Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN teknologi yang berhubungan dengan RNA

tetapi tidak mempunyai material atau sampel.


Asam ribonukleat (RNA) merupakan salah Penelitian ini bertujuan untuk mencari
satu biomolekul yang memiliki beberapa pelarut yang tepat untuk penyimpanan RNA
fungsi yang berbeda. Salah satu turunan dari tanaman guna mempertahankan
RNA adalah ribozim yang mengkatalisis kestabilannya.
reaksi biokimia sebagaimana kerja enzim pada Hipotesis penelitian ini adalah campuran
umumnya. Sejak fungsi RNA yang dapat sodium asetat dan etanol absolut (0,1:3) atau
berdisosiasi dengan DNA dan protein dapat etanol absolut dapat memperpanjang masa
diketahui, RNA dianggap molekul biologis penyimpanan RNA tanaman.
orisinil sebagai bentuk molekul evolusi antara Manfaat dari hasil penelitian ini
DNA dengan protein. diharapkan dapat menemukan suatu metode
Molekul RNA berperan penting pada baru untuk penyimpanan RNA tanaman
ekspresi gen dan biosintesis protein (Koolman sehingga mempermudah penanganan RNA
J et al 2000). Semua fungsi sel dan jaringan dari suatu tempat ke tempat lainnya yang
diatur oleh ekspresi gen, oleh karena itu selanjutnya akan membantu penelitian-
alasan memilih untuk mempelajari atau penelitian yang berhubungan dengan ekspresi
meneliti RNA sebagai salah satu parameter gen.
biokimia seluler adalah karena keragaman
populasi intraseluler RNA itu sendiri (Farrell TINJAUAN PUSTAKA
RE 1993).
Molekul RNA adalah polimer panjang Asam Ribonukleat (RNA)
yang tidak bercabang dari gugus
ribonukleotida monofosfat yang digabungkan Asam ribonukleat (RNA) senyawa yang
dengan ikatan fosfodiester. Secara kimia dan merupakan bahan genetik dan memiliki peran
biologi, molekul RNA bersifat tidak stabil utama dalam ekspresi gen. Dalam dogma
terutama pada suhu tinggi dan dalam keadaan pokok (central dogma) genetika molekuler,
basa (Farrell RE 1993). Sifat molekul RNA RNA menjadi perantara antara informasi yang
yang tidak stabil merupakan sebuah hambatan dibawa DNA dan ekspresi fenotip yang
untuk melakukan penelitian yang diwujudkan dalam bentuk protein.
menggunakan RNA sebagai parameter Molekul RNA merupakan polimer panjang
penelitian. Karena RNA bila disimpan dalam yang tidak bercabang dari gugus
waktu yang lama akan terdegradasi. Pada ribonukleotida monofosfat yang digabungkan
umumnya penelitian yang melibatkan RNA, dengan ikatan fosfodiester. Monomer RNA
molekul RNA harus disimpan pada suhu di disebut nukleotida, strukturnya terdiri atas tiga
bawah -700C. komponen utama, yaitu pentosa (ribosa atau
Telah diketahui sebelumnya bahwa pada gula berkarbon 5), gugus fosfat, dan basa
isolasi RNA tumbuhan, sodium asetat dan nitrogen (purin dan pirimidin). Basa nitrogen
etanol absolut sangat berperan penting yaitu berikatan dengan pentosa membentuk
untuk mengendapkan RNA. Oleh sebab itu nukleosida. Selanjutnya ketika gugus fosfat
diharapkan dengan penelitian ini dapat bergabung dengan nukleosida dengan ikatan
menghasilkan suatu inovasi baru fosfodiester maka akan membentuk
penyimpanan RNA tanaman dengan nukleotida (Farrell RE 1993). Polimer
penambahan sodium asetat dan etanol absolut. tersusun dari ikatan berselang-seling antara
Sampel RNA tanaman yang semula gugus fosfat suatu nukleotida dengan gugus
disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu ribosa dari nukleotida yang lain.
-700C dapat disimpan pada suhu -200C, 40C Asam ribonukleotida (RNA) adalah salah
atau pada suhu ruang dengan penambahan satu molekul asam nukleat yang dibentuk oleh
Sodium asetat dan etanol absolut atau etanol asam dioksiribonukleotida (DNA) yang
absolut dengan memperoleh konsentrasi dan berfungsi untuk mensintesis protein di dalam
tingkat kemurnian yang relatif tetap sama inti sel. Berdasarkan letak dan fungsinya RNA
serta tidak terdegradasi setelah disimpan dibagi tiga, yaitu messenger RNA (mRNA),
dalam jangka waktu tertentu. Sehingga transport RNA (tRNA), dan ribosome RNA
memudahkan membawa RNA tanaman dari (rRNA). mRNA berfungsi sebagai cetakan
suatu laboraorium yang mempunyai material dalam sintesis protein. tRNA berfungsi untuk
atau sampel RNA tetapi tidak mempunyai menterjemahkan kode-kode yang dibawa oleh
teknologi yang berhubungan dengan RNA ke mRNA. Sedangkan rRNA tersimpan dalam
laboratorium lainnya yang mempunyai
ribosom dan berperan aktif dalam proses (AMV) maupun oleh virus Moloney murine
sintesis protein (Nurhadryani Y et al 2004). leukemia (M-MuL V), dan Tth DNA
Secara kimiawi, perbedaan utama antara polymerase (Yowono T 2006).
