Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TUGAS PELABUHAN UDARA

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1

ILHAM AMRI NURZAIN 21010115130119


KEVIN SIMON DAVID P. 21010115130133
HARDY NATANAEL S. 21010115130136
HANNY PRASAJANINGTYAS 21010115140145
SAFIRA FARRAS P. 21010115140199

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018

1
DAFTAR ISI

Daftar isi...........................................................................................................................i

Soal – soal ......................................................................................................................ii

Bab 1. Perencanaan Tebal Perkerasan Lapangan Terbang


1.1. Perencanaan menggunakan kurva desain............................................................1
1.2. Perencanaan menggunakan program FARFIELD...............................................3
1.3. Kesimpulan..........................................................................................................5

Bab 2. Evaluasi Struktur Perkerasan Lapangan Terbang


2.1. Penentuan Nilai Modulus Lapisan ....................................................................6
2.2. Penentuan Nilai Effective CBR ..........................................................................8
2.3. Penentuan Nilai PCN..........................................................................................9
2.4. Kesimpulan........................................................................................................13

2
TUGAS 1

Rencanakan tebal perkerasan kaku bandara apabila diketahui informasi sebagai berikut :
a. Data jenis pesawat dan annual departure -nya
ATR 42 -- annual departure 720 pesawat
Boeing B737-900ER -- annual departure 2250 pesawat
Boeing B737-800 -- annual departure 1900 pesawat
Boeing B737-500 -- annual departure 1500 pesawat
DASH 6 Twin Otter -- annual departure 658 pesawat
McDonald Douglas MD90-30ER -- annual departure 960 pesawat

b. Perkerasan kaku terdiri dari 3 lapisan yaitu:


Lapisan 1 : Lapisan permukaan slab beton
Lapisan 2 : Lapisan pondasi bawah/subbase , dari material sirtu
Lapisan 3 : Lapisan tanah dasar subgrade, dengan CBR = 8%

Lakukan dengan 2 (dua) cara yaitu:


a. Menggunakan kurva desain (berdasarkan AC 150-5320 6D) (atau sesuai bahan ajar).
b. Menggunakan program FAARFIELD (berdasarkan AC 150-5320 6E)

Bandingkan tebal yang dihasilkan dari kedua metode (a dan b)!

3
TUGAS 2

Perkerasan lentur runway pada bandar udara di Kota C setelah dilakukan pelapisan ulang
(overlay) maka perlu dilakukan kegiatan evaluasi untuk mengetahui nilai PCN dari
perkerasan tersebut setelah dilakukan kegiatan overlay. Data-data pendukung yang diketahui
adalah sebagai berikut.
a. Data jenis pesawat dan annual departure-nya
ATR 42 - annual departure 720 pesawat
Boeing B737-900 ER - annual departure 2250 pesawat
Boeing B737-800 - annual departure 1900 pesawat
Boeing B737-500 - annual departure 1500 pesawat
Dash 6 Twin Otter - annual departure 658 pesawat
McDonald Douglas MD90-30 ER - annual departure 960 pesawat
b. Layout bandar udara

c. Data lendutan pada salah satu segmen perkerasan tersebut, yang diukur dengan alat Heavy-
weight deflectometer (HWD) adalah seperti terlihat pada file access: As-10-28-2.mdb pada
station 1 s/d 20 (chainage 920 s/d 1205).

d. Dari data historis pembangunan perkerasan runway tersebut, diketahui bahwa sebelum
dilakukan overlay, tebal dan jenis struktur perkerasan runway tersebut adalah sebagai
berikut:

Lapisan 1 : Overlay ( tebal 104 mm )


Lapisan 2 : Lapisan permukaan beraspal ( tebal 300 mm )
Lapisan 3 : Lapisan pondasi atas/base 1 ( tebal 250 mm )
Lapisan 4 : Lapisan tanah dasar / subgrade

4
BAB 1

PERENCANAAN STRUKTUR PERKERASAN LAPANGAN TERBANG

1.1. Menggunakan Kurva Desain


Pesawat Rencana : McDonald Douglas MD90-30ER

Menentukan R1 masing – masing jenis pesawat

No Annual MTOW Log


Jenis Pesawat R2 W2 W1 R1
. Departure (lbs) R1
1 ATR 42 720 41000 41000 9737.50 40968.75 2.249 177.36
2 Boeing 737-900ER 2250 164000 164000 38950.00 40968.75 5.085 121545.59
3 Boeing 737-800 1900 155500 155500 36931.25 40968.75 4.929 84971.24
4 Boeing 737-500 1500 115500 115500 27431.25 40968.75 4.143 13885.36
DASH 6 Twin
5 658 12500 10000 5937.50 40968.75 1.523 33.33
Otter
McDonald Douglas
6 960 172500 172500 40968.75 40968.75 5.237 172500.00
MD90-30ER
TOTAL 393112.87
Tabel 1.1 Tabel Perhitungan R1

Total Annual Departure : 7988 Pesawat

CBR : 8%

0,7788
1500 xCBR
k= ( 26 )
0,7788
1500 x 8
k= ( 26 )
k =118,819

Mr=2555 xCB R0,64

Mr=2555 x 0,080,64

Mr=507,421

5
Gambar 1.1 Kurva Perencanaan Perkerasan Rigid Dual Wheel Gear

Dari kurva perencanaan perkerasan rigid dual wheel gear, didapatkan tebal slab beton sekitar
19,94 inch.

