Anda di halaman 1dari 13

PENUGASAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI

Dibimbing Oleh:
DR. APRINA,. S.Kp., M.Kes

Disusun Oleh:
WIDDATUL MILATI
(1814401140)
TINGKAT 2 REGULER 3

PRODI DIII KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI

I. Kasus ( masalah utama )

Halusinasi

1. Pengertian

Halusinasi adalah penyerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indra
sesorang pasien yang terjadi dalam keadaan sadar atau bangun, dasarnya mungkin
organik, psikotik ataupun histerik (Maramis, 1998).
Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari pancaindera tanpa adanya
rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2001). Halusinasi merupakan
gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak
terjadi.

II. Proses Terjadinya Masalah (Predisposisi, presipitasi, penilaian terhadap stressor,

sumber koping, mekanisme koping)

1. Faktor Predisposisi

a. Faktor psikologis

Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan

kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi

gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam

rentang hidup klien.

b. Faktor biologis

Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon


neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini ditunjukkan oleh
penelitian-penelitian yang berikut:
a). Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang lebih
luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal, temporal dan
limbik berhubungan dengan perilaku psikotik.
b). Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang berlebihan
dan masalah-masalah pada system reseptor dopamin dikaitkan dengan terjadinya
skizofrenia.
c). Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan terjadinya
atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak klien dengan
skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian
depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut
didukung oleh otopsi (post-mortem).

c. Faktor sosial

Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti:


kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan
kehidupan yang terisolasi disertai stress.

2. Faktor presipitasi

Stressor presipitasi pasien gangguan persepsi sensori halusinasi ditemukan adanya

riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak, adanya riwayat

kekerasan dalam keluarga, atau adanya kegagalan-kegagalan dalam hidup,

kemiskinan, adanya aturan atau tuntutan di keluarga atau masyarakat yang sering

tidak sesuai dengan pasien serta konflik antar masyarakat.

3. Penilaian terhadap stressor

Penilaian stressor terdiri dari respon kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan

sosial.hal ini memberikan arti bahwa apabila individu mengalami suatu stressor maka

ia akan merespon stressor tersebut dan akan tampak melalui tanda dan gejala yang

muncul.

4. Sumber koping

Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.


5. Mekanisme koping

Mekanisme kopping yang sering digunaka klien dengan halusinasi adalah :

a. Regresi

Regresi berhubungan dengan proses informasi dan upaya yang digunakan

untuk menanggulangi ansietas. Energi yang tersisa untuk aktivitas sehari-hari

tinggal sedikit, sehingga klien menjadi malas beraktivitas sehari-hari.

b. Proteksi

Dalam hal ini, klien mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan

mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain atau suatu benda.

c. Menarik diri

Klien sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus internal

d. Keluarga mengingkari masalah yang dialami oleh klien.

A. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

NO DATA MASALAH
1 Ds : Resiko mencederai
Pasien mengatakan tentang :
diri sendiri
1. Tidak mampu memecahkan masalah
halusinasi (misalnya: mendengar suara-suara
atau melihat bayangan)
2. Mengeluh cemas dan khawatir
DO :
1. Tampak gelisah, perubahan perilaku dan
pola komunikasi kadang berhenti bicara
seolah-olah mendengar sesuatu
2. Menggerakan bibirnya tanpa
menimbulkan suara
3. Gerakan mata yang cepat
4. Kadang tampak ketakutan
5. Respon-respon yang tidak sesuai (tidak
mampu berespon terhadap petunjuk yang
kompleks

2 Ds: klien mengatakan bahwa jika mendengar suara Gangguan persepsi


selalu mengumpat di pojok lemari
sensori
Do:
1. Kadang tampak ketakutan
2. Menutup telinga
3. Terkadang Marah-marah tanpa sebab yang
jelas

3 Ds : klien tidak mau berinteraksi dengan orang lain Isolasi sosial


DO :
(menarik diri)
1. Kadang tampak ketakutan
2. Apatis
3. Cenderung menarik diri

B. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan

Perubahan sensori persepsi : Halusinasi

Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis

III. Diagnosa Keperawatan


1. Resiko mencedrai diri b.d halusinasi pendengaran
2. Gangguan persepsi sensori b.d menarik diri
3. Isolasi social: menarik diri b.d harga diri rendah kronis
IV. Rencana Tindakan Keperawatan Klien Dengan Halusinasi

N Perencanaan
o Dx Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Tgl
D Keperawatan
x
Gangguan TUK 1 : 1. Klien menyatakan mengalami 1. Diskusikan dengan klien tentang halusinasi yang dialami
sensori persepsi: Klien dapat mengenal halusinasi  Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu
Halusinasi halusinasinya dan (halusinasi dengar/ lihat/ penghidu /raba/ kecap)
(lihat/dengar/ latihan menghardik  Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami
penghidu/raba/ Haluninasi hal tersebut, namun perawat sendiri tidak
kecap) mengalaminya (dengan nada bersahabat tanpa
menuduh atau menghakimi)
 Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal
yang sama.
 Katakan bahwa perawat akan membantu klien
2. Klien menyebutkan halusinasi 2. Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang
yang dialami: adanya pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien:
o Isi  Isi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi,
o Waktu siang, sore, malam atau sering dan kadang –
o Frekunsi kadang )
o Situasi dan kondisi yang  Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi menimbulkan halusinasi
3. klien menyatakan yang 3. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi
dialkukan saat halusinasi muncul halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan
perasaannya.
 Marah
 Takut
 Sedih
menikmati halusinasinya  Senang
 Cemas
 Jengkel
4. klien menyampaikan apa yang 4. Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk
dilakukan untuk mengatasi mengatasi perasaan tersebut.
perasaan tersebut  Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian.
 Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan
kerugian cara tersebut
5. klien menyampaikan dampak 5. Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila
yang akan dialaminya bila klien klien menikmati halusinasinya