DNA dengan RNA adalah (1) gugus hidroksil
pada RNA bergabung dengan karbon posisi 2 Sodium Asetat
pada gula ribosa sedangkan pada DNA tidak;
(2) pada RNA tidak terdapat basa timin tetapi Sodium asetat merupakan garam sodium
sebagai gantinya adalah basa urasil. Lebih dari asam asetat. Bahan ini merupakan bahan
khusus, RNA disusun oleh prekursor kimia yang murah dan dapat digunakan secara
ribonukleotida sedangkan DNA disusun dari luas. Sebagai konjugat basa dari asam asetat,
prekursor deoksiribonukleotida. Selain itu sodium asetat merupakan senyawa yang relatif
juga secara kimiawi dan biologis molekul bersifat basa kuat. Sebagai konjugat basa dari
RNA lebih tidak stabil dibandingkan dengan asam lemah, larutan sodium asetat dan asam
molekul DNA, terutama pada suhu tinggi dan asetat dapat berperan sebagai bufer untuk
dalam keadaan basa (Farrell RE 1993). menjaga pH konstan. Kegunaan ini sangat
penting terutama dalam aplikasi biokimia
Reverse Transcriptase Polimerase Chain yang reaksinya bergantung pada pH. Pada
Reaction (RT PCR) isolasi RNA sodium asetat dapat digunakan
untuk mengendapkan RNA. Struktur sodium
Teknik ini merupakan pengembangan dari asetat dapat dilihat pada Gambar 1.
teknik PCR yang awal mulanya ditemukan
oleh Karry B. Mullis pada tahun 1985. Etanol Absolut
Metode PCR adalah suatu metode enzimatis
untuk melipatgandakan secara eksponensial Etanol merupakan jenis alkohol yang
suatu sekuen nukleotida tertentu dengan cara sering digunakan dalam kehidupan sehari-
in-vitro. hari. Etanol berupa cairan jernih yang mudah
Teknik RT PCR merupakan suatu terbakar dengan titik didih sebesar 78.50C dan
pengembangan dari teknik PCR untuk titik beku sebesar -114.50C dan tergolong
melakukan analisis terhadap RNA hasil dalam golongan asam lemah, oleh karena itu
transkripsi yang hanya terdapat dalam jumlah etanol dapat digunakan sebagai bahan anti
yang sedikit di dalam sel. Teknik RT PCR beku. Selain itu etanol dapat mengubah
yang dikembangkan sangat spesifik, sehingga protein dan dapat melarutkan lipid. Etanol
dapat digunakan walaupun jumlah RNA yang dapat dibuat melalui sintesis kimia antara gas
akan dianalisis sedikit (Yowono T 2006). etilen dengan uap air dan asam sebagai
Oleh karena PCR tidak dapat dilakukan katalis, umumnya katalis yang sering
dengan menggunakan RNA sebagai cetakan digunakan adalah asam fosfat.
maka harus terlebih dahulu dilakukan Etanol terbagi dalam beberapa tipe, salah
transkripsi balik (reverse transcription) satunya adalah etanol absolut. Etanol absolut
terhadap molekul RNA sehingga diperoleh atau alkohol anhidrat, biasa juga disebut
molekul cDNA (complementary DNA). etanol terpurifikasi yaitu etanol yang
Molekul cDNA tersebut selanjutnya mengandung tidak lebih dari 1 persen air.
digunakan sebagai cetakan untuk proses PCR Struktur etanol dapat dilihat pada Gambar 2.
selanjutnya. Kegunaan teknik RT PCR antara H O
lain adalah untuk mendeteksi ekspresi gen,
untuk amplifikasi RNA sebelum dilakukan H C C O -Na+
kloning dan analisis, maupun untuk diagnosis
agensia infektif maupun penyakit genetik H
(Yowono T 2006).
Teknik RT PCR memerlukan enzim Gambar 1 Struktur sodium asetat
transkriptase balik (reverse transcriptase).
Enzim transkriptase balik adalah enzim yang H H
digunakan untuk mensintesis cDNA dengan
menggunakan RNA sebagai cetakan. cDNA H C C OH
yang disintesis akan bersifat komplementer
dengan RNA cetakan. Beberapa enzim
H H
transkriptase yang dapat digunakan antara lain
mesophilic viral reverse transcriptase (RTase)
Gambar 2 Struktur etanol
yang dikode oleh virus Avian myoblastosis
BAHAN DAN METODE selama 15 menit pada suhu 40C. Lapisan atas
yang diperoleh setelah sentrifus dipindahkan
Bahan dan Alat ke dalam tabung sentrifus baru dan
ditambahkan dengan 1/30 volume Sodium
Bahan-bahan yang digunakan adalah asetat 3,3 M pH 5,2 serta 1/10 etanol absolut
nitrogen (N2) cair, pereaksi pre-bufer ekstraksi yang kemudian dikocok perlahan dan
(pre-BE), LiCl 8 M, Sodium asetat 3,3M pH disimpan di dalam es selama 30 menit.
