Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH DAN ANALISIS JURNAL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PNEUMONIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1

Disusun oleh:

Kelompok 1

Naeli Karomah (201902030012)


Iga Nur Saharani (201902030023)
Miftakhulidayanti Hajjan (201902030028)
Duta Pradana Haryono (201902030038)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Swt yang telah memberikan nikmat pada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan “Makalah dan Analisis Jurnal Asuhan Keperawatan
pada Pasien Pneumonia” dengan lancar. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu kami berharap kepada para pembaca untuk bisa memberikan masukan yang berupa
kritik dan saran kepada kami agar kami kedepannya bisa lebih baik lagi. Harapan kami,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Pekalongan, September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................2
C. TUJUAN...................................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Definisi......................................................................................................................................3
B. Etiologi......................................................................................................................................3
C. Patogenesis dan Patofisiologi....................................................................................................4
D. Faktor resiko pneumonia...........................................................................................................5
E. Patofisiologi...............................................................................................................................5
F. Tanda dan gejala pneumonia.....................................................................................................5
G. Pemeriksaan diagnostik.............................................................................................................6
ANALISA JURNAL PNEUMONIA.............................................................................................................11
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................11
B. METODE.....................................................................................................................................11
C. HASIL.......................................................................................................................................11
D. SIMPULAN.................................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pneumonia hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama
pada orang dewasa di Negara berkembang, pneumonia merupakan proses inflamasi
parenkim paru yang umumnya di sebabkan oleh bakteri. Kasus pneumonia tidak
mengenal criteria maupun jenis kelamin, pneumonia dapat menyerang siapapun,
terutama pada orang yang memiliki daya imun yang menurun (Smeltzer, 2004).
Pneumonia juga mengalami terjadinya penurunan volume paru sehingga
mengakibatkan gangguan pada proses ventilasi dan terjadi gangguan pertukaran gas
(Djojodibroto, 2009).

Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar di seluruh dunia. Pada


tahun 2015, terjadi 920.136 kematian akibat pneumonia, 16% dari seluruh kematian
anak usia kurang dari 5 tahun (WHO, 2016). Angka kesakitan pneumonia
menggambarkan jumlah penderita kasus pneumonia di suatu wilayah tertentu selama
1 tahun diantara jumlah penduduk di wilayah dan pada waktu yang sama. Pada tahun
2015 di temukan 235,71% kasus pneumonia (profil kesehatan 2015).

Pneumonia di sebabkan karena bakteri yang masuk ke bronkiolus dan alveoli


yang menimbulkan peradangan hebat, terdapat cairan edema yang kaya protein dalam
alveoli, sehingga saluran pernafasan akan terganggu dan tidak berfungsi dengan
normal dan keluar masuknya oksigen juga akan terganggu dan akan mengakibatkan
gangguan pertukaran gas. Pada pasien pneumonia dampak dari gangguan pertukaran
gas dapat menyebabkan terjadinya hipoksia dan gagal nafas (Elliott, 2009).

Upaya yang dapat dilakukan pada pasien dengan pneumonia adalah dengan
menjaga kelancaran system pernafasan, terutama pada pasien dengan masalah
gangguan pertukaran gas, memelihara kebutuhan paru, ajarkan batuk efektif dan
monitor oksigen juga dapat dialakukan untuk menjaga kelancaran system pernafasan
penuhi kebutuhan nutrisi dan cairan, mengontrol suhu tubuh, serta menjaga
lingkungan yang bersih dan aman.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi pneumonia?
2. Apa etiologi pneumonia?
3. Apa Patogenesis dan Patofisiologi pneumonia?
4. Apa saja Faktor resiko pneumonia ?
5. Apa patofisiologi pneumonia?
6. Apa saja Tanda dan gejala pneumonia ?
7. Bagaimana pemeriksaan diagnostic pneumonia?
8. Bagaimana Auhan keperawatan pneumonia?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi pneumonia
2. Untuk mengetahui etiologi pneumonia
3. Untuk mengetahui Patogenesis dan Patofisiologi pneumonia
4. Untuk mengetahui Faktor resiko pneumonia
5. Untuk mengetahui patofisiologi pneumonia
6. Untuk mengetahui Tanda dan gejala pneumonia
7. Untuk mengethaui pemeriksaan diagnostic pneumonia
8. Untuk mengetahui Auhan keperawatan pneumonia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Menurut Kementrian Kesehatan Indonesia (2018) pneumonia adalah infeksi


akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).