6
1.2. Menggunakan Program FAARFIELD
a. Menentukan Jenis Perkerasan yaitu Perkerasan Kaku / Rigid

Gambar 1.2 Penentuan Jenis Perkerasan

b. Memasukkan Data Pesawat sesuai Soal

Gambar 1.3 Input Data Pesawat


c. Menyesuaikan R, Layer Material, k Subgrade

d. Melakukan Pengecekan Terhadap Design Structure

7
Gambar 1.4 Pengecekan Tebal Struktur Desain

e. Melakukan Pengecekan Umur Perkerasan

Gambar 1.5 Pengecekan Umur Struktur


Didapatkan tebal slab beton sebesar 19.97 inch.

8
1.3 Kesimpulan
Dari perbandingan antara penggunaan kurva dengan penggunaan program
FAARFIELD, didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda yaitu 19,94 inch dan 19,97 inch.
Dari hasil tersebut menunjukkan 2 cara yang berbeda, namun akan mendapatkan nilai
yang kurang lebih sama.

9
BAB 2

EVALUASI STRUKTUR PERKERASAN LAPANGAN TERBANG

Prosedur Penentuan Nilai PCN - ACN

2.1. Penentuan Nilai Modulus Lapisan


Untuk menentukan nilai modulus lapisan pada perkerasan, maka perlu
dianalasis dengan menggunakan program ELMOD Ver.6, dengan menggunakan
beberapa parameter seperti besar lendutan, tebal lapisan, beban, nilai poisson ratio
yang didapatkan dari alat Heavy-weight Deflectometer. Kemudian data tersebut
dianalisis dengan menggunakan beberapa metode seperti FEM ( Finite Element
Method ), LET ( Layered Elastic Method ), dan MET ( Method of Equivalent
Thickness ).

Dalam menganalisis dengan program tersebut, data-data ketebalan lapisan


dimasukkan ke dalam program tersebut. Berikut ini adalah tabel dari konfigurasi dari
perkerasan tersebut.

Lapisan Ketebalan (mm) Modulus (MPa)


Overlay 104 10000
Aspal 300 10000
Base 250 300
Subbase 200 200
Subgrade 50 50
Tabel 1.1. Properti tebal dan modulus masing – masing perkerasan

Pada evaluasi ini , data chainage yang digunakan adalah dari 920 sampai
1205 , dengan jarak antar station adalah 15 m. Kemudian analisis tersebut
menggunakan drop no.4 dengan maksud bahwa beban yang dimasukkan ke dalam
program merupakan beban terbesar pesawat yang akan dilewati oleh perkerasan
tersebut.

Dalam analisis ini , metode yang digunakan adalah metode LET dan MET
karena metode tersebut sudah cukup untuk memberikan hasil yang baik. Metode FEM
tidak digunakan disebabkan oleh perhitungannya cukup rumit sehingga membutuhkan
waktu untuk menganalisis tiap chainage yang ada.

10
Berikut ini adalah hasil analisis di chainage 1205 berdasarkan program
tersebut.

Gambar 2.1. Hasil Analisis Masing – Masing Metode dengan Program ELMOD

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa nilai dari lendutan hitung
dengan metode MET lebih kecil dibanding dengan metode LET dimana nilai lendutan
hitung metode MET 436,7 sedangkan nilai lendutan hitung metode LET 442,5 di
jarak 0 mm dari sensor yang ada pada alat HWD. Sehingga metode yang digunakan
untuk perhitungan lendutan hitung di chainage berikutnya adalah metode MET dan
hasil dari analisis menggunakan metode berikut dapat dilihat di tabel di bawah ini.

Chainag MET Chainag MET


e e
920 255,6 1070 252,5
935 255,9 1085 254,4
950 254,6 1100 253,6
965 253,4 1115 252,3
980 255,9 1130 255,7
995 254,6 1145 254,4
1010 254,7 1160 254,8
1025 254,3 1175 253,6
1040 253,5 1190 253,9
1055 253,8 1205 252,6

Tabel 2.2. Hasil Modulus lapisan subgrade dengan Metode MET

11
Dimana nilai rata-ratanya adalah 254,205 dengan standar deviasi sebesar
255,9 dan nilai maksimum berada di nilai 255,9 sedangkan nilai minimumnya di nilai
252,3.

