1. Mahasiswa harus menghadiri perkuliahan minimal 80% dari
total waktu pertemuan sebagai persyaratan dikeluarkannya nilai ujian. 2. Semua tugas dan ujian harus dikerjakan. Apabila terdapat tugas dan atau ujian tidak dilaksanakan maka nilai tidak dapat diproses. 3. Tugas dapat diserahkan di luar waktu yang telah ditetapkan namun akan terdapat sanksi sebagai konsekuensinya. 4. Batas akhir pengumpulan tugas adalah sebelum seluruh waktu perkuliahan berakhir.. 5. Jumlah pertemuan sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan. Apabila belum mencukupi maka akan dilakukan perkulihan di luar jadwal sesuai dengan kesepakatan bersama. Pendahuluan Aspek Biofarmasetika Sediaan Injeksi SVP (Small Volume Parenteral) Pengolahan Air untuk Sediaan Steril Penggunaan Elektrolit dan Adjuvant dalam Form Sediaan Steril LVP (Large Volume Parenteral) Formulasi Sediaan Opthalmic Sterilitas dan Sterilisasi Validasi Sterilisasi Pirogen Persyaratan Sediaan Steril Bahan pengemas sediaan steril Gelas Bahan Pengemas Sediaan Steril dari Polimer (Plastik dan Karet) Ruang Produksi Aseptik Sediaan steril adalah sediaan yang selain memenuhi persyaratan fisika-kimia juga persyaratan steril bebas mikroorganisme vegetatif atau bentuk sporanya baik patogen atau nonpatogen. Steril berarti bebas mikroba. Sterilisasi adalah proses untuk mendapatkan kondisi steril. Sediaan steril secara umum adalah : sediaan farmasi yang mempunyai kekhususan sterilitas dan bebas dari mikroorganisme Sebagian besar sediaan steril berada dalam bentuk sediaan parenteral. Sediaan steril yang dimaksudkan untuk pemberian secara injeksi, infus, atau implan dalam dalam tubuh disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa ke bagian dalam tubuh. INJEKSI (SMALL VOLUME PARENTERAL) Injeksi adalah sediaan steril yang diberikan melalui penyuntikkan pada lapisan kulit, dimaksudkan untuk pemberian secara parenteral Dapat sebagai single dose atau multiple dose INFUS (LARGE VOLUME PARENTERAL) Infus adalah sediaan yang penggunaannya sama dengan injeksi tetapi volumenya lebih besar (lebih dari 100 ml). contoh : Cairan yang diberikan melalui iv : nutrisi (dekstrosa), menjaga keseimbangan elektrolit (RL), pengganti cairan (kombinasi dekstrosa dan NaCl), dan untuk tujuan khusus (hiperalimentasi parenteral) SEDIAAN PADAT/SOLID Misalnya sediaan parenteral rekonstitusi SUSPENSI Obat tersuspensi dalam pembawa yang sesuai untuk parenteral
OBAT MATA (LARUTAN, SUSPENSI, SALEP)
Khusus untuk salep mata, zat aktif baik dalam bentuk terlarut atau serbuk tersuspensi halus dimasukkan ke dalam basis salep non iritan. Salep disterilkan dengan cara panas atau radiasi, dan sebagian dibuat secara aseptik. Sediaan harus dikemas dalam wadah tertutup dan bebas partikel logam. LARUTAN UNTUK IRIGASI Larutan irigasi adalah larutan steril yang dipakai secara topikal, untuk mencuci sela-sela atau lubang tubuh termasuk luka (merupakan larutan NaCl 0,9%, dikemas dalam volume besar dan botol mulut lebar). RADIOFARMASI Radiofarmasi yaitu sediaan farmasi dimana zat aktifnya merupakan zat radioaktif. ZAT DIAGNOSTIK Zat diagnostik adalah zat-zat yang digunakan untuk mendiagnosis. Misal evans blue untuk kontrol volume darah. EKSTRAK ALLERGENIK Ekstrak alergenik adalah zat yang digunakan untuk menguji sensitivitas terhadap sesuatu, misal antibiotik. Ekstrak ini diencerkan dengan aqua steril saat akan digunakan
SEDIAAN STERIL DAPAT BERWUJUD:
