Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

OKSIGENASI

Disusun Oleh :
Nama : Iga Nur Saharani
NIM : 201902030023
Kelas : C semester 3

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
TAHUN 2020/2021
Laporan Pendahuluan Oksigenasi

A. Pengertian
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan
cara mela saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen
(O 2) sehingga kon oksigen meningkat dalam tubuh.

Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan


pemberian dengan menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada,
dan cara penghisapan (suction).
Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan
drainase p clapping, dan vibrating pada klien dengan gangguan sistem
pernapasan, misalnya penya obstruksi kronis (bronchitis kronis, asma, dan
emfisema) Tindakan drainase postural mer tindakan dengan menempatkan
klien dalam berbagai posisi untuk mengalirkan secret di pernapasan.
Tindakan drainase postural diikuti dengan tindakan clapping (penepuka
vibrasi.
B. Tujuan
Tujuan pemberian oksigen adalah :
1. Untuk menyediakan dan merawat keamanan jalan udara.
2. Untuk memastikan adanya oksigenasi (oxygenation) dan ventilasi yang
adekuat.
3. Untuk menghindari terjadinya aspirasi (aspiration).
4. Untuk melindungi spinal servikal (cervical spine).
C. Indikasi, Kontraindikasi, dan Komplikasi dari Tindakan
Indikasi dari oksigenasi adalah:
1. Hipoksemia, kekurangan o ksigen dalam darah
2. Hiperventilasi, peningkatan jumlah O 2 dalam paru-paru sehingga