Dengan nilai modulus lapisan tanah dasar / subgrade sebesar 254,205 MPa,
maka nilai tersebut perlu untuk dikonversi ke nilai CBR dengan menggunakan
formula Huekelom dan Klomp menurut panduan AASHO dengan persamaan berikut :

E ( MPa ) = 10,3 X CBR ( % )

Sehingga didapat nilai CBR nya adalah sebesar 24,7 % untuk lapisan tanah
asli / subgrade.

2.2 Penentuan Nilai Effective CBR


Kemudian nilai CBR tersebut perlu dievaluasi kembali tentunya dengan
menggunakan program COMFAA_SUPPORT_SPREADSHEET yang merupakan
program excel yang bertujuan untuk mendapatkan nilai effective CBR.

Data yang digunakan adalah jenis masing-masing lapisan perkerasan berikut


dengan ketebalannya. Jenis material yang digunakan menurut AC 150/5335-5c adalah
sebagai berikut :

Jenis Lapisan Jenis Material Ketebalan (inch)


Surface P - 403 ( HMA base course) 15,9
Base P-209 ( Crush Aggregate Base 9,8
Course )
Subbase P – 154 ( Aggregate ) 7,9
Tabel 2.3. Properti Material Lapisan Perkerasan

12
Setelah dianalisis dengan menggunakan program tersebut, maka didapat
output dengan gambar di bawah ini.

Gambar 2.2. Hasil Evaluasi Menggunakan Program


COMFAA_SUPPORT_SPREADSHEET

13
Sehingga nilai ketebalan lapisan perkerasan adalah sebesar 65,1 inch dengan
ketebalan surface adalah 3 inch, base 6 inch, dan sub-base adalah 56,1. Angka ini
merupakan tebal ekuivalen perkerasan. Nilai dari evaluation CBR adalah 24,7.
Dengan rekomendasi angka PCN sebagai F/A/W atau F/A/X.

2.3 Penentuan Nilai PCN


Metode ACN – PCN didasarkan dengan prosedur desain yang mengevaluasi
satu pesawat terhadap struktur PCN dengan konsep lalu lintas ekivalen. Terdapat dua
terminologi penting yaitu coverage dan pass. Data yang perlu diinput ke dalam
program tersebut hanyalah data P/TC karena parameter P/C telah ditentukan secara
otomatis oleh software tersebut.

Gambar 2.3. Layout Bandar Udara

Dengan layout tersebut dapat diketahui bandara tersebut memiliki runway


dengan parallel taxiway dengan asumsi bahan bakar pernuh di bandara, maka nilai
P/TC yang digunakan adalah 1.

Kemudian data – data pesawat berikut dengan konfigurasi main gear , nilai
P/TC ,berat MTOW, ketebalan perkerasan setelah dievaluasi, dan nilai CBR efektif
dimasukkan ke dalam program COMFAA. Data yang dimasukkan ke dalam program
tersebut dapat dilihat pada gambar di halaman selanjutnya.

14
Gambar 3.2. Data Jenis Pesawat dan Beberapa Variabel Lainnya

15
Setelah itu , maka program ini akan menganalisis nilai PCN tersebut sehingga
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.3. Data Input Penerbangan

Nilai CBR adalah sebesar 24,7 dengan kategori sub-grade A dan dalam
analisis tersebut, pesawat B737-900 ER membutuhkan perkerasan dengan ketebalan
yang paling besar dengan ketebalan 12,34 nich dimana nilai 6D Thick tersebut tidak
melampui ketebalan perkerasan evaluasi dimana besarnya 65,10 inch. Sehingga dapat
disimpulkan perkerasan flexible kuat menahan beban.

Gambar 3.4. Nilai PCN dari Program COMFAA

16
Karena nilai thickness for total equiv. covs. masing-masing jenis pesawat
tersebut tidak melebihi nilai evaluation pavement thickness dimana yang terbesar
adalah 13,64, maka dapat disimpulkan perkerasan kuat menahan beban.

Nilai PCN dengan kategori A dengan angka 1381 yang terbesar yang
merupakan dari pesawat DASH-6 TWIN OTTER, maka nilai PCN tersebut adalah
1381,01/F/A/W/T atau 1381,01/F/A/X/T.

Gambar 3.5. Nilai ACN dari Program COMFAA

Nilai ACN terbesar berdasarkan kategori A adalah sebesar 45,7 yang berasal
dari jenis pesawat McDonald Douglas 90-30 ER.

2.4 Kesimpulan
Dengan nilai PCN > ACN , dimana 1380,1 > 45,7, maka dapat disimpulkan
bahwa struktur perkerasan yang ditinjau telah aman untuk digunakan pada bandara itu
dan diperkirakan dapat menahan beban pesawat seluruhnya yang akan
menggunakannya.

17

Anda mungkin juga menyukai