Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK KLINIK

BAYI BARU LAHIR

Dibuat untuk memenuhi tugas praktik klinik mata kuliah Komunikasi dalam
keperawatan dan keperawatan maternitas

Disusun oleh:

Nama : Iga Nur Saharani

NIM : 201902030023

Kelas/semester : C/ 3

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


A. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat pada usia kehamilan
genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-
4000 gram, nilai Apgar >7 dan tanpa cacat bawaan. (Ai Yeyeh Rukiyah,
2010). Saifuddin mendefinisikan bayi baru lahir adalah bayi yang baru
lahir selama satu jam pertama kelahiran (Dwiendr, 2014 : 4). Sedangkan
definisi bayi baru lahir menurur Marni (2012) adalah bayi yang baru
mengalami proses kelahiran dan berusia 0-28 hari.
B. Tanda gejala bayi baru lahir
1. Lahir aterm antara 37-42 minggu
2. Berat badan 2500 – 4000 gram
3. Panjang lahir 48 – 52 cm
4. Lingkar dada 30 – 38 cm
5. Lingkar kepala 33 – 35 cm
6. Lingkar lengan 11-12
7. Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit
8. Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
9. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna
10. Kuku agak panjang dan lemas
11. Nilai APGAR >7
12. Gerakan aktif
13. Bayi lahir langsung menangis kuat
14. Genetalia :
a. Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada
skrotum dan penis yang berlubang.
b. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus
yang berlubang ,serta labia mayora menutupi labia minora.
15. Refleks rooting ( mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada
pipi dan daerah mulut)sudah terbentuk dengan baik.
16. Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik.
17. Refleks grasping sudah baik
18. Refleks morro

C. Kebutuhan Bayi Baru Lahir

Perawatan bayi segera sesudah lahir, adalah:

1. Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segera


setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera
membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
a) Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan
hangat.

b) Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang


Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan
jari tangan yang dibungkus kassa steril.
c) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok
kulit bayi dengan kain.

2. Memotong dan Merawat Tali Pusat Tali pusat dipotong sebelum atau
sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi
bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding
perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih
terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat
dengan alkohol 70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril.
Pembalut tersebut diganti setiap hari dan atau setiap tali basah / kotor. Sebelum
memotong tali pusat, pastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik, untuk
mencegah terjadinya perdarahan.
3. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu
mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
4. Memberi Vitamin K Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir
normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3
hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan
dosis 0,5 1 mg I.M
5. Memberi Obat Tetes / Salep Mata Di beberapa negara perawatan mata bayi baru
lahir secara hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya oplitalmic
neonatorum. Di daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir
perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata
eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata
karena klamidia (penyakit menular seksual).
6. Identifikasi Bayi
a) Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat
penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.
b) Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak
mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c) Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi,
nyonya) tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama
lengkap ibu. d. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan
mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.
7. Pemantauan Bayi Baru Lahir Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk
mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah
kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan
penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan. Pemantauan 2
jam pertama sesudah lahir meliputi :
a) Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b) Bayi tampak aktif atau lunglai
c) Bayi kemerahan atau biru