6. Klien mampu mengenal cara 6. Jelaskan cara mengontrol halusinasi: hardik, obat,
baru untuk mengontrol halusinasi bercakap-cakap, melakukan kegiatan
7. Klien mampu latihan cara 7. Latih cara mengontrol halusinasi dg menghardik:
menghardik  Katakan pada diri sendiri bahwa “ini tidak nyata!,
saya tidak mau dengar/ lihat/ penghidu/ raba
/kecap”
 Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan
menghardik, beri pujian

TUK 2 : 1. Klien mampu menyampaikan 1. Evaluasi kegiatan menghardik. Beri pujian


Klien dapat mengotrol kemampuan mengahrdik 2. Latih cara mengontrol halusinasi dg obat, jelaskan:
dengan obat 2. klien mampu  jenis,
menyampaikan/praktekkan cara  guna,
obat  dosis,
 frekuensi,
 cara,
 kontinuitas minum obat
3. klien mampu merencanakan/ 3. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan
jadwal minum obat menghardik dan minum obat

TUK 3 : 1. Klien mampu menyampaikan menghardik,


1. Evaluasi kegiatanminum obat, bercakap-cakap,
menghardik dan Beri
dan minum obat.
Klien dapat mengotrol kemampuan mengahrdik dan melakukan akifitas
pujian
dengan bercakap- minum obat  Ingatkan
2. Jelaskan caraklien waktu : menghardik,
bercakap-cakap minum obat,
dan melakukan kegiatan
cakap 2. klien mampu bercakap-cakap, dan melakukan
untuk mengontrol halusinasi: akifitas
menyampaikan/praktekkan cara  Bantu jikaorang
meminta klien lain
mengalami hambatan dalam
untuk bercakap-cakap
mengontrol halusinasi
merawat/melati
melakukan kegiatan dan melakukan kegiatan bercakap-cakap dan melakukan kegiatan untuk
mengontrol halusinas
 Ingatkan klien waktu cara bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan.
 Bantu jika klien mengalami hambatan dalam cara
bercakap-cakap dan melakukan kegiatan untuk
mengontrol halusinas
 Berikan pujian atas keberhasilan klien
3. Latih dan sediakan waktu untuk bercakap-cakap
7.3. Keluarga mempraktekan cara terutama saat halusinasu, anjurkan membantu pasien sesuai
berhias pada klien jadual dan memberikan pujian

8. Klien mendapatkan 8.1. Keluarga menyampaikan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih
dukungan keluarga kemampuan dalam pasien menghardik, memberikan obat, bercakap-cakap dan
untuk mengontrol merawat/melatih pasien melakukan kegiatan. Beri pujian
halusinasi: keluarga menghardik, memberikan obat,
melatih bercakap-cakap dan melakukan
kegiatan
8.2. Keluarga mempraktekan cara 2. Latih cara mengontrol halusinasi : menghardik, minum
mengevalusi kemampuan pasien obat, bercakap-cakap dan melakukan aktifitas terjadwal
dalam mengontrol halusinasi
Keluarga mampu Keluarga dapat menyebutkan cara  Evaluasi kegiatan keluarga dalam menghardik, minum
merawat pasien secara mengontrol halusinasi klien obat, bercakap-cakap dan melakukan aktifitas
mandiri terjadwal. Beri pujian
 Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
 Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke PKM
 Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan
 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
memberikan pujian
Keterangan :
* Halusinasi dengar : bicara dan tertawa tanpa stimulus , memandang kekanan/kekiri/kedepan seolah – olah ada teman bicara
* Halusinasi lihat : menyatakan melihat sesuatu, terlihat ketakutan
* Halusinasi penghidu : menyatakan mencium sesuatu, terlihat mengengdus
* Halusinasi Raba : Menyatakan merasa sesuatu berjalan di kulitnya, mengosok – gosok tangan/kaki/wajah dll
* Halusinasi Kecap : menyatakan terasa sesuatu dilidahnya, sering mengulum lidah
DAFTAR PUSTAKA

Keliat BA, Ria UP, Novy H. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta. EGC.

Maramis W. F.1998. Catatan Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta : EGC.

Residen bagian Psikiatri UCLA. 1990. Buku Saku Psikiatri. Jakarta: EGC

Stuart & Laraia. 2001. Principles and practice of psychiatric nursing.USA: Mosby Company.

Stuart & Sudeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa . Edisi 3. Jakarta : EGC.

Stuart, G. W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa . Edisi 5. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai