanya mengandung gugus hidroksil. Apabila
gugus karbonilnya adalah suatu aldehida, gula tersebut diberi nama aldosa. Gula
dengan sebuah gugus keton disebut ketosa. Pada monosakarida yang paling sering
dijumpai, jumlah karbon berkisar dari 3 (disebut triosa) sampai 7 (heptosa). Gula
dengan karbon berjumlah 4, 5, 6 masing-masing disebut tetrosa, pentosa, dan
heksosa. Menurut James dkk. (2008), semua monosakarida merupakan gula
pereduksi karena mudah bereaksi dengan reagen seperti larutan Benedict dan
Fehling. Monosakarida akan mereduksi larutan reagen yang berwarna biru menjadi
merah bata. Monosakarida biasanya memiliki tiga sampai sembilan atom karbon,
berdasarkan jumlah atom karbon penyusunnya, monosakarida dibedkan atas triosa,
tetrosa, pentosa, heksosa, heptosa, oktosa, dan nonosa. Monosakarida yang paling
banyak ditemukan di alam adalah pentosa dan heksosa. Meskipun demikian, triosa,
bebrapa tetrosa, dan beberapa heptosa juga berperanan penting dalam metabolisme
hewan, manusia, dna tanaman (Sumardjo, 2009).
2.3 Polisakarida
Menurut Kuchel dan Ralston (2006), polisakarida adalah polimer yang
tersusun atas sejumlah besar monosakarida yang bertautan melalui ikatan
glikosidik. Fungsi utamanya adalah sebagai komponen struktural atau sebagai
bentuk penyimpanan energi. Polisakarida merupakan karbohidrat yang tersusun
lebih dari sepuluh satuan monosakarida dan dapat berantai lurus atau bercabang.
Polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim tertentu yang kerjanya
spesifik. Hidrolisis sebagian polisakarida menghasilkan oligosakarida dan dapat
digunakan untuk menentukan struktur molekul polisakarida. Contoh: amilum,
dekstrin, glikogen, dan sellulosa (Riawan, 1990).
Senyawa dalam polisakarida terdiri dari molekul-molekul mengandung banyak
satuan monosakarida yang dipersatukan dengan ikatan glukorida. Polisakarida
memiliki tiga maksud dalam kehidupan, yaitu sebagai bahan pembangunan, bahan
makanan dan sebagai zat speritik. Polisakarida sebagai bahan bangunan, contohnya
selulosa dan kitin. Polisakarida sebagai nutrisi yang lazim adalah pati dan glikogen.
Contoh suatu zat epintik ialah heparin, suatu polisakarida yang mencegah koagulasi
darah. Selulosa adalah senyawa organik paling melimpah di bumi
(Soeharsono,1998). Polisakarida menghasilkan lebih dari 6 monosakarida pada
hidrolisis. Contoh–contoh polisakarida yang dapat linier dan bercabang adalah pati
dan dekstrin. Mereka kadang-kadang dinamakan sebagai heksosan, pentosan,
homopolisakarida, atau heteropolisakarida tergantung pada bentuk monosakarida
yang mereka hasilkan pada hidrolisis (Harper, 1979). Polisakarida merupakan
polimer dari monosakarida. Berat molekul monosakarida bervariasi dari sekitar 500
sampai 500000, bergantung pada jumlah yang terkandung dari monoskarida (Purba,
1997). Glukosa
Menurut Stansfield, Colome, dan Cano (2003), glukosa adalah monosakarida
berkarbon enam (heksosa) yang digunakan sebagai sumber dasar energi oleh
kebanyakan sel heterotrofik. Glukosa merupakan gula utama yang ditranspor pada
sel-sel hewan. Menurut Marks dkk (2000), glukosa merupakan pusat dari semua
metabolisme. Glukosa adalah bahan bakar universal bagi sel manusia dan
merupakan sumber karbon untuk sintesis sebagian besar senyawa lainnya.
2.4 Sukrosa
Menurut Fennema (1996), sukrosa merupakan disakarida yang tersusun atas
sebuah α-D-glucophyranosil dan β-D-fructofuranosyl yang berikatan antar ujung
reduksinya. Sukrosa tidak mempunyai ujung pereduksi sehingga termasuk dalam
gula non pereduksi (Fennema, 1996). Menurut Pontoh (2013), sukrosa merupakan
bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan dan tumbuhan. Senyawa ini
dalam jaringan tumbuhan tertentu seperti tebu dan bit disimpan sebagai cadangan
makanan.
2.5 Amilum
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Barangkali tidak ada satu senyawa
organik lain yang tersebar begitu luas sebagai kandungan tanaman seperti halnya
pati. Dalam jumlah besar, pati dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud
penympanan sementara dari produk fotosintesis. Pati juga tersimpan dalam bahan
makanan cadangan permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang,
akar tanaman menahun dan umbi. Pati merupakan 50-65% berat kering biji gandum
dan 80% bahan kering umbi kentang (Sumardjo, 2009).
2.7 NaOH
Natrium Hidroksida atau NaOH, atau terkadang disebut soda api merupakan
senyawa kimia dengan alkali tinggi. Sifat-sifat kimia membuatnya ideal untuk
digunakan dalam berbagai aplikasi yang berbeda. Natrium hidroksida adalah bahan
dasar yang digunakan di kehidupan sehari-hari. Natrium hidroksida juga digunakan
dalam pembuatan garam Natrium dan deterjen, dan regulasi pH. NaOH ini
digunakan dalam proses produksi aluminium Bayer, secara massal Natrium
hidroksida paling sering ditangani sebagai larutan berair. Karena lebih murah dan
mudah ditangani (Kurt dan Bittner, 2005).