D. Pengkajian Bayi Baru Lahir


1. Identitas
2. Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam bebrpa hari pertama, bayi tampak
semokoma saat tidur, meringis atau tersenyum adalah bukti tidur
dengan gerakan mata cepat tidur sehari rata-rata 20 jam.
3. Pernafasan dan peredaran darah
Bayi normal mulai bernafas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai
status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernafasan dan
peredaran darah dapat digunakan metode apgar skore namun secara
praktis dapt dilihat dari frekuensi denyut jantung dan pernfasan serta
wajah, ekstermitas dan seluruh tubuh, frekuensi dnyut jantung bayi
noermal berkisar antara 120-140x/menit dan berfluktuasi dari 70-
100x/menit (tidur) sampai 180x/menit (menangis). Perfasan bayi
normal berkisar antara 30-60x/menit warna ekstremitas, wajah, dan
seluruh tubuh bayi adalah kemerahan. Tekanan darah sistolik bayi baru
lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari
hari ke hari selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik
bayi sering menurun (sekitar 15mmHg) selama satu jam pertama
setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanya menyebabkan tekanan
darah meningkat (sistolik).
4. Suhu tubuh
Suhun inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5oC-37oC.
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau rektal.
5. Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat
dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki, dan
selangkangan. Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwarna putih
kekuningan terutama didaerah lipatan dan bahu yang disebut
fernikskasiosa.
6. Keadaan dan kelengkapan ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan
jumlah atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung
rambut sampai ujung kaki juga lubang anus dan jenis kelamin.
7. tali pusat
pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan
tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan tidak ada kemerahan
disekitarnya.
8. Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi:
a. Reflek moro (reflek terkejut). Bila diberi rangsangan yang
mengagetkan akan terjadi reflek lengan dan tangan terbuka.
b. Reflek menggenggam (palmergrasp). Bila telapak tangan
dirangsang akan memberikan reaksi seperti menggenggam.
Palmargrasp, bila telapak kaki dirangsang akan memberi reaksi.
c. Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekan pada bidang datar
atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d. Reflek mencari (ruting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh
kepalanya kesisi yang disentuh itu mencari puting susu.
e. Reflek menghisap (suction). Bila memasukan sesuatu kedalam
mulut bayi akan membuta gerakan menghisap.
9. Berat badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis.
Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan
lahir.
10. Mekonium
Adalah feses bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam
kehijauuan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam
pertama.
11. Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkat dada, lingkar lengan,
dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur.
12. Seksualitas
Genetalia wanita: Labia vagina agak kemerahan,tanda vagina dapat
terlihat,rabas mukosa putih atau sedikit berdarah mungkin ada.
Genetalia pria: Testis turun,skrotum tertutup dengan rugae,fimosis
biasa terjadi.
Pengkajian Nilai Normal
Tonus Sebagian besar fleksi
E.

Refleks hisap Utuh

Perilaku Terjaga dan tidur bergantian

Bising usus Ada setelah 30 menit

Nadi 120-160 denyut /menit,


berfariasi ketika tidur /
menangis dari 100 – 180
denyut/menit

Pernafasan 30-60x/menit; pernafasan


diagfragma disertai gerakan
dinding abdomen.

Suhu Aksila : 36.5 – 37 ̊C


Kulit : 36 – 36.5 ̊C
Dextrostix Lebih dari 45mg%
Hematokrit Kurang dari 65-70%

Diagnosa Keperawatan Bayi Baru Lahir


1. Ketidak efektifan jalan nafas
Tujuan : setelah dilakukan tindaan keperawatan selama 1 x 24 jam
diharapkan BBL menunjukkan keefektifan jalan nafas dengan kriteria
hasil :
 BBL mudah untuk bernafas
 Kegelisahan, sianosis, dan dipsnea tidak ada
 RR dalam batas normal
2. Hipotermi
Tujuan : setelah dilakuakntindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
diharapkan hipotermia tidak ditemukan dengan kriteria hasil :
 BBL menunjukkan termoregulasi neonatus ( keseimbangan
antara panas yang dihasilkan, peningkatan panas, dan
kehilangan panas selama periode neonatus).
3. Resiko Infeksi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jama
diharapkan resiko infeksi tidak menjadi aktual, dengan kriteria hasil :
 BBL bebas dari tanda dan gejala infeksi
 Jumlah leukosit dalam batas normal
 Status imun, gastrointestinal dalam batas normal
A. FOKUS INTERVENSI KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR
1. Diagnosa 1 : ketidak efektifan jalan napas
Intervensi :
- Kaji keefektifan pemberian oksigen dan perawatan
yang lain
- Auskultasi bagian dada anterior dan posterior
untuk mengetahui adanya penurunan atau tidak
adanya ventilasi dan adanya bunyi tambahan.
- Pantau status oksigen BBL
- Jelaskan pada orang tua dan keluarga tentang
penggunaan peralatan, Oksigen, suction, inhalasi.
- Lakukan fisioterapi dad sesuai kebutuhan
- Kolaborasi : dalam pemberian oksigen yang telah
dihumidifikasi