1. Padat steril, misalnya injeksi amoksisilin. 2. Semi padat, misal salep mata. 3. Cair, misal injeksi vit C. Sediaan parenteral biasanya disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa kebagian dalam tubuh. melewati garis pertahanan pertama dari tubuh yang paling efisien, (membran kulit dan mukosa) sediaan tsb harus : - bebas kontaminasi mikroba - bebas komponen toksik serta - mempunyai tingkat kemurnian tinggi. Semua komponen dan proses yang terlibat harus dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi (fisik, kimia atau mikrobiologi)
Kekhususan sediaan parenteral ini disebabkan :
Metode, tempat atau saluran pemberiannya Berdasarkan bentuk sediaan Larutan sejati pembawa air Larutan sejati pembawa minyak Larutan sejati pembawa pelarut campur Suspensi steril pembawa air Suspensi steril pembawa minyak Serbuk rekonstitusi Emulsi steril Berdasarkan rute pemberian IV (IV drip dan IV bolus) IM SK IK IP ID Epidural Intra arterial Intra cardiac Dll
TUGAS : TULISKAN CONTOH-CONTOH OBAT PATEN
BERDASARKAN KLASIFIKASI TSB DI ATAS. DIKUMPUL MINGGU DEPAN SEBELUM PERKULIAHAN DIMULAI. YG KUMPUL SETELAH PERKULIAHAN BERAKHIR NILAINYA DIDISKON. TUGAS DITULIS TANGAN Keuntungan sediaan parenteral: Aksi obat lebih cepat (onset ( mulai kerja ) yang cepat ) Cocok untuk obat inaktif jika diberikan oral Kerusakan obat dalam tractus gastrointestinalis dapat dihindarkan Dapat diberikan untuk obat yang menyebabkan iritasi bila diberikan secara oral Kondisi pasien (pingsan, dehidrasi) sehingga tidak memungkinkan obat diberikan secara oral. Dapat digunakan secara depo terapi. Dapat digunakan secara lokal (injeksi anastetik) Untuk pemberian elektrolit dan cairan bila terjadi gangguan kesetimbangan yang serius Kemurniaan dan takaran zat berkhasiat lebih terjamin (efek obat dapat diramalkan dengan pasti, bioavailabilitas sempurna atau hampir sempurna). Kerugian sediaan parenteral: Karena bekerja cepat, jika terjadi kekeliruan sukar dilakukan pencegahan Kekeliruan pemberian obat atau dosis hampir tidak mungkin diperbaiki,terutama sesudah pemberian intravena Secara ekonomi lebih mahal dibandingkan sediaan per oral Risiko, kalau alergi atau salah obat maka tidak bisa langsung dihilangkan Cara pemberian lebih sukar, butuh keterampilan khusus / personil khusus, misal di rumah sakit oleh dokter atau perawat Obat hanya dapat diberikan kepada penderita di rumah sakit atau tempat praktek dokter oleh dokter dan perawat atau di rumah oleh orang yang berkompeten Rasa nyeri saat disuntik, memberikan efek psikologis pada penderita yang takut disuntik apalagi kalau harus diberikan berulang kali INTRA VENA Biasanya vena di daerah Antecubital (dibagian depan siku) – Vena : besar, di permukaan, dan mudah dilihat Cara memasukkan jarum: - Potongan yang miring hadap keatas & ujung tertajam hadap ke vena - Dengan teknik aseptis Bahaya: – terbentuknya trombus akibat rangsangan jarum pada dinding vena terutama yang cairan mengiritasi – Trombus →Embolus →Emboli Bisa untuk volume besar / kecil Volume tetesan : 2-3 ml/permenit SUBKUTAN Dibawah permukaan kulit Umumnya di jaringan interstitial longgar lengan bawah, paha, atau pantat Volume suntikan jarang lebih besar dari 2 ml Obat yang mengiritasi, larutan suspensi kental sebaiknya tidak dengan s.c.karena dapat menimbulkan sakit, lecet, abses Jarum yang digunakan yang panjangnya ½ - 1 inci INTRAMUSKULER Pemberian im memberikan efek “depot” (lepas lambat), puncak konsentrasi dalam darah dicapai setelah 1-2 jam. Biasanya absorbsi larutan >suspensi dan sediaan air > minyak Pada otot rangka Tempat injeksi sebaiknya sejauh mungkin dari saraf utama INTRAMUSKULER Biasanya di otot gluteus