5,2, bufer ekstraksi (BE), Kemudian larutan tersebut disentrifus dengan
fenol:kloroform:isoamilalkohol (25:24:1), kecepatan 15.000 rpm selama 25 menit pada
dietil pirokarbonat (DEPC), akuabides, suhu 40C, supernatan yang diperoleh dibuang
polivinil pirolidin (PVP), polivinil poli sedangkan pellet dicuci dengan alkohol 70%
pirolidon (PPVP) kloroform:isoamilalkohol dingin (8.000 rpm, 5 menit), lalu sisa etanol
(24:1), etonol 70%, etanol absolut, Kit sintesis tersebut diuapkan dan endapan dilarutkan
first stand cDNA (Fermentas), bufer PCR, dengan larutan DEPC sebanyak 750 µl.
deoksi nukleotida trifosfat (dNTP), MgCl2, selanjutnya RNA dipisahkan dari DNA
primer , enzim Taq polimerase, agarosa, dengan menambahkan LiCl 8 M sebanyak 250
etidium bromida (EtBr) dan akuades serta µl (konsentrasi akhir 2 M), larutan tersebut
sampel tumbuhan. Sampel yang digunakan disimpan di dalam kulkas selama semalam.
adalah kulit batang karet (stimulan dengan Setelah disimpan selama semalam, larutan
eter dan nonstimulan), lateks (stimulan tersebut sentrifus kembali dengan kecepatan
dengan eter dan nonstimulan), daun karet, 15.000 rpm selama 20 menit pada suhu 40C,
bunga kakao, daun kopi (transgenik dan lalu endapan dibilas dengan etanol 70%
nontransgenik), sawit hibrida dan embrio dingin (5.000 rpm, 5 menit) yang kemudian
kakao. dilarutkan dengan larutan DEPC sebanyak 50-
Alat-alat yang digunakan adalah penangas 100 µl.
air, sentrifus BECKMAN COULTER
AllegraTM dengan fixed angle rotor model Isolasi RNA Lateks (CIRAD
F0630-300 6x30ml, sentrifus DNA speed-vac® Modification 2007). Lateks beku yang telah
DNA 110, pipet volumetrik, mikropipet, ditambahkan bufer ekstraksi untuk RNA
pengaduk, tabung sentrifus, lemari pendingin, lateks dipanaskan dalam penangas air pada
autoklaf, tip, GeneAmp PCR (Poyimerase suhu 500C selama satu jam, lalu disentrifus
Chain Reaction) system 2400, dengan kecepatan 15.000 rpm pada suhu 200C
spektrofotometer UV-VIS BECKMAN selama 30 menit. Setelah sentrifugasi, fraksi
COULTER-DU®530 , UV T2201 Sigma, putih dipindahkan ke dalam tabung sentrifus
neraca analitik, mesin pengaduk, timbangan, baru dan diekstraksi dengan 1 volume fenol:
lemari asam, cetakan gel agarosa dan tabung kloroform:isoamilalkohol (25:24:1), lalu
eppendroft. sentrifus dengan kecepatan 10.000 rpm pada
suhu 40C selama 10 menit. Selanjutnya
Metode Penelitian lapisan atas dipindahkan ke dalam tabung
sentrifus dan diekstraksi dengan 1 volume
Isolasi RNA Tanaman kloroform:isoamilalkohol (24:1), lalu sentrifus
dengan kecepatan 10.000 rpm pada suhu 40C
Isolasi RNA Kulit Batang Karet, Daun selama 10 menit. Kemudian lapisan atas
Karet, dan Kopi (Chaidamsari T 2005). dipindahkan ke dalam tabung sentrifus baru
Sebanyak 2 gram sampel digerus dengan N2 dan ditambah dengan 1/3 volume LiCl 8 M
cair, lalu ditambahkan dengan 10 ml bufer dan disimpan pada suhu 40C selama satu
ekstraksi untuk RNA kulit batang dan daun. malam. Setelah disimpan satu malam,
Campuran tersebut dikocok dengan kuat dan disentrifus dengan kecepatan 10.000 rpm pada
ditambah dengan 1 volume fenol:kloroform: suhu 40C selama 30 menit. Selanjutnya
isoamilalkohol (25:24:1) yang kemudian di supernatan dibuang dan pellet dilarutkan
aduk dengan mesin pengaduk 3 x 30 detik. dengan 400 µl akuabides, lalu dipindahkan ke
Selanjutnya campuran tersebut disentrifus dalam tabung kecil. Ekstraksi kembali dengan
dengan kecepatan 15.000 rpm selama 15 1 volume fenol: kloroform: isoamilalkohol
menit pada suhu 40C, lalu lapisan atas (25:24:1), lalu sentrifus dengan kecepatan
dipindahkan ke dalam tabung sentrifus baru 10.000 rpm pada suhu 40C selama 10 menit.
yang kemudian diekstraksi lagi dengan Selanjutnya diekstraksi dengan 1 volume
kloroform:isoamilalkohol (24:1) dan kloroform:isoamilalkohol (24:1), lalu sentrifus
disentrifus dengan kecepatan 15.000 rpm dengan kecepatan 10.000 rpm pada suhu 40C
selama 10 menit. Lapisan atas dipindahkan ke Pengukuran Konsentrasi dan Pengecekan
dalam tabung baru dan ditambahkan dengan Kemurnian RNA.