2. Diagnosa 2 : hipotermia
Intervensi :
- Pantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, sesuai
kebutuhan
- Pantau suhu bayi lahir sampai stabil
- Ajarkan indikasi hipotermia dan tindakan
kedaruratan yang diperlukan sesuai kebutuhan
- Selimuti bayi segera setelah dilahirkan
- Gunakan tutup kepala bayi baru lahir
- Tempatkan bayi baru lahir dalam inkubator atau
dibawah penghangat sesuai kebutuhan
3. Diagnosa 3 : resiko infeksi
Intervensi :
- Pantau tanda ( gejala infeksi ( misal : suhu tubuh,
denyut jantung, pembuangan, penampilan luka,
sekresi, penampilan luka, sekresi, penampilan urin,
suhu kulit, lesi kulit, keletihan, malaise).
- Kaji faktor yang meningkatkan serangan infeksi
( misal : usia l, tanggap imun rendah dan
malnutrisi )
- Ajarkan keluarga BBL teknik mencuci tangan yang
benar
- Ajarkan kepada keluarga BBL tanda / gejala nfeksi
dan kapan harus melaporkannya ke pusat kesehatan
- Berikan terapi antibiotik bila perlu

F. Fokus Intervensi
1. Resiko tinggi perubahan suhu
a. Menjaga suhu bayi dengan menutup pintu.
b. Jaga bayi agar tetap kering.
c. Tutp bayi agar tetap hangat dengan selimut kering.
d. Tempatkan topi/penutup kepala bayi.
e. Tempatkan bayi dengan kontak kulit ke kulit pada orang tua dan
selimut hangat menutupi ibu dan bayi.
f. Monitor suhu sesuai protokol tiap RS.
g. Beritahu dokter/perawat praktisi jika suhu neonatus masih rendah
atau sudah naik.
2. Resiko infeksi
a. Pantau kulit apakah terjadi kerusakan jaringan.
b. Monitor suhu sesuai protokol RS.
c. Jaga kulit bersih dan kering.
d. Instruksikan orangtua dan pengunjung yang tepat.
e. Cuci tangan sebelum menyentuh neonatus
f. Instruksikan orang tua untuk cuci tangan setelah mengganti popok
g. Beritahu dokter/perawat praktisi jika neonatus yang letargi/lemah,
suhu meningkat atau lesi pada kulit
3. Resiko gangguan pertukaran gas
a. Monitor pernafasan dan fungsi jantung sesuai protokol RS.
b. Auskultasi suara pernafasan.
c. Kaji adanya dan lokasi sianosis
d. Hisap mulut dan hidung
e. Berikan oksigfen sesuai protokol/order
f. Laporkan tanda-tanda disstress pernafasan kepada dokter/perawat
praktisi
4. Resiko defisit volume cairan
a. Monitoring intake dan output
b. Monitoring tanda-tanda dehidrasi yaitu fontanel cekung, turgor
kulit buruk, membran mukosa kering.
c. Berikan pemberian cairan untuk makanan secara oral

G. Daftar Pustaka
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan
Anak Balita. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Arief,Weni Kristiyanasari. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan
Anak. Yogyakarta: Nuha Medika
Marmi dan Kukuh Rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan
Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Meyering, jenifer.2014. catatan ringkas maternal- neonatal disertai contoh
kasus klinik. Tangerang : binarupa aksara publisher.
Maryanti Dwi.2011. Buku Ajar Neonatus, bayi dan balita.Jakarta:Salemba
Medika
Nanny Vivian.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta:Salemba Medika
Yeyeh, A, 2013. Asuhan neonatus bayi dan anak balita. Jakarta. Trans
info media.
Mitayani,2011.Asuhan keperawatan maternitas. Jakarta. Salemba Medika
https://www.ichrc.org/36-tanda-bahaya-pada-bayi-baru-lahir-dan-bayi-
muda
https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/kenali-tanda-tanda-bahaya-pada-
bayi-baru-lahir-75
https://wolipop.detik.com/home/d-4935066/42-peralatan-bayi-baru-lahir-
yang-harus-disiapkan

Anda mungkin juga menyukai