maksimus (pantat), otot deltoid (lengan atas), Pada bayi di pantat otot belum berkembang dengan baik, sehingga i.m. di otot deltoid (lengan atas), otot midlateral (di paha) Kerusakan akibat i.m.: hematom, emboli, terkelupasnya kulit, kerusakan saraf Volume umumnya 5ml (di gluteal), 2ml (deltoid) INTRATHEKAL-INTRASPINAL Penyuntikan langsung ke dalam cairan serebrospinal pada beberapa tempat. Kemurniaan sediaan harus sangat tinggi, karena daerah ini terdapat barier (sawar) darah sehingga daerahnya tertutup. Digunakan untuk infeksi ssp seperti meningitis, juga untuk anestesi spinal. Intratekal umumnya diinjeksikan secara langsung pada lumbar spinal atau ventrikel dapat berpenetrasi masuk ke dalam daerah yang berkenaan langsung pada SSP. Intraspinal anastesi biasanya dibuat hiperbarik (cairannya mempunyai tekanan barik > tekanan barometer). Cairan sediaan akan bergerak turun karena gravitasi, oleh sebab itu harus pada posisi pasien tegak. INTRAPERITONEAL Penyuntikan langsung ke dalam rongga perut, dimana obat secara cepat diabsorbsi. Sediaan intraperitoneal dapat juga diberikan secara intraspinal, im,sc, dan intradermal INTRADERMAL Cara penyuntikan melalui lapisan kulit superficial, tetapi volume pemberian lebih kecil dari sc, absorbsinya sangat lambat sehingga onset yang dapat dicapai sangat lambat. BENTUK UMUM SEDIAAN STERIL Injeksi Cairan Infus Radiopharmaceutical. Zat Padat Kering Atau Larutan Pekat Larutan Irigasi Larutan Dialisis Bahan Diagnostik Ekstrak allergen Larutan, suspensi dan salep untuk mata Pelet steril atau implantasi subkutan Antikoagulan Sediaan vaksin Faktor yang mempengaruhi absorpsi obat suntik Rute pemberian (iv>im>sk) Ukuran partikel zat aktif (makin halus makin cepat) Polimorfisme (amorf > kristal) Bentuk sediaan (larutan > emulsi > suspensi) Pembawa (air > minyak) pH (untuk rute im dan sk isohidrisitas sangat penting, utk iv tidak karena volume darah yg besar dan kapasitas dapar mampu menetralkan ) 1. Terapi, meliputi: dosis efektif obat. Disesuaikan dgn dosis terapi efektif obat. lama penggunaan obat. Berpengaruh pada penentuan bentuk sediaan obat yang akan dibuat, besarnya dosis pasien tetap nyaman selama terapi. farmakokinetika obat. Meliputi waktu paruh, absorpsi, t ½ eliminasi, Vd, Cl, dll. 2. Sifat fisika-kimia meliputi: ukuran partikel sifat alir kompaktibilitas ketahanan terhadap kelembapan Keduanya akan menentukan formulasi dan pemilihan metode pembuatan sediaan obat Sepsis Thrombosis (iv dan ia) Flebitis (iv) Perdarahan Reaksi terhadap bahan asing yang tidak terlarut (iv dan ia) Ketidaktercampuran Reaksi karena pH dan tonisitas yang ekstrim Reaksi hipersensitivitas Overdosis Emboli udara (iv dan ia) Demam Keracunan Risiko injeksi iv :Infeksi : terutama oleh Staphylococcus aureus dan Candida albicans Phlebitis : iritasi vena bukan karena infeksi bakterial Infiltrasi : zat yang disuntikkan masuk ke jaringan sekitar. Embolism : gumpalan darah, massa padat atau udara menyumbat pembuluh darah, terutama pada pemberian central iv. Udara sebanyak 30 ml dapat mengancam sirkulasi darah. Jika sekaligus banyak, maka dapat merusak sirkulasi pulmonal dan mengancam jiwa. Udara yang sangat besar (3-8 ml/kgBB) dapat menghentikan jantung. Kemungkinan Komplikasi dan Resiko Injeksi Epidural Pada kasus terburuk, kesalahan dapat menyebabkan infeksi tulang belakang seperti radang selaput otak (meningitis), kerusakan saraf, pendarahan, dan serangan jantung. •Fisik : kejernihan, partikel, stabilitas larutan dan suspensi memiliki persyaratan yang berbeda