0,1 volume sodium asetat dan 3 volume etanol
absolut. Kemudian disimpan pada suhu -400C Pengukuran Konsentrasi RNA.
selama 3 jam. Setelah itu disentrifus dengan Sebanyak 3 µl RNA dilarutkan dengan 297 µl
kecepatan 12.000 rpm pada suhu 40C selama larutan DEPC. Selanjutnya larutan tersebut
30 menit, lalu cuci dengan etanol 70% dingin diukur absorbansinya pada panjang
(8.000 rpm, 5 menit). Sisa etanol diuapkan gelombang 230 nm, 260 nm, 280 nm.
dan pellet dilarutkan dengan 50-100 µl Konsentrasi RNA dapat dengan rumus:
akuabides. Konsentrasi RNA = A 260 x 40 ng/ml x fp
dengan A260 adalah absorbansi pada panjang
Isolasi RNA Bunga Kakao gelombang 260 dan fp adalah faktor
(Chaidamsari T 2005). Sebanyak 1 gram pengenceran.
sampel bunga dan 0,3 gram PVP digerus Kemurnian RNA dapat dihitung dengan
dengan nitrogen cair, lalu dimasukkan ke perbandingan absorbans 260 nm/230 nm. Bila
dalam 20 ml bufer ekstraksi untuk bunga yang perbandingannya lebih dari 2,0 maka dapat
telah ditambahkan 250 µl β-merkaptoetanol dikatakan bahwa RNA tersebut murni.
dan telah dipanaskan pada penangas air 650C.
Kocok kuat dengan mesin pengaduk, lalu Pengecekan Kualitas RNA dengan
inkubasi dalam penangas air pada suhu 650C Elektroforesis Gel Agarosa 1%.
serta kocok setiap 15 menit. Selanjutnya
didiamkan pada suhu kamar selama 5 menit, Sebelum melakukan elektroforesis
kemudian diekstraksi dengan 1 volume fenol: agarosa, harus terlebih dahulu dibuat gel
kloroform: isoamilalkohol (25:24:1), lalu agarosa 1%. Gel agarosa 1% dibuat dengan
sentrifus dengan kecepatan 12.000 rpm pada cara mencampurkan 0,3000 gram agarosa
suhu 250C selama 15 menit. Selanjutnya dengan 30 ml TBE 0,5x. Selanjutnya
lapisan atas dipindahkan ke dalam tabung campuran tersebut dipanaskan sampai larut,
sentrifus dan diekstraksi dengan 1 volume lalu didinginkan dan ditambah dengan 1,5 µl
kloroform:isoamilalkohol (24:1), lalu sentrifus etidium bromida (EtBr). Kemudian larutan
dengan kecepatan 12.000 rpm pada suhu 250C tersebut dimasukkan ke dalam cetakan dan di
selama 15 menit. Kemudian lapisan atas tunggu sampai padat.
dipindahkan ke dalam tabung sentrifus baru Larutan RNA dicampurkan loading buffer
dan ditambah dengan LiCl 10 M hingga dengan perbandingan 1: 5. Sementara itu gel
konsentrasi akhir 2 M dan disimpan pada suhu tersebut dimasukkan ke dalam wadah yang
40C selama satu malam. Setelah disimpan satu berisi TBE 0.5x sampai gel tersebut terendam.
malam, disentrifus dengan kecepatan 17.000 Selanjutnya campuran tersebut dimasukkan ke
rpm pada suhu 40C selama 30 menit. dalam sumur yang ada pada gel agarosa
Selanjutnya supernatan dibuang dan pellet dengan mikropipet yang kemudian dialiri
dilarutkan dengan 500 µl akuabides, lalu dengan arus listrik sebesar 50 atau 25 volt
dipindahkan ke dalam tabung kecil. Ekstraksi selama 60 sampai 120 menit.
kembali dengan 1 volume fenol: kloroform:
isoamilalkohol (25:24:1), lalu sentrifus Penyimpanan RNA
dengan kecepatan 12.000 rpm pada suhu 40C
selama 15 menit. Selanjutnya diekstraksi Sampel RNA bunga kakao, lateks
dengan 1 volume kloroform:isoamilalkohol stimulan dan lateks nonstimulan yang telah
(24:1), lalu sentrifus dengan kecepatan 12.000 diketahui konsentrasinya dan kemurniannya
rpm pada suhu 40C selama 15 menit. Lapisan kemudian di bagi menjadi 6 bagian, bagian
atas dipindahkan ke dalam tabung baru dan pertama langsung disimpan pada suhu -400C
ditambahkan dengan 0,1 volume sodium sebagai kontrol positif. Bagian kedua dan
asetat dan 3 volume etanol absolut. Kemudian ketiga ditambahkan dengan 0,1 volume
disimpan pada suhu -400C selama kurang Sodium asetat 3,3 M pH 5,2 dan 3 volume
lebih 3 jam. Setelah itu disentrifus dengan etanol absolut dan masing-masing disimpan
kecepatan 12.000 rpm pada suhu 40C selama pada suhu -200C dan pada 40C. Bagian
30 menit, lalu cuci dengan etanol 70% dingin Keempat dan bagian kelima ditambahkan
(8.000 rpm, 5 menit). Sisa etanol diuapkan dengan etanol absolut dan masing-masing
dan pellet dilarutkan dengan 50-100 µl disimpan pada suhu 40C dan pada suhu ruang.
akuabides. Bagian keenam langsung disimpan pada suhu
ruang sebagai kontrol negatif. Penyimpanan ditambahkan dengan larutan DEPC hingga
dilakukan selama 2 bulan. volume total 50 µl. Selanjutnya dimasukkan
Setelah dilakukan penyimpanan, RNA ke dalam mesin PCR yang telah diprogram
kembali diukur konsentrasinya dan dipisahkan dengan suhu denaturasi 940C, suhu annealing
dengan elektroforesis gel agarosa 1%. 550C dan suhu elongasi 720C.
