Anda di halaman 1dari 5

Problem Pencernaan?

Lihat Feses Anda

Feses berhubungan erat dengan pencernaan. Masalah yang terjadi pada pencernaan biasanya
akan menimbulkan perubahan juga pada bentuk, warna dan konsistensi feses. Karena itu,
cukup penting untuk mengetahui apakah terdapat perubahan pada rutinitas harian anda yang
satu ini.

Semua zat sisa hasil pencernaan yang sudah tidak diperlukan lagi akan dikeluarkan dari tubuh
dalam bentuk feses. feses adalah hasil dari proses pembuangan kotoran yang dapat terjadi
(tergantung pada individu dan kondisi) antara sekali setiap satu atau dua hari hingga beberapa
kali dalam sehari. Gangguan pada frekuensi buang air besar seperti terlalu sering (diare) atau
terlalu jarang (sembelit, konstipasi) akan menimbulkan gangguan serta ketidaknyamanan pada
rutinitas sehari-hari anda.

Bagaimana cara mengetahui hubungan antara warna dan bentuk feses dengan kesehatan?

Untuk mengenali feses yang tidak normal, terlebih dahulu kenali bentuk feses dan warna feses
yang normal.

Feses Normal
Komposisi
Mengutip situs Indonesian-Publichealth, seorang yang normal diperkirakan
menghasilkan tinja rata-rata sehari sekitar 83 gram dan menghasilkan air
seni sekitar 970 gram. Kedua jenis kotoran manusia ini sebagian besar
berupa air, terdiri dari zat-zat organik (sekitar 20% untuk tinja dan 2,5%
untuk air seni), serta zat-zat anorganik seperti nitrogen, asam fosfat, sulfur,
dan sebagainya.

Perkiraan komposisi tinja dapat dilihat pada tabel berikut:


Perkiraan Komposisi Tinja tanpa Air Seni
Bahan organik biasanya terdiri dari sisa makanan yang tidak tercerna seperti serat dan biji -
bijan, seral, serta kacang – kacangan.

Selain kandungan komponen-komponen di atas, pada setiap gram tinja juga


mengandung berjuta-juta mikroorganisme yang pada umumnya tidak
berbahaya bagi kesehatan dan tidak menyebabkan penyakit.

Mikroorganisme
Mikroorganisme yang banyak terdapat pada feses adalah E.coli. Bakteri ini
membantu proses pencernaan pada tubuh manusia. E. coli sendiri terdiri
dari berbagai macam tipe, dan kebanyakan dari tipe ini tidak berbahaya dan
tidak menimbulkan masalah kesehatan bagi manusia. Namun, beberapa tipe
dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti infeksi saluran kemih.
Sekitar 75 hingga 95% dari kasus infeksi saluran kemih disebabkan oleh E.
coli. Hal ini akibat letak dubur dan saluran kemih yang berdekatan, terutama
pada perempuan.

Beberapa tipe E. coli dapat membuat sakit karena menghasilkan toksin yang
disebut Shiga. Racun ini merusak lapisan dalam usus. Bakteri E. coli yang
menghasilkan Shiga sering disebut sebagai STEC alias Shiga toxin-producing
E. coli.

Satu strain lain dari E. coli, O157:H7, bisa membuat seseorang sangat sakit.
Gejalanya meliputi kram perut hebat, muntah - muntah, dan diare berdarah.
Gejala yang parah bisa mengarah keapda gagal ginjal akut, demam,
perdarahan, linglung, dan kejang - kejang.

Warna Feses
Warna feses yang normal biasnaya kecoklatan hingga coklat tua karena
mengandung bilirubin. Bilirubin merupakan zat hasil perombakan sel darah
merah sebagai salah satu fungsi hati.

Memiliki Bau Tidak Sedap


Dilansir dari hellosehat, Bau khas feses berasal dari pembentukan gas oleh bakteri di
dalam usus. Tingginya kandungan belerang dalam gas usus memang membuat bau feses
menjadi kuat dan tidak sedap, tapi bau tersebut adalah salah satu ciri dari feses yang
sehat.

Bertekstur lembut
Feses orang yang sehat biasanya berbentuk seperti sosis karena bentuk usus yang
memanjang. Feses berbentuk potongan atau butiran kecil juga bisa menandakan usus yang
sehat, tapi Anda tetap perlu mencermati apakah terdapat gejala yang lain.

Tidak menimbulkan rasa sakit


Usus yang sehat tidak akan menimbulkan sakit ketika buang air besar. Pasalnya, tekanan
yang dihasilkan oleh feses cenderung lemah sehingga kebanyakan orang hanya
membutuhkan 10-15 menit untuk buang air besar.

Jika Anda menghabiskan waktu yang lebih lama saat buang air besar karena harus
mengejan, ada kemungkinan Anda mengalami gangguan pencernaan. Gangguan ini
mungkin berupa sembelit, wasir, atau masalah kesehatan lainnya.

Feses Tidak Normal

Apabila terdapat perubahan apda feses anda, maka sebaiknya anda berhati – hati. Berikut
beberapa perubahan yang dapat terjadi apda feses, dan menandakan adanya gangguan
kesehatan.

Perubahan Warna
Feses bisa jadi tidak berwarna normal, yaitu kecoklatan hingga coklat tua. Berikut adalah warna
feses yang berhubungan dengan gangguan kesehatan

Hitam

Feses berwarna hitam dapat menandakan perdarahan pada saluran pencernaan atas,


seperti lambung atau kerongkongan yang mengalami perdarahan. Perpindahan darah dari
saluran cerna atas menuju anus berlangsung lama sehingga darah lebih dulu teroksidasi.
Proses ini mengubah warna darah menjadi gelap. Perdarahan apda saluran cerna bagiana
tas bisa disebabkan oleh gangguan lambung atau kanker.

Meski demikian, menghitamnya feses juga bisa terjadi pada orang yang sehat. Hal ini
biasanya terjadi akibat konsumsi suplemen zat besi, licorice, dan obat bismut. Bila Anda
mengalaminya selama lebih dari dua minggu, segera konsultasikan pada dokter

Putih
Jika feses berwarna putih, abu-abu, atau pucat dan terlihat seperti tanah liat, bisa
merupakan tanda seseorang mengalami masalah pada hati atau sistem empedu. Masalah
yang dapat terjadi antara lain penyumbatan pada saluran empedu. Selain itu, warna feses
yang pucat juga bisa disebabkan oleh konsumsi beberapa jenis obat anti diare seperti
bismuth subsalisilat.

Hijau
Pada orang yang sehat, perubahan warna feses menjadi hijau dapat disebabkan oleh
konsumsi sayuran hijau dalam jumlah banyak. Di samping itu, warna hijau juga bisa
menandakan bahwa feses mengandung lebih banyak garam empedu daripada bilirubin.
Penyakit seperti diare juga bisa menyebabkan warna feses menjadi hijau. Hal ini karena
saat diare, makanan terlalu cepat sampai di usus besar, sehingga empedu tidak punya
waktu untuk mencernanya secara sempurna.

Merah Terang
Warna merah pada feses dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti perdarahan
pada saluran pencernaan bagian bawah, terlalu banyak mengonsumsi buah tomat atau
makanan yang mengandung warna merah, serta wasir. Kanker usus besar juga dapat
menyebabkan feses berwarna merah terang atau kehitaman.

Warna feses merah akibat perdarahan menandakan bahwa darah berasal dari saluran
pencernaan bawah seperti usus besar, rektum, dan anus. Perdarahan mungkin terjadi
akibat polip usus besar, wasir, atau dalam kasus yang serius, kanker kolorektal. Jika Anda
mengalami kondisi ini tanpa sebab yang jelas, bisa jadi penyebabnya adalah perdarahan.

Oranye
Warna feses bisa menjadi oranye apabila Anda mengonsumsi makanan kaya beta karoten,
seperti wortel, ubi jalar, dan jeruk. Namun, saluran empedu yang bermasalah atau
konsumsi obat antasida dan antibiotik rifampicin juga bisa menjadi penyebabnya.

Kuning
Selain kecokelatan, warna kuning pada feses adalah hal yang normal. Warna
kecokelatan atau kuning pada feses dikatakan normal karena adanya zat bilirubin yang
dihasilkan oleh hati, dan dikeluarkan melalui feses. Bakteri serta enzim pencernaan di
usus juga turut berperan dalam munculnya warna kuning.
Apabila warna feses tampak kuning atau berminyak, artinya feses mengandung terlalu
banyak lemak. Hal ini mungkin diakibatkan oleh masalah penyerapan atau gangguan pada
produksi enzim pencernaan atau empedu dalam tubuh Anda, seperti yang terjadi pada
penyakit celiac. Kondisi ini membuat feses mengalami kelebihan lemak. Pemicunya
adalah makanan yang memiliki kandungan gluten tinggi, seperti roti dan sereal.

Skala Bristol

Salah satu metode terbaik untuk mengetahui kondisi kesehatan Anda adalah
dengan pemeriksaan feses. Meski begitu, ada pula cara lain yang bisa Anda lakukan
secara mandiri dan lebih sederhana, yaitu dengan menggunakan skala bristol stool.

Mengutip situs alodokter, Skala bristol stool adalah metode pengukuran sederhana untuk


mengenali tujuh ciri feses manusia. Bagan ini merupakan hasil temuan seorang dokter asal
Inggris setelah melakukan penelitian mengenai kebiasaan buang air besar pada hampir
2.000 orang.

Dengan skala ini, Anda dapat menentukan apakah feses Anda tergolong sehat atau tidak.
Kriterianya adalah sebagai berikut.

 Tipe 1: Tampilan feses berbentuk bulatan-bulatan terpisah dan keras. Ini menjadi
pertanda Anda terkena sembelit.
 Tipe 2: Bentuk feses tampak seperti sosis yang lebih padat dan kental. Hal ini
menandakan masalah sembelit ringan.
 Tipe 3: Bentuk feses tampak seperti sosis, tapi ada retakan pada permukaan.
Bentuk feses seperti ini dinilai normal dan menunjukkan kondisi tubuh sedang sehat.
 Tipe 4: Bentuk feses seperti sosis, tapi lebih lembut dan mengular. Hal ini
cenderung normal.
 Tipe 5: Tampilan feses seperti gumpalan lunak dengan tepi yang jernih. Hal ini
menandakan bahwa Anda kurang mengonsumsi serat.
 Tipe 6: Konsistensi feses cenderung lembek tidak beraturan. Ini menunjukkan
bahwa Anda terkena diare ringan.
 Tipe 7: Konsistensi feses cenderung cair tanpa potongan padat, artinya Anda
terkena diare berat.

Kesimpulan

Adanya perubahan pada frekuensi dan tekstur feses tidak boleh disepelekan. Apalagi bila
feses Anda berubah warna menjadi kemerahan atau hitam dengan tekstur seperti bubuk
kopi. Pasalnya, kedua hal ini menunjukkan potensi perdarahan.

Jika Anda mengalami kondisi ini selama beberapa hari, carilah bantuan medis untuk
mencegah hilangnya darah secara signifikan. Dokter kemungkinan akan menyarankan
pemeriksaan seperti endoskopi atau kolonoskopi bila dicurigai terdapat penyakit.

Untuk mempertahankan fungsi usus yang normal, Anda dianjurkan untuk menerapkan pola
hidup yang sehat. Misalnya dengan memperbanyak konsumsi makanan berserat, olahraga
teratur, mengelola stres, dan minum air putih untuk menghindari dehidrasi.

Anda mungkin juga menyukai