Pneumonia merupakan proses inflamasi parenkim paru yang terjadi pengisian


rongga alveoli dan eksudat, yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan benda-
benda asing. Salah satu penyebab kematian pada anak usia balita karena infeksi
adalah penyakit pneumonia. Setian tahun pneumonia membunuh sekitar 1,6 juta anak
balita. ( WHO, 2009 ).

Pneumonia dalam buku “ Perawatan Anak Sakit “ yang ditulis ngastiyah yang
diterbitkan oleh EGC mengatakan bahwa pneumonia adalah suatu radang paru yang
disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda
asing.

B. Etiologi

1. Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut.
Organisme gram positif seperti : Steptoccus pneumonia, S.aerous, dan
Steptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenza,
klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.

Biasanya bakteri juga paling sering menyebabkan pneumonia pada


orang dewasa : Staphyloccus aureus, Legionella, Hemophilus influenzae.

2. Virus

3
Disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui tranmisi
droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab pneumonia
virus.

3. Jamur
Seperti : Aspergilus, Histoplasma, koksidioidomikosis

4. Aspirasi
Penyakit pneumonia sebenarnya merupakan menifestasi dari
rendahnya daya tahan tubuh seseorang akibat adanya peningkatan kuman
patogen seperti bakteri yang menyerang saluran pernafasan.

C. Patogenesis dan Patofisiologi

Suatu penyakit infeksi pernapasan dapat terjadi akibat adanya serangan agen
infeksius yang bertranmisi atau ditularkan melalui udara. Pada dasarnya agen
infeksius memasuki saluran pernapasan melalui berbagai cara seperti inhalasi (melalui
udara), hematologen (melalui darah), ataupun dengan aspirasi langsung ke dalam
saluran tracheobronchial. Pada kasus pneumonia, mikroorganisme biasanya masuk
melalui inhalasi dan aspirasi. Umumnya mikroorganisme bakteri, jamur, fungi,
aspirasi penyebab pneumonia masuk melalui saluran pernapasan bagian atas, masuk
bronkiolus dan alveoli diseluruh segmen atau lobus.

Mikroorganisme penyebab pneumonia terhisap ke paru bagian perifer melalui


saluran respiratori. Pertama terjadi edema akibat reaksi jaringan yang mempermudah
proliferasi dan penyebaran kuman ke jaringan sekitarnya. Bagian paru yang terkena
mengalami konsolidasi, yaitu serbukan sel PMN,febrina, eritrosit, cairan edema, dan
ditemukan kuman alveoli. Stadium ini disebut stadium hepatisasi merah. Selanjutnya,
deposisi fibrin semakin bertambah, terdapat fibrin dan leukosit PMN di alveoli dan
terjadi proses fegositosis yang cepat. Stadium ini disebut stadium hepatisasi kelabu,
selanjutnya jumlah makrofag meningkat di alveoli, dan sel akan mengalami
degenerasi, fibrin menipis, kuman, dan debris menghilang. Stadium ini disebut

4
stadium resolusi. Sistem bronkopulmoner jaringan paru yang tidak terkena akan tetap
normal.