Pengukuran konsentrasi dan elektroforesis Untuk mengetahui hasil RT-PCR RNA
dilakukan untuk melihat konsentrasi dan yang telah disimpan dengan perlakuan dan
kemurnian RNA setelah penyimpanan selama kontrol, cDNA hasil RT-PCR dengan RNA
2 bulan dengan perlakuan dan kontrol yang (kontrol dan perlakuan) yang telah disimpan
kemudian akan dibandingkan dengan sebagai cetakan dipisahkan dengan
konsentrasi RNA sebelum penyimpanan. elektroforesis gel agarosa 1%. Hasil
Sehingga diperoleh metode penyimpanan elektroforesis ini juga akan dibandingkan
RNA yang terbaik. antara cDNA dengan cetakan RNA yang
Metode terbaik yang diperoleh kemudian mengalami perlakuan dengan cDNA dengan
diulangi kembali pada sampel kulit batang RNA tidak mengalami perlakuan (kontrol).
karet (stimulan dan nonstimulan), daun karet,
sawit hibrida, kopi (transgenik dan HASIL DAN PEMBAHASAN
nontransgenik), lateks (stimulan dan
nonstimulan), dan embrio kakao. Selanjutnya
setelah disimpan dengan perlakuan RNA Hasil Pengukuran Konsentrasi dan
tersebut diukur konsentrasi dan di Kualitas RNA Setelah Isolasi
elektroforesis gel agarosa untuk mengetahui
konsentrasi, kemurnian dan keutuhannya, Kuantitas RNA dapat diperoleh dengan
setelah itu RNA tersebut di RT-PCR untuk cara mengukur konsentrasi RNA sampel,
mengetahui dapat atau tidaknya terekspresi untuk bunga kakao diperoleh konsentrasi
gen. sebesar 1.488 ng/µl, lateks stimulan sebesar
3.616 ng/µl dan lateks nonstimulan sebesar
Reverse Transcriptase Polimerase Chain 1.628 ng/µl (Tabel 1). Sedangkan untuk
Reaction (RT PCR) sampel kulit karet, daun karet, kopi, sawit
hibrida, dan embrio kakao diperoleh
Selain dengan mengukur konsentrasi dan konsentrasi yang bervariasi mulai dari yang
elektroforesis gel agarosa RNA juga di RT- terendah sebesar 288 ng/µl untuk RNA sawit
PCR untuk mengetahui dapat atau tidaknya hibrida sampai yang terbesar sebesar 744
RNA tersebut terekspresi gen setelah ng/µl untuk RNA lateks stimulan (Tabel 2).
perlakuan dan penyimpanan. Sintesis cDNA Pengukuran konsentrasi RNA dilakukan
dilakukan dengan cara melarutkan 2 µg RNA dengan menggunakan spektrofotometer pada
dengan 1µl dNTP dan 1µl oligo dT, lalu panjang gelombang 260 nm. Selanjutnya
ditambahkan dengan akuabides hingga dengan absorbansi RNA pada panjang
volume 12 µl. Selanjutnya dipanaskan dengan gelombang tersebut dihitung konsentrasinya
mesin PCR pada suhu 650C selama 5 menit. dengan rumus: [RNA] = A 260 x 40 x fp.
Setelah itu segera dimasukan ke dalam es dan dengan A 260 adalah absorbansi pada panjang
ditambahkan dengan 4 µl bufer RT, 2 µl DTT gelombang 260 nm dan fp adalah faktor
dan 1 µl inhibitor RNAse, lalu kocok pelan- pengenceran. Selain pada panjang gelombang
pelan dan inkubasi pada suhu 420C selama 2 260 nm RNA juga diukur absorbansinya
menit pada mesin PCR. Kemudian buka tutup pada panjang gelombang 280 nm untuk
PCR dan langsung tambahkan dengan 1 µl mengetahui kemurnian RNA tersebut.
enzim reverse transcriptase (revert Aid M- Molekul RNA yang murni mempunyai
MulV). Selanjutnya inkubasi pada suhu 420C perbandingan absorban pada panjang
selama 50 menit, lalu dengan suhu 700C gelombang 260/280 nm lebih dari 2,0. Bila
selama 15 menit. Setelah itu keluarkan dari perbandingan absorbans pada panjang
mesin PCR dan simpan pada suhu -400C. gelombang 260/280nm kurang dari 2.0, pada
Total cDNA yang diperoleh adalah 20 µl. RNA tersebut masih terdapat pengotor (Farrell
Reaksi PCR dilakukan dengan cara RE 1993).
melarutkan 1 µl cDNA dengan 5 µl bufer, 0,5 Sampel RNA bunga kakao, lateks stimulan
µl MgCL2, 1 µl dNTP, 1 µl primer gene dan lateks nonstimulan mempunyai kualitas
forward, 1 µl primer gene backward, 1 µl yang baik dengan menghasilkan 2 pita yang
primer actin forward, 1 µl primer actin utuh ketika dipisahkan dengan elektroforesis
backward dan 1 µl enzim Taq polimerase, lalu gel agarosa 1% (Gambar 3). Begitu pula untuk
Tabel 1 Hasil pengukuran konsentrasi RNA dengan spektrofotometer
Sampel A 260 nm A 280 nm A260/280 Konsentrasi
(ng/µl)
Bungan kakao 0,372 0,229 1,624 1.488
Lateks stimulan 0,904 0,471 1,919 3.616
Lateks nonstimulan 0,407 0,214 1,902 1.628

Tabel 2 Hasil pengukuran konsentrasi RNA dengan spektrofotometer


No Sampel A 260 A 280 A 230 260/280 260/230 []
(ng/µl)
1 Kulit karet stimulan 0,120 0,089 0,300 1,339 0,339 480
2 Kulit karet nonstimulan 0,146 0,110 0,436 1,325 0,336 584
3 Daun karet 0,177 0,104 0,180 1,700 0,988 708
4 Sawit hibrida 0,072 0,058 0,063 1,239 1,132 288
5 Kopi non trangenik 0,118 0,081 0,095 1,457 1,240 472
6 Kopi transgenik 0,068 0,035 0,034 1,954 2,005 272
7 Lateks stimulan 0,186 0,087 0,094 2,144 1,964 744
8 Lateks nonstimulan 0,117 0,056 0,066 2,075 1,576 468
9 Embrio kakao 0,137 0,066 0,077 2,070 1,788 548

untuk sampel RNA kulit karet, daun karet, Penyimpanan RNA dengan Beberapa
kopi, sawit hibrida, dan embrio kakao juga Perlakuan
mempunyai kualitas RNA yang baik dengan
menghasilkan 2 pita yang utuh ketika Setelah RNA yang diperoleh disimpan
dipisahkan dengan elektroforesis gel agarosa selama 2 bulan dengan beberapa perlakuan.
1% (Gambar 4). Kualitas RNA diamati RNA tersebut diukur kembali konsentrasi dan
dengan melakukan elektroforesis gel agarosa kualitas dengan menggunakan
1%. Adanya RNA yang utuh ditandai dengan spektrofotometer dan elektroforesis gel
adanya 2 buah pita yang utuh pada gel agarosa agarosa 1%. Konsentrasi RNA tertinggi
ketika dilihat dengan menggunakan sinar setelah dilakukan penyimpanan selama 2
ultraviolet, semakin tebal pita tersebut terlihat bulan diperoleh pada perlakuan dengan
semakin bagus pula RNA yang diperoleh. Bila menambahkan sodium asetat dan etanol
pada gel agarosa hanya terlihat 2 pita yang absolut serta disimpan pada suhu 40C.
tidak utuh maka RNA yang diperoleh telah Konsentrasi RNA yang diperoleh pada
terdegradasi atau rusak (Farrell RE 1993). perlakuan tersebut adalah 456 ng/µl untuk
Sebelum dilakukan pengukuran RNA bunga kakao, 2.358 ng/µl untuk RNA
konsentrasi dan kualitas RNA, terlebih dahulu lateks stimulan dan 1.368 ng/µl untuk RNA
dilakukan isolasi RNA dari sampel tanaman lateks nonstimulan . Konsentrasi tersebut
yang akan digunakan untuk penelitian. Isolasi masih lebih rendah dibandingkan dengan
RNA tanaman terdiri atas 3 tahap yaitu tahap konsentrasi RNA kontrol positif yaitu 1.204
pemecahan dinding sel yang meliputi ng/µl untuk RNA bunga kakao, 3.408 ng/µl
penggerusan sampel dengan N2 cair dan untuk RNA lateks stimulan dan 1.374 ng/µl
penambahan bufer ektraksi yang berfungsi untuk RNA lateks nonstimulan . Konsentarsi
untuk memecah dinding sel, selanjutnya yang lebih rendah dari pada konsentrasi RNA
adalah tahap isolasi RNA yang meliputi
ekstraksi dengan fenol:kloroform:
isoamilalkohol (25:24:1), kloroform:
isoamilalkohol (24:1) yang berfungsi untuk
memisahkan lemak, protein dan glukosa serta
pengotor lainnya, dan pengendapan RNA
dengan etanol absolut dan sodium asetat, 1 2 3
tahap selanjutnya adalah tahap pemurnian Gambar 3 Hasil elektoforesis gel agarosa 1%
RNA yang meliputi penambahan LiCl 8 RNA tanaman. Keterangan: (1)
M yang berfungsi untuk memisahkan DNA RNA bunga kakao, (2) RNA
dengan RNA dan pencucian dengan etanol leteks stimulan, (3) RNA lateks
70%. nonstimulan
Selain diperoleh kuantitas, juga diperoleh
kualitas RNA setelah penyimpanan selama 2
bulan dengan perlakuan. Sampel RNA yang
disimpan pada suhu 400C sebagai kontrol
1 2 3 4 5 6 7 8 9 positif mempunyai kualitas RNA yang sangat
Gambar 4 Hasil elektoforesis gel agarosa 1% baik dengan menghasilkan 2 pita yang utuh
RNA tanaman. Keterangan: (1&2) dan tebal ketika dipisahkan dengan
RNA kulit batang karet stimulan elektroforesis gel agarosa 1% (Gambar 5).
dan nonstimulan , (3) RNA daun Berbeda dengan sampel RNA yang disimpan
karet, (4) RNA sawit hibrida, pada suhu ruang sebagai kontrol negatif akan
(5&6) RNA kopi transgenik dan terdegradasi dan mengalami kerusakan, ketika
non trasngenik, (7&8) RNA lateks dipisahkan dengan elektroforesis tidak
stimulan dan nonstimulan , (9) menunjukkan 2 pita yang utuh (Gambar 6).
RNA embrio kakao Penyimpanan RNA pada 40C dengan
penambahan sodium asetat dan etanol absolut
dengan penambahan sodium asetat dan etanol mempunyai kualitas RNA yang baik setelah
absolut dan disimpan pada 40C diperoleh penyimpanan walaupun pita yang terbentuk
pada perlakuan-perlakuan yang lainnya. ketika elektroforesis tidak setebal pita yang
Konsentrasi RNA yang diperoleh dengan terbentuk pada kontrol positif (Gambar 7).
penambahan sodium asetat dan etanol absolut Begitu pula untuk penyimpanan pada suhu -
serta disimpan pada suhu -200C adalah 402 200C dengan penambahan sodium asetat dan
ng/µl untuk RNA bunga kakao, 1.200 ng/µl etanol absolut (Gambar 8) dan penyimpanan
untuk RNA lateks stimulan dan 1.074 ng/µl pada suhu 40C dengan penambahan etanol
untuk RNA lateks nonstimulan , dengan absolut (Gambar 9) juga memiliki kualitas
penambahan etanol absolut dan disimpan RNA yang baik. Sedangkan pada
pada suhu 40C diperoleh konsentrasi RNA penyimpanan pada suhu ruang dengan
sebesar 276 ng/µl untuk RNA bunga kakao, penambahan etanol absolut akan mengalami
1.446 ng/µl untuk RNA lateks stimulan dan kerusakan (Gambar 10).
546 ng/µl untuk RNA lateks nonstimulan, dan Walaupun RNA yang diberi perlakuan
dengan penambahan etanol serta disimpan kualitasnya berkurang tetapi karena
pada suhu ruang diperoleh konsentrasi RNA konsentrasinya masih tinggi, RNA tersebut
sebesar -54 ng/µl untuk RNA bunga kakao, masih bisa digunakan untuk penelitian
3.732 ng/µl untuk RNA lateks stimulan dan selanjutnya. Metode penyimpanan RNA
684 ng/µl untuk RNA lateks nonstimulan terbaik berdasarkan perlakuan yang dilakukan
(Tabel 3). adalah RNA yang ditambahkan sodium asetat

Tabel 3 Perbandingan konsentrasi RNA antar perlakuan setelah penyimpanan selama 2 bulan
Perlakuan Suhu Sampel Konsentrasi setelah
penyimpanan penyimpanan
Bunga kakao 1.204
RNA - 400C Lateks stimulan 3.408
Lateks nonstimulan 1.374
Bunga kakao 756
RNA Suhu ruang Lateks stimulan 5.192
Lateks nonstimulan 2.248
RNA dengan Bunga kakao 456
penambahan sodium 40C Lateks stimulan 2.358
asetat dan etanol absolut Lateks nonstimulan 1.368
RNA dengan Bunga kakao 402
penambahan sodium -200C Lateks stimulan 1.200
asetat dan etanol absolut Lateks nonstimulan 1.074
RNA dengan Bunga kakao 276
penambahan etanol 40C Lateks stimulan 1.446
absolut Lateks nonstimulan 546
RNA dengan Bunga kakao -54
penambahan etanol Suhu ruang Lateks stimulan 3.732
absolut Lateks nonstimulan 684
1 2 3 1 2 3
Gambar 5 Elektoforesis gel agarosa 1% RNA Gambar 8 Elektoforesis gel agarosa 1% RNA
tanaman yang disimpan pada - tanaman yang ditambah sodium
400C. Keterangan: (1) RNA bunga asetat dan etanol absolut serta
kakao, (2) RNA leteks stimulan, disimpan pada -200C selama 2
(3) RNA lateks nonstimulan bulan. Keterangan: (1) RNA
bunga kakao, (2) RNA leteks
stimulan, (3) RNA lateks
nonstimulan

1 2 3
Gambar 6 Elektoforesis gel agarosa 1% RNA
tanaman yang disimpan pada suhu
ruang Keterangan: (1) RNA bunga 1 2 3
kakao, (2) RNA leteks stimulan, Gambar 9 Elektrofresis gel agarosa 1% RNA
(3) RNA lateks nonstimulan tanaman yang ditambah etanol
absolut serta disimpan pada 40C
selama 2 bulan. Keterangan: (1)
RNA bunga kakao, (2) RNA
leteks stimulan, (3) RNA lateks
nonstimulan
1 2 3
Gambar 7 Elektoforesis gel agarosa 1%
RNA tanaman yang
ditambah sodium asetat dan etanol
absolut serta disimpan pada 40C 1 2 3
selama 2 bulan. Keterangan: (1) Gambar10 Elektoforesis gel agarosa 1% RNA
RNA bunga kakao, (2) RNA tanaman yang ditambah etanol
leteks stimulan, (3) RNA lateks absolut serta disimpan pada suhu
nonstimulan ruang selama 2 bulan. Keterangan:
(1) RNA bunga kakao, (2) RNA
dan etanol absolut serta disimpan pada suhu leteks stimulan, (3) RNA lateks
40C, karena selain masih utuh, RNA tersebut nonstimulan
juga memiliki konsentrasi tertinggi
dibandingkan dengan RNA pada perlakuan serta disimpan pada suhu 40C lebih rendah
yang lain. Oleh karena itu, untuk lebih dibandingkan dengan konsentrasi RNA awal.