napasny cepat
3. Hipoventilasi, tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan O2
4. Hipoksia, tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen seluler akibat
difesiensi oksigen yang diinspirasi atau meningkatkan penggunaan oksigen
pada tingkat seluler
5. Masalah pernapasan seperti asma dan pneumonia
6. Bronchitis
7. Penyakit jantung
Kontraindikasi dari oksigenasi:
1. Semua klien yang memiliki respon ventilasi oksigen yang tidak baik
Komplikasi dari oksigenasi adalah:
1. Depresi pernapasan
2. Toksisitas oksigen
3. Penyerapan atelektasis
D. Alat dan Bahan yang Digunakan
Alat dan bahan yang digunakan, yaitu:
1. Tabung oksigen
2. Flowmeter
3. Humidifier
4. Kanula nasal
5. Masker oksigen
6. Kanula nasal dan selang oksigen
Alat yang digunakan pada fisioterapi dada adalah;
1. Post sputum berisi desinfektan
2. Kertas tisu
3. Dua b alok tempat tidur (untuk drainase postural)
4. Satu bantal (untuk drainase postural)
5. Stetoskop
E. Anatomi Daerah yang Akan Menjadi Target Tindakan
Saluran nafas atas yang berfungsi : menyaring, menghangatkan dan
melembabka yang dihirup. Terdiri dari :
a. Hidung
b. Faring
c. Laring
d. Epiglottis
Saluran nafas bawah yang berfungsi :
a. menghangatkan udara
b. membersihkan mukuosa cilliary
c. memproduksi surfactant
terdiri dari ;
1. trachea
2. bronchus
3. paru
F. Aspek Keamanan dan Keselamatan (Safety) yang Harus Diperhatikan
1. Kapasitas pengikatan oksigen
2. Konsentrasi oksigen yang di inspirasi
3. Tekanan darah yang dapat menyebabkan hipovolemia
4. Peningkatan metabolism
5. Kondisi yang me mpengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada
kehamilan, ob musculus skeleton yang abnormal, penyakit kronik seperti
TBC paru
6. Usia dan perkembangan klien
7. Asupan nutrisi klien
8. Kecemasan klien yang dapat menyebabkan peningkatan metabolism
9. Suhu lingkungan
G. Protokol atau Prosedur dari Tindakan
Oksigenasi
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Hubungkan humidifier serta flow meter pada tabung oksigen, kemudian
kanul / dihubungkan ke selang oksigen/humidifier
4. Cek aliran oksigen (humidifier akan bergelembung)
5. Atur aliran oksigen sesuai indikasi
6. Pasang kanul/masker pada klien dan atu r pengikat untuk kenyamanan klien.
7. Kaji setiap 6-8 jam.
Fisioterapi Dada
1. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
2. Cuci tangan
3. Atur posisi:
a. Semi-fowler bersandar ke kanan, ke kiri lalu ke depan apabila daerah
yang akan didrainase pada lobus atau bronkus apical
b. Tegak dengan sudut 45° membungkuk ke depan pada bantal dengan
45° ke ke kanan apabila daerah yang akan didrainase bronkus posterior.
c. Posisi trendelenburg dengan sudut 30º atau dengan menaikan kaki
tempat tidu cm, sedikit miring ke kiri apabila yang akan didrainase
pada lobus tengah ( lateral dan medial).
d. Posisi trendelenburg dengan sudut 30º atas dengan menaikan kaki
tempat tidur, sedikit miring ke atasapabila daerah yang akan
didrainase bronkus super inferior.
e. Condong dengan bantal di bawah panggul apabila yang didrainase
bronkus api
f. Posisi trendelenburg dengan sudut 45º atau dengan menaikan kaki
tempat tidu cm ke samping kanan, apabila yang didrainase bronkus
medial.
g. Posisi trendelenburg dengan sudut 45º atau dengan menaikan kaki
tempat tidu cm ke samping kiri, apabila yang didrainase bronkus lateral.
h. Posisi trendelenburg condong dengan 45º dengan bantal di bawah
panggul.
4. Lama pengaturan posisi pertama kali adalah 10 menit, kemudian periode
selanjutn kurang lebih 15-30 menit.
5. Lakukan observasi tanda vital selam p rosedur
6. Setelah pelaksananan drainase postural lakukanclapping, vib rasi, dan
pengisapan (suction).
7. Cuci tangan setelah prosedur di lakukan.
Clapping dan Vibrasi
1. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
2. Cuci tangan
3. Atur posisi sesuai dengan drainase postural dan lokasi paru.
4. Lakukan clapping atau vibrasi pada :
a. Seluruh lebar bahu atau meluas beberapa jari ke klavikula apabila
daerah pa perlu di clapping dan vib rasi adalah daerah bronkus apikal.
b. Lebar bahu masing-masing sisi apabila yang akan diclapping dan
vibrasi daerah bronkus posterior.
c. Anterior dan lateral dada kanan dan lipat ketiak sampai midanterior
dada apabila yang di clapping dan vibrasi adalah daerah lobus tengah
(bronkus lateral dan medial)
d. Dada depan di bawah klavikula
e. Lipat ketiak kiri sampai midanterior dada apabila yang di clapping dan
vibrasi daerah bronkus superior dan inferior.
f. Sepertiga bawah kosta posterior kedua sisi, apabila yang di clapping
dan adalah daerah b ronkus apikal.
g. Sepertiga bawah kosta posterior kedua sisi, apabila yang di clapping
dan adalah daerah bronkus medial.
h. Sepertiga bawah kosta posterior kanan, apabila yang di clapping dan
vibrasi daerah bronkus lateral.
5. Lakukan clapping dan vibrasi selama kurang lebih 1 menit.
6. Setelah dilakukan tindakan drainase postural, clapping, dan vibrasi
dapat dil tindakan pengisapan lendir (lihat tindakan pengisapan lendir).
7. Lakukan auskultasi pada daerah paru yang dilakukan tindakan
drainase clapping, dan vibrasi.
H. Hal-Hal Penting yang Harus Dicatat Setelah Tindakan (Dokumentasi)
1. Nilai index oksigenasi, hasil udara di pembuluh darah arteri, parameter
ventilat ditunjukkan
2. Waktu, tanggal, dan posisi klien
3. Perubahan terapi berdasarkan oksigen arteri dan alveolar
4. Respon klien terhadap intervensi
5. Hasil yang tidak diharapkan
6. Intervensi keperawatan

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. A. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Mardika.
Hyatt, dkk. (2003).   Interpretation of Pulmonary Function Tests: A Practical Guide,
Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins Publishers.
Tarwoto, W. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 3.
Jakarta: Salemba Mardika.
Wiegand, D. J. & Carlson, K. K. (2005). AACN Procedure Manual for Critical Care. 5 th
Louis, Missouri: Elsevier Saunders.
Wilkins, Robert, et al. (2000). Clinical Assessment in Respiratory Care, 2nd Ed. St.
Louis: Mosby.
Wilkins, Robert, et al. (2003).   Egan's Fundamentals of Respiratory Care,8th Ed. St.
Louis: Mosby.
Yutsis, P. I. (2003). Oxygen to the Rescue: Oxygen Therapies and How They Help
Overcome
Disease, Promote Repair, and Improve Overall Function.Basic Health Publications,

Anda mungkin juga menyukai