D. Faktor resiko pneumonia


1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Riwayat BBLR
4. Pemberian asi
5. Status imunisasi
6. Defesiensi Vit A

E. Patofisiologi
Umumnya mikroorganisme bakteri, jamur, fungi, aspirasi penyebab pneumonia
masuk melalui saluran pernafasan bagian atas, masuk bronkiolus dan alveoli.
Mikroorganisme dapat meluas dari alveoli ke alveoli seluruh segmen atau lobus.
Timbulnya hepatisasi merah akibat perembesan eritrosit dan beberapa leukosit dari
kapiler paru. Alveoli menjadi penuh dengan cairam edema yang berisi eritrosit dan
fibrin serta relatif sedikit leukosit sehingga kapiler alveoli menjadi melebar dan
penurunan jaringan efektif paru. Paru menjadi terisi udara, kenyal, dan berwarna
merah, stadium ini dinamakan hepatisasi merah. Pada tingkat lanjut, aliran darah
menurun, alveoli penuh dengan leukosit dan relatif sedikit eritrosit dan terjadi
fagositosis dengan cepat oleh leukosit dan saat resolusi berlangsung, makrofag masuk
ke dalam alveoli. Paru masuk dalam tahap hepatisasai abu-abu dan tampak berwarna
abu-abu kekuningan. Secara perlahan-lahan sel darah merah mati, dan eksudat-fibrin
dibuang dari alveoli. Stadium ini disebut stadium resolusi. (Muttaqin, 2008)

F. Tanda dan gejala pneumonia


Kejadian pneumonia pneumonia pada balita diperlihatkan dengan ciri-ciri
demam, batuk, pilek, disertai sesak napas dan tarikan dinding dada kedalam, serta
cyanosis pada infeksi yang berat. Tarikan dinding dada bagian bawah kedalam terjadi
karena gerakan paru yang mengurang akibat infeksi pneumonia yang berat. Pada usia
dibawah 3 bulan, kejadian pneumonia di ikuti dengan penyakit pendahulu seperti
otitis media, conjuctivis, laryngitis, dan pharyngitis.

5
G. Pemeriksaan diagnostik
1. Darah perifer lengkap
Pada pneumonia yang disebabkan oleh virus dan mikroplasma, jumlah
leukosit dalam batas normal atau sedikit meningkat, sedangkan pneumonia
karena bakteri, terjadi leukositosis ( 15.000 – 40.000/mm3 ) dengan
predominan leukosit PMN pada infeksi Chlamydia pneumoniae kadang
ditemukan eosinofilia.

2. C- Reactive Protein ( CRP )


CRP adalah suatu protein fase akut yang disintesis oleh hepatosit,
secara klinis CPR digunakan sebagai alat dignostik untuk membedakan antara
faktor infeksi dan noninfeksi, infeksi virus dan bakteri.

3. Uji serologis
Bertujuan untuk mendeteksi antigen dan antibodi pada infeksi bakteri
tipik yang mempunyai sensitifitas dan spesifitas rendah. Untuk
membedakannya diperlukan serum fase akut dan serum konvalesen.

4. Pemeriksaan mikrobiologis
Pemeriksaan mikrobiologis pada pneumonia anak tidak perlu
dilakukan, kecuali pada pneumonia yang berat dan memerlukan rawat inap
dirumah sakit. Spesimen pemeriksaan ini bisa diambil dari usap tenggorok,
sekret nasofaring, bilasan bronkus, aspirasi paru, darah, dan pungsi paru.
Diagnosis definitif bila kuman di temukan dari aspirasi paru, cairan pleura,
dan darah.

5. Pemeriksaan rontgen thorax


Gambaran foto thorax pneumonia anak adalah infitrat ringan pada satu
paru hingga konsolidasi luas pada kedua paru.npada suatu penelitian
ditemukan bahwa lesi pneumonia pada anak sering ditemukan pada paru
kanan, terutama di lobus atas. Bila ditemukan diparu kiri, dan terbanyak di
lobus bawah, maka menunjukan penyakit yang lebih berat dengan terjadinya
resiko pleuritis lebih besar.