membuktikan bahwa metode tersebut dapat Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian
digunakan untuk penyimpanan RNA. Metode RNA tetap mengalami kerusakan ketika
tersebut diuji kembali dengan beberapa disimpan dengan penambahan sodium asetat
sample serta diuji ekspresi gen dengan RT- dan etanol absolut. Konsentrasi RNA sampel
PCR. yang tidak diberi perlakuan mencapai 744
ng/µl tetapi setelah ditambah dengan etanol
Penyimpanan RNA dengan Penambahan absolut serta disimpan pada suhu 40C,
Sodium Asetat dan Etanol Absolut Serta konsentrasi RNA yang diperoleh hanya
Disimpan pada Suhu 40C mencapai 324 ng/µl (Tabel 4). Selain itu,
ketika dilakuan elektroforesis, sampel RNA
Setelah penyimpanan pada suhu 40C yang tidak diberi perlakuan lebih utuh
dengan penambahan sodium asetat dan etanol dibandingkan dengan RNA yang telah
absolut selama 2 bulan. Sampel RNA diukur ditambah sodium asetat dan etanol absolut
kembali konsetrasi dan kualitasnya. Lalu juga serta disimpan pada suhu 40C (Gambar 11).
dilakukan RT-PCR yang kemudian Walaupun konsentrasi dan kualitas RNA
dibandingkan dengan hasil RT-PCR RNA setelah ditambah sodium asetat dan etanol
tanpa perlakuan. Konsentrasi RNA yang absolut serta disimpan pada suhu 40C selama
ditambah sodium asetat dan etanol absolut dua bulan lebih rendah dibandingkan dengan
RNA awal, sampel RNA tersebut masih dengan hasil RT-PCR RNA awal tanpa
memungkinkan untuk dipergunakan pada perlakuan dan penyimpanan (Gambar 13).
penelitian yang lebih lanjut. Hal tersebut Kulit karet stimulan, kulit karet nonstimulan,
dapat dilihat pada hasil RT-PCR RNA lateks stimulant, lateks nonstimulan, dan
yang ditambah dengan sodium asetat dan daun karet memberikan ekspresi gen pada
etanol absolut serta disimpan pada suhu 275 Kb sedangkan sawit hibrida, kopi
40C (Gambar 12), RNA tersebut transgenik, kopi nontransgenik dan embrio
memberikan hasil ekspresi gen yang sama kakao memberikan ekspresi pada 516 Kb.

Tabel 4 Hasil pengukuran konsentrasi RNA yang ditambah sodium asetat dan etanol absolut
kemudian disimpan pada suhu 40C selama 2 bulan
No Sampel A 260 A 280 A 230 260/280 260/230 []
(ng/µl)
1 Kulit karet stimulan 0,015 0,010 0,031 1,418 0,480 60
2 Kulit karet nonstimulan 0,039 0,028 0,094 1,407 0,416 156
3 Daun karet 0,032 0,019 0,032 1,687 0,995 128
4 Sawit hibrida 0,024 0,020 0,023 1,214 1,044 96
5 Kopi non trangenik 0,024 0,014 0,017 1,702 1,446 96
6 Kopi transgenik 0,023 0,014 0,016 1,717 1,483 92
7 Lateks stimulan 0,081 0,043 0,052 1,898 1,560 324
8 Lateks nonstimulan 0,037 0,022 0,030 1,689 1,229 148
9 Embrio kakao 0,045 0,025 0,033 1,787 1,337 180

1 2 3 4 5 6 7 8 9 500 Kb
Gambar 11 Elektroforesis agarosa 1%
setelah penyimpanan dengan 250 Kb
penambahan sodium asetat dan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
etanol absolut pada 40C. Gambar 13 Hasil RT-PCR RNA setelah
Keterangan:(1&2) RNA kulit penyimpanan 2 bulan dengan
batang karet stimulan penambahan sodium asetat dan
nonstimulan, (3) daun karet, (4) etanol absolut. Keterangan (1)
RNA sawit hibrida, (5&6) kopi marker, (2) lateks stimulan, (3)
transgenik nontrangenik, (7&8) lateks nonstimulan, (4) kulit karet
lateks stimulan nonstimulan, (9) stimulan, (5) kulit karet
embrio kakao nonstimulan, (6) daun karet, (7)
kopi transgenik, (8) kopi non
transgenik, (9) embrio kakao, (10)
sawit hibrida

500 Kb SIMPULAN DAN SARAN


250 Kb
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan
bahwa RNA tanaman dapat disimpan pada
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 suhu 40C selama dua bulan dengan
Gambar 12 Hasil RT-PCR RNA sampel. penambahan sodium asetat dan etanol absolut.
Keterangan (1) marker, (2) lateks Sebagai saran perlu disiapkan RNA
stimulan, (3) lateks nonstimulan, berlebih bila menyimpannya pada suhu 40C
(4) kulit karet stimulan, (5) kulit dengan penambahan sodium asetat dan etanol
karet nonstimulan, (6) daun karet, absolut, karena berkurangnya konsentrasi
(7) kopi trangenik, (8) kopi RNA ketika disimpan. Selain itu juga perlu
nontransgenik, (9) embrio kakao, dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
(10) sawit hibrida mengetahui waktu penyimpanan optimum.

Anda mungkin juga menyukai