Makanan dan cita rasa tidak dapat dipisahkan. Rasa, selain meningkatkan selera makan, juga
memban
Salah satu penyedap rasa yang belum terlalu dikenal masyarakat umum adalah nutritional
yeast. Ya, sesuai dengan namanya, penyedap ini berasal dari ragi. Ragi ini memiliki rasa mirip
seperti MSG atau micin, dengan rasa asin gurih yang disebut juga sebagai umami.
Nutritional yeast populer dikalangan penganut pola makan vegan, dan juga para ibu yang
membuat MPASI rumahan. Karena, penyedap yang satu ini memiliki rasa gurih yang dapat
menggantikan penggunaan keju. Banyak juga yang mendeskripsikan rasa ragi ini sebagai nutty,
yang gurihnya menyerupai kacang sangrai.
Asal Mula
Ragi yang digunakan sebagai penyedap ini berasal dari Saccharomyces cerevisiae. Jenis ragi ini
sama seperti ragi yang digunakan pada roti dan pembuatan bir. Namun, ragi pada nutritional
yeast tidak aktif, sehingga tidak bisa digunakan untuk mengembangkan roti.
Kandungan Nutrisi
Nutritional yeast merupakan sumber yang baik untuk protein, vitamin B, dan mineral. Terlebih
lagi, kebanyakan nutritional yeast yang beredar di pasaran telah difortifikasi, alias diperkaya
dengan tambahan vitamin dan mineral. Berdasarkan healthline, berikut kandungan nutrisi dari
nutritional yeast
Sumber protein yang lengkap. Nutritional yeast mengandung semua asam amino
esensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Satu sendok makannya mengandung 2 gram
protein, sehingga memudahkan kaum vegan untuk mendapatkan protein kualitas tinggi.
Mengandung banyak jenin vitamin B. satu sendok makan nutritional yeast mengandung
30 hingga 180% kebutuhan harian akan vitamin B. ketika sudah terfortifikasi, vitamin B
yang banyak terkandung antara lain B1, B2, B3, B6, dan B12. Hal ini penting, terutama
untuk penganut diet vegan, karena mereka rentan akan defisiensi vitamin B12, yang
biasanya didapatkan dari daging hewan. Dengan menambahkan nutritional yeast pada
diet vegan, maka kekurangan B12 dapat dicegah.
Mengandung mineral. Satu sendok makan mengandung 2 hingga 30% kebutuhan
mineral seperti zinc, selenium, mangan, dan molibdenium. Mineral – mineral ini penting
untuk regulasi gen, metabolisme, pertumbuhan dan kekebalan tubuh
Mengandung antioksidan kuat. Antioksidan membantu tubuh untuk melawan kerusakan
akibat radikal bebas. Di masa pandemi ini terutama, radikal bebas terdapat dalam
jumlah yang banyak. Karena kandungan antioksidan kuatnya, yaitu glutation dan
selenometionin, ragi ini dapat membantu mengatasi serangan radikal bebas, dan juga
membantu melindungi sel dari logam berat dan racun dari lingkungan.
Membantu meningkatkan imunitas. Nutritional yeast mengandung 2 karbohidrat utama
yaitu alfa mannan dan beta glukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua
karbohidrat ini membantu mencegah terjadinya infeksi bakteri terutama E.coli dan
salmonella, serta menurunkan frekuensi tumor pada tikus. Cara kerja alfa mannan dan
beta glukan adalah sebagai berikut:
o Mencegah bakteri patogen menempel pada lapisan dalam usus
o Menstimualsi sel imun untuk melawan infeksi
o Menempel pada toksin yang dihasilkan jamur, sehingga efek berbahayanya
berkurang
Menurunkan kadar kolesterol darah. Beta glukan seperti yang telah disebutkan diatas
juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah. Beta glukan telah dibahas
pada artikel tentang serat disini.
Cara Penggunaan
Nurtitional yeast perlu disimpan dalam tempat yang sejuk dan gelap untuk menjaga kandungan
vitaminnya. Wadah penyimpanan juga harus tertutup rapat sehingga kelembabannya tetap
terjaga. Jika tersimpan dengan baik, nutritional yeast bisa bertahan hingga 2 tahun.
Cara penggunaan nutritional yeast sangat beragam, bisa sebagai taburan bumbu pada popcorn
dan pasta, masukkan dalam sup untuk perasa dan pengental, menambah rasa “keju” pada saus
vegan, bahkan bisa ditambahkan pada makanan hewan peliharaan kesayangan untuk
menambah nutrisi.
Takaran saji yang dianjurkan biasanya berkisar antara satu hingga 2 sendok makan.
Efek Samping
Diambil dari situs healthline, terdapat empat efek samping yang bisa timbul akibat konsumsi
ragi ini, yaitu:
Kesimpulan
Nutritional yeast memiliiki banyak manfaat, dan bisa digunakans ebagai pengganti
penyedap rasa, terutama untuk makanan pendamping ASI atau penganut diet vegan.
Takaran saji sejumlah satu hingga dua sendok makan cukup memberikan nutrisi yang
dibutuhkan untuk tubuh. Penggunaan yang berlebihan dapat menimbulkan efek
samping berupa gangguan pencernaan, sakit kepala, migrain, facial flushing, dan
intoleransi.