6
Asuhan Keperawatan Pneumonia

A. Pengkajian
1. identitas

Nama : Tn. M
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Belum kawin
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kebagusan rt 15/03
2. riwayat penyakit sekarang
hal yang perlu dikaji :
a. keluhan yang dirasakan klien
b. usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan
3. riwayat penyakit dahulu
hal yang perlu dikaji :
a. pernah menderita ISPA
b. riwayat terjadi aspirasi
c. sebutkan sakit yang pernah di alami
4. riwayat penyakit keluarga
a. ada anggota keluarga yang menderita penyakit ISPA
b. ada anggota keluarga yang sakit Pneumonia
5. demografi
a. usia : anak, dewasa, lansia
b. lingkungan : pada lingkungan yang sering berkontaminasi dengan polusi udara
6. pola pengkajian Gordon
hal-hal yang perlu dikaji
a. pola persepsi pemeliharaan kesehatan

7
hal yang perlu dikaji yaitu kebersihan lingkungan, biasanya orang tua
menganggap anaknya benar-benar sakit jika anak sudah mengalami sesak
nafas.
b. Pola nutrisi dan metabolik
Biasanya muncul anoreksia (akibat respon sistemik melalui kotrol saraf pusat),
mual dan muntah (peringatan rangsangan gester sebagai dampak peningkatan
toksik mikroorganisme).
c. Pola eliminasi
Penderita sering mengalami penurunan produksi urin akibat perpindahan
cairan melalui proses evaporasi karena demam.
d. Pola istirahat-tidur
Data yang sering muncul pasien mengalami sulit tidur, karena sesak nafas,
sering menguap serta kadang terbangun pada malam hari karena
ketidaknyamanan.
e. Pola aktifitas-latihan
Pasien tampak aktifitas menurun dan latihannya sebagai dampak kelemahan
fisik. Pasien akan mengalami bedrest dan kemampuan perawatan diri.
f. Pola kognitif-persepsi
Penurunan kognitif untuk mengingat apa yang pernah disampaikan biasanya
sesaat akibat penurunan asupan nutrisi dan oksigen pada otak.
g. Pola seksual-reproduksi
Kaji pasien mengenai :
1) Masalah atau perhatian seksual
2) Menstruasi, jumlah anak, jumlah suami/istri
3) Gambaran perlikaku seksual (perilaku seksual yang aman, pelukan,
sentuhan, dll)
4) Pengetahuan yang berhubungan dengan seksualitas dan reproduksi
5) Efek terhadap kesehatan
6) Riwayat yang berhubungan dengan masalah fisik dan atau psikologi
7) Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (KU, genetalia, payudara, rectum)
h. Pola eliminasi
Kaji pasien mengenai
1) Kebiasaan pola buang air kecil : frekuensi, jumlah (cc), warna, bau, nyeri,
mokturia, kemampuan mengontrol BAK, adanya perubahan lain.

8
2) Kebiasaan pola buang air besar : frekuensi, jumlah (cc), warna, bau, nyeri,
mokturia, kemampuan mengontrol BAB, adanya perubahan lain.
3) Keyakinan budaya dan kesehatan
4) Kemampuan perawatan diri : kekamar mandi, kebersihan diri
5) Penggunaan bantuan untuk ekskresi
6) Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (abdomen, genetalia, rectum,
prostat)
i. Pola terhadap stress koping
Kaji pasien mengenai :
1) Sifat pencetus stress yang dirasakan baru-baru ini
2) Tingkat stress yang dirasakan
3) Gambaran respon umum dan khusus terhadap stress
4) Strategi mengatasi stress yang bisa di gunakan dan keefektifannya
5) Strategi koping yang bisa digunakan
6) Pengetahuan dan penggunaan teknik manajemen stress
7) Hubungan antara manajemen stress dengan keluarga
j. Pola keyakinan-nilai
Kaji pasien mengenai :
1) Latar belakang budaya/etnik
2) Status ekonomi, perilaku kesehatan yang berkaitan dengan kelompok
budaya/etnik
3) Tujuan kehidupan bagi pasien
4) Pentingnya agama/spiritualitas
5) Dampak masalah kesehatan terhadap spiritualitas
6) Keyakinan dalam budaya
B. Pemeriksaan fisik
Pada penderita pneumonia pemeriksaan fisik yang biasa muncul yaitu :
Keadaan umum : tampak lemah, sesak nafas
Kesadaran : tergantung tingkat keparahan penyakit bisa somnolen
Tanda-tanda vital :
TD : hipertensi
Nadi : takikardi
RR : takipnea, dyspnea dan nafas dangkal
Suhu : hipertermi