1. Sifat Fisika
• Rumus molekul : NaOH
Uji Fehling
Glukosa Sukrosa
dimasukkan 2 mL larutan
Dimasukkan 2 mL larutan
Fehling A dan B, kemudian
Fehling A dan B, kemudian
dipanaskan hingga mendidih.
dipanaskan hingga mendidih.
Gambar 3.1 Skema Percobaan Uji Fehling pada Glukosa dan Sukrosa
Uji Benedict
Glukosa Sukrosa
Dimasukkan 2 mL larutan
Dimasukkan 2 mL larutan
Benedict, kemudian dipanaskan
Benedict, kemudian dipanaskan
hingga mendidih.
hingga mendidih.
Gambar 3.2 Skema Percobaan Uji Benedict pada Glukosa dan Sukrosa
Hidrolisa Sukrosa
Glukosa Sukrosa
Gambar 3.3 Skema Percobaan Hidrolisa Sukrosa pada Glukosa dan Sukrosa
Uji Barfoed
Glukosa Sukrosa
Uji Fehling
Hidroksi Asam
Gambar 3.6 Skema Percobaan Uji Hidroksi Asam pada Tepung Kanji
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Percobaan
Metode
NO. Perlakuan
Uji
Glukosa Sukrosa
2 mLlarutan Fehling A + 2
mL larutan Fehling B +
Larutan Larutan
glukosa atau sukrosa masing- berwarna berwarna
1. Fehling
masing 3 tetes, lalu merah bata biru tua
dipanaskan.
2 mL larutan Benedict +
glukosa atau sukrosa Larutan Larutan
2 Benedict berwarna berwarna
masing-masing 3 tetes, lalu
merah bata hijau tua
dipanaskan.
2 mL larutan HCl encer + 2
mL sukrosa (dipanaskan) + 2 Larutan Larutan
Hidrolisa
3 berwarna biru berwarna
Sukrosa tetes NaOH 10%. Kemudian
tua coklat
melakukan uji fehling.
1 mL larutan Barfoed +
Larutan Larutan
4 Barfoed larutan glukosa atau sukrosa berwarna biru berwarna
masing-masing 1 mL. muda hijau tua
Metode
NO. Perlakuan Hasil Percobaan
Uji
2 mLlarutan Fehling A + 2 mL
Larutan berwarna
larutan Fehling B + larutan tepung
1. Fehling biru tua
kanji 3 tetes, lalu dipanaskan.
5 tetes HCl pekat + 50 mL larutan
Larutan berwarna
2 Hidrolisa tepung kanji, dipanaskan + 7 tetes
putih keruh
Asam NaOH 10%
Pada uji ini dilakukan pemanasan dengan tujuan untuk mempercepat reaksi
sehingga endapan merah bata cepat dihasilkan. Selain itu, agar gugus aldehid
pada sampel terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion OH-
membentuk asam karboksilat, Cu2O (endapan merah bata) yang terbentuk
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan berdasarkan praktikum yang kami lakukan, maka dapat
disimpulkan :
1. Ada beberapa uji yang dapat digunakan pada untuk uji kualitatif
karbohidrat yaitu uji fehling, uji benedict, uji barfoed, hidrolisis asam
dan hidrolisis sukrosa.
2. Pada uji fehling dan uji benedict larutan glukosa terdapat gula
pereduksi dengan terbentuknya endapan merah bata. Pada uji barfoed,
larutan glukosa tidak terdapat monosakarida atau disakarida. Pada
larutan sukrosa, uji hidrolisis sukrosa membentuk endapan merah bata
yang menandakan adanya adanya gula pereduksi. Sedangkan larutan
sukrosa pada uji fehling, dan uji benedict tidak terdapat gula pereduksi
serta pada uji barfoed larutan tidak terdapat monosakarida dan
disakarida. Pada larutan tepung kanji, untuk uji fehling tidak terbentuk
endapan merah bata dan uji hidrolisis asam terbentuk larutan berwarna
putih keruh yang menandakan adanya polisakarida yaitu pati.
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum yang telah kami lakukan :
1. Praktikum dilakukan secara teliti.
2. Konsentrasi pereaksi dibuat secara teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R., & Fessenden, J. 1982. Kimia Organik Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Marks, D.B., Marks, A.D., dan Smith, C.M. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar:
Sebuah Pendekatan Klinis. Jakarta: Penerbit EGC.
Pontoh, J. 2013. Penentuan Kandungan Sukrosa pada Gula Aren dengan Metode
Enzimatik. Jurnal Chemistry Progress. 6(1):1.
Stansfield, W.D., Colome, J.S., dan Cano, R.J. 2006. Biologi Molekuler dan Sel.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
LAMPIRAN
PENGAMATAN
NO. UJI
Glukosa Sukrosa
1 Fehling
2 Benedict
Hidrolisis
3
sukrosa
4 Barfoed
Fehling
5
pada tepung
Hidrolisis
6 asam pada
tepung
11 desember
Semua bab Adelia
2020
Adelia Hanifah M. R