9
C. Diagnosa & Intervensi
Diagnosa : Gangguan pertukaran gas b/d pneumonia
a) NOC yang meliputi Respisatory status : ventilation; respisatory status :
airway patency
b) NIC meliputi Airway Management yaitu :
1. Buka jalan nafas
2. Gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
3. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
4. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
5. Pasang mayo bila perlu
6. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
7. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
8. Auskultasi suara nafas
9. Catat adanya suara tambahan
10. Lakukan suction pada mayo
11. Berikan bronkodilator bila perlu
12. Berikan pelembab udara
13. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
14. Monitor respirasi dan status O2
D. Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan
untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana
tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan pasien. Tujuan dari implementasi keperawatan
pelaksanaan adalah membantu klien.
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi
adalah kegiatan yang disengaja dan terus-menerus dengan melibatkan klien, perawat,
dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang
kesehatan, patofisiologi, dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai
apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan
pengkajian ulang.

10
ANALISA JURNAL PNEUMONIA

A. LATAR BELAKANG

Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, yang


disebabkan oleh mikroorganisme, aspirasi dari cairan lambung, benda
asing, hidrokarbon, bahan-bahan lipoid dan reaksi hipersensitivitas.
Pneumonia komunitas (Community-Acquired Pneumonia) merupakan
masalah kesehatan yang menyebabkan angka kematian tinggi di dunia dan
menjadi salah satu dari 5 penyebab utama kematian pada anak usia di
bawah 5 tahun di negara berkembang, dengan jumlah kematian sekitar 3
juta kematian/ tahun. Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan
tingginya angka moralitas pneumonia pada balita yaitu umur, jenis
kelamin, berat badan lahir, imunisasi yang tidak lengkap, tidak
mendapatkan ASI yang adekuat, status gizi kurang, defisiensi vitamin
A, tingginya prevalens kolonisasi bakteri patogen di nasofaring,
orang dengan immunocompromised, tingginya pajanan terhadap polusi
udara, kepadatan hunian, dan ventilasi udara rumah yang tidak baik.

B. METODE
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan mengambil
data rekam medik dari pasien pneumonia anak yang terdaftar di Bagian
Anak RSUP DR.M.Djamil Padang periode 1 Januari 2010 – 31 Desember
2012, yang melibatkan semua anak penderita pneumonia komunitas yang
dirawat di Bagian Anak RSUP DR. M. Djamil Padang sebanyak 178 orang
anak. Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi yang termasuk
dalam kriteria inklusi yaitu anak usia > 1 bulan. Kriteria eksklusi
adalah data pada rekam medik yang tidak lengkap. Kemudian pengolahan
data akan di program menggunakan komputer dan hasil disajikan dalam
bentuk tabel dan narasi.
C. HASIL

Pasien pneumonia anak paling banyak ditemukan pada kelompok usia


2-<12 bulan, lebih banyak pada anak laki-laki dari pada anak perempuan
dengan angka perbandingan 1,25:1. Pneumonia banyak ditemukan pada anak

11
dengan status gizi kurang dan status imunisasi yang belum lengkap.
Keluhan utama pada pasien pneumonia adalah sesak napas dengan onset
kurang dari 24 jam. Gejala klinis pasien pneumonia anak seperti demam,
batuk dan muntah, dengan hasil pemeriksaan fisik ditemukan suhu rata-
rata 37,6º C, takipneu, takikardi, nafas cuping hidung, retraksi
dinding dada, ronkhi dan wheezing. Kemudian biasanya pneumonia juga
akan memberikan dampak penyakit penyerta seperti anemia yang paling
dominan pada pasien anak sebesar 30,9% karena kekurangan zat besi.

D. SIMPULAN
Pnueomonia adalah proses inflamasi pada parenkim paru dan
merupakan penyebab utama mordibitas dan moralitas anak di bawah 5
tahun, terutama di negara berkembang. Tingginya insiden pneumonia anak
di RSUP DR. M. Djamil dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
yaitu status gizi kurang, status imunisasi yang belum lengkap, serta
faktor lingkungan tempat tinggal anak.

12

Anda mungkin juga menyukai